13 research outputs found

    KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA DI KELAS VII SMP NEGERI 2 CERME

    Get PDF
    Komunikasi matematis diperlukan dalam pembelajaran matematika. Dengan adanya kemampuan komunikasi matematis, peserta didik dapat menjelaskan bentuk simbol-simbol atau istilah-istilah matematika menjadi bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti, serta dapat mengubah ide atau informasi yang diperoleh menjadi sebuah simbol, grafik, gambar ataupun diagram. Komunikasi matematis biasanya diwujudkan dalam soal cerita. Dalam menyelesaikan soal cerita matematika peserta didik terlebih dahulu dituntut untuk dapat memahami isi soal tersebut, kemudian merubah kalimat dalam soal tersebut menjadi bentuk simbol, gambar, grafik, tabel, model matematika atupun yang lainnya sehingga mereka lebih mudah untuk menyelesaikan soal cerita tersebut. Untuk itu kemampuan komunikasi matematis sangat diperlukan untuk dapat menyelesaikan soal cerita matematika. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita matematika di kelas VII SMP Negeri 2 Cerme. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subyek penelitian yang digunakan adalah peserta didik kelas VII A di SMP Negeri 2 Cerme tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 30 peserta didik. Pengumpulan data menggunakan tes kemampuan komunikasi matematis dan wawancara. Soal tes kemampuan komunikasi matematis yang diberikan kepada peserta didik terlebih dahulu dilakukan uji validitas isi yang dilakukan oleh ahli. Hasil dalam penelitian ini diperoleh bahwa kemampuan komunikasi matematis tertulis yang dimiliki peserta didik kelas VII A di SMP Negeri 2 Cerme dalam menyelesaikan soal cerita matematika sebesar 61,54% dan dapat dikriteriakan baik . Dari hasil wawancara disimpulkan bahwa peserta didik dengan kriteria penilaian komunikasi matematis tertulis yang sangat baik mampu dalam kelima indikator kemampuan komunikasi matematis yang ditentukan, peserta didik dengan kriteria penilaian baik mampu dalam empat indikator, peserta didik dengan kriteria penilaian cukup baik mampu dalam tiga indikator daan peserta didik dengan kriteria penilaian kurang mampu dalam satu indiaktor

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL OPTIMAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

    Get PDF
    Peneliian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan dan likuiditas terhadap struktur modal optimal pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan menggunakan 9 (sembilan) sampel laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang struktur modalnya mengalami fluktuasi yang cenderung meningkat dari tahun 2012-2016. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier berganda yang dimulai dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Hasil analisis data menunjukkan bahwa profitabilitas (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal optimal pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Struktur aset (SA) berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal optimal pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pertumbuhan Aset (PA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal optimal pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ukuran perusahaan (UP) berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal optimal pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Likuiditas (CR) berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal optimal pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    Nursing Documentation in Accredited Hospital

    Get PDF
    Nursing documentation is assessed in hospital accreditation because it includes the actions taken and the quality of provided care. Hospital accreditation undergoes three phases consist of preparation, implementation, and post-accreditation. In the post-accreditation phase, there is reduced compliance of workers and nurses. This study determines the quality of nursing documentation at the fully accredited hospital by using descriptive and quantitative research with a retrospective approach. A simple random sampling method is used to attain 292 documents. Data are collected using the Evaluation of Nursing Care Instrument by the Ministry of Health Republic of Indonesia. Results show that nursing documentation has poor quality with an average achievement of 80.81%. In terms of components, the implementation is the most complete whereas the intervention and nursing care parts are the least filled out. Most of the factual indicators have good quality but other records have poor completion or compliance. Observation indicators for documentation quality need review to determine the factors that influence the decline in quality. Hospitals need to review and improve nursing documentation to prevent quality deterioration in the post-accreditation survey. Using information technology for documentation can help nurses because the standardized language and linked systems facilitate documentation of the entire care process, and thus enhance its completeness.Abstrak Dokumentasi Asuhan Keperawatan pada Rumah Sakit Terakreditasi. Dokumentasi asuhan keperawatan dinilai dalam akreditasi rumah sakit karena berisi seluruh tindakan keperawatan dan mencerminkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan. Akreditasi rumah sakit terdiri atas tiga fase yaitu fase persiapan, implementasi, dan pasca akreditasi. Pada tahap pasca akreditasi, biasanya terjadi penurunan kualitas pelayanan. Penelitian ini menelusuri kualitas dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit X yang terakreditasi paripurna dengan menggunakan desain deskriptif kuantitatif melalui pendekatan retrospektif. Sebanyak 292 sampel dokumen diperoleh dengan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan Instrumen Evaluasi Asuhan Keperawatan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan kualitas dokumentasi keperawatan tidak baik, dengan pencapaian rata-rata 80,81%. Komponen implementasi merupakan yang paling banyak terisi, sedangkan intervensi dan catatan asuhan keperawatan paling sedikit terisi. Sebagian besar indikator faktual memiliki kualitas yang baik, tetapi catatan lain memiliki kelengkapan yang buruk. Indikator observasi kualitas dokumentasi perlu dikaji ulang untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi penurunan kualitas dokumentasi keperawatan. Rumah sakit perlu meninjau dan meningkatkan dokumentasi keperawatan untuk mencegah penurunan kualitas dalam survei pasca akreditasi. Penggunaan teknologi informasi untuk dokumentasi dapat membantu perawat karena adanya standarisasi bahasa dan sistem yang saling terkait memfasilitasi dokumentasi seluruh proses perawatan, dan dengan demikian meningkatkan kelengkapannya. Kata Kunci: akreditasi, asuhan keperawatan, dokumentasi keperawatan, rumah saki

    Model Regresi Logistik Biner Stratifikasi Pada Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Provinsi Jawa Timur

    Get PDF
    Berdasarkan data BPS Jawa Timur, jumlah tenaga kerja perempuan pada Agustus 2008 mencapai 7,499 juta jiwa atau naik cukup signifikan yakni 232,2 ribu orang dibandingkan pada tahun 2007 hanya sebesar 7,267 juta jiwa. Adanya kondisi ini maka perlu dilakukan analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perempuan bekerja dalam kaitannya dengan kondisi perekonomian. Data yang digunakan adalah data sekunder BPS-SUSENAS 2009. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi ekonomi perempuan di Provinsi Jawa Timur pada wilayah perkotaan dan perdesaan  digunakan metode regresi logistik biner dengan stratifikasi. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang digunakan sebagai prediktor adalah umur, status pernikahan, status dalam keluarga, jumlah ART, pendidikan, dan jumlah jam kerja/minggu. Hasil analisis deskriptif  menunjukkan bahwa karakteristik perempuan di  wilayah perkotaan yang bekerja mayoritas lulusan PT, bekerja di bidang perdagangan, dan berstatus pegawai/karyawan, sedangkan perempuan yang bekerja dan tinggal di perdesaan mayoritas adalah berpendidikan SMP, bekerja dibidang pertanian dan berstatus pekerja tidak dibayar. Hasil uji dengan regresi logistik biner menunjukkan bahwa  untuk strata perkotaan ada 3 variabel yang signifikan  yaitu status pernikahan, status dalam keluarga, dan pendidikan, sedangkan untuk strata wilayah perdesaan ada 2 variabel signifikan yaitu status pernikahan dan pendidikan. Hasil uji wald menunjukkan terdapat perbedaan antara perkotaan dan perdesaan

    Sosialisasi Inovasi Varietas Jagung Madura 3 Pada Petani Desa Tlontoraja Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan

    Get PDF
    Desa Tlontoraja Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan memiliki potensi pertanian dengan jumlah petani sebanyak 5.076 jiwa. Pertanian tanaman pangan mendominasi usahatani di desa tersebut, khusunya usahatani jagung.  Produktivitas jagung lokal yang diusahakan oleh petani sekitar terbilang rendah. Disisi lain sudah terdapat inovasi benih jagung MH-3 yang merupakan hasil persilangan antara benih jagung lokal dengan jagung hibrida. Mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan MBKM Magang Desa, melakukan kegiatan sosialisasi inovasi tersebut pada petani Desa Tlontoraja. Kegiatan dilakukan pada tanggal 7 November 2023 di Kantor Desa Tlontoraja, dengan narasumber dari staf PT. Agro Giri Raya yang juga merupakan staf di Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura. Sosialisasi dilakukan dengan tujuan untuk mengenalkan inovasi benih jagung Madura MH-3, mengajari petani teknis budidaya jagung MH-3, dan memberikan bantuan benih pada petani untuk dapat melakukan uji coba penanaman jagung MH-3. Kegiatan diikuti oleh 22 orang yang terdiri dari petani, ketua kelompok tani, BPP Kecamatan Pasean, dan Kepala Desa Tlontoraja beserta pamong / aparat desa. Rangkaian acara sosialisasi meliputi sambutan-sambutan, penyampaian materi sosialisasi, diskusi tentang jagung MH-3, dan pemberian bantuan benih jagung MH-3 yang dapat digunakan untuk uji coba

    UPAYA GURU MATEMATIKA DALAM MENINGKATKAN KREATIFITAS BELAJAR SISWA TUNA GRAHITA DI SDLB KARANGREJO MAGETAN TAHUN 2008

    Get PDF
    Latar belakang masalah, dalam penelitian ini adalah adanya keinginan dari penulis untuk mengetahui secara langsung upaya apa saja yang dilakukan oleh Guru matematika dalam meningkatkan kreatifitas belajar siswa Tunagrahita. Rumusan masalah : (1) Faktor pendukung apa saja yang dihadapi guru dalam upaya meningkatkan kreatifitas belajar siswa Tunagrahita di SDLB Karangrejo Tahun 2008. (2) Faktor penghambat apa saja yang dihadapi Guru dalam upaya meningkatkan kreatifitas belajar siswa Tunagrahita di SDLB Karangrejo Tahun 2008. (3) Bagaimana upaya Guru Matematika dalam meningkatkan kreatifitas belajar siswa Tunagrahita di SDLB Krangrejo tahun 2008. Kesimpulan : 1. Faktor – factor penghambat yang dihadapi dalam upaya peningkatan kreatifitas belajar siswa Tunagrahita adalah :a. Anak sering tidak masuk karena sakit.b. Anak mogok dan tidak mau belajar.c. Kesibukan orang tua sehingga tidak dapat mengantar siswa. Faktor – faktor pendukung yang dihadapi dalam upaya meningkatkan kreatifitas belajar siswa Tunagrahita adalah : a. Tersedianya alat – alat pembejaran matematika seperti sempoa, Miniatur buah dan binatang, manik – manik.b. Kesabaran serta ketelatan dari Guru. c. Kesadaran serta dorongan dari orang tua. Upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kreatifitas belajar siswa Tunagrahita dalam pembelajaran Matematika adalah : a. Rajin memberikan latihan.b. melaksanakan pembelajaran individual.c. Pemberian tugas untuk dikerjakan diruma

    SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FORUM KEROHANIAN ISLAM (FKI) DI SMA ANTARTIKA SIDOARJO TAHUN 2007-2016

    Get PDF
    Adapun fokus penelitian yang dibahas dalam skripsi ini adalah (1) Bagaimana Sejarah Berdirinya FKI, (2) Bagaimana Perkembangan FKI di SMA Antartika Sidoarjo Tahun 2007-2016, (3) Bagaimana Respon Masyarakat Terhadap FKI di SMA Antartika Sidoarjo.Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sejarah dengan pendekatan sosiologi. Metode sejarah ini digunakan untuk mengetahui atau mendiskripsikan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Pendekatan sosiologi dimaksudkan untuk menjelaskan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan FKI. Selain itu, pendekatan sosiologi dimaksudkan untuk menjelaskan peranan sosial dari organisasi FKI dalam mengubah pandangan masyarakat. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa. Pertama, Forum Kerohanian Islam (FKI) SMA Antartika Sidoarjo berdiri pada tahun 2007 dengan tujuan untuk memperbaiki akhlak para murid SMA Antartika yang terkenal liar dan tanpa arah yang jelas. Kedua, FKI SMA Antartika Sidoarjo mengalami perkembangan dari tahun ke tahun dan perlahan-lahan dapat mengubah pandangan masyarakat tentang SMA Antartika yang terkenal buruk. Ketiga, respon masyarakat sangat positif terhadap FKI SMA Antartika Sidoarjo sehingga banyak yang bergabung di organisasi FKI

    PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DENGAN MEDIA PLAYDOUGH ANAK USIA DINI DI RAUDLATUL ATHFAL ALHIDAYAH DESA SURYA MATARAM KEC. MARGA TIGA KAB. LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    No full text
    Keterampilan motorik adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan terkoordinasi menggunakan kombinasi berbagai tindakan otot. Keterampilan motorik halus cenderung dilakukan oleh otot-otot yang lebih kecil seperti yang di tangan dan menghasilkan tindakan seperti menulis dan menggambar. Tetapi kenyataannya anak usia dini di Raudlatul Atfal Al-Hidayah Desa Surya Mataram Kec. Marga Tiga Lampung Timur, anak kurang mampu untuk mengembangkan kemampuan motorik halus dengan baik. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui Perkembangan kemampuan Motorik Halus dengan media Playdough anak usia dini di Raudlatul Atfal al-Hidayah Desa Surya Mataram Kec. Marga Tiga Lampung Timur Tahun Pelajaran 2018/2019. Jenis penelitian ini penelitian lapangan (field research). Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif. Sumber data penelitian ini terdiri dari sumber data primer, sekunder dan tersier. Berdasarkan hasil penelitan dan pembahasan, peneliti menyimpulkan sebagai berikut: setelah melihat peran dari kedua guru kelompok usia 4-5 taahun, dengan berdasarkan langkah-langkah serta indikator pencapaian yang sesuai dengan perkembangan anak usia dini, maka penulis mendapati hasil data observasi penilaian perkembangan kemampuan motorik halus sebagai berikut: Penerapan media Playdough untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak usia dini, bahwa guru menetapkan tujuan pembelajaran seperti menentukan tema, sub tema, yang berwujud RPPH. Yang terdiri dari langkah-langkah media Playdough, yaitu 1) Guru menetapkan tujuan dari pembelajaran, 2) Guru menyiapkan adonan, 3) Guru membagi anak dalam kelompok kecil, 4) Guru memperkenalkan atau menjelaskan Playdough, 5) Guru membagikan adonan dan 6) Guru memperkenankan anak membuat bentuk bebas. Setelah dilakukan penelitian terdapat perkembangan kamampuan motorik halus anak, dari 20 anak sudah tidak ada yang belum berkembang, 4 anak mulai berkembang, 13 anak berkembang sesuai harapan, dan 3 anak berkembang sangat bai

    PENGGUNAAN MEDIA JEPIT BIJI PALAWIJA (MEJILAWI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SIMBOLIK ANAK PADA KELOMPOK A DI TK FULLDAY PAS BAITUL QUR'AN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penggunaan media jepit biji palawija (mejilawi) dalam meningkatkan kemampuan berpikir simbolik anak dan hasil peningkatkan kemampuan berpikir simbolik anak melalui media jepit biji palawija (mejilawi) pada kelompok A di TK Fullday PAS Baitul Qur’an. Subyek pada penelitian ini ialah anak kelompok A TK Fullday Pesantren Anak Sholeh Baitul Qur’an Gontor. Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas, yang dilakukan dengan bekerjasama antara peneliti dan guru kelas. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi dan tes lisan. Adapun dalam metode analisis data, digunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Model penelitian yang digunakan mengacu pada teori Kemmis dan McTaggart yang diterapkan dalam bentuk spiral yang terdiri dari dua siklus dan empat tahapan pada setiap siklus penelitian, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penggunaan media pembelajaran mejilawi dalam meningkatkan kemampuan berpikir simbolik anak di TK Fullday PAS Baitul Qur’an Gontor terdiri dari lima tahapan, yaitu: (1) anak menyusun 10 mangkok dengan rapi dan menghitungnya; (2) anak menyusun dan meletakkan angka 1 sampai dengan 10 dibawah mangkok; (3) anak menjepit biji palawija dengan baik dan benar; (4) anak memasukkan biji palawija yang dijepit sejumlah lambang bilangannya; dan (5) anak diberikan kesempatan untuk menghitung kembali jumlah biji palawija pada setiap mangkok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir simbolik anak meningkat setelah diterapkannya mejilawi. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa dalam siklus I, dari total 20 anak usia 4-5 tahun di TK Fullday PAS Baitul Qur'an, sebanyak 11 anak (55%) memperoleh nilai BSH dan BSB. Sementara dalam siklus II, terdapat peningkatan jumlah anak yang memperoleh nilai BSH dan BSB menjadi 17 anak (85%). Kesimpulan dari penelitian ini ialah, dengan menggunakan mejilawi dapat meningkatkan kemampuan berpikir simbolik pada anak kelompok A di TK Fullday PAS Baitul Qur’an Gontor. Kata Kunci: Berpikir Simbolik, Media Pembelajaran Mejilawi, Proses Pembelajaran
    corecore