80 research outputs found
POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM FILM SHANG-CHI AND THE LEGEND OF THE TEN RINGS
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kode-kode sosial dari pola komunikasi keluarga dalam film Shang-Chi and the legend of the ten rings. Penelitian ini menggunakan pendekatan serta metode deskriptif kualitatif dengan unit anlisis semiotika milik John Fiske. Hasil penelitian ini menunjukan kode sosial yang muncul dan ditayangkan dalam film dari tatanan realitas, tatanan representasi dan tatanan ideologi.Pola komunikasi keluarga yang muncul di dalam adalah pola komunikasi keluarga The Equality Pattern dan The Balanced Split Pattern  serta the monopoly pattern melalui penokohan, teknik pengambilan gambar, visualisasi dan masih banyak lag
An Ecofeminist, Comparative Reading of Moniru Ravanipor’s The Gypsy by the Fire and Ntozake Shange’s Sassafrass, Cypress & Indigo
Binary oppositions are the concepts that graft many approaches like feminism, postcolonialism, ecocriticism, African-American, and zoo-poetics. Considering one race, gender, or nationality as superior is what constitutes the dichotomies like, white/black, man/woman, and European/non-European. Ecofeminism, the focal point of this paper, deals with the connection between the oppression of women and the exploitation of nature. Oppositions such as culture/nature, human/animal, and male/female culminate in a myriad discrimination. Among many writers around the world whose concerns are the marginalized, one African-American and one Iranian female novelist are selected to be surveyed in this study. Both Ntozoke Shange (1948-2018) and Moniro Ravanipor (1952-present) are caring for nature, women, and women’s aesthetics. They utilize varied elements like language, style, characterization, and setting to render their meanings. Ravanipor’s The Gypsy by the Fire (1999) and Shange’s Sassafrass, Cypress & Indigo (1976) are the two novels that abound the examples of female oppression and social constructionism. Both writers cherish nature, art, and female journey throughout her life. The aim of this paper is a comparative study of the aforementioned novels, the main approach is ecofeminism and it will be pursued in different features; for example, style of writing, characterization, symbolism, language, and form. Some concepts like, traditional gender role, intersectionality, ecriture feminine, women’s aesthetics, and animal abuse are going to be investigated too. The present study is not an essentialist type of study which stabilizes some innate characteristics in women or nature. Moreover, the comparative study of the two novels does not signify any essentialist similarities, but it is only examining the journeys that women in various parts of the world experience
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2010-2015
This study was conducted to examine the effect of variable Financing to Deposit Ratio (FDR), non-performing financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR) and the Operating Expenses Operating Income (BOPO), to Profitability Return on Assets (ROA) On Islamic Banks Registered Bank Indonesia (BI) for the Period of 2010-2015. Profitability is used to measure the effectiveness of management based on results generated from loan repayments and investment. This ratio is important for bank profitability is Return On Assets (ROA). financial ratios affecting ROA is FDR, NPF, CAR and ROA. The sample in this study a total of 12 banking companies Islamic banks registered in Bank Indonesia. Sampling technique used is purposive sampling with criteria of sharia banks in Indonesia that serves the financial statements of the period 2010-2015. The analysis technique used is the classical assumption analysis, multiple regression analysis and hypothesis test with significance level of 5%. The results of the study simultaneously (test F) stated that the FDR, NPF, CAR and BOPO together affect profitability (ROA) of the bank. While the results show that the correlation coefficient between profitability (ROA) bank with four independent variables 52,8%. And research results partially (t) states that the variable FDR, NPF and BOPO no significant effect on profitability (ROA) of the bank. And variable CAR significant effect on profitability (ROA) of the bank.
Keywords: Financing to Deposit Ratio (FDR), non-performing financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), Operating Expenses Operating Income (BOPO), Return on Assets (ROA
Isbat Nikah; Aspek Hukum dan Administratif
Banyaknya permohonan itsbat nikah di Pengadilan Agama memberikan cerminan bahwa masih banyaknya masyarakat yang menikah tanpa mencatatnya kepada Pegawai Pencatat Nikah di KUA. Adapun pokok masalah yaitu Bagaimana pelaksanaan itsbat nikah terhadap pernikahan yang belum dicatatkan di pengadilan agama. Dalam hal ini penulis menggunakan Jenis penelitian normatif dan empiris, yakni penelitian hukum yang memadukan antara penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan hukum berupa peraturan perundang-undangan yaitu UndangUndang RI Tentang Perkawinan, dan Kompilasi Hukum Islam, beserta peraturan lain yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini. Hasil yang ditemukan kemudian akan disajikan dalam laporan yang bersifat deskriptif, yakni dengan menggambarkan suatu mekanisme Legalitas Pencatatan Perkawinan melalui Penetapan Isbat Nikah. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa Isbat nikah diartikan sebagai penetapan tentang keaslian nikah yang diajukan ke pengadilan agama yang bertujuan untuk menetapkan kebenaran pernikahan yang telah dilangsungkan sebelumnya namun belum dicatatkan. Pada dasarnya perkawinan adalah suatu anjuran yang sepatutnya dilakukan dalam agama Islam. Isbat nikah telah diatur dalam PP No. 9 Tahun 1975, terkait pencatatan pernikahan dari orang yang melangsungkan perkawinan sesuai dengan aturan agama islam yang dilakukan oleh pegawai pencatat yang diangkat oleh Menteri Agama atau pegawai yang dipilih olehnya. Mencermati tingginya permohonan itsbat nikah penulis menyarankan: agar melakukan sosialisasi mengenai pentingnya pencatatan nikah agar memberikan pemahaman kepada masyarakat termasuk desa terpencil. Kemudian menetapkan itsbat nikah dengan tegas berdasarkan dengan ketentuan itsbat nikah dalam Kompilasi Hukum Islam.
 
Perbandingan Biaya Pelaksanaan Perkerasan Kaku Metode Cast in Situ dan Metode Precast-Prestressed Concrete Pavement pada Proyek Jalan Frontage Waru-Buduran
Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi serta memiliki peran yang signifikan dalam pengembangan suatu wilayah. Adanya infrastruktur yang memadai, aktivitas ekonomi menjadi semakin tinggi sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Provinsi Jawa Timur memiliki 5.495 perusahaan industri berdasarkan pada survei industri besar dan sedang tahun 2019. Banyaknya perusahaan industri mendorong perkembangan infrastruktur pada suatu daerah. Salah satunya yaitu Kabupaten Sidoarjo yang merupakan Kabupaten dengan jumlah industri terbanyak di Jawa Timur. Seiring berjalannya waktu, Sidoarjo sering mengalami kemacetan akibat meningkatnya volume kendaraan yang tidak diiringi dengan perluasan area jalan yang salah satunya terletak di Jalan Raya Aloha. Dengan adanya Proyek Pembangunan Jalan Frontage Waru-Buduran diharapkan mampu mengurangi kemacetan di daerah tersebut. Struktur jalan yang digunakan dalam proyek tersebut yaitu menggunakan perkerasan kaku metode cast in situ. Dalam tugas akhir ini, metode yang diajukan untuk pekerjaan perkerasan kaku yaitu metode precast-prestressed concrete pavement (PPCP) dimana memiliki kelebihan dalam efisiensi material dan durasi pengerjaan yang lebih cepat dari metode cast in situ. Perbandingan biaya pelaksanaan pada proyek ini dimulai dengan menyusun item pekerjaan, menghitung volume, menentukan metode pelaksanaan, menghitung produktivitas dan durasi, menghitung biaya pelaksanaan, menganalisis perbandingan biaya pelaksanaan, dan membuat network planning dan bar chart. Hasil analisis biaya dan waktu menunjukkan bahwa pada pekerjaan perkerasan kaku metode cast in situ membutuhkan waktu pelaksanaan selama 132,95 hari dengan biaya pelaksanaan sebesar Rp27.954.230.935 dan metode precast-prestressed concrete pavement membutuhkan waktu pelaksanaan selama 111,68 hari dengan biaya pelaksanaan sebesar Rp27.539.255.038. Selisih waktu sebesar 21,27 hari dan selisih biaya sebesar Rp414.975.898
PERENCANAAN ALAT PENEPAT UNTUK PROSES PENGEBORAN PADA RUMAH ENGKOL RANJANG RUMAH SAKIT TIPE SM 9014 BP
Perencanaan Alat Penepat Untuk Proses Pengeboran Pada Rumah Engkol Ranjang Rumah Sakit Tipe SM 9014 BP
Laporan akhir ini berjudul “Perencanaan Alat Penepat Untuk Proses Pengeboran Pada Rumah Engkol Ranjang Rumah Sakit Tipe SM 9014 BP”. Studi ini bertujuan untuk menemukan langkah-langkah dalam pembuatan suatu peralatan produksi.
Penulis mencari untuk mengetahui apakah penggunaan alat penepat ini lebih cepat dan efisien jika dibandingkan dengan menggunakan peralatan manual.
Pengumpulan data dilakukan dengan melalui pengamatan. Untuk menganalisa data menggunakan teori pada buku yang berjudul “Modul Perancangan Alat Penepat dan Press Tools “.
Kesimpulannya bahwa alat ini dibuat untuk menghasilkan rumah engkol pada ranjang rumah sakit secara cepat dan efisien.
Penulis menyarankan bahwa alat penepat sangat baik digunakan untuk membuat rumah engkol pada ranjang rumah sakit
PENGADAAN OBAT SEBAGAI PEMENUHAN HAK PESERTA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN DI KOTA PADANG
ABSTRAK
Hak dasar yang harus dijamin pada setiap warga negara adalah hak untuk hidup sehat. Kesehatan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia, dan negara berkewajiban memenuhi kebutuhan hidup dengan menyediakan pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang layak bagi setiap masyarakat. Hal ini merupakan tujuan negara karena setiap masyarakat berhak menerima jaminan sosial kesehatan. BPJS Kesehatan adalah lembaga negara yang bertugas menjalankan program jaminan kesehatan nasional bagi seluruh masyarakat Indonesia. Meskipun BPJS Kesehatan berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan, dalam pelaksanaannya, masih terdapat beberapa kendala. Salah satunya adalah keluhan dari peserta BPJS Kesehatan mengenai pengadaan obat pada fasilitas kesehatan. Beberapa peserta saat berobat tidak mendapatkan obat karena kekosongan stok obat di fasilitas kesehatan tersebut, yang mengharuskan mereka untuk membeli obat di luar apotek fasilitas tersebut. Hal ini menyebabkan pasien mengalami kerugian secara finansial. Berdasarkan latar belakang tersebut timbul rumusan masalah sebagai berikut (1) Bagaimana pelaksanaan pemenuhan hak pasien BPJS Kesehatan dalam hal pengadaan obat? (2) Bagaimana akibat hukum terhadap hak pasien yang tidak terpenuhi dalam hal pengadaan obat? (3) Bagaimana tanggung jawab BPJS Kesehatan atas tidak terpenuhinya hak pasien dalam pengadaan obat? Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris dan bersifat deskriptif analitis. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa, (1) Masih terdapat kelangkaan atau kekosongan stok obat pada beberapa fasilitas kesehatan, sehingga pemberian pelayanan obat pada peserta BPJS Kesehatan belum optimal. Pelayanan kesehatan pada setiap peserta BPJS Kesehatan dalam hal pelayanan obat tidak ada perbedaan, dan setiap peserta berhak mendapatkan obat yang sama. Perbedaan pelayanan pada setiap level atau kelas peserta hanya terjadi pada kelas ruang rawat inap jika dibutuhkan oleh pasien. (2) Akibat hukum yang dapat terjadi pada kasus ini mencakup ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata tentang perbuatan melawan hukum. Dalam hukum perdata, sanksi yang dapat diterapkan berupa ganti kerugian yang diberikan oleh BPJS Kesehatan atau fasilitas kesehatan kepada pasien yang dirugikan, seperti pengembalian uang, penggantian barang dan/atau jasa, perawatan kesehatan, atau pemberian santunan. (3) BPJS Kesehatan, sebagai lembaga negara yang bertanggung jawab menjalankan program jaminan kesehatan membentuk unit pengaduan untuk masyarakat. Unit pengaduan ini berguna untuk menerima keluhan atau pengaduan terkait pelayanan kesehatan. Salah satu programya adalah BPJS SATU (Siap Membantu). Jika masalah tidak dapat diselesaikan melalui unit pengaduan, proses penyelesaian selanjutnya melalui mediasi, dan BPJS Kesehatan bertanggung jawab untuk membantu proses tersebut sebagai mediator.
Kata Kunci: Pengadaan obat,Akibat hukum, BPJS Kesehata
PENGGUNAAN SIMBOL PADA PROSES INTERAKSI SIMBOLIK SISWA TUNAGRAHITA DAN GURU DI SEKOLAH LUAR BIASA
Symbolic interaction between students and teachers as a process of action and reaction involving an exchange of symbols. The symbols are formed and exchanged at the same time as the use of symbols in three levels, namely mind, self and society in symbolic interaction between mentally disabled students and teachers in special schools. The purpose of this study was to determine the use of mental retardation students and teachers in Special Schools. Descriptive qualitative research methods to explain phenomena accurately about existing facts. Data collection techniques through observation and in-depth interviews. Tunagrahita Teachers and Students in Special Schools become key informants in research, parents and closest friends become supporting informants. Data analysis technique is done by presenting data from Creswell. The theoretical foundation used in the research of Symbolic Interactionism from Mead. The results showed that the use of symbols in the mind, self and society level had an important role in the process of using symbols (manipulation and consumption) in the process of symbolic interaction. The conclusion of the research is the process of using symbols influenced by three levels of symbolic interaction, namely mind, self and society. Symbolic interaction at the level of society shows different levels according to the social and cultural background of students. Agreements that are built through symbolic interactions between teachers and students help students understand and understand social structures at school and at home, so they can constrain how they act and behave to suit other individuals.
- …