9 research outputs found

    Sistem Informasi Media Sosial Berbasis Lokasi Bergaul Menggunakan Android

    Get PDF
    Media sosial adalah sebuah media online yang para penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi. Permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini adalah kurangnya sarana promosi menggunakan media sosial dan peningkatan kesetiaan pelanggan terhadap organisasi bisnis. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk merancang sistem aplikasi media sosial menggunakan Android. Aplikasi ini dapat membantu organisasi bisnis dalam mempromosikan suatu usaha dan dapat memudahkan pengguna dalam mencari informasi promosi serta lokasi bergaul. Pengembangan sistem menggunakan bahasa pemrograman Java yang digunakan untuk membangun aplikasi Android sedangkan basis data yang digunakan adalah MySQL. Metodologi pengembangan sistem yang gunakan adalah Waterfall. Metodologi Waterfall ini memiliki beberapa tahapan yaitu analisis, desain, coding, dan pengujian. Dalam proses pengumpulan data digunakan metode observasi dan studi pustaka. Keluaran yang dihasilkan dari pengembangan sistem ini adalah aplikasi media sosial berbasis lokasi bergaul menggunakan Androi

    Inovasi Pemberian Bakteri Pengoksidasi Sulfur dan Kompos Daun Bawang Merah untuk Meningkatkan Pertumbuhan, Hasil dan Alliin (S-Allyl-L-Cysteine) Umbi Bawang Merah

    Get PDF
    Produksi bawang merah di Brebes mengalami penurunan dari tahun 2013-2020, dari 12,39 t/ha menjadi 7,79 t/ha. Hal ini diakibatkan penurunan kesuburan tanah seperti kandungan C-organik dan ketersediaan sulfur yang rendah di lahan pertanaman bawang merah. Upaya mengatasi kendala tersebut dengan pemupukan pemberian bakteri pengoksidasi sulfur dan kompos daun bawang merah. Penelitian pertama dilaksanakan di tiga lokasi lahan pada pola tanam berbeda di Brebes, untuk memperoleh bakteri indigenous. Penelitian kedua dilaksanakan di screen house untuk memperoleh bakteri indigenous terbaik dalam mengoksidasi sulfur menjadi sulfat. Penelitian ketiga dilaksanakan di gudang bawang merah Gandasuli, Brebes bertujuan memperoleh kualitas kompos terbaik. Penelitian keempat dilaksanakan di screen house dengan media tanah pada polibag, bertujuan memperoleh dosis optimum sulfur dan kompos untuk pertumbuhan bawang merah. Penelitian kelima dilaksanakan dilahan sawah Brebes bertujuan memperoleh konsentrasi bakteri pengoksidasi sulfur dan dosis sulfur optimum untuk peningkatan pertumbuhan, hasil dan kadar alliin umbi bawang merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis bakteri indigenous yaitu Klebsiella aerogenes, Klebsiella variicola dan Burkholderia cepacia. Pemberian bakteri jenis Klebsiella variicola dengan lama inkubasi selama 3 hari memperoleh peningkatan jumlah kadar sulfat sebesar 69,11% lebih baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Kualitas kompos daun bawang merah terbaik diperoleh melalui proses pengomposan alami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot umbi kering per rumpun maksimal 36,14 g/rumpun diperoleh melalui pemberian dosis sulfur 100 kg/ha dan kompos optimum 23,94 t/ha. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian bakteri pengoksidasi sulfur 2,05 x 108 cfu/mL pada tanah pertanaman bawang merah mampu meningkatkan kadar alliin 82,86 % dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian bakteri (kontrol). Hasil umbi kering maksimal sebesar 15,33 t/ha diperoleh melalui pemberian bakteri pengoksidasi sulfur 2,05 x 108 cfu/mL dan dosis optimum sulfur 64,25 kg/ha. Kata kunci : bawang merah, bakteri, kompos, dosis, sulfu

    Respon Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum, L) Pada Pemberian Sulfur Dan Kompos Terhadap Hasil, Kadar Alliin Umbi Dan Efisiensi Pemupukan Sulfur

    Get PDF
    ABSTRAKBawang merah merupakan komoditi tanaman sayuran yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia yaitu sebagai bumbu masakan. Brebes merupakan sentra bawang merah nasional namun produktivitas bawang di Brebes mengalami penurunan sebagai akibat dari rendahnya bahan organic dan ketersediaan sulfur di dalam tanah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang dapat memberikan solusi permasalahan penurunan produktivitas bawang merah di Brebes. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil dan kadar alliin umbi bawang merah di Brebes. Penelitian dilakukan di polibag pada media tanah vertisol yang terletak di screen house, Desa Bulakelor, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Indonesia pada bulan Juni – September 2019. Varietas bawang merah yang digunakan Bima Brebes. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor. Faktor pertama : dosis pupuk sulfur meliputi H0 = 0 ; H1 = 100; H2 = 200 dan H3 = 300 S kg/ha. Faktor kedua : dosis kompos daun bawang merah meliputi K0 = 0; K1 = 25; K2 = 50; dan K3 = 75 t/ha (diberikan ke tanah dengan diperkaya bakteri pengoksidasi sulfur). Terdapat 16 perlakuan, setiap perlakuan diulang tiga kali. Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji F dan apabila ada perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf kepercayaan 95 % (α = 5 %). Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh dosis sulfur terhadap bobot kering tanaman per rumpun, bobot umbi kering per rumpun dan kadar alliin tergantung pada dosis kompos yang diberikan kecuali kadar air umbi, serapan S tanaman, pH dan efisiensi pemupukan S. Bobot tanaman kering, bobot umbi kering per rumpun dan kadar alliin umbi terbaik diperoleh pada pemberian dosis sulfur 100 kg/ha ditambah kompos 25 t/ha yaitu sebesar 44,42 g; 38,77 g dan 0,0730 mg/g. Pemberian dosis selanjutnya menjadi 200 – 300 kg/ha sulfur ditambah kompos 50 – 75 t/ha memberikan peningkatan hasil tidak sebaik peningkatan pemberian dosis sulfur 100 kg/ha dan kompos 25 t/ha.Kata kunci: Vegetasi bawang merah, umbi, alliin, sulfur, kompo

    PENDAMPINGAN APLIKASI KOMPOS DAUN BAWANG MERAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI BAWANG MERAH DI BREBES

    Get PDF
    Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang berfungsi sebagai bumbu penyedap masakan. Brebes merupakan sentra bawang merah nasional, namun telah terjadi penurunan produktivitas akibat dari rendahnya bahan organik di dalam tanah. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) “Tani Hasil“ merupakan organisasi kumpulan kelompok tani di kelurahan Gandasuli, Kabupaten Brebes yang secara umum melakukan budidaya tanaman bawang merah. Petani anggota Gapoktan “Tani Hasil” selama ini dalam kegiatan pemupukan selalu menggunakan pupuk kimia pabrikan secara terus menerus tanpa adanya pemberian bahan organik ke lahan. Hal ini yang menyebabkan kesuburan tanah dilahan pertanaman menjadi rendah. Oleh karena itu perlu adanya penambahan bahan organik. Salah satu bahan organik yang mudah dibuat adalah kompos. Tujuan pendampingan aplikasi kompos daun bawang merah ini adalah memberikan pengetahuan dasar kepada petani anggota Gapoktan “Tani Hasil” Kelurahan Gandasuli tentang inovasi teknologi terbaru manfaat pemberian kompos daun bawang merah yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produksi tanaman bawang merah di lahan rendah bahan organik / C-organik. . Hasil berat kering umbi menunjukkan bahwa pada perlakuan pemberian kompos daun bawang merah diperoleh rata-rata hasil 14,25 t/ha lebih baik dibandingkan dengan kontrol atau tanpa pemberian kompos yaitu sebesar 10,41 t/ha. Pemberian kompos menunjukkan kenaikan hasil sebesar 36,89 % dibandingkan dengan kontrol. Petani menjadi memahami pentingnya pemanfaatan limbah daun bawang merah untuk dijadikan kompos dan dimanfaatkan kembali ke lahan pertanaman untuk menjaga kesuburan tanah dan meningkatkan produksi tanaman bawang merah

    Konsep Monoteisme Agama: Personifikasi dan Simbolisasi Tuhan dalam Kitab Suci Agama-Agama

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana simbol atau personifikasi dapat menjembatani hal-hal yang profan dari Tuhan ke dalam realitas manusia. Simbol-simbol agama sebagai perwujudan Tuhan memiliki nilai sakralitas yang tertinggi karena terbangun oleh struktur-struktur ajaran agama yang berasal dari teks kitab suci. Penelitian ini dibatasi pada tiga agama karena memiliki konsep teologis yang sama yaitu monoteisme dan pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan berbasis library research  dengam sumber yang terkait terutama sebagai data primer adalah kitab suci masing-masing agama yaitu Veda, Tipitaka dan Al-Qur’an. Sebagai alat analisis bantu membandingkan simbolisasi Tuhan dalam kitab suci, teori semiotik digunakan untuk menganalisis simbol dari masing-masing agama. Hasil penelitian ini ditemukan, konsep teologis monoteisme dalam simbol agama Hindu, Budha dan Islam memiliki persamaan dan terdapat perbedaan pada agama Islam yang tidak menyimbolkan Tuhan ke dalam bentuk simbol atau bentuk. Pada hal perbedaan tersebut disebabkan karena faktor pola struktur keyakinan, peribadahan, dan komunal dalam ajaran kitab suci dari masing-masing agama

    The Concept of Religious Monotheism: The Personification and Symbolization of God in the Scriptures of Monotheistic Religions

    Get PDF
    Abstract This study aims to see how symbols or personifications can bridge profane things from God into human reality. Religious symbols as the embodiment of God have the highest sacred value because they are built by the structures of religious teachings originating from the texts of the scriptures. This research is limited to three religions because they have the same theological concept, namely monotheism and the approach used is qualitative based on library research-related sources, especially as primary data, are the holy books of each religion, namely the Vedas, Tipitaka, and Al-Qur'an. As an analytical tool to help compare the symbolization of God in the scriptures, the semiotic theory is used to analyze the symbols of each religion. The results of this study found that the theological concept of monotheism in symbols of Hinduism, Buddhism, and Islam has similarities and there are differences in Islam that do not symbolize God in the form of symbols or forms. In this case, the difference is due to the pattern of belief, worship, and communal structure patterns in the teachings of the holy books of each religion. Keywords: Symbol, Monotheism, Islam, Hindu, Budha   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana simbol atau personifikasi dapat menjembatani hal-hal yang profan dari Tuhan ke dalam realitas manusia. Simbol-simbol agama sebagai perwujudan Tuhan memiliki nilai sakralitas yang tertinggi karena terbangun oleh struktur-struktur ajaran agama yang berasal dari teks kitab suci. Penelitian ini dibatasi pada tiga agama karena memiliki konsep teologis yang sama yaitu monoteisme dan pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan berbasis library research  dengam sumber yang terkait terutama sebagai data primer adalah kitab suci masing-masing agama yaitu Veda, Tipitaka dan Al-Qur’an. Sebagai alat analisis bantu membandingkan simbolisasi Tuhan dalam kitab suci, teori semiotik digunakan untuk menganalisis simbol dari masing-masing agama. Hasil penelitian ini ditemukan, konsep teologis monoteisme dalam simbol agama Hindu, Budha dan Islam memiliki persamaan dan terdapat perbedaan pada agama Islam yang tidak menyimbolkan Tuhan ke dalam bentuk simbol atau bentuk. Pada hal perbedaan tersebut disebabkan karena faktor pola struktur keyakinan, peribadahan, dan komunal dalam ajaran kitab suci dari masing-masing agama. Kata kunci: Simbol, Monoteisme, Islam, Hindu, Budh

    The Concept of Religious Monotheism: The Personification and Symbolization of God in the Scriptures of Monotheistic Religions

    Get PDF
    Abstract This study aims to see how symbols or personifications can bridge profane things from God into human reality. Religious symbols as the embodiment of God have the highest sacred value because they are built by the structures of religious teachings originating from the texts of the scriptures. This research is limited to three religions because they have the same theological concept, namely monotheism and the approach used is qualitative based on library research-related sources, especially as primary data, are the holy books of each religion, namely the Vedas, Tipitaka, and Al-Qur'an. As an analytical tool to help compare the symbolization of God in the scriptures, the semiotic theory is used to analyze the symbols of each religion. The results of this study found that the theological concept of monotheism in symbols of Hinduism, Buddhism, and Islam has similarities and there are differences in Islam that do not symbolize God in the form of symbols or forms. In this case, the difference is due to the pattern of belief, worship, and communal structure patterns in the teachings of the holy books of each religion. Keywords: Symbol, Monotheism, Islam, Hindu, Budha   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana simbol atau personifikasi dapat menjembatani hal-hal yang profan dari Tuhan ke dalam realitas manusia. Simbol-simbol agama sebagai perwujudan Tuhan memiliki nilai sakralitas yang tertinggi karena terbangun oleh struktur-struktur ajaran agama yang berasal dari teks kitab suci. Penelitian ini dibatasi pada tiga agama karena memiliki konsep teologis yang sama yaitu monoteisme dan pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan berbasis library research  dengam sumber yang terkait terutama sebagai data primer adalah kitab suci masing-masing agama yaitu Veda, Tipitaka dan Al-Qur’an. Sebagai alat analisis bantu membandingkan simbolisasi Tuhan dalam kitab suci, teori semiotik digunakan untuk menganalisis simbol dari masing-masing agama. Hasil penelitian ini ditemukan, konsep teologis monoteisme dalam simbol agama Hindu, Budha dan Islam memiliki persamaan dan terdapat perbedaan pada agama Islam yang tidak menyimbolkan Tuhan ke dalam bentuk simbol atau bentuk. Pada hal perbedaan tersebut disebabkan karena faktor pola struktur keyakinan, peribadahan, dan komunal dalam ajaran kitab suci dari masing-masing agama. Kata kunci: Simbol, Monoteisme, Islam, Hindu, Budh

    Penerapan Metode Design for Change dalam Kontribusi Sosial pada Kelas Modul Nusantara Kelompok 4 PMM Unsoed di MTS Pakis, Desa Gununglurah, Cilongok, Banyumas

    Get PDF
    Modul Nusantara merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM). Salah satu kegiatan di kelas Modul Nusantara yaitu kontribusi sosial. Dalam kelas Modul Nusantara, selain belajar mengenai keberagaman budaya, adat,tokoh dan toleransi antarumat beragama. Dalam berkegiatan, para mahasiswa ini menemukan masalah-masalah sosial yang memerlukan kepekaan sosial untuk mengurangi sifat egosentrisme dan mengembangkan rasa empati terhadap orang lain. Sehubungan dengan hal tersebut, mahasiswa memiliki pengetahuan, kreativitas dan keterampilan yang sangat memadai untuk mereka berkontribusi lebih bagi lingkungannya. Namun, mahasiswa membutuhkan trigger untuk berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan sosial yang ada. Kontribusi sosial kemudian menjadi salah satu kegiatan dalam Modul Nusantara yang diharapkan mampu meningkatkan kepekaan sosial di masyarakat. Sasaran kegiatan kontribusi sosial yang dilaksanakan oleh kelompok 4 yaitu sekolah komunitas MTS Pakis di Desa Gunung Lurah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Sistem pendidikan di MTS Pakis berbasis agroforestry yaitu dengan penerapan kurikulum berbasis alam. Sistem pendidikan ini akan mempengaruhi tingkat kecakapan hidup para siswanya. Kegiatan kontribusi sosial yang dilaksanakan selama 3 hari dengan tajuk Menginspirasi – Mengedukasi – Menjelajah ini berfokus pada kegiatan literasi dan peningkatan motivasi siswa untuk menggapai cita-cita. Dalam kegiatan kontribusi sosial ini menggunakan penerapan metode design for change. Metode ini menekankan pada pemahaman mendalam dan berpikir kritis. Kegiatan Kontribusi Sosial ini mengajarkan para mahasiswa untuk peduli secara sosial dan proaktif menjadi agen perubahan di permasalahan sosial

    Growth, Yield and Efficiency of Nitrogen Fertilization of Shallots in Dosage of Nitrogen Fertilizer and Cow Manure

    No full text
    This research was conducted to determine the effect of nitrogen fertilizer and cow manure on the growth, yield, and efficiency of shallot plant growth. This research was conducted in the rice fields of Brebes, Brebes Regency. This study is a factorial experiment using a randomized block design (RAK) with two factors. The first factor is the application of nitrogen fertilizer 1/3 N (Urea) + 2/3 N (ZA) which consists of 4 levels, namely 0 N kg/ha (N0); 100 N kg/ha (N1); 200 N kg/ha (N2) and 300 N kg/ha (N3). The second factor is the application of organic material of cow manure with 4 levels, namely 0 t/ha (K0); 10 t/ha (K1); 20 t/ha (K2) and 30 t/ha (K3). There were 16 treatments, each treatment was repeated three times. plant height, number of leaves, leaf area (g), number of tillers per plant, number of tubers per plant, fresh weight of plant per clump (g), weight of tuber per clump (g), dry weight of plant per clump (g), weight of tuber dry per clump (g), tuber volume per clump (mL), N uptake (g), fertilization efficiency N (%). Observational data were analyzed with the F test to determine the diversity and if there was a significant difference, proceed with DMRT with an error rate of 5%. The results showed that the administration of a nitrogen dose of 200 kg N/ha was able to increase the growth and yield of shallots compared to other treatments. The best efficiency of N fertilization was in the application of 100 kg N/ha nitrogen fertilizer
    corecore