15 research outputs found
PERBANDINGAN PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP VO2MAX DITINJAU DARI ETNIK DI PAPUA
Senam aerobik adalah kelompok olahraga aerobik. Senam aerobik adalah olahraga tingkat kesehatan, dengan target utama adalah untuk melindungi dan meningkatkan kapasitas aerobik dalam bentuk gerakan senam. Penelitian ini bertujuan: a) membandingkan vo2max masyarakat pesisir Papua sebelum dan sesudah melakukan program senam aerobik, b) untuk membandingkan vo2max dari pendaki gunung Papua sebelum dan sesudah melakukan program senam aerobik, c) untuk membandingkan efek senam aerobik dengan orang Papua pesisir dan pegunungan. Penelitian ini menggunakan beberapa teori dasar. Teorinya adalah aerobik, VO2max, dan etnis. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain pre-test-post-test. Subyek menggunakan dua puluh orang Papua pesisir dan dua puluh pendaki gunung Papua. Analisis data menggunakan eksperimen uji-t antara pria dan wanita siswa Sport Science dengan hasil yang sangat baik. Hasilnya adalah 1) perbandingan efek vo2max Papua pesisir dan pendaki gunung Papua sebelum dan sesudah program senam aerobik adalah signifikan dengan t hitung dengan skor 4,5247> dari t tabel 1.76, 2) membandingkan efek vo2max pesisir Papua dan pendaki gunung Papua sebelum dan sesudah Program senam aerobik signifikan dengan t hitung dengan skor 3,343> dari t tabel 1,76, 3) perbandingan vo2max antara warga Papua pesisir lebih tinggi (4,5247) dibandingkan pendaki gunung Papua (3,343). Dengan demikian, ada dampak yang berbeda dari senam aerobik terhadap pandangan vo2max dari etnis Papua. Kata kunci: senam aerobik, vo2max, etnis, Papu
Physical and psychological ability factors supporting the skills of Papua football elite athletes
Tujuan utama dari riset yang telah dilakukan yakni analisis faktor kemampuan fisik serta psikologis dengan prestasi pada atlet sepakbola usia 16-21 tahun. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, menggunakan desain analisis faktor konfirmatori dengan metode satistik multivariat yang mengukur variabel dominan kemampuan fisik dan psikologis dalam keterampilan sepakbola. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 34 orang atlet sepakbola Papua Indonesia, dilaksanakan pada Agustus 2019 menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yakni: (1) pengukuran anatomi tubuh; (2) tes kemampuan biomotor; (3) pengukuran psikologis; (4) tes teknik keterampilan sepakbola. Adapun hasil dari penelitian ini yakni: (1) faktor kecepatan lari memberikan dampak signifikan bagi keterampilan teknik dengan nilai kontribusi 0,702, dan (2) faktor daya tahan tubuh memberikan tidak memberikan dampak signifikan untuk keterampilan teknik dengan nilai kontribusi 0,248. Kemudian kesimpulan dari penelitian ini yaitu bahwa faktor yang paling dominan memberikan pengaruh pada keterampilan permainan sepakbola adalah kecepatan, sedangkan yang terendah daya tahan. Hasil riset yang telah dilaksanakan memberikan gambaran kepada pelatih/atlet, peneliti, dan pemangku kepentingan untuk dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai rujukan, karena memberikan kontribusi dalam pembinaan olahraga prestasi. Namun, keterbatasan dari penelitian ini adalah baru dilaksanakan pada olahraga sepakbola di Papua dan terbatas pada atlet PON (Pekan Olahraga Nasional), sehingga dibutuhkan penelitian lanjutan yang lebih luas cakupannya.The main objective of this study was to analyze the physical and psychological ability factors that affect the achievement of football athletes between the ages of 16-21 years. The approach taken in this study was quantitative, using a confirmatory factor analysis design with multivariate statistical methods. This approach measures the dominant variables of physical and psychological abilities in football skills. The subjects used in this study were 34 Papua football athletes who were selected using the purposive sampling conducted in August 2019. The instruments used were body anatomy measurement, biomotor ability test, psychological measurement, and football skill technical test. The results of this study showed that running speed factor had a significant impact on technical skills with a contribution value of 0.702. Furthermore, it showed that endurance factor with a contribution value of 0.248 did not have a significant impact on technical skills. Therefore, it was concluded that the most dominant factor influencing the Papua football team skills was speed, while the lowest was endurance. This study was beneficial to trainers/athletes, researchers, and stakeholders because its results were used as references in achieving sports coaching. However, the limitation of this study was that it has only been carried out in the football sport in Papua and is limited to PON (National Sports Week) athletes. Therefore, further studies are needed with a wider scope
Perkembangan kemampuan fisik (kelentukan, kekuatan otot ekstensor, dan kelincahan) orang dewasa muda ditinjau dari usia dan etnik
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui a) perbandingan kelentukan orang dewasa muda asli Papua dan non Papua pada usia 20 β 23 tahun, b) perbandingan kekuatan otot ekstensor orang dewasa muda asli Papua dan non Papua pada usia 20 β 23 tahun, dan c) perbandingan kelincahan orang dewasa muda asli Papua dan non Papua pada usia 20 β 23 tahun. Sifat kesukuan merupakan faktor keturunan dari orang tua yang kemudian berkembang melalui interaksi yang kompleks dengan berbagai faktor lingkungan. Beragam faktor lingkungan yang ada dalam kehidupan berbagai suku bangsa, mengakibatkan terjadinya perbedaan ukuran tubuh rata-rata orang dewasa, kecepatan pertumbuhan, kemampuan fisik dan bentuk tubuh antara kelompok suku-suku bangsa yang berbeda. Pada proses penelitian ini, akan digunakan beberapa teori mendasarkan yang dijadikan pijakan dalam menganalisis data penelitian ini. Teori-teori tersebut antara lain: Perkembangan gerak, kemampuan fisik, kelentukan, kekuatan, dan kelincahan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian cross sectional memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data pada berbagai kelompok orang dengan tingkat usia yang bervariasi pada kurun waktu yang sama. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa FIK UNCEN (Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Cendrawasih) yang berjumlah 40. Instrumen penelitian terdiri dari 1) sit and reach untuk mengukur kelentukan, 2) standing broad jump untuk mengukur kekuatan otot ekstensor dan 3) shuttle run untuk mengukur kelincahan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif. Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa, Perbandingan perkembangan kemampuan fisik orang dewasa muda usia 20-23 tahun asli Papua memiliki kelentukan lebih rendah (35%) dibandingkan dengan non Papua (45%) pada mahasiswa FIK UNCEN (Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Cendrawasih). Perbandingan perkembangan kemampuan fisik orang dewasa muda usia 20-23 tahun asli Papua memiliki kekuatan otot ekstensor lebih rendah (42.5%) dibandingkan dengan non Papua (45%) pada mahasiswa FIK UNCEN (Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Cendrawasih). Perbandingan perkembangan kemampuan fisik orang dewasa muda usia 20-23 tahun asli Papua memiliki kelentukan lebih tinggi (100%) dibandingkan dengan non Papua (92.5%) pada mahasiswa FIK UNCEN (Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Cendrawasih)
Implementasi Penangguhan Pelaksanaan Upah Minimum Kabupaten Tahun 2016 Terhadap Hak Pekerja Pada Perusahaan Di Kabupaten Kudus Skripsi
Skripsi yang berjudul βIMPLEMENTASI PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM KABUPATEN TAHUN 2016 TERHADAP HAK PEKERJA PADA PERUSAHAAN DI KABUPATEN KUDUSβ ini secara umum bertujuan untuk mengetahui bagaimana perusahaan-perusahaan di Kabupaten Kudus dalam melakukan penangguhan upah minimum, karena di Kabupaten Kudus masih ada perusahaan yang membayar upah pekerja/ buruhnya dibawah ketentuan upah minimum, disamping itu skripsi ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah mekanisme penangguhan upah minimum tersebut benar-benar terlaksana dengan benar di Kabupaten Kudus, skripsi ini juga bertujuan untuk mengetahui fungsi pemerintah dalam menjalankan ketiga fungsinya sebagai pelayan, pengawas serta penindak apabila ada pelanggaran.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adala yuridis sosiologis. Dalam hal teknik pengumpulan data penulis menggunakan data primer dan data sekunder. Setelah data diperoleh maka disusun secara sistematis, kemudian dianalisa sehingga memperoleh kejelasan dari permasalahan yang dibahas. Selanjutnya, disusun sebagai skripsi yang bersifat ilmiah.
Dari hasil penelitian dapat ditunjukan bahwa meskipun masih ada perusahaan yang membayar upah pekerja/ buruhnya dibawah ketentuan upah minimum kabupaten, terutama pembayaran upah terhadap pekerja/ buruh borong, perusahaan tersebut sama sekali tidak mengajukan permohonan penangguhan upah minimum kepada Gubernur, dengan alasan permintaan akan suatu barang yang di garap oleh pekerja/ buruh borong tidak selalu stabil jumlahnya dan upah yang diterima pekerja/ buruh borong dihitung sesuai dengan satuan hasil kerja yang mampu ia selesaikan.
Apabila perusahaan tidak mampu membayar upah pekerja/ buruhnya sesuai dengan ketentuan upah minimum kabupaten, pengusaha tersebut harus mengikuti mekanisme yang diatur didalam Kepmenakertrans No.231.KEP/MEN/2003 mengajukan penangguhan kepada Gubernur 10 hari sebelum diberlakukannya upah minimum, mekanisme penangguhan upah minimum dimulai dari merasa keberatannya pengusaha dalam membayar upah pekerja/ buruhnya, pengusaha dalam memohonkan penangguhan juga harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya, naskah asli kesepakatan antara pengusaha dengan pekerja/ buruh, laporan keuangan yang sudah di audit oleh akuntan publik, salinan akta pendirian perusahaan, data upah menurut jabatan, jumlah pekerja/ buruh seluruhnya atau jumlah pekerja yang dimohonkan penangguahan, perkembangan produksi dan pemasaran untuk 2 tahun yang akan datang, permohonan diberikan minimal 10 hari sebelum tanggal berlakunya upah minimum kepada gubernur melalui instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan, jawaban Gubernur (penolakan atau persetujuan) diberikan paling lama satu bulan sejak diterimanya permohonan penangguhan secara lengkap.
Sedangkan tindakan pemerintah terhadap upaya perusahaan dalam menangguhkan upah minimum adalah dengan menjalankan ketiga fungsinya, yakni fungsi sebagai Pelayan, Pengawas dan Penindak ketika terjadi pelanggaran terhadap hal pengupahan, fungsi pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan sosialisasi dan himbauan agar melaksanakan upah minimum secara bertahap, upaya pengawasan dilakukan dengan membuat tim tri partit yang terdiri dari pihak Pemerintah, Serikat Pekerja yang mewakili pekerja/ buruh dan DPK Apindo yang mewakili pengusaha, tim tersebut bertindak sebagai pengawas terhadap pelaksanaan upah minimum di Kabupaten Kudus, upaya yang terakhir adalah upaya penidakan, upaya preventif dipilih pemerintah kabupaten Kudus untuk mengatasi masalah upah yakni dengan mengadakan sosialisasi dan pembinaan berbagai macam peraturan perundang-undangan. Upaya preventif tersebut tidak dibarengi dengan upaya represif, padahal pada teorinya upaya preventif harus dibarengi dengan upaya represif
Strategi Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Pada Pemilu Legislatif Kabupaten Pemalang Tahun 2014
This research discusses the political strategy of united development party on legislative elections in pemalang regency in 2014. Method used in this research is qualiltative approach. The data are obtained through depth interviews to each informant continued to analyze them comprehensively. The results of this research explains some succesful results of political strategies applied by United Development Party (PPP) through, namely: Political Campaign, Prominent Figure, Base Mass, Introducing Cadre Popular, Community Approach, and General Strategy. Based on the vote on legislative elections in Pemalang regency in 2014 United Development Party got six seats of DPRD in Pemalang regency in period of 2014 β 2019, which in each constituency they have been represented by legislative candidate of United Development Party from six constituencies.The results is appropriate with the target targeted by Branch Leader Council (DPC) of United Development Party (PPP) of Pemalang regency, namely getting six seats of DPRD of Pemalang regency in every constituency from six constituencies. It has been represented by every legislative candidate of United Development Party (PPP) who passes as legislative member in period of 2014 β 2019
Mengolahragakan Masyarakat Melalui Optimalisasi Permenpora No. 18 Tahun 2017 Tentang Gerakan Ayo Olahraga
Adanya lahan terbuka olahraga terbengkalai menjadi ironi di tengah upaya untuk mengelorakan dan membudayakan olahraga di masyarakat. Oleh karena itu, pengabdian ini memiliki tujuan untuk (1) melalukan optimlasisasi Permenpora No. 18 tahun 2017 tentang βgerakan ayo olahragaβ dengan cara memfungsikan lahan terbuka untuk digunakan sebagai sarana olahraga masyarakat, dan (2) menjadikan olahraga sebagai gaya hidup dengan cara memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Metode yang digunakan dalam kegiatan tersebut adalah edukasi, pendampingan, dan pemberian bantuan berupa peralatan olahraga. Hasil kegiatan menemukan (1) Optimlasisasi permenpora No. 18 tahun 2017 tentang βgerakan ayo olahragaβ dengan cara memfungsikan lahan terbuka untuk digunakan sebagai sarana olahraga masyarakat telah berjalan dengan cukup baik, (2) olahraga rutin belum menjadi gaya hidup meskipun telah dilakukan kegiatan memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat
PERENCANAAN MANAJEMEN PROYEK SCRIPT TRANSPORTATION INFORMATION SYSTEM OLEH SCREEN STUDIO STUDI KASUS PT. INTITRANS MAKMUR KENCANA
PERENCANAAN MANAJEMEN PROYEK SCRIPT TRANSPORTATION INFORMATION SYSTEM OLEH SCREEN STUDIO STUDI KASUS PT. INTITRANS MAKMUR KENCAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KEMAMPUAN FISIK ANAK-ANAK USIA 6 β 12 TAHUN DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN ETNIK DI PAPUA (Studi Perkembangan Anak Suku Asli Papua dan Non Papua di Kota Jayapura)
Anak besar adalah anak yang berusia antara 6 sampai dengan 10 atau 12
tahun. Perkembangan fisik anak yang terjadi pada masa ini menunjukkan adanya
kecenderungan yang berbeda dibanding pada masa sebelumnya dan juga pada
masa sesudahnya. Kecenderungan perbedaan yang terjadi adalah dalam hal
kepesatan dan pola pertumbuhan yang berkaitan dengan proporsi ukuran bagianbagian
tubuh. Pada masa anak besar pertumbuhan fisik anak laki-laki dan anak
perempuan sudah mulai menunjukkan kecenderungan semakin jelas tampak
adanya perbedaan. Sejalan dengan pertumbuhan fisik dimana anak semakin tinggi
dan semakin besar, maka kemampuan fisik pun meningkat. Ada beberapa macam
kemampuan fisik pada masa anak besar, yaitu: ketahanan kardiovaskuler,
kekuatan otot, ketahanan otot, fleksibilitas sendi, keseimbangan, koordinasi, dan
komposisi tubuh merupakan komponen-komponen dari helath-related fitness.
Tujuan penelitian ini adalah (1).Untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan kemampuan fisik anak-anak ditinjau dari usia, jenis kelamin dan
etnik di Papua. (2). Untuk mengetahui perbandingan tinggi badan anak laki-laki
dan perempuan pada usia 6β12 tahun, anak laki-laki suku asli Papua dan non
Papua pada usia 6β12 tahun, anak perempuan suku asli Papua dan non Papua pada
usia 6β12 tahun. (3). Untuk mengetahui perbandingan berat badan anak laki-laki
dan perempuan pada usia 6β12 tahun, anak laki-laki suku asli Papua dan non
Papua pada usia 6β12 tahun, anak perempuan suku asli Papua dan non Papua pada
usia 6β12 tahun. (4). Untuk mengetahui perbandingan power otot tungkai anak
laki-laki dan perempuan pada usia 6β12 tahun, anak laki-laki suku asli Papua dan
non Papua pada usia 6β12 tahun, anak perempuan suku asli Papua dan non Papua
pada usia 6β12 tahun. (5). Untuk mengetahui perbandingan daya tahan otot lengan
dan bahu anak laki-laki dan perempuan pada usia 6β12 tahun, anak laki-laki suku
asli Papua dan non Papua pada usia 6β12 tahun, anak perempuan suku asli Papua
dan non Papua pada usia 6β12 tahun. (6). Untuk mengetahui perbandingan daya
tahan otot perut anak laki-laki dan perempuan pada usia 6β12 tahun, anak lakilaki
suku asli Papua dan non Papua pada usia 6β12 tahun, anak perempuan suku
asli Papua dan non Papua pada usia 6β12 tahun. (7). Untuk mengetahui
perbandingan fleksibilitas sendi punggung anak laki-laki dan perempuan pada
usia 6β12 tahun, anak laki-laki suku asli Papua dan non Papua pada usia 6β12
tahun, anak perempuan suku asli Papua dan non Papua pada usia 6β12 tahun. (8).
Untuk mengetahui perbandingan keseimbangan statis anak laki-laki dan
perempuan pada usia 6β12 tahun, anak laki-laki suku asli Papua dan non Papua
pada usia 6β12 tahun, anak perempuan suku asli Papua dan non Papua pada usia
6β12 tahun. (9). Untuk mengetahui perbandingan ketahanan kardiovakuler anak
laki-laki dan perempuan pada usia 6β12 tahun, anak laki-laki suku asli Papua dan non Papua pada usia 6β12 tahun, anak perempuan suku asli Papua dan non Papua
pada usia 6β12 tahun.
Penelitian ini merupakan penelitian perkembangan dengan metode silangsekat
(cross-sectional method) dan penelitian kualitatif. Populasi yang digunakan
adalah di Kota Jayapura. Sampel yang digunakan adalah 40 orang sesuai dengan
tingkatan usia baik laki-laki dan perempuan, tingkatan usia 6 sampai 12 tahun.
Keseluruhan sampel dalam penelitian ini adalah 560 orang. Data pertumbuhan
fisik diperoleh dari pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan, dan
data perkembangan kemampuan fisik yang terdiri dari power otot tungkai, daya
tahan otot lengan dan bahu, daya tahan otot perut, fleksibilitas sendi punggung,
keseimbangan statis, dan ketahanan kardiovaskuler diperoleh dengan tes vertical
power jump, pull up, sit-up, sit and reach, stork stand, dan tes lari-jalan 600 yard,
sedangkan data umur diperoleh dari sekolah dan sesuai dengan akta kelahiran.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis interaktif, yaitu
suatu analisis data kualitatif yang terdiri dari reduksi data, kategorisasi, sintesisasi,
dan penarikan kesimpulan/ verifikasi..
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa : 1) Terdapat
perbandingan pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan perempuan pada usia 6
β 12 tahun, anak laki-laki suku asli Papua dan non Papua, anak perempuan suku
asli Papua dan non Papua. Anak perempuan mengalami peningkatan lebih baik
dibandingkan dengan anak laki-laki. Anak laki-laki non Papua mengalami
peningkatan lebih baik dibandingkan dengan anak laki-laki asli Papua. Anak
perempuan asli Papua mengalami peningkatan lebih baik dibandingkan dengan
anak perempuan non Papua. 2) Terdapat perbandingan pertumbuhan berat badan
anak laki-laki dan perempuan pada usia 6 β 12 tahun, anak laki-laki suku asli
Papua dan non Papua, anak perempuan suku asli Papua dan non Papua. Anak lakilaki
mengalami peningkatan lebih baik dibandingkan dengan anak perempuan.
Anak laki-laki asli Papua mengalami peningkatan lebih baik dibandingkan dengan
anak laki-laki non Papua. Anak perempuan asli Papua mengalami peningkatan
lebih baik dibandingkan dengan anak perempuan non Papua. 3) Terdapat
perbandingan perkembangan power otot tungkai anak laki-laki dan perempuan
pada usia 6 β 12 tahun, anak laki-laki suku asli Papua dan non Papua, anak
perempuan suku asli Papua dan non Papua. Anak perempuan mengalami
peningkatan lebih baik dibandingkan dengan anak laki-laki. Anak laki-laki non
Papua mengalami peningkatan lebih baik dibandingkan dengan anak laki-laki asli
Papua. Anak perempuan non Papua mengalami peningkatan lebih baik
dibandingkan dengan anak perempuan asli Papua. 4) Terdapat perbandingan
perkembangan daya tahan otot lengan dan bahu anak laki-laki suku asli Papua dan
non Papua, anak perempuan suku asli Papua dan non Papua, anak laki-laki dan
perempuan pada usia 6 β 12 tahun. Anak laki-laki non Papua mengalami
peningkatan lebih baik dibandingkan dengan anak laki-laki asli Papua. Anak
perempuan asli Papua mengalami peningkatan lebih baik dibandingkan dengan
anak perempuan non Papua. Anak perempuan mengalami peningkatan lebih baik
dibandingkan dengan anak laki-laki. 5) Terdapat perbandingan perkembangan
daya tahan otot perut anak laki-laki dan perempuan pada usia 6 β 12 tahun, anak
laki-laki suku asli Papua dan non Papua, anak perempuan suku asli Papua dan non Papua. Anak laki-laki mengalami peningkatan lebih baik dibandingkan dengan
anak perempuan. Anak laki-laki non Papua mengalami peningkatan lebih baik
dibandingkan dengan anak laki-laki asli Papua. Anak perempuan non Papua
mengalami peningkatan lebih baik dibandingkan dengan anak perempuan asli
Papua. 6) Terdapat perbandingan perkembangan fleksibilitas sendi punggung
anak laki-laki dan perempuan pada usia 6 β 12 tahun, anak laki-laki suku asli
Papua dan non Papua, anak perempuan suku asli Papua dan non Papua. Anak lakilaki
mengalami peningkatan lebih baik dibandingkan dengan anak perempuan.
Anak laki-laki non Papua mengalami peningkatan lebih baik dibandingkan
dengan anak laki-laki asli Papua. Anak perempuan non Papua mengalami
peningkatan lebih baik dibandingkan dengan anak perempuan asli Papua. 7)
Terdapat perbandingan perkembangan keseimbangan statis anak laki-laki dan
perempuan pada usia 6 β 12 tahun, anak laki-laki suku asli Papua dan non Papua,
anak perempuan suku asli Papua dan non Papua. Anak perempuan mengalami
peningkatan lebih baik dibandingkan dengan anak laki-laki. Anak laki-laki asli
Papua mengalami peningkatan lebih baik dibandingkan dengan anak laki-laki non
Papua. Anak perempuan asli Papua mengalami peningkatan lebih baik
dibandingkan dengan anak perempuan non Papua. 8) Terdapat perbandingan
perkembangan ketahanan kardiovaskuler anak laki-laki dan perempuan pada usia
6 β 12 tahun, anak laki-laki suku asli Papua dan non Papua, anak perempuan suku
asli Papua dan non Papua. Anak laki-laki mengalami peningkatan lebih baik
dibandingkan dengan anak perempuan. Anak laki-laki asli Papua mengalami
peningkatan lebih baik dibandingkan dengan anak laki-laki non Papua. Anak
perempuan asli Papua mengalami peningkatan lebih baik dibandingkan dengan
anak perempuan non Papua.
Implikasi, hasil penelitian menunjukkan terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan kemampuan fisik pada anak-anak usia 6-12 tahun ditinjau dari
usia, jenis kelamin, dan etnik. Deskripsi data hasil penelitian menunjukkan adanya
perbandingan pada masing-masing kelompok usia, jenis kelamin dan etnik untuk
seluruh variable yang diamati. Perbandingan pertumbuhan dan perkembangan ini
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: faktor genetis, gizi, lingkungan,
dan aktifitas fisik yang dilakukan oleh masing-masing anak.
Kata-kata kunci : Pertumbuhan Fisik, Perkembangan Kemampuan Fisik, Usia,
Jenis Kelamin, dan Etnik