15 research outputs found
Eksistensi tradisi loloberen masyarakat Desa Totosan Kecamatan Batang batang di Era Digital
Penelitian ini mengkaji tentang keberadaan sebuah tradisi, yaitu tradisi Loloberan yang masih bertahan di tengah tengah masyarakat dengan kondisi zaman yang sudah modern, mengapa masayarakat di Desa Totosan masih aktif dan mempertahankan tradisi ini. Tentunya banyak hal menarik untuk dilihat, apalagi sebuah tradisi yang sudah turun temurun ini menjadi hal unik di dalam kehidupan yang modern, seperti apa dampak bagi kehidupan masyarakat di sekitar, seperti apa keberlangsungan tradisi ini baik oleh pemuda dan warga lainnya, di dalam penelitian ini masih banyak hal dan cerita yang akan di bahasa tentang ini yang lebih detail dan mendalam.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif jenis data deskritif, dengan tehnik pegumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam menganalisis fenomena yang terjadi, penliti menggunakan perspektif teori dari Talcott Parsons yaitu Fungsionalisme StrukturalDari hasil penelitian ini ditemukan bahwa (1) Proses pelaksanaan tradisi loloberen di adakan setiap setahun sekali bertepatan dengan musim tanam padi, dan dilaksanakan pada hari jumat, baik kliwon ataupun manis, dengan rangkaian acara ada dzikir dan tahlil, baca yasin, dan prosesi pembagian ketupat lober. (2) Pemuda desa cukup aktif dalam ikut melestarikan tradisi loloberen, seperti aktif memberikan masukan dan inovasi, mengekspos tradisi ke media sosial.(3) Masyarakat Desa Totosan juga aktif dalam merawat tradisi loloberen, dapat dilihat dari bagaimana mereka mengikut sertakan anak anak sampai remaja dalam acara ini, dan mengundang beberapa tokoh pemerintah desa untuk ikut memeriahkan. (4) Faktor pendukung atas tradisi ini berupa dukungan orang tua, tokoh masyarakat dan tokoh pemerintah untuk mendukung pemuda dan tradisi ini lebih berkembang, banyak pemuda desa yang sudah berpendidikan tinggi dan berwawasan luas sehingga lebih mudah dalam berkoordinasi dengan pemerintah. Faktor penghambatnya adalah banyak yang menganggap tradisi ini hal yang syirik, banyak pemuda yang pergui keluar kota baik untuk bekerja, pendidikan, dan berkeluarga, sehingga generasi penerus sangat minim
Teknologins pÄverkan i vÄrden av Àldre med demens : En kvalitativ intervjustudie
Bakgrund: TeknologianvĂ€ndning ökar i samhĂ€llet och allt mer i vardagen blir teknikfokuserat. Inte minst i vĂ„rden nĂ€r myndigheter gör stora satsningar för att öka informations- och kommunikationsteknologi och e-HĂ€lsa i alla vĂ„rdverksamheter. MĂ„nga demensboende i Sverige anvĂ€nder surfplatta som ett teknologiskt verktyg i omvĂ„rdnaden. Forskning har visat fördelaktig anvĂ€ndning av surfplatta i demensvĂ„rd. VĂ„rdpersonalens behov kan dĂ€remot inte alltid tillfredsstĂ€llas med den teknologi som anvĂ€nds och detta upplevs som ett hinder i omvĂ„rdnaden. Syfte: Att beskriva vĂ„rdpersonalens erfarenheter av att anvĂ€nda surfplatta vid omvĂ„rdnad av vĂ„rdtagare med demenssjukdom. Metod: Intervjustudie med empiriskt material. Sex enskilda intervjuer med sjuksköterskor och undersköterskor. Intervjuerna analyserades utifrĂ„n kvalitativ innehĂ„llsanalys. Resultat: Surfplatta anvĂ€ndes i omvĂ„rdnaden för informationssökning, musik och bilder. Surfplattan underlĂ€ttade kommunikationen i omvĂ„rdnaden och underlĂ€ttade att skapa diskussioner. Ă
lder och teknikovana medförde mindre anvÀndning av surfplatta bÄde hos vÄrdpersonal och vÄrdtagare. VÄrdpersonalen önskade bÀttre utbildning och anpassning av teknologi enligt behoven. Slutsats: VÄrdpersonalens erfarenheter pÄvisade att surfplatta har mÄnga gynnsamma fördelar i omvÄrdnaden. Surfplattan innebar möjligheter som hade varit svÄrt att tillÀmpa utan till hands
Achieving gender-just agri-food systems: how can voluntary sustainability systems contribute?
Enhancing womenâs voices, meaningful participation and leadership in agri-food systems is not only key to increasing the empowerment of women but can also lead to more just and resilient agri-food systems. Despite these co-benefits, not all schemes and initatives are taking a proactive role in integrating gender equality measures. There are few purposive references to gender equality in standards and the focus is too often limited to the concept of âdo-no-harmâ as opposed to âdo-more-goodâ. Womenâs contributions to value chains have not always been recognised and addressed coherently in standards, limiting their potential for representation and decision-making. How can voluntary sustainability systems contribute to womenâs effective participation and opportunities for leadership in value chains and rural communities? How would that lead to building more resilient agri-food systems in the context of climate change? How do we develop approaches that simultaneously support gender equality and other sustainability outcomes and do not increase vulnerability for women in all their diversity? This Evidensia learning event, in partnership with the Alliance of Bioversity International and CIAT, on behalf of CGIARâs HER+: Harnessing gender and social equality for resilience in agrifood systems Initiative, explored these questions. We built on the forthcoming HER+ Working Paper on voluntary sustainability standards, adding diverse perspectives from practice