574 research outputs found

    Perancangan Kursi Dan Meja Laptop Yang Ergonomis Di Universitas Katolik Parahyangan

    Get PDF
    Seiring pesatnya perkembangan teknologi elektronik, jumlah pemakaian laptop di kalanganmahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) semakin meningkat. Laptop dapatmeng-akomodasi kebutuhan mahasiswa akan komputer dengan mobilitas yang tinggi sehinggamereka dapat mengerjakan tugas, laporan atau pekerjaan lainnya di area kampus di sela-selaperkuliahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi serta merancang fasilitas pendukungberupa kursi dan meja untuk menggunakan laptop di UNPAR ditinjau dari aspek ergonomis.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perancangan berpusatkan pada pengguna(user-centered design) yang terwujud melalui langkah-langkah Ergonomic Design Process. Selainergonomis, diharapkan kursi dan meja laptop yang dihasilkan juga memiliki fitur yang sesuaidengan kebutuhan mahasiswa sebagai pengguna laptop. Evaluasi fasilitas yang tersedia saat inidilakukan dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map dan kuesioner mengenai kebutuhan fituryang melibatkan 20 responden mahasiswa. Hasil pengumpulan informasi dari kedua kuesionertersebut menunjukkan bahwa fasilitas saat ini mengakibatkan tingkat cidera otot yang cukup tinggidan belum memenuhi kebutuhan akan fitur yang diinginkan mahasiswa. Selanjutnya dihasilkanbeberapa alternatif konsep kursi dan meja laptop yang kemudian ditentukan konsep terpilihmelalui metode focus group dengan 9 responden mahasiswa. Setelah diperoleh konsep terpilih,rancangan kursi dan meja laptop dilanjutkan dengan membuat prototipe yang memperhatikandata antropometri mahasiswa UNPAR dan daftar fitur yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.Evaluasi terhadap prototipe kursi dan meja laptop yang dihasilkan menunjukkan bahwa rancangankursi dan meja sudah memenuhi 100% dari daftar kebutuhan fitur. Selain itu dari aspek ergonomi,rancangan kursi sudah memenuhi 72% dari daftar kebutuhan ergonomi dan rancangan meja sudahmemenuhi 86.6%

    Sejarah Pembuatan dan Makna Simbolik Pakaian Adat Muna

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah: menjelaskan asal-usul pakaian Adat Muna, menggambarkan proses pembuatan pakaian Adat Muna, menjelaskan fungsi pakaian Adat Muna, menjelaskan makna simbolik pakaian Adat Muna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan sejarah. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen. Sumber yang digunakan merupakan data lapangan melalui participant observation sebagai data primer, dan sumber kepustakaan sebagai data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Asal-usul pakaian Adat Muna sudah lama dikenal oleh masyarakat Muna dan kerajinan ini merupakan salah satu kreativitas mereka yang digunakan dalam acara-acara tertentu, (2) Proses pembuatan pakaian Adat Muna terdiri dari proses menghani/kasoro dan Proses menenun, (3) Pakaian Adat Muna memiliki fungsi etik, estetik, religius, sosial, dan (4) Makna simbolik pakaian Adat Muna yaitu: (a) Mahkota yang berwarna putih dan merah mengandung arti sebagai simbol kesucian dan keberanian (b) Warna sarung yang berwarna biru mengandung arti kepatuhan.The objectives of this study are: to describe the origin of Muna traditional clothes, to describe the process of making Muna traditional clothes, to explain the functions of Muna traditional clothes, to explain the symbolic meaning of Muna traditional clothes in people's lives. The method used in this researchis descriptive qualitative method with a historical approach. Data collection techniques are carried out through field observation and interviews as primary source and document study as secondary source. The results of the study show that: (1) The origins of Muna traditional clothes have long been known by the Muna community and that this craft is one of their creative manifestations used in certain events, (2) The process of making Muna traditional clothes consists of the process of menghani/kasoro and the process of weaving, (3) The functions of Muna traditional clothes have ethical, aesthetic, religious, social dimension, and (4) Symbolic meaning of Muna Traditional namely: (a) White and red crowns mean as a symbol of chastity and wealth, (b) Blue sarong means obedience

    Stationary and pulsating dissipative light bullets from a collective variable approach

    Get PDF
    A collective variable approach is used to map domains of existence for (3+1) -dimensional spatiotemporal soliton solutions of a complex cubic-quintic Ginzburg-Landau equation. A rich variety of evolution behaviors, which include stationary and pulsating dissipative soliton dynamics, is revealed. Comparisons between the results obtained by the semianalytical approach of collective variables, and those obtained by a purely numerical approach show good agreement for a wide range of equation parameters. This also demonstrates the relevance of the semianalytical method for a systematic search of stability domains for spatiotemporal solitons, leading to a dramatic reduction of the computation time. © 2009 The American Physical Society.Peer Reviewe

    Pengembangan Order Management System untuk Mendukung Perbaikan Proses Bisnis Pengelolaan Pemesanan Jasa Inbound dan Outbound Gudang Disertai Audit System Development Life Cycle Guna Menanggulangi Risiko Pengembangan Sistem

    Full text link
    PT XYZ adalah salah satu Perusahaan penyedia jasa logistic atau bisa disebut 3PL. Salah satu customer yang menggunakan jasa 3PL adalah DEF Company. DEF company adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang pendistribusian dan import barang. Ketika melakukan aktivitas pelaporan dokumen pada proses inbound dan outbound, XYZ company mengalami keterlambatan pada bulan April 2014 sebesar 5%. Keterlambatan dokumen ini disebabkan oleh tidak terorganisirnya order dokumen yang ada, sehingga akan berdampak pada terlambatnya waktu pengiriman barang kepada konsumen. Pemetaan kondisi aktual dilakukan untuk mengetahui keterkaitan antar aktivitas yang terdapat pada proses inbound dan outbound DEF company produk pada XYZ Company Warehouse. Perbaikan  pada  penelitian  ini menggunakan  pendekatan  metode  Business  Process  Improvement  (BPI)  dengan melakukan analisis Streamlining. Perbaikan proses bisnis yang diajukan menggunakan bantuan sistem informasi manajemen yang dapat mengelola proses pemesanan jasa inbound dan outbound gudang PT XYZ, yaitu Order Management System (OMS). OMS merupakan web application yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan menggunakan framework laravel dan menggunakan iterative dan incremental sebagai metodologi pengembangannya. Selama berjalannya seluruh proses, dari mulai proses dokumentasi proses bisnis aktual sampai pengembangan OMS selesai, dilakukan pengawasan audit system development life cycle yang bertujuan untuk memeriksa, mengawasi, dan memastikan bahwa proses pengembangan berjalan dengan lancar sehingga dapat terhindar dari keterlambatan bahkan kegagalan. Dalam melakukan audit terhadap pengembangan OMS, digunakan metodologi risk based audit serta mengacu pada framework atau best practice COBIT 5

    Pengaruh Frekuensi Akses Bbm, Path, Facebook Terhadap Intensitas Komunikasi Antar Pribadi

    Full text link
    Komunikasi menjadi hal yang tidak dapat dihindari selama kita melakukan aktivitas.Semakin seringnya seseorang berkomunikasi informasi yang dipertukarkan semakin dalam dan luas.Tingginya frekuensi komunikasi melalui alat komunikasi yang disebabkan banyak faktor menjadikan orang lebih sering bertukar informasi melalui aplikasi yang tersedia, terlebih lagi kecanggihan teknologi membuat aplikasi komunikasi semakin baik hanya dengan memiliki smartphone sudah tersedia aplikasi seperti BBM, Path dan Facebook yang dijadikan sebagai media untuk bertukar cerita maupun informasi yang bersifat formal.Penelitian ini menggunakan teori CMC (Computer Mediated Communication) teori dimana program-program suatu aplikasi yang dapat menghubungkan dua orang atau lebih dengan suatu jaringan komputer atau format komputer di berbeda tempat. Sedangkan menurut Fulk dan Collins teori Computer Mediated Communication adalah teori yang dimaksudkan bukan tentang bagaimana dua atau lebih mesin saling berhubungan atau berinteraksi tetapi bagaimana dua atau lebih manusia bisa saling berubungan atau berinteraksi dengan dibantu menggunakan alat komputer pada program aplikasi tertentu yang tersedia pada komputer (Fulk dan Collins, 2001). Computer Mediated Communication juga melihat dan mempelajari cara membentuk kepribadian seseorang dengan pertukaran informasi melalui komputer khususnya pada jaringan internet pada komputer. Computer Mediated Communication memberikan dampak sosial kepada manusia. Rice dan Gattiker (2001) menyatakan bahwa Computer Mediated Communication berbeda dari komunikasi tatap muka. Computer Mediated Communication membatasi tingkat interaksi yang bisa menyebabkan penurunan aktifitas. Computer Mediated Communication dapat mengatasi masalah waktu dan keberadaan. Secara keseluruhan penggunaan Computer Mediated Communication menghasilkan beberapa perbedaan dalam komunikasi tatap muka yang dalam hal ini menjelaskan mengenai frekuensi tingginya orang menggunakan aplikasi BBM, Path, Facebook sehingga mengurangi intensitas komunikasi antar pribadi pada mahasiswa perantau yang ada di Semarang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang.Analisis yang digunakan adalah korelasi kendalls dengan spss. Hasil uji hipotesis pertama menunjukan bahwa variabel frekuensi akses BBM berpengaruh terhadap variabel intensitas komunikasi antar pribadi dan signifikan (sig.= 0,000) dengan koefisien korelasi -,509. Hasil uji hipotesis kedua menunjukan bahwa variabel frekuensi akses Path berpengaruh terhadap variabel intensitas komunikasi antar pribadi dan signifikan (sig.=0,000) dengan koefisien korelasi -,403. Dan hasil uji hipotesis ketiga menunjukan bahwa variabel frekuensi akses Facebook berpengaruh terhadap variabel intensitas komunikasi antar pribadi dan signifikan (sig.= 0,000) dengan koefisien korelasi -,536.Saran yang diberikan penelitian ini adalah menjadikan aplikasi media sosial seperti BBM, Path dan Facebook sebagai media komunikasi dengan menjaga intensitas komunikasi antar pribadi terutama komunikasi pribadi tatap muka agar mampu menghasilkan kualitas komunikasi yang jauh lebih baik

    Analysis of Optical Pulse Propagation with ABCD Matrices

    Get PDF
    We review and extend the analogies between Gaussian pulse propagation and Gaussian beam diffraction. In addition to the well-known parallels between pulse dispersion in optical fiber and CW beam diffraction in free space, we review temporal lenses as a way to describe nonlinearities in the propagation equations, and then introduce further concepts that permit the description of pulse evolution in more complicated systems. These include the temporal equivalent of a spherical dielectric interface, which is used by way of example to derive design parameters used in a recent dispersion-mapped soliton transmission experiment. Our formalism offers a quick, concise and powerful approach to analyzing a variety of linear and nonlinear pulse propagation phenomena in optical fibers.Comment: 10 pages, 2 figures, submitted to PRE (01/01

    On the existence of internal modes of sine-Gordon kinks

    Get PDF
    We study whether or not sine-Gordon kinks exhibit internal modes or ``quasimodes.'' By considering the response of the kinks to ac forces and initial distortions, we show that neither intrinsic internal modes nor ``quasimodes'' exist in contrast to previous reports. However, we do identify a different kind of internal mode bifurcating from the bottom edge of the phonon band which arises from the discretization of the system in the numerical simulations, thus confirming recent predictions.Comment: 4 pages, 2 figures, REVTeX, to appear as a Rapid Communication in Phys Rev E (July 1st

    Preparation of anti-vicinal amino alcohols: asymmetric synthesis of D-erythro-Sphinganine, (+)-spisulosine and D-ribo-phytosphingosine

    Get PDF
    Two variations of the Overman rearrangement have been developed for the highly selective synthesis of anti-vicinal amino alcohol natural products. A MOM-ether directed palladium(II)-catalyzed rearrangement of an allylic trichloroacetimidate was used as the key step for the preparation of the protein kinase C inhibitor D-erythro-sphinganine and the antitumor agent (+)-spisulosine, while the Overman rearrangement of chiral allylic trichloroacetimidates generated by asymmetric reduction of an alpha,beta-unsaturated methyl ketone allowed rapid access to both D-ribo-phytosphingosine and L-arabino-phytosphingosine

    Virulence and antimicrobial resistance genes are enriched in the plasmidome of clinical Escherichia coli isolates compared with wastewater isolates from western Kenya

    Get PDF
    Many low-middle income countries in Africa have poorly-developed infectious disease monitoring systems. Here, we employed whole genome sequencing (WGS) to investigate the presence/absence of antimicrobial resistance (AMR) and virulence-associated (VA) genes in a collection of clinical and municipal wastewater Escherichia coli isolates from Kakamega, west Kenya. We were particularly interested to see whether, given the association between infection and water quality, the isolates from these geographically-linked environments might display similar genomic signatures. Phylogenetic analysis based on the core genes common to all of the isolates revealed two broad divisions, corresponding to the commensal/enterotoxigenic E. coli on the one hand, and uropathogenic E. coli on the other. Although the clinical and wastewater isolates each contained a very similar mean number of antibiotic resistance-encoding genes, the clinical isolates were enriched in genes required for in-host survival. Furthermore, and although the chromosomally encoded repertoire of these genes was similar in all sequenced isolates, the genetic composition of the plasmids from clinical and wastewater E. coli was more habitat-specific, with the clinical isolate plasmidome enriched in AMR and VA genes. Intriguingly, the plasmid-borne VA genes were often duplicates of genes already present on the chromosome, whereas the plasmid-borne AMR determinants were more specific. This reinforces the notion that plasmids are a primary means by which infection-related AMR and VA-associated genes are acquired and disseminated among these strains.The Cambridge–Africa ALBORADA Research Fund, the Academy of Medical Sciences GCRF networking grant, a studentship from the NC3Rs and a studentship from the Cambridge Trust-CONACyT.http://www.elsevier.com/locate/meegid2022-02-26hj2021BiochemistryGeneticsMicrobiology and Plant Patholog
    • …
    corecore