499 research outputs found
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PELATIHAN MENJAHIT KHUSUS PEREMPUAN DI BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012
Efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan. Metode pembelajaran dikatakan efektif jika tujuan instruksional khusus lebih banyak tercapai. Tercapainya metode pembelajaran itu bersumber dari bagaimana perencanaan yang meliputi segi input, proses, dan output. Segi input yang dimaksud yaitu pengrekrutan instruktur pelatihan, peserta pelatihan, sarana prasarana, materi pembelajaran, media pembelajaran, fasilitas pelatihan, dan factor pendukung lainnya. Dari segi proses yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, pengawasan hasil dan pembelajaran. Sedangkan, output merupakan hasil yang dicapai dari proses pelatihan. Pencapaian hasil tersebut dilihat dari penguasaan materi belajar, dan pencapaian hasil belajar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan studi kasus dimana analisis data dilakukan secara terus menerus dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pelaksanaan pelatihan menjahit khusus perempuan di Balai Latihan Kerja (BLK) Provinsi Bengkulu tahun 2012 dilihat dari ketiga segi yaitu segi input, proses, dan output dapat dikatakan efektif
STRATEGI PENDIDIK DALAM MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI DI SEKOLAH ALAM INDONESIA JENGGALU ADVENTURE CAMP (JAC) BENGKULU
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pendidik dalam mengembangkan pembelajaran anak usia dini di Sekolah Alam Indonesia Jenggalu Adventure Camp Bengkulu. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah Kepala Sekolah, guru TK A dan Guru TK B SAI JAC Bengkulu. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan langkah sebagai berikut : reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi, mulai dari triangulasi subjek, triangulasi waktu, triangulasi tempat dan triangulasi teknik. Temuan hasil penelitian ini adalah Strategi yang digunakan pendidik dalam mengembangkan kognitif anak adalah dengan membiasakan anak untuk berani mengungkapkan pendapat dan berani bertanya, mengenalkan lingkungan atau menstimulus anak dengan informasi yang ada di alam sekitar, mengenalkan angka, huruf dan bangun geometri, mendorong anak untuk gemar membaca, menggunakan metode inkuiri. Untuk strategi yang digunakan pendidik dalam mengembangkan afektif anak adalah dengan mengembangkan kebiasaan saling menyayangi baik dengan sesama teman maupun lingkungan sekitar, mengembangkan pribadi anak, mengembangkan kebiasaan untuk saling menghormati dan menolong, membiasakan anak untuk mematuhi tata tertib, memberikan penghargaan dan menggunakan metode keteladanan. Dan strategi yang digunakan pendidik dalam mengembangkan motorik anak adalah dengan melatih anak untuk melakukan kelenturan pada tangan dan mengajak anak untuk melakukan gerakan seperti olahraga dan senam, berkebun, berenang dan bermain outbound. Harapan penulis semoga hasil penelitian ini bisa menjadi gambaran bagi pendidik/guru lain yang ingin menggunakan strategi untuk mengembangkan pembelajaran anak usia dini di PAUD ataupun di Sekolah Alam Indonesia lainnya
ANALYSIS OF WINDOW WIDTH VARIATION ON IMAGE ANATOMICAL INFORMATION MSCT STONOGRAPHY
Multi Slice Computed Tomography is a diagnostic imaging method that can display cross section anatomy in the axial, sagital, and coronal areas. MSCT Stonography imaging both visualizes the anatomy of the urinary tract and stone pathology supported by the presence of ureter tracking techniques and without using contrast media. On this method, the appropriate window width will produce an optimal anatomical picture. The Study aims to determine the effect of window width on anatomical image information on MSCT Stonography.Type of research is quantitative experimental approach, conducted in January-February 2020 in Hasan Sadikin Bandung hospital, Bandung. Research with variations in window width 300 HU, 350 HU, 400 HU, 450 HU, and 500 HU on MSCT stonography og 10 patients. Criteria’s patients is patients with clinical kidney stones, willing to be a research sample. Result imagery rated two respondents, include parenchymal kidney, pelvic calices kidney, ureters, vesica urinary, and stones kidney. Then do Kappa test continued testing Friedman to know the highest mean rank and the influence og the window width oh the image og MSCT stonography.Based on the result of the Friedman statistical test overall anatomy obtained significance value (p-value) = 0.000 0.05 means that there is an influence of window width value, the contrast resolution will increase and the better the firm boundary, but the resulting image will be more radioluscent. Based on Friedman’s mean rank test result obtained the highest mean rank of 3,54 in a variation of window width 300. The most optical window displays anatomy information using window width 300. Keyword : window width, MSCT stonograph
What can we expect in the 2011-2012 Singapore general elections?
Given that the pace has picked up in anticipation of the 2011-2012 Singapore General Elections (GE), what are the realistic prospects for the opposition this time around, and what are some of the considerations to be taken on board by the incumbent People’s Action Party (PAP), which has been the dominant political party since 1968? At the outset, the incumbency advantage, the deliverance of its promises in terms of social and economic benefits that underscores its political legitimacy, and the perceived strong and healthy grassroots support that they enjoy nationwide, collectively suggest that the PAP would remain the party of choice to form the government
Line Modeling of C02 Corrosion of Offshore Pipeline
C02 corrosion has been a recognized problem in oil and gas production and
transportation facilities for many years. The common approach in predicting C02
corrosion is by using point modeling where corrosion rate is calculated based on
inlet design parameters. This approach is conservative as it only considers the
maximum design. Line modeling is multi-point simulation that allows us to get
the information on corrosion rates at each point along the pipeline, thus allowing
us to make more accurate and precise decisions. This project will analyze both
modeling methods and compared both results with the field corrosion rate data. A
case study from Malaysia oilfield is chosen for total length of 10 kilometers
pipeline. MULTICORP software is used to simulate the point modeling and line
modeling. For the first 3 kilometers, both modeling approaches predict almost
similar corrosion rates. For the remaining part of the pipeline, which is from 3-7
kilometers, line modeling approach predicts closer corrosion rate to the actual
corrosion rate compared to point modeling approach. The accuracy of either point
modeling or line modeling depends on variability of main process parameters
such as temperature and fluid flow
Pengaruh Penerapan Model Blended Learning terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa SMKN 1 Paringin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran KKPI antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model face-to-face learning dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model blended learning, (2) perbedaan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran KKPI antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model face-to-face learning dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model blended learning, (3) peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran KKPI akibat penerapan model blended learning, (4) peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran KKPI akibat penerapan model blended learning, dan (5) interaksi pengaruh penerapan model pembelajaran dan motivasi terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) siswa SMKN 1 Paringin
Penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran model campuran (blended learning) dan kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran model tatap muka (face-to-face learning). Populasi penelitian adalah siswa kelas XI SMKN 1 Paringin. Sampel penelitian berjumlah 57 siswa yang terbagi dalam 2 kelompok, yaitu 30 siswa sebagai kelompok kontrol dan 27 siswa sebagai kelompok eksperimen. Instrumen pengumpulan data adalah lembar kuesioner untuk motivasi siswa dan lembar tes soal pilihan ganda untuk prestasi belajar siswa. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan tes soal pilihan ganda. Data penelitian ini diperoleh dari hasil tes soal pilihan ganda dan kuesioner. Kedua teknik tersebut diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran pada masing-masing kelompok sampel yang berlangsung sebanyak 6 kali pertemuan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan diuji dengan statistik parametrik uji-F, uji-t dan uji univariat
Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar siswa yang menggunakan model blended learning dan siswa yang menggunakan model face-to-face learning, (2) ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar siswa yang menggunakan model blended learning dan siswa yang menggunakan model face-to-face learning, (3) ada peningkatan motivasi belajar siswa yang signifikan akibat penerapan model blended learning, (4) ada peningkatan prestasi belajar siswa yang signifikan akibat penerapan model blended learning, dan (5) tidak terdapat interaksi pengaruh penerapan model pembelajaran dan motivasi terhadap prestasi belajar siswa
Ketentuan KH. Ahmad Rifa’i tentang Kualifikasi Saksi Pernikahan
Hukum Islam bukanlah sebuah korpus mati! Ia bisa bergerak seiring derap jaman. Beragam teori Ushul Fiqh membincang hal ini dalam ratusan halamannya. Tetapi, tidak banyak yang berani melakukan perubahan di kalangan umat Islam, apalagi di kalangan masyarakat yang cukup lama terpaku dalam kenikmatan candu taqlid dan ittiba' . KH. Ahmad Rifa’i merupakan salah satu tokoh pengusung tradisi yang hadir semenjak abad ke-19 di Nusantara dan pemikirannya masih eksis hingga detik ini. Ini menarik untuk diteliti, utamanya berkait kesintasannya dalam menyikapi realitas. Karena, ada indikasi taqlid yang cukup kental, khususnya terhadap Kitab Tarjumah yang menjadi "juklak-juknis"-nya.
Menariknya, di sana, ada kecenderungan untuk melakukan apa yang disebut ibda' (inovasi) atas tradisi keagamaannya. Namun demikian, di sana juga ada sebagian kalangan yang merasa nyaman tatkala bertahan dengan "mażhab" yang diajarkan Pahlawan Nasional, KH. Ahmad Rifa'i dalam kitab Tarjumah-nya. Inilah kalangan pemegang aṡ-ṡābit (yang tetap). Lalu, bagaimana kalangan modernis (pengusung al-mutaḥāwil) mencoba memahami kembali ajaran KH. Ahmad Rifa'i. Para penganut pemikiran KH. Ahmad Rifa’i mencoba melakukan perubahan, tanpa meninggalkan pemikiran pokok KH. Ahmad Rifa'i. Dalam skripsi ini, penulis mengambil sampel pemikiran KH. Ahmad Rifa’i tentang kualifikasi saksi pernikahan.
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis ketentuan ulama Jam’iyyah Rifa’iyah tentang kualifikasi saksi pernikahan dan mendeskripsikan dan menganalisis dasar hukum ketentuan ulama Jam’iyyah Rifa’iyah tentang kualifikasi saksi pernikahan.
Dalam menyelesaikan permasalahan ini, penulis melakukan penelitian secara kualitatif dengan mengumpulkan data-data kepustakaan (library research). Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis yang bersifat “deskriptif interpretatif” yang berusaha menggambarkan kualifikasi saksi pernikahan dan dasar hukumnya menurut KH. Ahmad Rifa’i, kemudian menginterpretasi bagaimana kualifikasi saksi pernikahan dan dasar hukumnya.
Hasil penelitian yang penulis lakukan Pertama, kualifikasi saksi pernikahan menurut KH. Ahmad Rifa’i ada enam belas, yaitu: Islam. ‘Akil, balig, dua laki-laki, merdeka, bisa melihat, bisa mendengar, bisa berbicara, bukan anaknya, bukan bapaknya, bukan musuhnya, bukan orang yang fāsiq (’adil/ mursyid), dan terjaga kehormatan, i’tiqad dan pemikirannya. Kedua, Dasar hukum kualifikasi saksi ini hadits lā nikāḥa illā bi waliyyin mursyidin wa syāhiday ‘adlin, dan hasil ijtihad KH. Ahmad Rifa’i terhadap kitab-kitab fikih Syafi’iyyah
PENGELOLAAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM AL-QUR’AN
AbstrakPengelolaan pendidikan adalah manajemen yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan. Dalam arti ia merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan Islam untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien. Berbicara masalah manajemen tentunya tidak bisa lepas dengan empat komponen yang ada yaitu (POAC) planning, organizing, actuating dan controlling. Pandangan para ahli menyimpulkan bahwa Konsep manajemen pendidikan Islam menurut perspektif (pandangan) al-Qur’an adalah sebagai berikut yaitu fleksibel, efektif, effisien, terbuka, cooperative dan partisipatif. Tujuan manajemen pendidikan Islam adalah agar segenap sumber, peralatan ataupun sarana yang ada dalam suatu organisasi tersebut dapat digerakkan sedemikian rupa sehingga dapat menghindarkan sampai tingkat seminimal mungkin segenap pemborosan waktu, tenaga, materil, dan uang guna mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Kata kunci: Pengelolaan, pendidikan, al-Qur’an AbstractEducation management is management applied in educational development. In a sense it is the art and science of managing Islamic educational resources to achieve the goals of Islamic education effectively and efficiently. Talking about management issues, of course, cannot be separated from the four existing components, namely (POAC) planning, organizing, actuating and controlling. The views of the experts conclude that the concept of management of Islamic education according to the perspective (view) of the Koran is as follows, namely flexible, effective, efficient, open, cooperative and participatory. The purpose of Islamic education management is so that all resources, equipment or facilities in an organization can be mobilized in such a way as to avoid to a minimum the all waste of time, energy, material and money in order to achieve organizational goals that have been set beforehand. Keywords: management concept, education, al-Qur'an
Aircraft redesign through strategic planning of engineering changes
In the current environment of high design adaptation and variation, the main market advantages are often obtained by the fastest manufacturers to develop and produce their range of products without making costly mistakes. The Strategic Planning of Engineering Changes (SPEC) methodology has been developed as a decision-making aid for change implementation planning in product redesign development. Its application in aircraft redesign is anticipated to reduce process risks, improve detection of possible change effects propagation, increase the efficiency of change implementation planning and reduce the costs and time delays. From its application on a notional aircraft study, use of SPEC method is shown to be promising to improve the overall efficiency of the derivative aircraft planning process
- …