10 research outputs found

    Improvement of autonomous railway monitoring robot prototype as fault detection on railway

    Get PDF
    One of the causes of accidents on trains to date has been caused by damage of railways such as cracked rails, broken rails and other rail defects. Currently, the inspection of the railway line is still carried out manually by the railway inspection officer or Petugas Penilik Jalan Rel (PPJ). However, there is a prototype Autonomous Railways Monitoring Robot (ARMR) which is a prototype inspection robot that can perform rail line checks automatically and be monitored remotely to detect any faults on the railway. The ARMR prototype detects faults as well as locations that are subsequently delivered to users by utilizing some Internet of Things (IoT) features. Faults detected by ARMR prototypes are faults as rail damage. But, the ARMR prototype is unable to distinguish a fault and rail connection. This final task aims to improve armr prototype capabilities to produce information in the form of depth and width of faults, and to distinguish faults and rail connections. The VL6180X sensor is a laser- based distance sensor used as a depth detector for rail faults and rail connections. The Incremental Encoder is enabled to measure the width of the rail fault. The result of ten experiments at 20 cm/s, the ARMR prototype was able to produce 78 mm fault depth size information with an error value of 1,67%, produce 5 mm wide fault width information with an error value of 2,48 % and be able to distinguish faults and connections with 72 % accuracy for the comparison of the distance between the ARMR prototype and the distance shown on google maps.One of the causes of accidents on trains to date has been caused by damage of railways such as cracked rails, broken rails and other rail defects. Currently, the inspection of the railway line is still carried out manually by the railway inspection officer or Petugas Penilik Jalan Rel (PPJ). A prototype of Autonomous Railways Monitoring Robot (ARMR) is a prototype of inspection robot that can perform rail line checks automatically and be monitored remotely to detect any faults on the railway. The robot detects the width of the rail fault by reading the number of pulse train sent by the encoder and the depth of the rail fault by reading the time delay signal received by the distance sensor. The result of rail fault and location are subsequently delivered to users by utilizing several features of the Internet of Things (IoT). Faults detected by ARMR prototype, but it is unable to distinguish a fault and rail connection. To overcome this weakness, a camera is used that will capture the shape of the fault or rail connection. The results of the experiment at a speed of 20 cm / s, the robot is able to detect the width of the rail fault of 78 mm with an error value of 1.67%, and a fault width of 5 mm with an error value of 2.48%. The robot also able to distinguish faults and connections with 72 % accuracy for the comparison of the distance between the ARMR prototype and the distance shown on google maps

    PENGEMBANGAN BASIS PENGETAHUAN (KNOWLEDGE BASE) BERBASIS TERNARY GRID

    Get PDF
    Sebagai bagian dari sistem pakar, basis pengetahuan memiliki peranan yang cukup penting dalam mengorganisir pengetahuan-pengetahuan yang diberikan oleh orang pakar dalam bentuk data. Pada sistem pakar berbasis aturan, pengetahuan yang disimpan dalam bentuk aturan dan fakta akan mengalami kesulitan ketika harus diubah ke bentuk data. Demikianpun ketika data harus diubah kembali ke bentuk aturan dan fakta. Hal inilah yang mengakibatkan menurunnya kualitas informasi dari suatu pengetahuan atau bahkan mengakibatkan kesalahan informasi, sehingga pengetahuan yang dimaksud memiliki makna yang sama sekali lain dengan yang diharapkan oleh orang pakar.Pada basis pengetahuan berbasis Ternary Grid, kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatas dengan mengeliminasi kesalahan-kesalahan yang ada pada aturan-aturan dan fakta-fakta yang diberikan oleh orang pakar. Meskipun tidak semua masalah dapat diatasi dengan Ternary Grid, namun sebagian besar masalah yang berkaitan dengan kesalahan-kesalahan informasi dapat dihilangkan sehingga kinerja pengetahuan meningkat.Makalah ini membahas tentang pengembangan basis pengetahuan berbasis Ternary Grid sebagai bagian dari sistem pakar dalam bentuk database. Database yang dikembangkan merupakan implementasi konsep basis pengetahuan berbasis Ternary Grid yang telah diakui baik dalam lingkup nasional maupun internasional sebagai salah satu model pengetahuan. Selain itu diulas pula dengan jelas proses transformasi dan ekstraksi dari data ke pengetahuan dan sebaliknya dalam format Ternary Grid. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar kesalahan-kesalahan informasi dapat dieliminasi

    PENGEMBANGAN BASIS PENGETAHUAN (KNOWLEDGE BASE) BERBASIS TERNARY GRID

    Get PDF
    Sebagai bagian dari sistem pakar, basis pengetahuan memiliki peranan yang cukup penting dalam mengorganisir pengetahuan-pengetahuan yang diberikan oleh orang pakar dalam bentuk data. Pada sistem pakar berbasis aturan, pengetahuan yang disimpan dalam bentuk aturan dan fakta akan mengalami kesulitan ketika harus diubah ke bentuk data. Demikianpun ketika data harus diubah kembali ke bentuk aturan dan fakta. Hal inilah yang mengakibatkan menurunnya kualitas informasi dari suatu pengetahuan atau bahkan mengakibatkan kesalahan informasi, sehingga pengetahuan yang dimaksud memiliki makna yang sama sekali lain dengan yang diharapkan oleh orang pakar.Pada basis pengetahuan berbasis Ternary Grid, kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatas dengan mengeliminasi kesalahan-kesalahan yang ada pada aturan-aturan dan fakta-fakta yang diberikan oleh orang pakar. Meskipun tidak semua masalah dapat diatasi dengan Ternary Grid, namun sebagian besar masalah yang berkaitan dengan kesalahan-kesalahan informasi dapat dihilangkan sehingga kinerja pengetahuan meningkat.Makalah ini membahas tentang pengembangan basis pengetahuan berbasis Ternary Grid sebagai bagian dari sistem pakar dalam bentuk database. Database yang dikembangkan merupakan implementasi konsep basis pengetahuan berbasis Ternary Grid yang telah diakui baik dalam lingkup nasional maupun internasional sebagai salah satu model pengetahuan. Selain itu diulas pula dengan jelas proses transformasi dan ekstraksi dari data ke pengetahuan dan sebaliknya dalam format Ternary Grid. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar kesalahan-kesalahan informasi dapat dieliminasi

    PENGEMBANGAN BASIS PENGETAHUAN (KNOWLEDGE BASE) BERBASIS TERNARY GRID

    Get PDF
    Sebagai bagian dari sistem pakar, basis pengetahuan memiliki peranan yang cukup penting dalam mengorganisir pengetahuan-pengetahuan yang diberikan oleh orang pakar dalam bentuk data. Pada sistem pakar berbasis aturan, pengetahuan yang disimpan dalam bentuk aturan dan fakta akan mengalami kesulitan ketika harus diubah ke bentuk data. Demikianpun ketika data harus diubah kembali ke bentuk aturan dan fakta. Hal inilah yang mengakibatkan menurunnya kualitas informasi dari suatu pengetahuan atau bahkan mengakibatkan kesalahan informasi, sehingga pengetahuan yang dimaksud memiliki makna yang sama sekali lain dengan yang diharapkan oleh orang pakar. Pada basis pengetahuan berbasis Ternary Grid, kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatas dengan mengeliminasi kesalahan-kesalahan yang ada pada aturan-aturan dan fakta-fakta yang diberikan oleh orang pakar. Meskipun tidak semua masalah dapat diatasi dengan Ternary Grid, namun sebagian besar masalah yang berkaitan dengan kesalahan-kesalahan informasi dapat dihilangkan sehingga kinerja pengetahuan meningkat. Makalah ini membahas tentang pengembangan basis pengetahuan berbasis Ternary Grid sebagai bagian dari sistem pakar dalam bentuk database. Database yang dikembangkan merupakan implementasi konsep basis pengetahuan berbasis Ternary Grid yang telah diakui baik dalam lingkup nasional maupun internasional sebagai salah satu model pengetahuan. Selain itu diulas pula dengan jelas proses transformasi dan ekstraksi dari data ke pengetahuan dan sebaliknya dalam format Ternary Grid. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar kesalahan-kesalahan informasi dapat dieliminasi

    Analysis of Vocational Lecturer’s Pedagogical Competence Needs for TVET: A Case Study on Vocational Lecturers in West Java, Indonesia

    Get PDF
    This study aims to analyze the pedagogical competence needs of vocational lecturers. Learning development problems and needs related to the preparation of vocational lecturers can produce skilled vocational lecturers. The research method used is a quantitative method through surveys by distributing questionnaires given to vocational lecturers at Polytechnics in West Java, Indonesia. The findings obtained are the level of understanding of lecturers about students’ background is 76%. 82% of lecturers have compiled a complete Lesson Plan, both for activities in the classroom and outside the classroom. Mastery of the application of learning materials, media, methods, and laboratory equipment for vocational lecturers is very high, above 83%. This is in line with the characteristics of vocational education which must prepare students or graduates to quickly adapt to the workplace environment. However, in the activity of quiz making through online media, it is classified as a moderate at 68%, whereas the online learning and evaluation methods are beneficial since these methods are quite effective. The ability of vocational lecturers in conducting pretests before learning activities has a low score at 76%. This finding indicates that there are many difficulties, one of the factors is not knowing the urgency of the assessment. The pedagogical competence of vocational lecturers has an important role in the success of learning, both in the classroom and during practice. The benefit of this research is that the data obtained can be used as the basis for determining curriculum policies and vocational lecturer training programs to increase human resources following vocational lecturer programs in the industry 4.0 era

    Dukungan Pengembangan Agrowisata di Kampung Cibuluh Desa Pulosari Pangalengan dengan Pemasangan Peta Wisata dan Penerangan Jalan

    Get PDF
    Pariwisata di suatu daerah merupakan salah satu penggerak ekonomi. Situ Cileunca merupakan suatu danau di daerah Pangalengan yang dikenal sebagai tempat wisata. Ditegah danau tersebut terdapat sebuah kampung yang disebut Kampung Cibuluh. Sebagai tempat wisata, Kampung Cibuluh memiliki keterbatasan fasilitas berupa penerangan dan peta informasi lokasi wisata. Melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam mengambil peran tridarma perguruan tinggi yaitu pengabdian pada masyarakat, Mahasiswa Politeknik Manufaktur Bandung melakukan rencana pembuatan alat untuk menerangi jalan umum dan peta lokasi berupa sign system di sekitar kampung Cibuluh. Dilakukan analisis berdasarkan survei terhadap alat penerangan jalan secara umum dan penunjuk lokasi, lalu hasilnya dibuat desain rancangan dari kedua alat yang akan dibuat. Setelah itu dilakukan pembuatan dan pemasangan kedua alat tersebut. Setelah dilakukan uji coba, baik penerangan jalan maupun peta lokasi wisata dapat berfungsi dengan baik. Akhirnya penerangan jalan dan peta lokasi berupa sign system di Kampung Cibuluh Situ Cileunca Pangalengan dapat dipasang dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat maupun wisatawan di sekitar Situ Cileunca, Desa Cibuluh

    CURe-Mi mobile manipulator robot for contact-less COVID-19 patients serving missions

    No full text
    <p>Since March 2020, coronavirus disease (COVID-19) has become a major global concern. Even in an emergency, medical personnel should avoid contact with COVID-19 patients. Mobile manipulators are a non-contact alternative to medical personnel for performing healthcare tasks such as distributing supplies to COVID-19-quarantined patients. In this study, patients use an Android application to order mobile manipulator robots, which include the Collaborative Manipulator Robot UR5e and the autonomous mobile robot MiR200 (abbreviated and referred to as CURe-Mi). The HTTP protocol is used for communication between the Android application and the robot. The experiment was conducted in a small room with several tables and bottles used to simulate hospital rooms and medications. The delivery testing results show that all four items were delivered successfully. The results of the manipulator robot and mobile robot movement accuracy tests show that the average error is 0.213 and 4.51 cm, respectively. The Android application performance test demonstrates that the application successfully sends commands to the mobile manipulator robot within its maximum range of 1,800 cm. The CURe-Mi mobile manipulator robot has successfully assisted medical personnel in handling several contactless COVID-19 patients serving missions.</p&gt

    Sistem Pemantauan EKG dan Detak Jantung Berbasis WEB

    No full text
    The electrocardiogram (ECG) and heart rate are parameters used in the analysis and cardiac activity. Monitoring and analysis is currently still being carried out face-to-face. In this study used the Internet of Things (IOT) and the web-based interface, This is done so that the process of monitoring and analysis of ECG waveforms can be done anywhere and anytime by medical personnel. This study is a continuation of monitoring ECG and heart rate, an AD8232 modul were used to read and conduct bio-voltage signal conditioning from the body with the help of the electrodes. The electrode tapping technique is determined based on Einthoven's triangle theory. In addition, the NodeMCU microcontroller is used to control output and allows running an Internet of Things (IoT) system. Also performed EKG wave output testing, the success rate of data transmission, the realization of the interface as well as testing the accuracy and precision of heart rate values. The results showed that the resulting ECG waves had a frequency of 40Hz and a QRS complex wave period of 0.10 second. In addition, the percentage of success rate of data transmission is 98.84%. Also obtained a heart rate measurement accuracy of 97.966% and a precision level of 0.658%. An interface has also been realized that can display ECG waves in the order of milliseconds and milliseconds.Elektrokardiogram (EKG) dan detak jantung adalah parameter yang digunakan dalam analisa dan pemantauan  aktivitas jantung. Pemantauan dan analisa saat ini masih dilakukan secara tatap muka. Pada penelitian ini digunakan sistem Internet of Things (IoT) dan antarmuka berbasis web, Hal ini dilakukan agar proses pemantauan dan analisa gelombang EKG dapat dilakukan di manapun dan kapanpun oleh tenaga medis. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari monitoring EKG dan detak jantung, digunakan modul AD8232 berfungsi untuk membaca sinyal bio voltase pada tubuh dengan bantuan elektroda. Teknik sadapan elektroda ditentukan berdasarkan teori segitiga Einthoven. Selain itu, mikrokontroler NodeMCU digunakan untuk mengontrol keluaran dan memungkinkan menjalankan sistem Internet of Things (IoT). Dilakukan juga pengujian output gelombang, tingkat keberhasilan pengiriman data, realisasi antarmuka serta pengujian akursai dan presisi. Hasil penelitian menunjukan gelombang EKG yang dihasilkan memiliki frekuensi 40 Hz dan perioda gelombang QRS complex sebesar 0,10 second. Selain itu presentase tingkat keberhasilan pengiriman data sebesar 98,84%. Diperoleh juga tingkat akurasi pengukuran detak jantung sebesar 97,966% dan tingkat presisi sebesar 0,658%. Telah direalisasikan juga sebuah antar muka yang dapat menampilkan gelombang EKG dalam orde mili volt dan mili detik
    corecore