16 research outputs found

    Nutrien Tercerna dan Energi Metabolis Puyuh yang Mendapat Tepung Limbah Penetasan dengan atau Tanpa Kerabang

    Get PDF
    This research aimed to investigate the effect of whole hatchery waste meal (WHWM) or shells hatchery waste meal (SHWM) in the ration on digestible nutrient and apparent metabolizable energy (AME). A total of 500 quails (Coturnix coturnix japonica) 30 days with an average initial body weight of 94,7 ± 4,2 g were used. The research was designed to completely randomized design with 5 treatments and 5 replicates with 20 quails per replicate. The dietary treatments were: P0 = basal ration, P1 = 96% basal ration + 4% WHWM, P2 = 92% basal ration + 8% WHWM, P3 = 96% basal ration+ 4% SHWM and P4 = 92% basal ration + 8% SHWM. The commercial ration was fed to quails aged 30–39days. At the age of 40–42 days, quails were adapted to basal ration. The nutrient digestibility was measured using the total collection method after 2 Ă— 28days of treatment. The data were analyzed using variance analysis and if there was a treatment effect, continued by orthogonal contrast test. The results showed that feeding WHWM or SHWM up to 8% increased the digestible crude fat and AME but did not increase digestible crude protein and dry matter. The digestible crude fat and AME of quails fed SHWM was higher than that of quails fed WHWM. Furthermore, the digestible crude fat of quails fed 8% WHWM was higher than that of quails 4%, but the opposite result was obtained for me. Feeding 8% SHWM generated a higher digestible crude fat than 4% SHWM.       &nbsp

    PENGEMBANGAN SCREENHOUSE BERBASIS AGROWISATA SEBAGAI UPAYA MENCETAK TECHNOPRENEUR YANG UNGGUL

    Get PDF
    Abstract. The purpose of this program are to develop screenhouse in Faculty of Agriculture Universitas Sebelas Maret, both for internal education (on campus), external (off campus) and entrepreneurial business with the concept of agrotourism. The method used are forming and developing business unit. Step of activities include preparation, construction of screenhouse areas and other supporting facilities, making fishponds, planting fruit, vegetable, decoratives plants, and product marketing. The results of this program provide education to students and the community relating to organic farming, as well as producing fruit, vegetable, and fish. Promotion was carried out using online media and leaflets. Four students at the first year doing internship to become technopreneur in agriculture.               Abstrak. Tujuan dari Program Pengembangan Unit Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) ini adalah mengembangkan screenhouse di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret secara maksimal, baik  untuk  edukasi  internal  (dalam  kampus),  eksternal  (luar  kampus)  maupun  bisnis wirausaha dengan konsep agrowisata. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini berupa tahapan pembentukan dan pengembangan unit usaha bisnis. Tahapan kegiatan meliputi persiapan, pembangunan area screenhouse dan sarana penunjang lainnya, pembuatan kolam, penanaman tanaman buah, sayur dan hias, serta pemasaran produk. Hasil dari program ini memberikan edukasi kepada mahasiswa maupun masyarakat berkaitan dengan pertanian organik, serta memproduksi tanaman buah, sayur, dan  ikan. Promosi dilakukan menggunakan media online dan leaflet. Tahun pertama sudah dapat memagangkan empat mahasiswa menjadi technopreneur di bidang pertanian

    PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN PASAR KUMANDANG

    Get PDF
    Bongkotan Hamlet is the smallest hamlet located in Bojasari Village, Kertek District, Wonosobo Regency. In this place there is a site of Bongkotan Temple which is the legacy of the Syailendra Dynasty. Unfortunately, this rich history has not been managed optimally. Seeing this condition, Sigit Budi Martono along with creative activists in Bongkotan Hamlet invited the community to participate in reviving the tourism potential. The idea was initiated by creating the Kumandang Market located on Bongkotan hill, just across the Bongkotan Temple site area. It is intended that the existence of temple sites and village markets can be mutually integrated so that it can attract tourists to visit. Finally, after going through a preparatory process involving the local community, the official Kumandang Market was held on June 24, 2018 by utilizing the momentum of the Eid Mubarak holiday. Until now, the Kumandang Market has been held 18 times with the number of visitors increasing every week. This shows the existence of community participation in the development of the Kumandang Market. Based on the results of the study, community participation in the development of the Kumandang Market is indicated by the participation in decision making in Kumandang Market planning, participation in the implementation of the Kumandang Market, participation in taking utility of Kumandang Market, and participation in evaluating the Kumandang Market

    Model Pengembangan Agribisnis Pertanian Terpadu dengan Pendekatan Klaster Pertanian Terpadu di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia

    Get PDF
    Salah satu konsep pengembangan UMKM Agribisnis adalah melalui pendekatan klaster. Akibat rendahnya akses terhadap informasi, teknologi, produksi, pemasaran, manajemen, dan permodalan, sehingga perlu adanya strategi dan upaya komprehensif dalam membangun dan memperkuat pengembangan UMKM. Pada penelitian ini akan dilakukan pemodelan terhadap pengembangan agribisnis pertanian terpadu dengan pendekatan klaster di Kabupaten Sukoharjo. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah melalui survey dan Focus Group Discussion (FGD). Kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan SWOT untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang terjadi. Adapun sub klaster yang diamati adalah sub klaster peternakan, makanan olahan, jamur, dan pertanian organik. Dari hasil yang diperoleh sejauh ini keempat sub klaster mengalami permasalahan yang sama yaitu kurang terorganisir dengan baik, sehingga informasi terkait pengembangan usaha yang diperoleh pun menjadi kurang optimal. Meskipun pada dasarnya pemerintah setempat melalui Bappeda dan dinas terkait lainnya sudah cukup terlibat dalam meningkatkan pengembangan usaha UMKM ini

    Pengaruh Suplementasi Betain terhadap Beberapa Parameter Lipida dan Protein Darah pada Puyuh

    Get PDF
    The objective of this research was to see the influence of betaine supplementation on some of blood lipid and protein parameters in laying quails. The research used four treatments based on completely randomized design. Each treatment was replicated five times with seventeen quails each. The treatments used 340 quails aged 4 weeks with average weigh 98.31±8.67 grams. The supplementation levels of betaine were 0 (control); 0.07; 0.14 and 0.21%. Twenty quails aged 14 weeks were taken from each replicate to determine blood lipid and protein. Data were analyzed by analysis of variance and if there was an effect of treatment, then it was analyzed by Duncan’s Multiple Range Test. The result showed that betaine supplementation at level 0.14% resulted higher level of low density lipoprotein compared with the other treatments. It could be concluded that betaine supplementation at 0.14% resulted higher concentration of low density lipoprotein than control. Key words: quail, betaine, blood lipid, blood protei

    Inovasi Cashless Payment Berbasis Website Sebagai Platform Digital Yang Menjembatani Beragam Potensi Wisata Desa Berjo di Era New Normal

    Get PDF
    Kemajuan sektor pariwisata sebagai hal yang penting untuk setiap negara, hal ini sangat mempengaruhi peningkatan data produk domestik bruto (PDB). Desa Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar merupakan satu dari banyaknya desa wisata yang menarik untuk dikunjungi wisatawan. Keunggulan Berjo berupa keunikan budaya, reputasi sejarah, dan karunia pemandangan alam yang menarik wisatawan. Situs Candi Sukuh, Air Terjun Jumog dan Danau Madirda merupakan 'Segitiga Berjo' dengan perkiraan 84.699 pengunjung per tahun sebelum pandemi, yang menjadi ujung tombak destinasi wisata unggulan. Sayangnya, sejak 2020 sektor pariwisata Berjo terkena dampak Covid-e19. Terjadi penurunan drastis jumlah pengunjung menjadi 20-50%, sehingga mempengaruhi pendapatan pengelola pariwisata. Masalah lain yang dihadapi mitra adalah sistem pembayaran yang terbatas dan sangat rentan terhadap kebocoran data dan keuangan karena masalah human error, kebocoran kunjungan karena pemalsuan tiket dan keterbatasan dalam memantau jumlah pengunjung. Untuk itu diperlukan langkah transformasi berupa inovasi guna mengembalikan eksistensi pariwisata yang mampu menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan. Bekrembangnya teknologi yang pesat karena seiring perkembangan zaman, salah satunya dalam hal metode pembayaran juga mengalami berbagai inovasi, salah satunya yang saat ini sedang digunakan adalah metode pembayaran non tunai. Tim pengusul membuat inovasi pembayaran cashless berbasis website yaitu “EZBERJO” sebagai solusi atas segala permasalahan yang dihadapi mitra. Program ini bertujuan untuk mewujudkan digitalisasi pariwisata Desa Berjo sebagai langkah dalam mempromosikan pariwisata melalui pendekatan digital yang berdampak pada pengembangan potensi wisata di desa wisata, meminimalkan kontak fisik sebagai upaya mendukung pemulihan dan kesadaran yang optimal tentang kesehatan masyarakat, membantu manajer memeriksa secara real time. Total jumlah pengunjung pariwisata Berjo, dan sebagai sistem transparansi keuangan

    Pengembangan Pink Miana Menjadi Produk Unggulan Daerah Berbasis IPTEK Untuk Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Puntukrejo

    Get PDF
    Tanaman Pink Miana (Coleus scuttelarioides) merupakan varietas miana yang hanya dibudidayakan di  salah satu UMKM pariwisata The Lawu Fresh, Desa Puntukrejo Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah.  Tanaman hias yang terkenal dengan keunikan warna daunnya ini ternyata mengandung berbagai zat  seperti antioksidan serta antiinflamasi yang baik bagi imunitas tubuh. Akan tetapi, melimpahnya potensi  yang dimiliki miana tidak diimbangi dengan kapabilitas masyarakat setempat dalam pengolahannya.  Pengolahan Pink Miana yang kurang tepat dapat menyebabkan berkurang atau hilangnya kandungan zat zat tersebut jika diolah dengan suhu yang terlalu panas. Metode yang digunakan dalam pemecahan  permasalahan tersebut adalah controlled boiling. Controlled boiling merupakan metode merebus  menggunakan api kecil dengan pengawasan suhu yang teratur agar tidak melampaui suhu maksimal yang  dapat diterima bahan. Adapun hasil temuan yang diperoleh adalah produk sirup berbahan dasar daun  miana pertama “Pink Fresh” yang mengandung antioksidan serta antiinflamasi tinggi yang berkhasiat  bagi imunitas tubuh. Tujuan dari pembuatan minuman fungsional berbahan dasar miana adalah  memberikan variasi minuman kesehatan yang inovatif dibandingkan yang telah ada di pasaran. Terciptanya produk minuman fungsional berbahan dasar miana “Pink Fresh” diharapkan dapat menjadi  produk penunjang imun tubuh dengan penerapan kegiatan berbasis based learning untuk memanfaatkan  potensi desa menjadi produk dengan nilai ekonomis tinggi guna mencapai keberdayaan ekonomi  masyarakat desa. Kalangan muda menjadi target pasar utama dari produk “Pink Fresh” karena inovasi  rasanya yang tidak seperti minuman kesehatan lainnya. Meskipun menggunakan sistem pre-order,  penjualan pertama dari produk “Pink Fresh” mendapat sambutan hangat dari para konsumen hingga  mencapai 70 botol dalam pesanan pertama

    Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Obat Keluarga melalui Digital Marketing Guna Mewujudkan Produk Unggul Desa yang Berdaya Saing

    Get PDF
    Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Desa Ngunut merupakan kelompok yang bergerak di bidang budidaya dan pengolahan tanaman obat keluarga (toga). Kelompok ini beranggotakan para kader penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga berjumlah 20 orang. Kelompok UPPKS Desa Ngunut telah melakukan produksi olahan toga sejak tahun 2016, tetapi value proposition produk masih rendah karena belum ada usaha pengembangan lebih lanjut sehingga keberjalanan usaha selama ini masih berlangsung bergantung pada ketua kelompok. Kegiatan pemberdayaan ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan usaha tanaman obat keluarga melalui digital marketing sehingga jangkauan pemasaran produk dapat lebih luas. Metode pemberdayaan yang digunakan yaitu participatory rural appraisal dengan tahapan (1) identifikasi potensi masalah dan kebutuhan masyarakat, (2) penyelarasan dengan program Desa Ngunut, (3) penyusunan program bersama masyarakat (4) pelaksanaan program, dan (5) monitoring dan evaluasi program. Hasil pengabdian masyarakat untuk pengembangan usaha tanaman obat keluarga meliputi kegiatan diversifikasi produk, perbaikan kemasan, pendaftaran merek dan P-IRT, pelatihan digital marketing, penggunaan sosial media dan marketplace untuk pemasaran, dan scale up kelembagaan. Berbagai strategi ini digunakan untuk mewujudkan produk unggulan desa yang memiliki daya saing. Kegiatan pengembangan ini memberikan dampak terhadap (1) volume penjualan mengalami kenaikan dari 15 kg setiap minggu menjadi 30 kg setiap minggu, dan (2) peningkatan pendapatan masyarakat menjadi 2 kali lipat setiap minggu

    Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Obat Keluarga melalui Digital Marketing Guna Mewujudkan Produk Unggul Desa yang Berdaya Saing

    Get PDF
    Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Desa Ngunut merupakan kelompok yang bergerak di bidang budidaya dan pengolahan tanaman obat keluarga (toga). Kelompok ini beranggotakan para kader penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga berjumlah 20 orang. Kelompok UPPKS Desa Ngunut telah melakukan produksi olahan toga sejak tahun 2016, tetapi value proposition produk masih rendah karena belum ada usaha pengembangan lebih lanjut sehingga keberjalanan usaha selama ini masih berlangsung bergantung pada ketua kelompok. Kegiatan pemberdayaan ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan usaha tanaman obat keluarga melalui digital marketing sehingga jangkauan pemasaran produk dapat lebih luas. Metode pemberdayaan yang digunakan yaitu participatory rural appraisal dengan tahapan (1) identifikasi potensi masalah dan kebutuhan masyarakat, (2) penyelarasan dengan program Desa Ngunut, (3) penyusunan program bersama masyarakat (4) pelaksanaan program, dan (5) monitoring dan evaluasi program. Hasil pengabdian masyarakat untuk pengembangan usaha tanaman obat keluarga meliputi kegiatan diversifikasi produk, perbaikan kemasan, pendaftaran merek dan P-IRT, pelatihan digital marketing, penggunaan sosial media dan marketplace untuk pemasaran, dan scale up kelembagaan. Berbagai strategi ini digunakan untuk mewujudkan produk unggulan desa yang memiliki daya saing. Kegiatan pengembangan ini memberikan dampak terhadap (1) volume penjualan mengalami kenaikan dari 15 kg setiap minggu menjadi 30 kg setiap minggu, dan (2) peningkatan pendapatan masyarakat menjadi 2 kali lipat setiap minggu
    corecore