263 research outputs found

    MEMBACA MAKNA KARYA FOTOGRAFI DOKUMENTER

    Get PDF
    AbstrakFoto dokumenter adalah penggambaran dunia nyata oleh fotografer.  Gambaran tersebut menyampaikan sesuatu yang penting dan memberikan komentar agar dimengerti oleh orang lain. Secara tidak langsung, hal ini  dapat dikonsumsi public guna mempertahankan sebuah warisan budaya. Visualisasi dari  dunia nyata yang direkam oleh seorang fotografer juga berupaya mengkomunikasikan dan memberikan informasi  terhadap suatu peristiwa. Apa yang divisualkan oleh seorang fotografer  merupakan bentuk ekspresi dan suatu upaya merespon lingkungannya. Kepekaan seorang fotografer akan menggerakkan ISO, Speed dan Diafragma.  Setiap momen adalah peristiwa penting, setiap tekanan shutter adalah wujud kepeduliannya. Dalam Artikel ini, penulis melakukan pemaknaan terhadap tiga karya fotografi documenter 1). Ragam Hias Rumah Gadang, 2). Eksistensi Tebu Lawang, 3). Ibu Yusnidar Pembuat Saka Tabu Bukik Batabuh. AbstractDocumentary photos are real-world depictions by photographers. The picture conveys something important and provides comments so that others can understand it. Indirectly, this can be consumed by the public to maintain cultural heritage. Visualizing the real world recorded by a photographer also seeks to communicate and provide information about an event. What a photographer visualizes is a form of expression and an attempt to respond to his environment. The sensitivity of a photographer will move the ISO, Speed , and Diaphragm. Every moment is an important event, and every shutter press is an expression of concern. In this article, the author interprets the three works of documentary photography 1). Ornamental Variety of Rumah Gadang, 2). The existence of Lawang Sugarcane,Ragam Hias Rumah Gadang, 2). Eksistensi Tebu Lawang, 3). Ibu Yusnidar Pembuat Saka Tabu Bukik Batabuh

    IMPROVED UNDERSTANDING OF PHOTO AND VIDEO COMPOSITION WITH PEER TEACHING METHOD

    Get PDF
    Mastering the field of photography and videography, especially in composition which contains how to arrange the elements to be visualized. These two fields of knowledge synergize in producing creative visualizations. Moreover, graduates from the broadcasting major are prepared to be ready to enter the industrial world. It also directly demands cameramen to increase their abilities, especially in the process of formation and education. This prompted researchers to observe the ability and understanding of photo and video composition of class XI PSPT SMKN 1 Six Lingkung, Padang Pariaman Regency. To increase this understanding, researchers used the peer teaching method. So far, in the PSPT Department this method has never been applied in increasing theoretical understanding to achieve quality work

    Yogyakarta Batik Image Classification Based on Convolutional Neural Network

    Get PDF
    This paper studies the efficiency of identifying motifs and patterns in Yogyakarta batik using the Convolutional Neural Network (CNN) algorithm. This research uses the AlexNet architecture on CNN to increase the accuracy of batik image classification. Apart from that, it also involves the use of Canny edge detection techniques and feature extraction using the Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM) to improve the feature extraction process in batik images. There are 6 folders representing 6 types of motifs containing -+20 to 25 data that have been prepared for the training session. Next, the data is processed with 20% of the data used for training and 80% for testing. The accuracy of this research using the SGDM optimizer reached 100%. The evaluation results provide insight into the extent to which edge emphasis can improve the model's ability to recognize and classify batik patterns. It also presents classification test results and evaluation metrics such as precision, recall, and F1 score

    LUMPIA SEMARANG PADA MASA ORDE BARU (Lumpia sebagai Identitas Budaya Etnis Tionghoa Peranakan Semarang)

    Get PDF
    Semarang merupakan salah satu kota yang menjadi tujuan imigran Etnis Tionghoa karena memiliki Feng Shui yang baik. Etnis Tionghoa peranakan Semarang membaur dengan penduduk Semarang dan memunculkan akulturasi dari berbagai aspek, tak terkecuali kuliner. Pada masa Orde Baru etnis Tionghoa peranakan Semarang juga merasakan deskriminasi peraturan pemerintah, namun etnis Tionghoa peranakan Semarang mampu mengidentifikasi kelompoknya sebagai etnis Tionghoa peranakan Semarang tercermin dalam kuliner lumpia.                 Tujuan penelitian ini adalah memperoleh deskripsi tentang (1) Mendeskripsikan perkembangan lumpia Semarang pada masa Orde Baru, (2) Mengidentifikasi makna-makna lumpia sebagai identitas khas etnis Tionghoa peranakan Semarang. (3) Mendeskripsikan implikasi penelitian Lumpia Semarang masa Orde Baru (4) Lumpia sebagai Identitas Etnis Tionghoa Peranakan Semarang terhadap program pendidikan sejarah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan menggunakan pendekatan teori identitas budaya. Setelah dilakukan kritik sumber dan interpretasi terhadap data – data yang diperoleh, kemudian disusun secara kronologis tersusun historiografi tentang lumpia semarang pada masa Orde Baru, lumpia sebagai identitas budaya etnis Tionghoa peranakan Semarang.                 Hasil penelitian menunjukkan bahwa etnis Tionghoa peranakan Semarang sebagai etnis minoritas mendapatkan perlakuan deskriminatif saat Orde Baru dari berbagai aspek.Etnis Tionghoa peranakan Semarang mendapatkan batasan – batasan dalam melakukan aktivitas ibadah dan kepercayaan dan aktivitas politik, namun etnis Tionghoa peranakan tetap diberikan kesempatan dalam mengembangkan perekonomian, khususnya dalam hal perdagangan.Hal ini menyebabkan banyaknya toko – toko yang dikuasai etnis Tionghoa peranakan, tak terkecuali industri lumpia yang semakin menjamur di Semarang.Lumpia sebagai makanan akulturasi Etnis Tionghoa dengan penduduk Semarang, mencerminkan simbol – simbol budaya etnis Tionghoa peranakan Semarang.Lumpia sebagai representasi identitas etnis Tionghoa peranakan Semarang yang tetap bertahan dalam keadaan etnis Tionghoa yang mendapatkan tekanan –tekanan dari pemerintah.Lumpia memiliki makna sosial dan makna politik bagi etnis Tionghoa peranakan Semarang.Hasil penelitian ini dapat dijadikan untuk mengembangkan program pendidikan sejarah melalui kurikulum dan sejarah dalam perspektif pendidikan serta bahan ajar tambahan dalam pembelajaran Sejarah di sekolah. Kata kunci: identitas budaya, Orde Baru, lumpia, etnis Tionghoa &nbsp

    UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMECAHKAN MASALAH MELAUI PENGGUNAAN STRATEGI POHON MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

    Get PDF
    Permasalahan dalam penelitian ini terlihat beberapa indikasi pada siswa diantaranya kurangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dikelas, siswa menunjukkan bahwa belum mampu menyimak ketika pembelajaran sedang berlangsung, siswa kurang percaya diri dalam bertanya dan memberikan pernyataan atau komentar terhadap materi yang disampaikan, dan terlihat rendahnya sikap toleransi siswa terhadap siswa lain. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan memecahkan masalah siswa, peneliti berharap adanya peningkatan pada setiap siklusnya. Untuk memperbaiki hal tersebut peneliti menggunakan strategi pohon masalah sebagai alat dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran IPS di kelas. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan model Ebbut. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Ciseeng Bogor, sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-H. Hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan strategi pohon masalah untuk meningkatkan keterampilan memecahkan masalah siswa dinyatakan berhasil. Pada siklus pertama, hasil observasi tentang memecahkan masalah siswa “cukup”. Pada siklus kedua, keterampilan memecahkan masalah yang dilakukan siswa mengalami peningkatan dan berada pada kategori “baik”. Pada siklus terakhir, yakni siklus ketiga masuk pada kategori “sangat baik”. Sehingga penelitian ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa dengan penggunaan stategi pohon masalah dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah siswa.;-- The problem in this research seen some indications of the students including a lack of the ability of students to solve problems in class, the students show that has not been able to listen when learning is running, students are less confident in asking and give a statement or comment on the material submitted, and it can be seen on students’ tolerance to other students. The purpose of this research is to improve students’ problem solving skills. The researcher expects an increase in each cycle. To fix the problem, the researcher uses the tree problem strategy as a tool in the learning activities to enhance problem-solving skills of students in social studies classes. The method used in this study using classroom action research (CAR with a model Ebbut. This research was conducted in SMP Negeri 1 Bogor Ciseeng, and the subject of this research is students of VIII-H class. The results of the implementation of IPS learning using problem trees strategies to improve problem-solving skills of students declared successful. In the first cycle, the observation about students’ problem solving is "enough". In the second cycle, the problem solving skills that students do has increased and it is in the category of "good". In the last cycle, the third cycle entered in the category of "very good". So, this research can be concluded that the use of tree problem strategy in IPS learning can improve students' problem-solving skills

    PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

    Get PDF
    Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah rendahnya disiplin kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Hal tersebut ditandai dengan fluktuasi ketidakhadiran. Dari fenomena tersebut dapat dikatakan SMK PGRI 2 Cimahi belum sepenuhnya mewujudkan tujuan organisasi yang dikehendaki. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu kompensasi (X) dan disiplin kerja guru (Y). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai efektivitas pemberian kompensasi, gambaran mengenai tingkat disiplin kerja guru, dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari kompensasi terhadap disiplin kerja guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanatory survey. Teknik pengumpulan data menggunakan penyebaran angket. Analisis data menggunakan regresi sederhana. Anggota populasi yaitu 42 guru. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan informasi bahwa kompensasi dan disiplin kerja guru berada pada kategori sedang. Dari hasil uji hipotesis diperoleh bahwa efektivitas kompensasi berpengaruh positif. Namun demikian, disiplin kerja SMK PGRI 2 Cimahi tidak hanya dipengaruhi oleh kompensasi saja, melainkan ada faktor lainnya yang juga berpengaruh, tetapi tidak dikaji dalam penelitian ini.----------The issues that were examined in this research is about the low of work teachers’ discipline in SMK PGRI 2 Cimahi. It is characterized by the fluctuations in teachers’ absence. From this phenomenon, it can be said that SMK PGRI 2 Cimahi had not fully achieved the expected organizational goals. This research consists of two variables, they are compensation (X) and work teachers’ discipline (Y). The purpose of the research are to desribe the effectiveness of compensation, to describe work teachers’ discipline and the last is to fins out whether there is any influence from compensation on work teachers’ discipline. The methode that was used in this research is from eksplanatory that is analyzed using simple regression. The members of the population are 42 teachers. Based on the analyze of the study, it can be inferred that compensation effectiveness and work teachers’ discipline at SMK PGRI 2 Cimahi are in the medium category. The result of the hypothesis test, it is also obtained that the effectiveness of compensation has positive effect. Nevertheless, the teachers’ discipline of SMK PGRI 2 Cimahi was not only influenced by compensation, but also by other factors which were not investigated in this study

    PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH PENGUKURAN PANJANG PADA SISWA SD KELAS 2 MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

    Get PDF
    This research purpose to learning problem solving length measurement using contextual learning models. The research was implemented on second grade students in one of in elementary school in Cimahi. The method used is a qualitative descriptive. The instruments used are, problem solving questions, interview orientation, observation sheets, and validated questionnaire. The problem solving analysis was obtained from the result of students' response/answer. We need to use questionnaire for getting informations from students' opinion. The result of the research test show that the condition of students using contextual learning models has a higher average, compared to the condition of students when they have not gotten contextual learning in learning problem solving skills. Additionally, there's a positive response to mathematics and an influence on students' mathematical problem solving abilities. It is recommended for educators to using the contextual learning model as one of the choice models in Mathematics subjects

    The Functions Of Indonesian-English Code-Switching In Written Literature

    Get PDF
    Sebagai variasi bahasa, alih kode menjadi kondisi yang umum di masyarakat tutur tertentu. Fenomena ini biasanya memunculkan keadaan kedwibahasaan. Dwibahasawan setidaknya menguasai dua bahasa selain bahasa ibunya. Sebagai contoh, pelajar Indonesia berbicara bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang mereka pelajari di sekolah atau kampus. Akibatnya, ketika mereka berinteraksi dengan yang lainnya, mereka sering beralih kode satu dengan yang lain secara sengaja atau tidak. Sebagai proses menyampaikan pesan, alih kode muncul dalam karya tulis seperti artikel, tesis, buku teks, cerita pendek, puisi dan novel. Alih kode yang secara sistematis muncul di karya tulis diasumsikan dilakukan untuk memenuhi beberapa fungsi. Rangkaian fungsi tersebut diusulkan olehGumperz (1982) dan dilengkapi oleh Marasigan (1983). Fungsi-fungsi tersebut meliputiquotation, addressee specification, interjection, reiteration, message qualification, personilization v.s objectivizationdanfacility of expression
    • …
    corecore