31 research outputs found

    Peningkatan Pemanfaatan Kulit Ipoh sebagai Bahan Baku Barang Kerajinan

    Full text link
    Kulit kayu ipoh merupakan salah satu komoditi HHBK yang potensial dan bermanfaat sebagai bahan baku pembuatan barang kerajinan. Pada awalnya kulit ipoh hanya dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pakaian dan tali-temali oleh suku anak dalam Kubu, Jambi. Sesuai dengan perkembangan zaman, kulit ipoh digunakan sebagai kanvas melukis di Bali dan dapat ditingkatkan nilai tambahnya dengan mengolahnya menjadi cinderamata berupa produk barang kerajinan seperti : topi, tas, dompet, taplak meja, dan lain-lain sehingga mempunyai nilai ekonomis yang lebih Tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan kulit ipoh menjadi barang kerajinan oleh masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan komponen kimia kulit ipoh yang terdiri dari: kadar air berkisar antara 5-7%; kadar abu 3-10%; kadar pati 6-11%; kadar lignin 3-10%; kadar selulosa 55-58%; dan kelarutan dalam alkohol benzena 1:2 berkisar antara 4-5%. Sedangkan hasil analisis sifat fisik kulit ipoh adalah : tebal berkisar antara 1,2-1,8 mm; kekuatan tarik 59-299 N; kekuatan sobek 10-34 N; Mulur 16-37%; waktu serap 6-76 detik dan kapasitas serap berkisar antara 384-577%. Berdasarkan ketebalan kulit, maka semua contoh uji dapat dibuat barang kerajinan dan contoh uji yang berasal dari diameter pohon 44,3 cm dan 51,5 cm dengan waktu pengeringan 1 hari dapat dibuat barang kerajinan berupa tas karena memiliki nilai kekuatan tarik dan kapasitas serap yang cukup tinggi

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGIDENTIFIKASI JENIS – JENIS PEKERJAAN

    Get PDF
    Abstract: The aim of this reserach is to improve understanding concept of learning social on identification kind of jobs subject matter. This research belongs to a classroom action research. The research was carried out in two cycles. Each cycle consists of planning, action, observation, and reflection. The sources data came from the three grade students, the three grade teacher, and the document. To collect the data it used interview, observation, documentation and test. To validity the data it used content validity. To analyze the data it used descriptive comparative. Inconclusion make a match model can improve understanding concept of learning social on identification kind of jobs subject matter. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep IPS pada materi mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sumber data berasal dari siswa kelas III, guru kelas III dan dokumen. Pengumpulan data digunakan wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. Validitas data menggunakan validitas isi. Analisis data digunakan deskriptif komparatif. Simpulan bahwa model make a match dapat meningkatkan pemahaman konsep IPS pada materi mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan. Kata kunci: model make a match, pemahaman konsep IPS, materi mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan

    Pembuatan Bioetanol Dari Limbah Kayu Sengon (Falcataria Moluccana (Miq.) Barneby & J.w. Grimes) Dengan Metode Substrat Konsentrasi Tinggi

    Get PDF
    Industri penggergajian kayu baik skala kecil, menengah dan besar banyak beroperasi di Indonesia. Pada saat mengkonversi dolok menjadi kayu gergajian menghasilkan limbah kayu berupa potongan kecil dan serbuk gergaji. Potongan kecil kayu merupakan bahan berlignoselulosa yang berpotensi untuk menghasilkan etanol. Tulisan ini mempelajari kemungkinan pemanfaatan potongan kecil limbah kayu sengon untuk menghasilkan bioetanol. Pembuatan etanol, dilakukan dengan metode substrat konsentrasi tinggi dengan menghidrolisis substrat konsentrasi tinggi, yaitu 15, 25, dan 35% dan dua konsentrasi enzim (12,5 dan 15 FPU/g substrat). Hasil penelitian menunjukkan, perlakuan konsentrasi substrat 25% dan selulase 15 FPU/g substrat menghasilkan gula pereduksi tertinggi sebesar 248,3 mg/mL; sedangkan konsentrasi substrat 35% menghasilkan kadar etanol tertinggi sebesar 17,7% dengan rendemen sebesar 38,4%. Dapat disimpulkan bahwa metode substrat konsentrasi tinggi dapat menghasilkan kadar etanol yang tinggi pada limbah kayu sengon

    FORMULASI RAGI CAMPURAN UNTUK PRODUKSI BIOETANOL DARI LIMBAH KAYU SENGON

    Get PDF
    Saat ini, bioetanol merupakan salah satu sumber Bahan Bakar Nabati (BBN) yang berpotensi dikembangkan sebagai sumber energi alternatif baru dan terbarukan. Bioetanol dapat diperoleh dari fermentasi limbah pertanian dan kehutanan, dengan sebelumnya melalui perlakuan pendahuluan dan hidrolisis. Proses tersebut dapat dilakukan dengan bantuan mikroba (ragi). Untuk mendapatkan kadar etanol yang tinggi perlu dilakukan pencarian formulasi ragi campuran untuk proses fermentasi. Tulisan ini mempelajari formulasi ragi campuran yang efektif dari fermentasi sabetan kayu sengon untuk menghasilkan kadar etanol yang optimal. Formulasi dilakukan dengan mencampur Aspergillus oryzae, Saccharomyces cerevisae, Rhyzopus oryzae dan campuran bahan lainnya dengan beberapa variasi perlakuan. Ragi komersial Sacharomyces cerevisae digunakan sebagai kontrol pembanding dengan konsentrasi 3 – 9%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ragi campuran dengan konsentrasi 7% paling efektif digunakan pada fermentasi lignoselulosa dengan hasil kadar etanol sebesar 1,569%. Kadar etanol yang dihasilkan lebih tinggi dari kadar etanol yang dihasilkan dari fermentasi dengan ragi komersial sebesar 0,652%

    PEMBUATAN BIOETANOL SECARA ENZIMATIS DARI LIMBAH BATANG SAWIT (Elaeis guineensis) DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN

    Get PDF
    Biomassa merupakan salah satu alternatif bahan baku potensial untuk produksi biofuel atau bioetanol. Tulisan ini mempelajari pembuatan bioetanol dari bahan lignoselulosa, yaitu limbah batang kelapa sawit. Batang sawit dibagi menjadi tiga bagian, yaitu parenkim (P), vaskular bundel (VB) dan campuran keduanya (PVB). Hasil penelitian menunjukkan, kadar gula pereduksi sebelum fermentasi semua perlakuan lebih tinggi dari sampel tanpa penambahan surfaktan (kontrol) pada konsentrasi selulase 10 dan 15 FPU/g substrat. Kadar etanol tertinggi (1,63%) berasal dari parenkim dengan konsentrasi selulase 15 FPU/g substrat

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGIDENTIFIKASI JENIS – JENIS PEKERJAAN

    Get PDF
    Abstract: The aim of this reserach is to improve understanding concept of learning social on identification kind of jobs subject matter. This research belongs to a classroom action research. The research was carried out in two cycles. Each cycle consists of  planning, action, observation, and reflection. The sources  data came from the three grade students, the three grade teacher, and the document. To collect the data it used interview, observation, documentation and test. To validity the data it used content validity. To analyze the data it used descriptive comparative. Inconclusion make a match model can improve understanding concept of learning social on identification kind of jobs subject matter. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep IPS pada materi mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sumber data berasal dari siswa kelas III, guru kelas III dan dokumen. Pengumpulan data digunakan wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. Validitas data menggunakan validitas isi. Analisis data digunakan deskriptif komparatif. Simpulan bahwa model make a match dapat meningkatkan pemahaman konsep IPS pada materi mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan. Kata kunci: model make a match, pemahaman konsep IPS, materi mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGIDENTIFIKASI JENIS – JENIS PEKERJAAN

    Get PDF
    Abstract: The aim of this reserach is to improve understanding concept of learning social on identification kind of jobs subject matter. This research belongs to a classroom action research. The research was carried out in two cycles. Each cycle consists of  planning, action, observation, and reflection. The sources  data came from the three grade students, the three grade teacher, and the document. To collect the data it used interview, observation, documentation and test. To validity the data it used content validity. To analyze the data it used descriptive comparative. Inconclusion make a match model can improve understanding concept of learning social on identification kind of jobs subject matter. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep IPS pada materi mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sumber data berasal dari siswa kelas III, guru kelas III dan dokumen. Pengumpulan data digunakan wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. Validitas data menggunakan validitas isi. Analisis data digunakan deskriptif komparatif. Simpulan bahwa model make a match dapat meningkatkan pemahaman konsep IPS pada materi mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan. Kata kunci: model make a match, pemahaman konsep IPS, materi mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan

    PENINGKATAN PEMANFAATAN KULIT IPOH SEBAGAI BAHAN BAKU BARANG KERAJINAN

    No full text
    Kulit kayu ipoh merupakan salah satu komoditi HHBK yang potensial dan bermanfaat sebagai bahan baku pembuatan barang kerajinan. Pada awalnya kulit ipoh hanya dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pakaian dan tali-temali oleh suku anak dalam Kubu, Jambi. Sesuai dengan perkembangan zaman, kulit ipoh digunakan sebagai kanvas melukis di Bali dan dapat ditingkatkan nilai tambahnya dengan mengolahnya menjadi cinderamata berupa produk barang kerajinan seperti : topi, tas, dompet, taplak meja, dan lain-lain sehingga mempunyai nilai ekonomis yang lebih Tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan kulit ipoh menjadi barang kerajinan oleh masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan komponen kimia kulit ipoh yang terdiri dari: kadar air berkisar antara 5-7%; kadar abu 3-10%; kadar pati 6-11%; kadar lignin 3-10%; kadar selulosa 55-58%; dan kelarutan dalam alkohol benzena 1:2 berkisar antara 4-5%. Sedangkan hasil analisis sifat fisik kulit ipoh adalah : tebal berkisar antara 1,2-1,8 mm; kekuatan tarik 59-299 N; kekuatan sobek 10-34 N; Mulur 16-37%; waktu serap 6-76 detik dan kapasitas serap berkisar antara 384-577%. Berdasarkan ketebalan kulit, maka semua contoh uji dapat dibuat barang kerajinan dan contoh uji yang berasal dari diameter pohon 44,3 cm dan 51,5 cm dengan waktu pengeringan 1 hari dapat dibuat barang kerajinan berupa tas karena memiliki nilai kekuatan tarik dan kapasitas serap yang cukup tinggi
    corecore