11 research outputs found

    Analisis Deskriptif dan Perilaku Konsumen Bar Chocolate di Yogyakarta

    Get PDF
    Indonesia tercatat sebagai satu-satunya negara Asia penghasil kakao terbesar. Namun, dalam hal konsumsi cokelat, Indonesia memiliki tingkat konsumsi yang masih rendah. Produsen cokelat perlu memahami karakteristik konsumen agar diperoleh penjualan yang tepat sasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik demografi dan psikrografi dari konsumen cokelat batang yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode Crosstabs Analysis dan Chi Square Test. Metode pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner online oleh responden. Responden diperoleh dengan metode non probability sampling. Hasil penelitian ini adalah karakteristik demografi meliputi jenis kelamin (72,5% perempuan), usia (82,6% berusia 16-25 tahun), pendidikan terakhir (66,1% SMA/sederajat), dan penghasilan/uang saku per bulan (55,05% di bawah Rp 1.000.000,00). Sedangkan karakteristik psikografi dan perilaku konsumen meliputi frekuensi konsumsi (65,1% jarang mengkonsumsi cokelat), jenis cokelat batang yang disukai (37,6% milk chocolate), dan bentuk cokelat batang yang diinginkan (54,1% cokelat batang berbentuk blok)

    Household food security during Covid-19 pandemic in Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia

    Get PDF
    Household food security in Indonesia depends on many factors. This study aims to describe household food security during the Covid-19 pandemic in Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). This research was conducted using a questionnaire for taking data. This study showed that there was a difference in household food security between the pre-pandemic of Covid-19 and during the pandemic of Covid-19. The hunger scale di DIY at the pre-pandemic of Covid-19 was 6% and increased during the pandemic of Covid-19 to 11%. It is showed that the financial crisis because of Covid-19 also influenced at increasing household food insecurity. As far as future research is concerned, the impact of food insecurity in vulnerable groups within the studied communities needs to be determined

    Shelf Life Determination of Pegagan (Centella asiatica) Chips Using Accelerated Shelf-Life Testing (ASLT) Method

    Get PDF
    Pegagan (Centella asiatica) is a wild plant with various kinds of efficacies for health and usually as herbal or traditional medicine. Pegagan has been processed into various new products including chips. Pegagan Chips are hygroscopic product that easy to absorb water from the environment. The objective of this study was to determine the shelf life of Pegagan Chips packed in different type of packaging materials. The shelf life of Pegagan Chips was determined using Accelerated Shelf-Life Testing (ASLT) method with a critical moisture content approach. Two different types of packaging used were polyethylene (PE) plastic and standing pouch aluminum foil. The samples were stored at 28°C and RH 75%. The results showed that the shelf life of Pegagan Chips with PE plastic and aluminum foil standing pouch were 83 and 139 days, respectively. Aluminum foil standing pouch possessed lower packaging permeability which was 0.0603 g/m2.day.mmHg compared to PE plastic

    OPTIMASI SUHU DAN WAKTU PENGEPRESAN DALAM PEMBUATAN BUBUK KAKAO PADA SKALA KELOMPOK TANI

    Get PDF
    Pengepresan merupakan proses pemisahan lemak kakao dari pasta hingga batas tertentu dengan menggunakan alat pengepres hidrolis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan suhu dan waktu pengepresan yang optimal untuk memperoleh bubuk kakao yang standar. Parameter yang diamati adalah rendemen, kadar air, kadar lemak dan warna (kecerahan) bubuk kakao. Optimasi dilakukan dengan dua faktor, waktu (X1) dan suhu (X2) menggunakan minitab. Hasil optimasi menunjukkan suhu dan lama pengepresan mempengaruhi kecerahan warna bubuk kakao secara signifikan, namun tidak berpengaruh terhadap kadar air, kadar lemak, dan rendemen. Pengepresan paling optimal dilakukan pada suhu 70oC dengan waktu waktu 30,114 menit untuk memperoleh kecerahan warna bubuk kakao yang beredar di pasaran

    Aging process of black garlic using natural material as spontaneous fermentation medium

    Get PDF
    This research aims to produce black garlic using various material such as clay chamber (kendil), bamboo chamber (besek), banana leaves, and aluminium foil. Single garlic var lanang (Allium sativum Var. Solo garlic) were cleaned up, weighed, covered by banana leaves, then put in clay chamber and bamboo chamber. Garlic were covered by alluminium foil used as control. All samples were aged using rice warmer in 60-70oC for 20 days. Brix(%) was measured using hand refractometer and antioxidant activity content was analyzed using 2, 2, diphenyl-1-picrylhydrazil (DPPH) assay. Result shows significant differences (P<0.05) on brix in obtained black garlic using clay chamber, bamboo chamber, and alluminium foil resulting a value of 5.2, 6.2 and 4˚Brix, respectively. Antioxidant activity content of black garlic were 60.5±0.156, 62,52±0,226 and 52.81±0.381% for clay chamber, bamboo chamber and alluminium foil, respectively, resulting the significant differences (P<0.05) among treatments. The antioxidant activity and brix of black garlic with bamboo chamber (besek) was significantly higher (P<0.05) than others. This result may provide beneficial information to home industry that produce black garlic for herbal food

    PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGEPRESAN TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK BUBUK KAKAO SEBAGAI BAHAN BAKU MINUMAN COKLAT

    No full text
    Minuman coklat merupakan produk yang disukai banyak orang dan memiliki dampak positif&nbsp; bagi kesehatan. Bahan baku minuman coklat yang paling dominan adalah bubuk kakao. Salah satu proses penting untuk menghasilkan bubuk kakao adalah pengepresan.&nbsp; Pengepresan merupakan proses memisahkan lemak dari nib kakao yang telah dipasta. Produk hasil pengepresan berupa bungkil kakao yang kemudian dihaluskan untuk menjadi bubuk kakao. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu pengepresan terhadap mutu organoleptik bubuk kakao. Pengamatan dilakukan selama bulan Juni-Juli di Laboratorium Inkubasi Pengolahan Kakao, Prodi Agroindustri, Universitas Gadjah Mada. Sampel yang digunakan adalah biji kakao terfermentasi dari Desa KakaoBanjaroya, Kulonprogo. Pada percobaan ini, sampel biji kakao yang telah disangrai dibuat pasta terlebih dahulu. Kemudian pasta kakao sebanyak 200 g dipres selama 20, 30 dan 45 menit menggunakan variasi suhu 70, 100 dan 110oC. Parameter yang diamati adalah sifat organoleptik seperti aroma, rasa, warna dan keasaman, yang diuji menggunakan uji kesukaan dan uji skoring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan lama pengepresan berpengaruh signifikan (p&lt;0,5) terhadap rasa, warna dan keasaman untuk uji skoring, dan aroma untuk uji hedonik

    Aplikasi Nanocoating Berbasis Pektin dan Nanopartikel ZnO untuk Mempertahankan Kesegaran Salak Pondoh

    Get PDF
    Snake fruit (Salacca edulis Reinw.) is one of the leading agricultural commodities in Indonesia with sweet taste and crispy texture. Unfortunately, it has a short storage life due to high respiration and transpiration and fungal decay. Therefore, the present study was aimed to evaluate the effect of pectin-based nanocomposite coating on postharvest quality of snake fruit stored at ambient temperature. The pectin solution was prepared by dispersing ZnO NPs (2%, w/w to pectin) and stearic acid (1%, w/w to pectin) into a pectin solution (1%, w/v in distilled water). Snake fruits were coated by dipping method and stored at room temperature during 14 days. The quality parameters and microbial growth were evaluated periodically. Results showed that application of nanocomposite coating on snake fruit could reduce weight loss (from 41.18±1.77% to 27.78±1.20%) and inhibit microbial growth (from 7.52 log cfu/g to 4.48 log cfu/g) significantly. The coating layer was transparent so did not affect the appearance of snake fruit. Thus, these results suggest that the pectin-based nanocomposite coating might provide an alternative method to maintain storage quality of snake fruit.

    PENGARUH PENGGUNAAN JENIS GULA PADA MINUMAN COKELAT TERHADAP TINGKAT KESUKAAN PANELIS

    No full text
    Minuman coklat adalah salah satu produk diversifikasi cokelat yang sangat disukai oleh masyarakat. Hasil servei pada 30 orang panelis menunjukkan bahwa karakteristik sensoris yang paling menentukan bagi produk minuman cokelat adalah rasa. Tingkat rasa manis dan rasa pahit yang tepat menjadi penentu tingkat kesukaan panelis. Penggunaan jenis gula yang berbeda dapat menghasilkan karakteristik sensoris minuman cokelat yang berbeda pula sehingga mempengaruhi tingkat kesukaan konsumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan jenis gula pada tingkat kesukaan panelis.&nbsp;&nbsp;&nbsp; Pada penelitian ini dilakukan pembuatan minuman cokelat menggunakan 2 (dua) jenis gula yang berbeda, yaitu gula pasir dan gula semut. Sebanyak 15 orang panelis diminta untuk memilih salah satu diantara dua formula berdasarkan tingkat kesukaannya terhadap rasa manis, rasa pahit, rasa cokelat, rasa gurih, dan rasa keseluruhan. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan gula pasir menghasilkan minuman cokelat dengan karakter manis lebih tinggi sehingga sensasi rasa pahit menurun. Hasil secara keseluruhan menunjukkan bahwa 60% panelis menyukai minuman cokelat yang dibuat menggunakan gula pasir. Penggunaan gula pasir pada pembuatan minuman coklat lebih ekonomis dan lebih disukai panelis

    Aging Process of Black Garlic Using Natural Material as Spontaneous Fermentation Medium

    Full text link
    This research aims to produce black garlic using various material such as clay chamber (kendil), bamboo chamber (besek), banana leaves, and aluminium foil. Single garlic var lanang (Allium sativum Var. Solo garlic) were cleaned up, weighed, covered by banana leaves, then put in clay chamber and bamboo chamber. Garlic were covered by alluminium foil used as control. All samples were aged using rice warmer in 60-70oC for 20 days. Brix(%) was measured using hand refractometer and antioxidant activity content was analyzed using 2, 2, diphenyl-1-picrylhydrazil (DPPH) assay. Result shows significant differences (P<0.05) on brix in obtained black garlic using clay chamber, bamboo chamber, and alluminium foil resulting a value of 5.2, 6.2 and 4˚Brix, respectively. Antioxidant activity content of black garlic were 60.5±0.156, 62,52±0,226 and 52.81±0.381% for clay chamber, bamboo chamber and alluminium foil, respectively, resulting the significant differences (P<0.05) among treatments. The antioxidant activity and brix of black garlic with bamboo chamber (besek) was significantly higher (P<0.05) than others. This result may provide beneficial information to home industry that produce black garlic for herbal food
    corecore