54 research outputs found

    IMPLEMENTASI PEMANFAATAN MEDIA DALAM PEMBELAJAR IPS PADA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH 09 MALANG

    Get PDF
    Pemanfaatan media hendaknya digunakan dalam proses belajar mengajar. Karena media sangat diperlukan untuk meningkatkan pengalaman belajar ke arah yang lebih kongkret dan membantu guru maupun siswa untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1) Bagaimana proses penggunaan media dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas III SD Muhammadiyah 09 Malang. (2) Bagaimana kelebihan dan kelemahan penggunaan media dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas III SD Muhammadiyah 09 Malang. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan model Milles dan Hubermen. Sumber data yang dipilih siswa kelas III-A SD Muhammdiyah 9 Malang tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan pada Pembelajaran IPS Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa : (1) Proses pemanfaatan media Gambar pada mata pelajaran IPS materi lingkungan alami dan buatan di SD Muhammadiyah 09 Malang membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran, dengan tingkat ketertarikan siswa sebesar 36%, Proses penggunaaan media Televisi memperlihatkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dengan persentase ketertarikan siswa 41%, dan Proses Penggunaan media papan tulis menunjukkan bahwa siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran dengan persentase ketertarikan siswa 23% (2) Terdapat kelemahan dan kelebihan pemanfaatan berbagai dalam proses pembelajaran IPS materi Lingkungan alami dan buatan pada siswa kelas III SD Muhammadiyah 09 Malang. Berdasarkan kelemahan dan kelebihan, media televisi lebih mendukung siswa karena dalam pembelajaran siswa lebih mudah memahami dan autusias dalam proses pembelajaran

    PEMBELAJARAN MUSIK KERONCONG PADA KOMUNITAS KERONCONG ANAK JOMBANGJAWA TIMUR

    Get PDF
    Pembelajaran seni merupakan salah satu upaya pendukung dalam melestarikan suatu kesenian. Pembelajaran seni dapat menghasilkan prestasi non akademik yang penting dalam pengembangan potensi anak. Salah satunya dengan pembelajaran musik keroncong. Komunitas Keroncong Anak Jombang merupakan salah satu lembaga non formal di Kabupaten Jombang Jawa Timur yang menyelenggarakan pembelajaran musik keroncong. Untuk itu peneliti tertarik untuk mendeskripsikan tentang pembelajaran keroncong pada Komunitas Keroncong Anak Jombang di Kabupaten Jombang yang dikaji dalam tinjauan pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah pelatih keroncong di Komunitas Keroncong Anak Jombang. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi nonpartisipan, wawancara terstruktur dan tidak terstruktur, serta dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data kemudian penarikan kesimpulan. Validitas data menggunakan triangulasi sumber, teknik dan waktu. Hasil penelitian menunjukkan (1) Proses pembelajaran keroncong terdapat beberapa tahap yaitu dimulai dengan tahap awal yaitu pengenalan masing-masing alat keroncong, pembelajaran ritmis keroncong yang dimulai dari irama dasar, irama tunggal atau engkel dan irama rangkap atau dobel. (2) Kendala dalam pembelajaran terbagi menjadi dua yaitu kendala internal dan kendala eksternal. Kendala internal meliputi aspek estetis, waktu, dan materi yang diberikan meliputi tingkat kesulitan pada materi lagu yang diberikan. Kendala eksternal merupakan kendala yang berasal dari luar komunitas tersebut seperti dari pihak pemerintah kota yang kurang memperhatikan keberadaan komunitas ini. Selain itu dengan adanya globalisasi pula berpengaruh pada banyaknya musik-musik yang berkembang sehingga berpengaruh pada jumlah peminat musik keroncong

    Penambahan Kalsium Tulang Ikan Kambing-kambing (Abalistes stellaris) pada pakan untuk keberhasilan gastrolisasi udang galah (Macrobrachium rosenbergii)

    Get PDF
    AbstrakUdang galah mengalami pertumbuhan setelah molting, untuk pengerasan kulit udang membutuhkan kalsium. Tulang ikan kambing-kambing mengandung banyak kalsium sehingga dapat mempercepat proses pengerasan kulit pada udang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penambahan kalsium tulang ikan kambing-kambing dapat meningkatkan pertumbuhan dan frekuensi molting udang galah. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan penambahan resirkulasi sebagai media dalam pemeliharaan kualitas air yang perlakuannya sebanyak empat perlakuan dan tiga ulangan yang terdiri dari A (0% CaO), B(1% CaO), C (2% CaO) dan D (3% CaO). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kalsium berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup udang galah yaitu A 90%, B 95%, C 90% dan D 97.5% dan pertumbuhan berat harian pada masing-masing perlakuan yaitu A 1.76 g, B 1.72 g, C 1.60 g, dan D 1.86. Pertumbuhan panjang harian yaitu A 1.23 cm, B 1.26 cm, C 1.23 cm dan D 1.06 cm dengan frekuensi molting udang galah tertinggi yaitu C 0.75 kali/ekor, D 0.63 kali/ekor, A 0.59 kali/ekor dan yang terendah pada perlakuan B 0.45 kali/ekor.Kata kunci: kalsium; kelangsungan hidup; pertumbuhan; udang galahAbstractGiant shrimp growth after the molting process, for hardening shrimp shell requires calcium. Kambing-kambing fish bones contains lots of calcium so that they do accelerate the process of hardening the shell-on shrimp. This study was conducted to detect addition of kambing-kambing fish bone calcium get increase the growth and the molting frequency of giant shrimp. This study used was Completely Randomized Design (CRD) with additions recirculation system as media a medium in maintaining water quality with four treatments and three replications consist is A (0% CaO), B (1% CaO), C (2% CaO) and dan D (3% CaO). The results showed that real participation in the survival of giant prawns, namely A 90%, B 95%, C 90% dan D 97.5% and daily weight growth in each treatment that is A 1.76 g, B 1.72 g, C 1.60 g, and D 1.86. Daily long growth that is A 1.23 cm, B 1.26 cm, C 1.23 cm and D 1.06 cm by means of molting frequency of giant shrimp has the highest of C 0.75 times/tail, D 0.63 times/individual, A 0.59 times/ individual and the lowest is by treatment B 0.45 times/ individual.Keywords: calcium; survival rate; growth; giant praw

    PENGGUNAAN MODUL PENGAJARAN TUTORIAL DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII SMP PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DARING

    Get PDF
    This research is a classroom action research. The problem formulated in this research is whether the use of SPLDV material tutorial teaching modules can help improve the understanding of junior high school students in one school in the city of Cimahi? The purpose of this study was to examine the understanding ability of grade VIII junior high school students using tutorial teaching modules during online learning. The target indicator in this study is the result of each cycle test which shows an understanding of the concept of the SPLDV material. This research procedure consists of: (1) planning, (2) implementing the action, (3) observation and evaluation, and (4) reflection. The results of this study indicate that the understanding of the concept of the SPLDV material for class VIII junior high school students at one junior high school in the city of Cimahi has increased from the test results tested with an average value that continues to increase each cycle, namely in cycle 1 74.7 to 78.5 in the cycle. 2 and becomes 93.6 in cycle 3

    The potential of fishery waste as an alternative source of natural calcium: a review

    Get PDF
    Research on calcium minerals that are effective and safe for health and the environment is being developed. These studies aim to find natural ingredients that contain high mineral levels, study effective methods, and study the characteristics of calcium obtained. Natural calcium is interesting to develop because it comes from renewable natural resources such as those fishery wastes. This article contains a study of the potential of fish bones, shellfish shells, and crustacean shells as natural sources of calcium and methods of manufacture. Oyster shells that are crushed at 900°C for 2 hours will produce Ca2+ levels of 56.77% while calcination for 4 hours produces Ca2+ = 86.22%. direct shells calcined at 900°C; 4 hours yields Ca2+= 77.15%.   The yield produced with a calcination time of ≥ 4 hours is relatively stable, which is 55 -57 %.Keywords: Calcium; Clam shells; crustacean shells; fish bones

    ANALISIS AKUNTABILITAS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH MADRASAH TSANAWIYAH ( BOS MTs ) TRIWULAN II DI MTs. MAMBA’UL ULUM MAMBAK, KABUPATEN JEPARA, JAWA TENGAH TAHUN 2016

    Get PDF
    BOS MTs. adalah program pemerintah yang berupa pemberian dana langsung kepada MTs Negeri dan Swasta guna membantu untuk memenuhi dana operasional non-personalia Madrasah. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam program BOS adalah dalam Pengelolaan. Penanggungjawab dituntut memberikan laporan pertanggungjawaban yang mekanismenya tertuang dalam peraturan yang sudah dibukukan dalam Petunjuk Teknis BOS terkait dengan prinsip utama akuntabilitas Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Madrasah Tsanawiyah (BOS MTs.) Triwulan II di MTs. Mamba’ul Ulum Mambak tahun 2016 pada aspek: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengawasan dan Evaluasi, (4) Pelaporan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi untuk penelitian ini adalah di MTs. Mamba’ul Ulum Mambak, dengan subyek penelitian Kepala Madrasah, Bendahara BOS, guru dan Komite Madrasah. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, dokumentasi, dan wawancara. Keabsahan data pada penelitian ini dengan triangulasi dan membercheck. Teknik analisis data yang digunakan adalah model Milles dan Huberman, terdiri dari reduksi data, display data atau penyajian data, dan pengambilan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Proses Perencanaan sudah akuntabel dimana RKAM disusun oleh Tim anggaran Madrasah, untuk merencanakan anggaran kerja Madrasah dan penyusunan RAB selama satu periode triwulan (2) Proses Pelaksanaan Dana BOS sudah akuntabel dimana penyaluran Dana BOS per triwulan, Pengambilan Dana BOS oleh Kepala Madrasah dan Bendahara BOS. Penggunaan Dana BOS diperuntukkan membiayai kegiatan operasional Madrasah non personalia. Pembelanjaan barang atau jasa dilaksanakan berdasar prinsip efektif dan efisien. Pembukuan yang meliputi pembuatan buku kas umum, buku pembantu kas, bank, dan pajak. Penyetoran pajak oleh Madrasah (3) Proses Pengawasan dan Evaluasi sudah akuntabel dimana dilakukan secara internal oleh Komite Madrasah dan Dinas Pendidikan Kabupaten. Pelaksanaan secara eksternal dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi. (4) Pelaporan dan Publikasi sudah akuntabel, dimana setiap triwulan melalui LPJ BOS beserta lampirannya. Publikasi dilakukan dengan memasang RKAM di papan pengumuman

    Isolation and Identification Nanocalcium from Oyster Shell

    Get PDF
    Oyster shell is one of the most potential solid waste as a source of natural calcium because it containsmore than 60% of CaCO3. The purposes of this research was to utilizing oyster shell into nanocalcium bycalcinations method, to characterise of nanocalcium. The oyster shell were milled in planetary ball millto fine a powder to uniform size of the sifted flour using a sieve of 200 mesh sieve. And then, Oyster shellpowder is calcinated in furnace with 900°C for 4 hours. the resulting material was denoted by nano-CaO. Theyield of nanocalcium obtained was 57.06%. Based on the analysis, nanocalcium contained calcium mineral(56.77%/100 g) and lead (15.9 ppm). The morphology of the sampel surface of the nanocalcium sampel wascomprises homogenous shape and size of particles with crystal form as vaterite and some aragonite

    Evaluating the addition of starry triggerfish (Abalistes stellaris) bone charcoal as a feed supplement to the growth performance and intestinal villi length of nile tilapia (Oreochromis niloticus)

    Get PDF
    Nile tilapia is a freshwater fish that is widely cultivated in Indonesia. During its development, tilapia aquaculture has constraints such as low growth rates. Therefore, it is necessary to add a feed additive to the feed in the form of charcoal. Charcoal is an adsorbent that has high absorption so that the addition of charcoal in the feed can increase the absorption of nutrients of tilapia. A 45-days trial was conducted to determine the percentage of addition of triggerfish bone charcoal (Abalistes stellaris) as a feed supplement that affect the growth performance and intestines of tilapia. The research design was a non-factorial Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 2 replications as treatments including: treatment A (control), B (addition of 1%charcoal), C (addition of 2% charcoal) and D (addition of 3% charcoal). A total of 240 tilapia fingerlings (5-7 cm) were used and placed in 8 aquariums then filled with 72 liters of water. Providing adlibitum (unlimited) feed with a frequency of 2 times a day. The ANOVA test showed that the addition of triggerfish bone charcoal (A. stellaris) in the feed was not significantly different (P 0.05) in weight growth, absolute length and daily length growth but it was significantly different (P 0.05) in feed conversion ratio and the efficiency of feed utilization. Based on result, it was concluded that the addition of 3% charcoal was the best treatment which gave the lengthiest of villi which was increasing the length of the intestinal villi to 71.11 µm from the initial length of 162.22 µm. easel at 233.33 μm, showed the highest feed conversion ratio value and feed efficiency (1.12 %, 89.6%).Keywords:CharcoalFish boneIntestinal histologyStarry triggerfis

    The Characterization of Oyster Shell (Crassostrea gigas) as Adsorbent in The Removal of Cr(VI) Ions. A Study of NaOH and H2SO4 Activation Effect

    Get PDF
    Abstract : Oyster shell as one of the highest bio-waste in Alue Naga Aceh Besar District, Indonesia, was used as an adsorbent to remove a heavy metal Cr (VI) ion. The study was started by calcinating oyster shells at a high temperature of 800 ºC for 3 hours. The effect of various acid (H2SO4) and base (NaOH) activator was studied using characterization and adsorption experiments. The characterization obtained the sample activated by 10% NaOH (Na10-ACT) and 10% H2SO4 (H10-ACT) had the highest surface area which had 14.23 m2/g, 10.77 m2/g, respectively. Furthermore, the adsorption experiments confirmed the highest surface area by showing the highest Cr (IV) ion removal of 57.66%, 70.7%, respectively. The further investigation using X-ray fluorescence (XRF) determined that the Na10-ACT adsorbent has a better composition compared to the H10-ACT due to its high purities.Abstrak : Cangkang tiram sebagai salah satu bio-limbah padat di Desa Alue Naga Kabupaten Aceh Besar, digunakan sebagai adsorben untuk menghilangkan ion logam berat Cr (IV). Penelitian ini diawali dengan mengkalsinasi cangkang tiram pada temperatur tinggi 800ºC selama tiga jam. Pengaruh penambahan aktivator asam (H2SO4) dan basa (NaOH) juga dipelajari melalui karakterisasi dan pengujian adsorpsi. Hasil karakterisasi menunjukkan sampel yang diaktivasi dengan 10% NaOH (Na10-ACT) dan 10% H2SO4 (H10-ACT) memiliki luas permukaan tertinggi yaitu 14,23 m2/g, 10,77 m2/g, masing-masing. Lebih lanjut, pengujian adsorpsi juga mendukung luas permukaan yang tinggi dengan menghilangkan ion Cr (IV) sebesar 57,66%, 70,7%, masing-masing. Investigasi melalui analisa XRF menyimpulkan bahwa Na10-ACT memiliki komposisi yang lebih baik dibanding H10-ACT karena memiliki kemurnian yang tinggi
    • …
    corecore