20 research outputs found

    Pengaruh Aplikasi Beberapa Dosis POC dengan Sistem Irigasi Tetes Terhadap Budidaya Beberapa Jenis Peterseli di Dataran Rendah

    Get PDF
    Peterseli adalah tanaman sayur untuk penambah cita rasa dan tanaman berkhasiat obat. Budidaya peterseli di Indonesia masih terbatas dan produksinya rendah, untuk meningkatkan produksi dapat dilakukan dengan cara pengaplikasian pupuk organik cair (POC). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair dengan sistem irigasi tetes terhadap beberapa jenis peterseli di dataran rendah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari sampai Agustus 2021 di kebun Percobaan Agroteknologi UNIDA Gontor Putri pada ketinggian 100 mdpl dengan suhu rata-rata berkisar antara 26-32oC menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) Faktorial. Faktor pertama adalah dosis POC yang diaplikasikan secara irigasi tetes yaitu 0%, 25%, 50% dan 75% POC, faktor kedua adalah jenis peterseli guna mengetahui jenis peterseli yang cocok untuk dibudidayakan didataran yaitu Orfeo, Aphrodite, dan Dark Green Italian. Hasil penelitian perlakuan secara tunggul POC dan jenis peterseli memberikan hasil yang berbeda nyata pengamatan tinggi tanaman, berat basah dan berat segar tanaman. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa perlakuan POC dosis 25% dengan irigasi tetes memberikan hasil terbaik karena dapat memberikan hasil jumlah daun terbanyak serta berat segar dan berat kering tertinggi sedangkan untuk jenis peterseli yang memberikan hasil terbaik adalah jenis Dark Green Italian

    Tanam Lingkar Berjajar Untuk Meningkatkan Populasi Dan Produksi Pada Tanaman Jagung Manis (Zea Mays - Saccharata)

    Full text link
    Produksi jagung manis dapat ditingkatkan melalui perbaikan genetik dan pengaturan ruang (tumbuh melalui pengaturan populasi tanaman dan ketersediaan unsurhara dan air yang cukup). Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tanam lingkar berjajar terhadap populasi dan produksi tanaman jagung manis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – Oktober 2017 di Ponorogo, Jawa Timur dengan ketinggian 140 m dpl dan jenis tanah adalah grumosol. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari empat perlakuan dengan enam kali ulangan. Faktor yang diteliti adalah metode tanam, meliputi : tanam tunggal dengan jarak tanam 20x60 cm; tanam lingkar berjajar dengan jarak tanam 50x70 cm; tanam lingkar berjajar dengan jarak tanam 60x80 cm; tanam lingkar berjajar dengan jarak tanam 70x80 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). Perlakuan tanam lingkar berjajar meningkatkan populasi tanaman jagung manis sebesar 239 – 274 % dari tanam tunggal. 2). Tanam Lingkar berjajar dengan jarak tanam 70x80 cm dengan jumlah populasi 75.382 per Ha menghasilkan berat tongkol segar sebesar 26,06 ton/Ha

    TANAM LINGKAR BERJAJAR UNTUK MENINGKATKAN POPULASI DAN PRODUKSI PADA TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays - Saccharata)

    Get PDF
    Produksi jagung manis dapat ditingkatkan melalui perbaikan genetik dan pengaturan ruang (tumbuh melalui pengaturan populasi tanaman dan ketersediaan unsurhara dan air yang cukup). Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tanam lingkar berjajar terhadap populasi dan produksi tanaman jagung manis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – Oktober 2017 di Ponorogo, Jawa Timur dengan ketinggian 140 m dpl dan jenis tanah adalah grumosol. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari empat perlakuan dengan enam kali ulangan. Faktor yang diteliti adalah metode tanam, meliputi : tanam tunggal dengan jarak tanam 20x60 cm; tanam lingkar berjajar dengan jarak tanam 50x70 cm; tanam lingkar berjajar dengan jarak tanam 60x80 cm; tanam lingkar berjajar dengan jarak tanam 70x80 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). Perlakuan tanam lingkar berjajar meningkatkan populasi tanaman jagung manis sebesar 239 – 274 % dari tanam tunggal. 2). Tanam Lingkar berjajar dengan jarak tanam 70x80 cm dengan jumlah populasi 75.382 per Ha menghasilkan berat tongkol segar sebesar 26,06 ton/Ha

    IBM PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF DI PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR 2 DAN 3

    Get PDF
    Tujuan dari program pengabdian masyarakat ini adalah 1) Memberikan wawasan baru kepada para santri KMI PMDG 2 dan 3 tentang perbanyakan tanaman 2) Memberikan wawasan  kepada para santri tentang pembuatan taman 3) Santri bisa melakukan penyedian bibit tanaman hias dan tanaman buah secara mandiri 4) Akan terbentuk taman-taman baru atau ruang terbuka hijau sehingga akan meningkatkan kenyamanan bagi penghuni asrama. Tahapan dalam pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini dibagi menjadi pra pelaksanaan dan pelaksanaan. Tahapan prapelaksanaan  meliputi : 1)  Observasi lapangan. 2) Tahapan sosialisasi. Merupakan tahapan yang diperlukan untuk mensosialisasikan tahapan-tahapan IbM. 3) Tahapan persiapan alat dan bahan. Merupakan tahapan persiapan untuk menyiapkan segala persiapan alat dan bahan sebagai bahan praktek pelatihan untuk mitra. Adapun tahapan pelaksaan meliputi 1) Praktek pembuatan verticulture dan wall planter bag  2) Materi tentang Perbanyakan tanaman hias dengan  perbanyakan vegetatif  3) Praktek perbanyakan tanaman buah dengan grafting 4) Praktek pembuatan mini garden. Dari hasil observasi lapangan, diketahui permasalahan dari mitra 1 (PMDG 2) adalah 1) Kondisi vegetasi taman di PMDG 2 kurang variatif 2) Kurangnya skill dalam manajemen pengelolaan dan perawatan taman. Sedangkan permasalahan mitra 2 (PMDG 3) adalah 1) Kondisi vegetasi taman di PMDG 2 kurang variatif 2) Kurangnya skill dalam manajemen pengelolaan dan perawatan taman. Kesimpulan dari kegiatan IbM tersebut adalah kegiatan IbM sudah dapat menyelesaikan permasalahan mitra adalah 1) Santri terampil dalam penyediaan bahan tanam tanaman hias dan buah untuk di tanam di lingkungan pondok 2) Santri terampil dalam  nembuat vertical garden. 3) Santri terampil dalam membuat mini garden

    Karakter Morfologis Kultivar Padi Ketan Lokal Ponorogo

    Get PDF
    Morphological characters are basic characters to identify rice cultivars. The information of glutinous rice cultivars in Ponorogo is still very limited, therefore the exploration and characterization of the local cultivar are needed. The research aimed to explore and identify local cultivars based on morphological characters of plant, grain, and milled rice. The research was conducted on March-October 2018 at elevens subdistricts in Ponorogo. There were eleven cultivars have been collected and characterized, namely five white glutinous rice cultivars (Latisa, Tawon, Semok, Pelem, Genjah), three red glutinous rice cultivars (Garingan, Merah Pendek, Jowo), and three black glutinous rice cultivars (Wilis, Gundik, dan Gontor Bulu). The eleven cultivars were varied on plant height, panicle length, flowering time, number of tillers, grain size and shape, and the color of aleurone. The analysis of diversity and similarity on characters showed that all cultivars could be classified into four different groups. The first group was Latisa (Gontor Bulu), the second was Tawon group (Pelem), third was Genjah group (Garingan, Merah Pendek and Jowo), and the fourth was Wilis group (Gundik). Keywords: aleurone , diversity, exploration, rice grain, similarit

    Upaya Pembentukan Desa Safety Farming melalui Pendekatan Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat

    Get PDF
    Masyarakat di desa Demangan, Siman, Ponorogo, yang kebanyakan berprofesi sebagai petani padi dan holtikultura sering menggunakan pestisida anorganik dalam bertani. Penatalaksanaan pestisida yang kurang aman dapat menyebabkan kontaminasi pestisida dalam darah. Oleh karena itu, perlu adanya upaya pendekatan pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk membentuk desa safety farming sebagai guna meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat. Kegiatan ini menggunakan metode pemeriksaan darah, FGD, sosialisasi dan evaluasi. Hasil yang diperoleh adalah hasil pemeriksaan pestisida dalam darah petani mampu meningkatkan antusiasme anggota Gapoktan terhadap bahaya pestisida, upaya pendekatan pembelajaran FGD dan sosialisasi bahaya pesitisda mampu meningkatkan pengetahuan sebesar 17% sedangkan FGD dan sosialisasi tentang penatalaksanaan pestisida yang aman dan sehat mampu meningkatkan pengetahuan sebesar 5%, Gapoktan dan Pos UKK terlibat aktif dalam seluruh kegiatan. Pembentukan desa safety farming perlu mendapatkan dukungan berupa pendampingan dan pengawasan dari petugas kesehatan serta Dinas Pertanian. Kunci keberhasilan upaya pencegahan kontaminasi pestisida terhadap tubuh petani adalah penatalaksanaan pestisida yang aman dan sehat termasuk penggunaan APD dan upaya personal hygiene
    corecore