Agroteknika (E-Journal)
Not a member yet
    86 research outputs found

    Status Kesuburan Tanah Sebagai Rekomendasi Perbaikan Lahan Pada Berbagai Tingkat Kemiringan Lereng di Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang

    No full text
    Kecamatan Wonosalam memiliki lahan budidaya yang telah diolah secara intensif secara turun temurun. Penggunaan lahan yang bervariatif di Wonosalam, memungkinkan terjadinya penurunan kesuburan tanah. Kesuburan suatu tanah selain dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah, dipengaruhi juga oleh kemiringan lereng. Penurunan status kesuburan tanah di Kecamatan Wonosalam diperlukan kajian status kesuburan tanah untuk memberikan upaya rekomendasi perbaikan lahan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan status kesuburan tanah di Kecamatan Wonosalam untuk mengetahui faktor pembatas kesuburan tanah. Penelitian dilaksanakan dengan metode survei pada waktu pengambilan titik sampling dan metode uji tanah. Terdapat 12 titik sampling dari overlay peta penggunaan lahan, peta kemiringan lereng dan peta jenis tanah.  Sifat-sifat kimia tanah yang ditetapkan yaitu Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa, kadar Fosfor total dan Kalium total, kadar Carbon Organik. Hasil data yang diperoleh kemudian dicocokkan dengan kriteria status kesuburan tanah untuk menentukan status kesuburan tanah dan faktor yang membatasi status kesuburan tanah di Kecamatan Wonosalam. Hasil penelitian menunjukan bahwa di Kecamatan Wonosalam hampir keseluruhan satuan lahan mempunyai kriteria status kesuburan rendah kecuali pada satuan lahan Hutan Kemiringan 8-15% dan Tegalan Kemiringan 8-15% mampunyai kriteria status kesuburan sedang. Faktor pembatas status kesuburan tanah di Kecamatan Wonosalam Kejenuhan Basa, Carbon Organik dan Kalium Total dengan Upaya perbaikan lahan pemberian kapur dolomite, pupuk kandang dan pupuk Kalium

    Efisiensi Beberapa Jenis Warna Lampu terhadap Keanekaragaman Serangga Nokturnal pada Pertanaman Jagung (Zea mays L.)

    Get PDF
    Keberadaan serangga khususnya serangga hama nokturnal pada tanaman jagung menjadi salah satu faktor penyebab penurunan hasil produksi jagung. Penggunaan light trap menjadi alternatif alat monitoring populasi hama pada tingkatan rendah. Warna cahaya lampu mampu menghasilkan panjang gelombang yang berbeda, yang mana berpengaruh terhadap daya tarik serangga. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efisiensi warna lampu terhadap keanekaragaman serangga nokturnal pada pertanaman jagung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga Agustus 2023 di Desa Bendo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat plot berukuran 10 m x 10 m dan jarak antar plot 10 m. Setiap plot diberi perlakuan satu jenis warna lampu, yaitu merah, kuning, biru, dan putih. Parameter yang diamati mencakup jenis, peran, dan populasi serangga nokturnal pada pertanaman jagung. Analisis data dilakukan menggunakan one-way ANOVA dan uji lanjut Tukey dengan taraf signifikansi 5%, disertai dengan perhitungan efisiensi warna lampu terhadap jumlah tangkapan serangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangga nokturnal yang tertangkap oleh light trap terdiri dari 6 ordo; 13 famili; dan 18 genus. Total individu terbanyak ditemukan pada lampu biru (531 indvidu) dan terendah pada lampu merah (296 individu). Warna lampu berpengaruh secara signifikan terhadap rata-rata jumlah tangkapan serangga nokturnal, dengan lampu biru menunjukkan rata-rata jumlah tangkapan tertinggi (88,50) yang mana memiliki hasil yang berbeda nyata dengan lampu kuning (74,33) dan merah (49,33). Efisiensi tertinggi terdapat pada lampu biru dengan nilai mencapai 100% pada jumlah tangkapan jenis serangga dan total individu

    Kajian Penambahan Kinetin dan 2,4-D terhadap Pertumbuhan Kultur Jaringan Tanaman Pisang Barangan (Musa paradisiaca L.) pada Fase Subkultur

    Get PDF
    Pisang (Musa paradisiaca L.) adalah salah satu buah yang paling populer dan diminati oleh masyarakat Indonesia. Salah satu tanaman pisang yang memiliki potensi untuk dibudidayakan yaitu pisang barangan. Upaya dalam menyediakan bibit yang unggul dalam waktu singkat dan dalam jumlah banyak salah satunya melalui kultur jaringan. ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) Kinetin dan 2,4-D yang dikombinasikan dengan seimbang mampu memacu proses morfogenesis pada eksplan. Tujuan penelitian ini yaitu mengkaji pengaruh konsentrasi Kinetin dan 2,4-D yang berbeda terhadap pertumbuhan kultur jaringan pisang barangan pada fase subkultur. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial 4x4 dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi Kinetin; 0 mg/L (K0), 2,5 mg/L (K1), 5 mg/L (K2), 7,5 mg/L (K3). Faktor kedua adalah konsentrasi 2,4-D; 0 mg/L (D0), 0,5 mg/L (D1), 1 mg/L (D2), 1,5 mg/L (D3). Parameter yang diamati adalah waktu muncul tunas, persentase kemunculan tunas, jumlah tunas, tinggi tunas, jumlah akar, dan jumlah daun. Data dianalisis ragam (ANOVA), jika berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji DMRT dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi pada parameter persentase kemunculan tunas dan jumlah daun terbaik dicapai oleh perlakuan konsentrasi Kinetin 0 mg/l dan 2,4-D 0 mg/l (K0D0). Perlakuan konsentrasi Kinetin 5 mg/l berpengaruh nyata pada parameter jumlah tunas, tinggi tunas, dan jumlah akar, sedangkan pada parameter waktu muncul tunas terbaik terdapat pada perlakuan konsentrasi Kinetin 2,5 mg/l. Penambahan 2,4-D menyebabkan penurunan pada semua parameter sehingga tidak dianjurkan untuk tahap subkultur

    Aplikasi Berbagai Penambahan Pupuk Organik dan Penggunaan Mulsa Terhadap Produksi Benih Kentang Varietas Granola Kembang

    Get PDF
    Produksi kentang nasional saat ini hanya sebesar 1.314.650 ton dan luas tanam 68.223 ha, sedangkan produktivitasnya 19,27 ton/ha. Kondisi ini bisa dikatakan belum bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri Indonesia, ini disebabkan bahwa jumlah penduduk Indonesia sekarang berjumlah 270,20 juta jiwa. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi kentang agar meningkat adalah dari faktor budidayanya diantaranya pemupukan dan penggunaan mulsa agar menghasilkan benih yang bermutu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Aplikasi Berbagai penambahan pupuk organik dan penggunaan mulsa terhadap produksi benih kentang varietas granola kembang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah penambahan pupuk oganik yang terdiri atas tanpa pupuk organik (P0), 20 ton/ha pupuk kandang kambing kulit kopi (P1), 20 g ton/ha pupuk organik kascing (P2), dan 2 ton/ha pupuk organik pabrikan (P3). Faktor kedua adalah penggunaan mulsa plastik hitam perak (M1) dan tidak menggunakan mulsa plastik hitam perak (M2). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan penambahan pupuk organik pabrikan menghasilkan tinggi tanaman tertinggi sebesar 147,70 cm pada umur 56 HST, jumlah daun tertinggi pada umur 28 HST sebesar 25,70 helai dan jumlah umbi pertanaman tertinggi sebesar 18,90 umbi. Perlakuan penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat meningkatkan tinggi tanaman umur 14 HST sebesar 10,24 cm, namun pada umur 42 HST dan 56 HST tanaman kentang tanpa diberi mulsa mempunyai tinggi tanaman tertinggi berturut-turut sebesar 73.80 cm dan 136.15 cm.  Produksi umbi pertanaman serta produksi umbi per plot dan perhektar diperoleh paling banyak pada perlakuan yang tidak menggunakan mulsa PHP yaitu berturut-turut sebesar 18,65 g, 582,45 g, 13,74 kg dan 6,55 ton/ha

    Kajian Serapan Logam Berat Timbal (Pb) pada Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum)

    Get PDF
    Bawang merah sebagai komoditas sayuran dengan banyak manfaat sehingga dibutuhkan dalam jumlah besar. Pengembangan bawang merah pada Lahan Pasca Tambang diterapkan oleh beberapa petani hortikultura Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.  Budidaya Bawang Merah pada Pasca Tambang Timah teridentifikasi tercemar logam berat timbal (Pb) di bawah batas maksimum residu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan bawang merah pada media tanam mengandung logam berat Pb dan tingkat konsentrasi Pb yang dapat mencemari umbi bawang merah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan bawang merah pada media tanam mengandung logam berat Pb dan tingkat konsentrasi Pb yang dapat mencemari umbi bawang merah.  Metode yang digunakan metode eksperimen Rancangan Acak Kelompok (RAK) sebanyak 6 perlakuan. Perlakuan dosis pemberian logam timbal (Pb) terdiri dari P0 (0 ppm) sebagai kontrol, P1 (25 ppm), P2 (50ppm), P3 (75 ppm), P4 (100 ppm) dan P5 (150 ppm). Pemberian logam berat timbal (Pb) pada media tanam dengan konsentrasi berbeda menunjukkan pengaruh tidak nyata pada pertumbuhan bawang merah.  Serapan Pb sangat dipengaruhi oleh konsentrasi jumlah logam berat yang diberikan.  Serapan logam berat Pb tertinggi sebesar 0,27 ppm yaitu pada perlakuan P5 dengan konsentrasi 150 ppm.  Logam berat Pb dengan konsentrasi 25-150 ppm  dapat mencemari umbi bawang merah jika terdapat pada media tanam.  Hasil uji diketahui bahwa umbi bawang merah yang tercemar tidak melebihi batas maksimum cemaran sebesar 0,5 ppm sesuai dengan standar batas maksimum cemaran SNI 7387 Tahun

    Evaluasi Potensi Rendang dan Kalio Minangkabau sebagai Pangan Fungsional

    Get PDF
    Rendang merupakan salah satu harta karun masakan tradisional Indonesia yang berasal dari suku Minangkabau Sumatera Barat. Rendang mempunyai komposisi bumbu dan rempah yang banyak dan beragam, yang akan mempengaruhi aktivitas antioksidan dan menghambat oksidasi sehingga lambat tengik yang menjadi penyebab lamanya umur simpan rendang. Selain itu kandungan antioksidan pada rendang akan memiliki potensi sebagai pangan fungsional. Selama proses pemasakan, senyawa produk reaksi Maillard diduga terbentuk. Melanoidin adalah salah satu produk senyawa reaksi Maillard yang memiliki aktivitas antioksidan. Kalio merupakan salah satu masakan asal Sumatera barat yang memiliki komposisi bahan yang mirip dengan rendang, tetapi proses pembuatannya lebih singkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana reaksi Maillard selama pemasakan yang berakibat pada pembentukan senyawa melanoidin sebagai pigmen warna cokelat rendang terhadap aktivitas dan kapasitas antioksidan dari rendang dibandingkan dengan kalio yang mungkin berpotensi sebagai pangan fungsional. Variabel yang diukur adalah intensitas pencokelatan, aktivitas dan kapasitas antioksidan, kemudian data dianalisis secara statistik menggunakan uji t. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Intensitas pencokelatan daging rendang (0,322±0,001) sangat nyata lebih tinggi dibandingkan dengan daging kalio (0,163±0,001). Hal ini menandakan reaksi Maillard lebih jauh terjadi pada daging rendang dibandingkan dengan daging kalio. Sementara aktivitas antioksidan bumbu (62,46±1,43%) dan daging rendang (46,23±1,43%) sangat nyata lebih tinggi dibandingkan dengan bumbu (23,86±1,62%) dan daging kalio (23,9±0,24%). Kapasitas antioksidan bumbu (310,08±7,23 mg EVC 100 g-1 BK) dan daging rendang (227,76±7,23 mg EVC 100 g-1 BK) sangat nyata lebih tinggi dibandingkan dengan bumbu (114,34±9,16 mg EVC 100 g-1 BK) dan daging kalio (114,51±1.20 mg EVC 100 g-1 BK)

    Respons Pertumbuhan Bibit Jahe Merah (Zingiber officinale var. rubrum) Terhadap Waktu Perendaman dan Konsentrasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR)

    Get PDF
    Zingiber officinale Rosc atau disebut dengan jahe merupakan tanaman herba yang bernilai ekonomi. Kendala yang terjadi saat ini adalah adanya masa dormansi yang cukup lama pada bibit jahe merah, sehingga dibutuhkan zat pengatur tumbuh menggunakan PGPR. Tujuan penelitian adalah untuk memahami interaksi antara waktu perendaman dan konsentrasi PGPR terhadap respons pertumbuhan bibit tanaman jahe merah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2023 hingga Mei 2023 Fakultas Pertanian Universitas Garut. Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 2 faktor digunakan pada penelitian ini. Faktor pertama yakni lama perendaman dengan durasi: 0 menit (m0), dan 45 menit (m1). Faktor kedua adalah pemberian konsentrasi larutan PGPR sebanyak: 0 ml/l (k0), 25 ml/l (k1), 50 ml/l (k2), 75 ml/l (k3), dan 100 ml/l (k4) setiap perlakuan dilakukan pengulangan tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PGPR dapat berpengaruh nyata terhadap waktu muncul tunas, tinggi tunas, jumlah akar, dan indeks vigor. Perlakuan aplikasi selama 45 menit dan konsentrasi PGPR 75 ml/l air dapat meningkatkan pertumbuhan waktu muncul tunas selama 11 hari dan meningkatkan pertumbuhan tinggi tunas dan akar

    Analisis Sifat Fisikokimia Keju Mozarella dengan Penambahan Antosianin dari Bubuk Bunga Telang (Clitoria ternatea)

    Get PDF
    Kelopak Bunga telang (Clitoria ternatea) mempunyai pigmen antosianin yang dapat digunakan sebagai alternatif pewarna alami untuk memberikan warna ungu-biru. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bunga telang terhadap sifat fisikokimia keju Mozzarella. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari A=0%, B=0,25%, C=0,50%, D=0,75% dan E=1,00%. Variabel yang dilihat meliputi sifat kimia (antosianin dan pH), sifat fisik (nilai b*), kualitas mutu hedonik dan kualitas hedonik. Pemberian bubuk bunga telang memiliki pengaruh pada kandungan antosianin, nilai b*, nilai pH, warna, tekstur dan rasa. Namun, pemberian bubuk bunga telang tidak memiliki pengaruh pada mutu hedonik aroma. Persentase bubuk bunga telang yang memiliki pengaruh terbesar pada pengujian warna terdapat pada perlakuan E (1,00%) dengan rata-rata kadar antosianin (27,18) mg/g, nilai b* (-18,66), nilai pH (5,58) dan uji skor tinggi subjek pada tingkat tekstur hedonis (4,93) dan rasa hedonis (4,63). Pemberian bubuk bunga telang sebanyak 1,00% pada keju Mozzarella menjadikan kandungan antosianin tertinggi, warna terbiru, serta tekstur yang sangat disenangi panelis

    Pengujian Kompos Kiambang dan Kompos Mukuna dengan Berbagai Taraf Dosis terhadap Pertumbuhan dan Hasil pada Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum L.)

    Get PDF
    Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan kelompok tanaman semusim, tetapi tanaman tembakau termasuk golongan tanaman perkebunan. Luasan areal tanam didominasi oleh perkebunan rakyat sebanyak 99,98% dan 0,02 % dari perusahaan swasta. Penggunaan Pupuk anorganik sudah mulai memberikan dampak lingkungan seperti menurunnya kandungan bahan organik tanah, rentannya tanah terjadi erosi, permeabilitas tanah menurun, populasi mikroba tanah berkurang. Pengembalian kemampuan lahan pertanian sangat penting untuk dilakukan dengan pemberian bahan organik terhadap tanah. Sumber bahan organik yang dapat diberikan kepada tanah adalah kompos. Sumber yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk kompos adalah tanaman kiambang dan tanaman mukuna. Tujuan penelitian mendapatkan jenis kompos dan dosis yang optimal untuk pertumbuhan dan hasil tanaman tembakau. Pelaksanaan penelitian ini dari bulan April sampai dengan Juli 2021. Rancangan Percobaan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama kompos berbahan kiambang dan mukuna. Faktor kedua dosis pemberian yang terdiri dari 5 taraf yaitu 0 gram, 50 gram, 100 gram, 150 gram, dan 200 gram per tanaman. Data hasil pengamatan dianalisis ANOVA dan uji lanjut LSD taraf 5%. Parameter pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun terpanjang, lebar daun terlebar, berat basah daun dan berat kering daun. Pemberian jenis pupuk kompos memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan vegetative tanaman tembakau. Pemberian jenis kompos kiambang merupakan kompos yang memberikan pertumbuhan terbaik. Peningkatan dosis menunjukkan pengaruh yang berbeda, didapatkan dosis terbaik 200 gram per tanaman kompos kiambang

    Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah (Oriza sativa L.) di Kecamatan Pinogu Kabupaten Bone Bolango, Indonesia

    Get PDF
    Penambahan luas lahan sawah penting dilakukan untuk meningatkan produksi padi sawah, tetapi informasi potensi lahan tersebut sering belum tersedia. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini yaitu menentukan kelas kesesuaian lahan dan faktor pembatas penggunaan lahan untuk padi sawah, serta menilai kelayakan usahatani padi sawah. Pelaksanakan penelitian dari Juni hingga Agustus 2021 di wilayah Kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango. Penelitian menggunakan metode pemadanan antara kriteria kesesuaian tanaman padi sawah dengan karakteristik lahan setiap satuan lahan, sehingga didapatkan kelas kesesuaian aktual dan faktor pembatas lahannya. Setelah faktor pembatas diperbaiki, maka didapatkan kelas kesesuaian potensial yang diteruskan dengan analisis kelayakan usaha padi sawah berdasarkan aspek finansial. Hasil analisis menunjukan bahwa secara aktual, kelas kesesuaian lahan didominasi sesuai marginal (kelas S3) diikuti cukup sesuai (kelas S2) untuk padi sawah di Kecamatan Pinogu Kabupaten Bone Bolango dengan pembatas adalah faktor kejenuhan basa. Selanjutnya, setelah perbaikan kelas dengan pemberian bahan organik dan kapur, maka secara potensial kelas kesesuaian lahan untuk padi sawah didominasi kelas S2 diikuti kelas S1 (sangat sesuai). Usahatani padi sawah di wilayah ini relatif menguntungkan karena R/C rasio lebih besar 1

    85

    full texts

    86

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Agroteknika (E-Journal) is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇