45 research outputs found

    Berfikir Reflektif Dalam Pembelajaran Matematika

    Full text link
    Berfikir reflektif dapat terjadi ketika siswa mengalami kebingungan, hambatan atau keraguan dalam menyelesaikan masalah matematika yang dihadapinya. Pada dasarnya berpikir reflektif merupakan sebuah kemampuan siswa dalam menyeleksi pengetahuan yang telah dimiliki dan tersimpan dalam memorinya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi untuk mencapai tujuan-tujuannya. Oleh karena itu untuk menyelesaikan masalah dalam matematika siswa memerlukan kemampuan berfikir reflektif. Siswa yang berfikir reflektif lebih mungkin melakukan tugas-tugas seperti mengingat informasi yang terstruktur, membaca dengan memahami dan menginterpretasikan teks, memecahkan masalah dan membuat keputusa

    BERFIKIR REFLEKTIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

    Get PDF
    Berfikir reflektif dapat terjadi ketika siswa mengalami kebingungan, hambatan atau keraguan dalam menyelesaikan masalah matematika yang dihadapinya. Pada dasarnya berpikir reflektif merupakan sebuah kemampuan siswa dalam menyeleksi pengetahuan yang telah dimiliki dan tersimpan dalam memorinya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi untuk mencapai tujuan-tujuannya. Oleh karena itu untuk menyelesaikan masalah dalam matematika siswa memerlukan kemampuan berfikir reflektif. Siswa yang berfikir reflektif lebih mungkin melakukan tugas-tugas seperti mengingat informasi yang terstruktur, membaca dengan memahami dan menginterpretasikan teks, memecahkan masalah dan membuat keputusa

    ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN INTRAPERSONAL PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI 1 MARON

    Get PDF
    Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika ditinjau dari kecerdasan intrapersonal peserta didik pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Maron dengan subjek penelitian terdiri dari enam peserta didik yang dipilih berdasarkan pertimbangan hasil angket kecerdasan intrapersonal dan hasil tes soal kemampuan pemecahan masalah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, tes, dan wawancara. Hasil dari penelitian ini yaitu, peserta didik dengan klasifikasi kecerdasan intrapersonal yang tinggi juga memiliki kemampuan pemecahan masalah yang tinggi dan mampu memenuhi semua indikator kemampuan pemecahan masalah matematika dengan baik, dengan melihat dari hasil tes soal yang diberikan. Kemudian perserta didik dengan klasifikasi kecerdasan intrapersonal yang sedang, juga memiliki kemampuan pemecahan masalah matematika yang sedang, ditunjukkan dengan subjek yang memiliki tingkat kecerdasan intrapersonal sedang belum mampu memenuhi secara maksimal semua indikator kemampuan pemecahan masalah matematika. Yang terakhir yaitu peserta didik dengan klasifikasi kecerdasan intrapersonal yang rendah, rendah juga memiliki kemampuan pemecahan masalah matematika yang rendah, subjek yang memiliki tingkat kecerdasan intrapersonal rendah belum mampu memenuhi semua indikator kemampuan pemecahan masalah matematika. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, Kecerdasan Intrapersonal, Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

    Analisis Kualitas Soal Ujian Akhir Semester Dengan Menggunakan Aplikasi Program Anates

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk (1) menentukan item kualitas soal ujian dalam hal reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda, (2) menerapkan software anates untuk menghitung  reliabilitas, tingkat kesulitan dan daya pembeda. Metode penelitian yang digunakan adalah teknik deskriptif kuantitatif dan teknik dokumentasi. Datanya terdiri dari 31 lembar jawaban siswa pada kelas VIIA SMPN 6 Singosari Malang tahun ajaran 2022/2023 . Data-data tersebut dianalisis, reliabilitas, tingkat kesulitan, pembedaan daya menggunakan software anates. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Reliabilitas soal tergolong baik berdasarkan software anates yang menunjukkan nilai koefisien 11>. Tingkat kesukaran butir soal kurang baik karena keseimbangan soal yang mudah sedang dan sukar belum proposional, keseimbangan yang proposional yaitu 3 5-2 atau 3-4- 3.Terdapat 3 butir soal (15%) baik sekali, 4 butir soal (20%) tergolong baik, 6 butir soal (30%) tergolong sedang, 6 butir soal (30%) tergolong kurang baik dan 1 butir soal (5%) tergolong jelek sekali berdasarkan analisis daya beda

    ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL (HOTS) HIGH ORDER THINKING SKILL DITINJAU DARI MINAT BELAJAR PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMP BADRIDDUJA FULL DAY SCHOOL

    Get PDF
    Abstrak : NCTM (2020) mengatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki peserta didik, karena kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan salah satu tujuan dari pembelajaran matematika Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis dalam menyelesaikan soal HOTS (High Order Thinking Skill) ditinjau dari minat belajar pada materi himpunan kelas VII SMP Badridduja Full Day School. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif  kualitatif. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara purposive (bertujuan). Subjek dalam penelitian ini peserta didik kelas VII B SMP Badridduja Full Day School.  Instrumen yang digunakan antara lain angket minat belajar, soal tes yang berupa soal HOTS (High Order Thinking Skill), dan pedoman wawancara. Hasil penelitian ini memperoleh kesimpulan peserta didik dengan klasifikasi minat belajar tinggi memiliki kemampuan pemecahan masalah yang tinggi dalam menyelesaikan soal HOTS yakni mampu memenuhi semua indikator menurut Polya, Peserta didik  dengan klasifikasi minat belajar sedang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang sedang dalam menyelesaikan soal HOTS yakni mampu memenuhi 2 dari 4  indikator menurut Polya. Peserta didik dengan klasifikasi minat belajar rendah juga memiliki kemampuan pemecahan masalah yang rendah dalam menyelesaikan soal HOTS yakni mampu memenuhi 1 dari 4  indikator menurut Polya.Kata kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, HOTS (High Order Thinking Skill), Minat Belaja

    KARAKTERISASI BERPIKIR REFLEKTIF PESERTA DIDIK DALAM MEMECAHKAN SOAL MATEMATIKA PADA BANGUN SEGIEMPAT KELAS VII BERDASARKAN TEORI POLYA

    Get PDF
    Abstrak : Berpikir reflektif adalah sesuatu yang dilakukan dengan aktif, gigih, dan penuh pertimbangan dengan keyakinan yang didukung oleh alasan yang jelas dan dapat  membuat suatu kesimpulan. Maka melalui kegiatan berpikir  reflektif ini peserta didik diharapkan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri serta bertanggungjawab. Dalam menyelesaikan  masalah peserta didik  bebas menentukan  strategi, rumus, atau caranya menurut pemikirannya sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator dalam menciptakan kondisi didalam kelas agar peserta didik berpikir reflektif dalam kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteriasi berpikir reflektif peserta didik dalam memecahkan soal matematika pada bangun segiempat kelas VII berdasarkan teori polya. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif karena akan menghasilkan data tertulis berkaitan dengan data pemecahan soal matematika dengan subpokok bahasan bangun persegi panjang yang menggambarkan proses berpikir reflektif peserta didik kelas VII. Prosedur  pemilian subjek menggunakan purposive sampling. Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini yaitu tes, wawancara, dan dokumentasi. Pengecekan keabsahan data dibutuhkan untuk membuktikan bahwa data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya melalui verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik dibagi menjadi 3 tipe yaitu : tipe terurut lengkap bisa melewati semua fase berpikir reflektif dan di teori polya bisa melewati semua tahapan. Tipe terurut tidak lengkap peserta didik bisa melewati 3 fase berpikir reflektif tetapi tidak sempurna dan di teori polya peserta didik bisa melewati semua tahapan tetapi tidak sempurna. Tipe tidak  lengkap peserta didik bisa melewati 2 fase berpikir reflektif tetapi  tidak sempurna dan di teori polya peserta didik bisa melewati 3 tahapan tetapi tidak sempurna.Kata kunci: berpikir reflektif, memecahkan soal matematika, bangun segiempat, teori poly

    ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR VISUAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MATERI KOORDINAT KARTESIUS DI SMP WAHID HASYIM

    Get PDF
    Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil analisis dalam menyelesaikan soal berbentuk kemampuan pemahaman konsep matematis ditinjau dari gaya belajar visual materi koordinat kartesius kelas VIII SMP Wahid  Hasyim dan untuk mendeskripsikan hasil analisis tingkat kemampuan pemahaman konsep matematis ditinjau dari gaya belajar visual materi koordinat kartesius peserta didik kelas VIII SMP Wahid Hasyim. Penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskrisptif kualitatif. Subjek penelitian yang digunakan sebanyak lima peserta didik yang diambil dari peserta didik yang memiliki gaya belajar visual dan yang memiliki kemampuan pemahaman konsep matematis tingkat tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen yang  digunakan adalah angket, tes, dan pedoman wawancara. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa peserta didik yang memiliki kemampuan pemahaman konsep tingkat tinggi mampu memenuhi indikator pertama dan kedua, namun indikator ketiga belum terpenuhi. Peserta didik yang memiliki kemampuan pemahaman konsep tingkat sedang mampu memenuhi indikator pertama dan kedua meskipun masih ada sedikit jawaban yang kurang tepat, untuk indikator ketiga belum terpenuhi. Kemudian untuk peserta didik yang memiliki kemampuan pemahaman konsep tingkat rendah mampu memenuhi indikator pertama saja dan untuk indikator kedua dan ketiga belum terpenuhi. Hasil analisis data diperoleh sebagai berikut. Peserta didik yang                memiliki nilai rata-rata 90 termasuk dalam kategori tingkat tinggi, kemudian nilai rata-rata 70 dan 60 termasuk dalam kategori tingkat sedang, yang terakhir nilai rata-rata 55 dan 45 termasuk dalam kategori tingkat rendah.Kata kunci: Analisis, Pemahaman Konsep Matematis, Gaya Belajar Visual,  Koordinat   KartesiusAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil analisis dalam menyelesaikan soal berbentuk kemampuan pemahaman konsep matematis ditinjau dari gaya belajar visual materi koordinat kartesius kelas VIII SMP Wahid  Hasyim dan untuk mendeskripsikan hasil analisis tingkat kemampuan pemahaman konsep matematis ditinjau dari gaya belajar visual materi koordinat kartesius peserta didik kelas VIII SMP Wahid Hasyim. Penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskrisptif kualitatif. Subjek penelitian yang digunakan sebanyak lima peserta didik yang diambil dari peserta didik yang memiliki gaya belajar visual dan yang memiliki kemampuan pemahaman konsep matematis tingkat tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen yang  digunakan adalah angket, tes, dan pedoman wawancara. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa peserta didik yang memiliki kemampuan pemahaman konsep tingkat tinggi mampu memenuhi indikator pertama dan kedua, namun indikator ketiga belum terpenuhi. Peserta didik yang memiliki kemampuan pemahaman konsep tingkat sedang mampu memenuhi indikator pertama dan kedua meskipun masih ada sedikit jawaban yang kurang tepat, untuk indikator ketiga belum terpenuhi. Kemudian untuk peserta didik yang memiliki kemampuan pemahaman konsep tingkat rendah mampu memenuhi indikator pertama saja dan untuk indikator kedua dan ketiga belum terpenuhi. Hasil analisis data diperoleh sebagai berikut. Peserta didik yang                memiliki nilai rata-rata 90 termasuk dalam kategori tingkat tinggi, kemudian nilai rata-rata 70 dan 60 termasuk dalam kategori tingkat sedang, yang terakhir nilai rata-rata 55 dan 45 termasuk dalam kategori tingkat rendah.Kata kunci: Analisis, Pemahaman Konsep Matematis, Gaya Belajar Visual,  Koordinat   Kartesiu

    PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS LITERASI MODEL PISA

    Get PDF
    The purpose of this research is to determine the validity of the PISA model literacy-based e-module which is valid, practical and effective. The method used in this study is Research and Development which refers to the ADDIE development model. The instruments used were e-module validation sheets, student and teacher response questionnaires, and test methods (pre-test & post-test). Based on the e-module validity test conducted by an expert validator, a score of 85% was obtainedwith a very valid category. The criteria for a good response were also met, because the e-module that was developed received an assessment of student and teacher response questionnaires of 79.11% in the practical category. As for the effectiveness assessment, it was obtained from the n-gain value of 75.5% through the pre-test & post-test during the trial with the effective category. Thus, the developed e-module can be declared valid, practical, and effective. AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kevalidan e-modul berbasis literasi model PISA  yang valid, praktis dan efektif.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development yang mengacu pada pada model pengembangan ADDIE. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi e-modul, angket respon siswa dan guru, serta metode test (pre-test&post-test). Berdasarkan uji kevalidan e-modul yang dilakukan oleh validator ahli diperoleh skor 85% dengan kategori sangat valid. Kriteria respon baik juga terpenuhi, karena e-modul yang dikembangkan mendapatkan penilaian angket respon siswa dan guru sebesar 79,11%  dengan kategori praktis.  Sedangkan untuk penilaian keefektifan didapatkan dari nilai n-gain sebesar 75,5%  melalui pre-test&post-testpada saat uji coba dengan kategori efektif. Sehingga, e-modul yang dikembangkan dapat dinyatakan valid, praktis, dan efektif

    KARAKTERISASI KEMAMPUAN METAKOGNITIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS

    Get PDF
    Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan karakterisasi kemampuan metakognitif siswa dalam menyelesaikan masalah pada materi persamaan garis lurus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi. Subjek yang diteliti sebanyak tiga orang siswa SMP kelas VIII dengan instrumen soal non-routine materi persamaan garis lurus. Hasil dari penelitian ini memperoleh data bahwa dari keempat subjek tersebut memiliki kemampuan metakognitif yang baik dalam menyelesaikan masalah pada materi persamaan garis lurus. Apabila dalam menyelesaikan masalah persamaan garis lurus subjek melibatkan kemampuan metakognitifnya dengan jawaban akhir yang benar maka dapat dikatakan subjek memiliki kemampuan metakognitif yang baik dalam menyelesaikan masalah. sedangkan apabila subjek menyelesaikan masalah dan melibatkan kemampuan metakognitifnya dengan jawaban akhir salah maka dapat dikatakan subjek memiliki kemampuan metakognitif yang kurang baik dalam menyelesaikan masalah.Kata kunci: kemampuan metakognitif, pemecahan masalah matematik

    Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Menggunakan Anates pada Penilaian Tengah Semester Kelas VII D SMP Negeri 1 Ngajum Kabupaten Malang

    Get PDF
    Evaluation or assessment of learning is one part of a series of learning processes. A quality assessment device is able to measure what will be measured. In fact not all teachers do an analytical test first before the manuscript test is used. Analysis of question items is a series of activities carried out in assessing the quality of question items. Validity provides an idea which the assessment tool can measure exactly what is to be measured. The reliability of an assessment tool is to measure the extent to which the measurement results with the assessment tool are stable or consistent. Anates is an application or software developed to help carry out the analysis of question items quickly and practically. A study was carried out with the title "Analysis of Multiple Choice Test Items Using Anates in the Midterm Assessment of Class VII D of SMP Negeri 1 Ngajum, Malang". The use of the Anates application version 4.0.9 has proven effective in making it easier for educators to analyze multiple choice test quickly. Based on the results of the analysis, it was concluded that the correlation of question number 4 compared to the total score is very significant, while the correlation of questions number 6, 7, and 8 is significant. The differentiating power of questions number 1, 4, 6, 7, 8 and 10 is very good, acceptable while question number 9 the differentiating power needs to be improved. Questions number 1, 2, and 5 are very easy, questions number 3 are easy, questions number 7, 8, 10 are medium, questions number 4, 6, and 9 are difficult. Distractors numbered 1B, 1D, 3B, 3D, 4D, 5D, 6D, 7B, 8B should be replaced, while distractors numbers 1C, 6B, 7A, and 7C need to be revised
    corecore