18 research outputs found

    DAMPAK PENGELOLAAN LABAN PERTANIAN TERHADAP HASIL SEDIMEN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI GALEH KABUPATEN SEMARANG = (The Impact (JfAgriculture Land Management to The Sediment Yield in Galeh Watershed Semarang District)

    Get PDF
    Perubahan jumlah manusia dan bentuk kegiatannya akan mengakibatkan perubahan dalam pengelolaan lahan. Sistem pengelolaan lahan pertanian pada daerah aliran sungai (DAS) Galeh umumnya masih belum memperhatikan kemampuan dan kesesuaian lahan. Masyarakat yang bermukim di DAS Galeh didominansi oleh petani. Dinamika pengelolaan lahan pada sistem DAS akan mempengaruhi kondisi aliran sungai, yang menyebabkan terjadi perubahan debit aliran sungai sebagai keluaran DAS, sehingga mengakibatkan perubahan dalam kualitas lingkungan. Dampak yang sering terlihat adalah terjadinya kerusakan lahan karena meningkatnya erosi tanah dan sedimentasi. Kajian ini dilakukan dari bulan Pebruari sampai bulan Juli tahun 2010 di DAS Galeh, Kabupaten Semarang dengan tujuan untuk mengetahui hasil sedimen yang diakibatkan oleh pengelolaan lahan pertanian yang berbeda di daerah aliran sungai Galeh. Kajian dilakukan dengan cara menganalisis sampel-sampel sedimen melayang (suspended sediment) yang diambil dari outlets ketiga sungai utama yang bermuara ke Sungai Galeh. Parameter - parameter yang diukur untuk keperluan analisis hasil sedimen ini, yaitu konsentrasi sedimen melayang Cs (mg/l), debit aliran air sungai Q (m3/detik) dan debit sedimen melayang Qs (gr/,detik).Dari hasil kajian tampak bahwa terdapat debit aliran yang berpengaruh terhadap debit suspensi, di mana semakin besar debit aliran maka semakin besar debit suspensi. Pengelolaan lahan sawah memiliki debit aliran dan debit suspensi yang lebih tinggi dibanding pengelolaan lahan kebun dan lahan tegalan. Sedimen yang dihasilkan pada pengelolaan lahan sawah sebesar 14,593 tonlharipengelolaan lahan kebun sebesar 1,308 ton/hari, pengelolaan lahan tegalan sebesar 0,718 ton/hari

    DAMPAK PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN TERHADAP HASIL SEDIMEN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI GALEH KABUPATEN SEMARANG (The Impact of Agriculture Land Management to The Sediment Yield in Galeh Watershed Semarang District)

    Get PDF
    ABSTRAKPerubahan jumlah manusia dan bentuk kegiatannya akan mengakibatkan perubahan dalam pengelolaan lahan. Sistem pengelolaan lahan pertanian pada daerah aliran sungai (DAS) Galeh umumnya masih belum memperhatikan kemampuan dan kesesuaian lahan. Masyarakat yang bermukim di DAS Galeh didominansi oleh petani. Dinamika pengel laan lahan pada sistem DAS akan mempengaruhi kondisi aliran sungai, yang menyebabkan terjadi perubaban debit aliran sungai sebagai keluaran DAS, sehingga mengakibatkan perubahan dalam kualitas lingkungan. Dampak yang sering terlihat adalah terjadinya kerusakan lahan karena meningkatnya erosi tanah dan sedimentasi. Kajian ini dilakukan dari bulan Pebruari sampai bulan Juli tahun 2010 di DAS Galeh, Kabupaten Semarang dengan tujuan untuk mengetahui hasil sedimen yang diakibatkan oleh pengelolaan lahan pertanian yang berbeda di daerah aliran sungai Galeh. Kajian dilakukan dengan cara menganalisis sampel-sampel sedimen melayang (suspended sediment) yang diambil dari outlets ketiga sungai utama yang bermuara ke Sungai Galeh. Parameter-parameter yang diukur untuk keperluan analisis hasil sedimen ini, yaitu konsentrasi sedirnen melayang Cs (mg/l), debit aliran air sungai Q (m3/detik) dan debit sedimen melayang Qs (gr/detik). Dari hasil kajian tampak bahwa terdapat debit aliran yang berpengaruh terbadap debit suspensi, di mana semakin besar debit aliran maka semakin besar debit suspensi. Pengelolaan lahan sawah memiliki debit aliran dan debit suspensi yang lebih tinggi dibanding pengelolaan lahan kebun dan lahan tegalan. Sedimen yang dihasilkan pada pengelolaan lahan sawah sebesar 14,593 ton/hari; pengelolaan lahan kebun sebesar 1,308 ton/hari, pengelolaan lahan tegalan sebesar 0,718 ton/hari.ABSTRACTThe change of the number of people and the activity type will cause a change in cultivation land. Agriculture land cultivation system in Galeh Watershed (DAS)  generally still has not pay attention to the ability and appropriate land. The residents who stay in DAS Galeh are dominated by farmer. The dynamics of cultivation land on the DAS system will influence the river current condition, which causing the change of river current debit occurred as output of DAS, thus result in the change in environment quality. Impact that often observed is occurred damage of land because the increased of land erosion and sedimentation. This study was done from February until  July 2010 in DAS Galeh, Semarang District, aimed to know the sediment result which caused by different cultivation of agriculture land in the river current area Galeh. The study conducted with the methods is analyzing samples of suspended sediment that taken from outlets of the third main river which  flow into downstream Galeh river. The parameters measured to analyze  requirements of this sediment result, were concentration of suspended sediment Cs (mg/l), discharge debit Q (m3/second) and discharge of suspended sediment debit Qs (gram/second).The result of the study is showed  that there is current debit which affecting  the suspension debit, whereas greater the current debit thus greater the suspension debit. Cultivation land of rice field is 14.593 ton/day; cultivation land of plantation is 1.308 ton/day, cultivation land of garden is 0.718 ton/day

    Akselerasi diseminasi teknologi pertanian melalui pengelolaan system informasi pada BPTP Jawa Tengah : Laporan Proek Perubahan

    No full text
    inovasi teknologi pertanian - sistem informasi dan komunikasi berbasis digital - BPTP Jawa Tengah - laporan diklatpim IV/10/2017101p.; ills.; 29 cm (+Lampiran

    PENGARUH PENGELOLAAN LABAN PERTANIAN TERHADAP EROSI DAN SEDIMENTASI DI DAS GALEH KABUPATEN SEMARANG JAW A TENGAH

    No full text
    Aktivitas manusia dalam pengelolaan lahan pertanian cenderung bersifat dinamis dan tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan. Kondisi tersebut menyebabkan erosi dan sedimentasi dan akhimya menyebabkan kerusakan lingkungan. Lahan yang memperoleh perlakuan konservasi secara baik, besamya erosi dapat dicegah seminimal mungkin, sebaliknya lahan dengan konservasi yang jelek akan menyebabkan proses erosi berkembang menjadi lebih berat. Penelitian ini bertujuan : I) Mengevaluasi hubungan antara faktor sosial ekonomi masyarakat dengan pengelolaan lahan pertanian di DAS Gale

    APLIKASI AGRIMETH PADA BUDIDAYA PADI INPARI 32 MUSIM TANAM II DI KABUPATEN PEMALANG

    Get PDF
    Inovasi sebagai upaya peningkatan produktivitas lahan sawah merupakan keharusan bagi petani seiring berkurangnya baku lahan, kesuburan tanah, peningkatan kebutuhan akan pangan. Pemanfaatan pupuk hayati yang berasosiasi dengan tanaman telah banyak diteliti namun belum banyak memberikan informasi terkait respon tanaman pada variable pertumbuhan dan hasilnya secara spesifik lokasi. Disamping itu kondisi iklim mikro dan kebiasaan petani dalam mempersiapkan lahan diduga berperan penting dalam sinergitas manfaat mikroorganisme tersebut. Penelitian bertujuan untuk memberikan informasi mengenai respon padi Inpari 32 terhadap aplikasi Agrimeth (sumber pupuk hayati), serta melihat hubungan antara variabel pertumbuhan dengan hasil padi pada musim tanam II di Kabupaten Pemalang. Penelitian dilaksanakan pada lahan sawah seluas satu hektar, dengan rancangan percobaan acak kelompok yang ditandai blok, diulang sebanyak lima kali. Variabel pertumbuhan dan hasil yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah total per malai, jumlah gabah isi, jumlah gabah hampa, prosentase gabah isi, bobot 1000 butir dan ubinan. Rerata hasil pengamatan diuji variansinya dengan uji F kemudian dilanjutkan dengan uji T untuk melihat perbedaan kedua rerata populasi. Hubungan variabel pengamatan terhadap hasil diketahui melalui analisis regresi. Hasil menunjukkan bahwa rerata tinggi tanaman nyata lebih tinggi pada kedua perlakuan. Aplikasi agrimeth memberikan perbedaan rerata pada semua variabel kecuali gabah isi, gabah total, prosentase gabah isi dan bobot 1000 butir. Analisis regresi menunjukkan hubungan sangat kuat antara variabel komponen pertumbuhan dan hasil terhadap hasil ubinan dengan R-square masuk kategori bai

    PENGARUH PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN TERHADAP EROSI DAN SEDIMENTASI DI DAS GALEH KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH

    No full text
    Human activity in the management of agricultural land tends to be dynamic and not pay attention to the environmental equilibrium. These conditions cause erosion and sedimentation. Finally, these generate environmental damage. Key words: Management, agriculture land, erosion, sediment, conservation. Erosion can be prevented to a minimum on land that has good conservation, otherwise more intensive erosion occurs on land that has a poor conservation. This research are aimed (1) to evaluate the relationship between socioeconomic factors and management of agricultural land in the Galeh watershed, (2) to assess the impact of the management of agricultural land against erosion and sedimentation in the Galeh watershe

    Rice Production with Jajar Legowo Planting System without Insertion on Irrigated Paddy Fields

    No full text
    The Jajar Legowo planting system brings many benefits regarding productivity and planting techniques. Applying Jajar Legowo varies depending on the level of understanding and ease of application. This study aims to determine rice production with several planting systems of Jajar Legowo without insertion (legowo) in irrigated paddy fields. This study compared a Legowo planting system in several types of legowo (legowo 2:1, 4:1, and 6:1) with the regular cropping system or squares. Observational data were analyzed using ANOVA at a 95% confidence level, followed by Duncan’s test if there was a significant difference. The results of the analysis showed that the Legowo planting system showed no significant. The highest production of 5.71 tons/ha of milled dry grain (MDG) was obtained in the square planting system, and the lowest was in the legowo 6:1 planting system (5.51 tons MDG per hectar)

    Analysis of Peanut Farming in The 3

    No full text
    Peanuts are regarded as the second most important commodity after soybeans which have quite high economic value. Its production tends to decrease every year due to the reduction in planting areas. Meanwhile, the rainfed paddy fields land in Central Java is quite potential, thus its utilization can be used as an alternative to developing peanut. Accordingly, this study aims to find out the level of income and feasibility of peanut farming in Tegalsari Barat, Ampelgading Subdistrict, Pemalang District, Indonesia. The sampling was performed using purposive random sampling method with a total of 22 people. The level of profit could be found by using the return cost ratio (R/C ratio). The results indicated that during one planting season, the average cost was IDR 12,647,000 ha-1. The average production of peanut was 4,600 kg ha-1 wet pods with a selling price at farm level of IDR 8,500, so the average revenue was IDR 39,100,000 ha-1. The analysis of R/C feasibility showing the value of 3.09 (R/C > 1) indicates that peanut farming in the 3rd Planting Season (PS-3) in Pemalang District is feasible to be cultivated
    corecore