259 research outputs found

    Optimasi Biaya Peralatan Untuk Pekerjaan Beton Aspal (Studi kasus pelaksanaan beton aspal PT Pancadarma Puspawira, Surakarta)

    Get PDF
    Proyek jalan Sangkalputung-Batas Boyolali merupakan proyek yang membutuhkan sumber daya besar. Alat berat sebagai salah satu sumber daya penting dalam suatu proyek tentu perlu disiapkan dengan baik, mengingat besarnya volume pekerjaan yang membutuhkan alat berat. Permasalahan pada penelitian ini: Berapa jumlah kontribusi pembiayaan beton aspal yang diberikan oleh faktor peralatan dan konsep biaya peralatan yang paling optimal?. Tujuan pada penelitian ini: Mengetahui jumlah pembiayaan beton aspal oleh faktor peralatan dan berapa jumlah peralatan yang paling optimal? Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menentukan lokasi, pengumpulan data, alat yang digunakan dalam penelitian, tahapan penelitian, dan diagram alir penelitian. Studi yang dibahas antara lain: mendapatkan jumlah pembiayaan beton aspal oleh faktor peralatan dan mengetahui konsep biaya peralatan yang paling optimal. Dengan membandingkan dua metode optimasi biaya peralatan untuk pekerjaan beton aspal memberikan hasil biaya peralatan yang lebih murah untuk metode perhitungan secara teoritis adalah Rp. 23.060,-/m2, sedangkan hasil secara metode di lapangan adalah Rp. 29.640,-/m2. Hasil perhitungan untuk merencanakan optimasi peralatan dari dua metode yang sudah dilakukan diperoleh hasil jumlah peralatan untuk alat Dump Truck dari yang beroperasi 22 buah menjadi 13 buah setelah dilakukan optimalisasi, sehingga lebih hemat 9 buah Dump Truck, tetapi untuk jumlah peralatan yang lain masih sama. Hasil untuk perbandingan data sekunder (PT Pancadarma Puspawira) untuk biaya operasi alat AMP per jam adalah Rp. 3.171.250,- sedangkan pada data primer (Survei di lapangan) yang sudah dihitung untuk biaya operasi alat AMP per jam adalah Rp. 3.363.442,-. Mungkin disebabkan pengeluaran BBM pada waktu AMP melakukan persiapan atau proses produksi kelamaan, disebabkan proses pemadatan di lapangan mengalami keterlambatan menjadi kinerja alat AMP jadi tidak optimal

    Keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan kelas X semester 2

    Get PDF
    Bahan ajar ditulis dan dirancang untuk peserta didik, diupayakan dapat menumbuhkembangkan minat baca peserta didik. dengan mengikuti tahapan-tahapan pembelajaran yang diuraikan dalam buku modul, maka akan terjadi proses penemuan dan pemahaman materi secara individu yang spesifik dari masing-masing peserta didik dengan melibatkan olah pikir

    MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KONSEP ENERGI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR:PTK di Kelas IV SDN 3 Cisampang Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak

    Get PDF
    Berdasarkan latar belakang penelitian bahwa dalam kegiatan pembelajaran ini aktifitas siswa kurang, dan hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran masih rendah. Dalam menyampaikan materi pelajaran, guru hanya memakai metode ceramah dan tidak mengaitkan materi pembelajaran ke dalam kehidupan sehari-hari siswa sehingga materi yang diberikan tidak dapat dipahami oleh siswa. Untuk itu perlu adanya suatu pendekatan pembelajaran untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan menggunakan model CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL). Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu apakah pembelajaran IPA dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa dan juga hasil belajar siswa pada konsep energi di kelas IV SDN 3 Cisampang Kecamatan Gunungkencana. Tujuan penelitian Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah penerapan model Contextual Teaching and Learning pada konsep Energi dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Cisampang. Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) model Kemmis dan Taggart yang menggunakan empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Instrument penelitian ini yaitu observasi dan tes. Aktivitas siswa pada konsep Energi dalam mata pelajaran IPA dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dimana setiap siklusnya meningkat, hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase nilai yang didapat dengan menggunakan lembar observasi, perolehan persentase pada siklus I yaitu 56%, siklus II yaitu 68%,dan pada siklus III yaitu84%. Sedangkan hasil belajar siswa pada konsep energi, dari siklus ke siklus mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan perolehan nilai rerata pada saat pra siklus dengan nilai 47,6, siklus I dengan nilai 55, siklus II dengan nilai66, dan siklus III dengan nilai78. Hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan aktivitas belaajar siswa dan hasil belajar siswa pada konsep Energi dalam pembelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rerata hasil belajar kelompok maupun individu, yang mengalami peningkatan mulai dari siklus I, siklus II, sampai siklus III dan perolehan skor nilai observasi siswa mengalami peningkatan setiap siklusnya. Dari hasil penelitian tindakan kelas yang diperoleh di atas, maka peneliti merekomendasikan kepada guru SD agar menggunakan pendekatan CTL khususnya dalam pembelajaran IPA ataudan umumnya pelajaran lain untuk meningkatkan aktifitas siswa hasil belajar siswa

    Rekayasa dan pemodelan furniture kelas X semester 1

    Get PDF
    DI dalam modul ini terdapat 6 kegiatan pembelajaran yang dipaparkan, yaitu tipikal furnitur, tipikal konstruksi, pemodelan secara historis, pemodelan secara fungsional, rekayasa konstruksi, membuat perencaan model furnitur fungsional/utility furnitur

    Rekayasa dan pemodelan furniture kelas X semester 2

    Get PDF
    Di dalam modul ini terdapat 6 kegiatan pembelajaran yaitu mendeskripsikan model furnitur, menerapakan pekerjaan dasar furnitur/cabinet making, menerapkan cara membuat gambar perencanaan rancangan model/tipe furnitur, menerapkan rekayasa model furnitur, menerapkan pekerjaan dasar furnitur/cabiner making, membuat perencanaan rancangan model/tipe furnitur

    Influence of psychosocial risk factors on the trajectory of mental health problems from childhood to adolescence: a longitudinal study

    Get PDF
    Background: Longitudinal epidemiological studies involving child/adolescent mental health problems are scarce in developing countries, particularly in regions characterized by adverse living conditions. We examined the influence of psychosocial factors on the trajectory of child/adolescent mental health problems (CAMHP) over time.Methods: A population-based sample of 6- to 13-year-olds with CAMHP was followed-up from 2002-2003 (Time 1/T1) to 2007-2008 (Time 2/T2), with 86 out of 124 eligible children/adolescents at T1 being reassessed at T2 (sample loss: 30.6%). Outcome: CAMHP at T2 according to the Child Behavior Checklist/CBCL's total problem scale. Psychosocial factors: T1 variables (child/adolescent's age, family socioeconomic status); trajectory of variables from T1 to T2 (child/adolescent exposure to severe physical punishment, mother exposure to severe physical marital violence, maternal anxiety/depression); and T2 variables (maternal education, child/adolescent's social support and pro-social activities).Results: Multivariate analysis identified two risk factors for child/adolescent MHP at T2: aggravation of child/adolescent physical punishment and aggravation of maternal anxiety/depression.Conclusions: the current study shows the importance of considering child/adolescent physical punishment and maternal anxiety/depression in intervention models and mental health care policies.Fundação de Amparo à Pesquisa do Estado de São Paulo (FAPESP)Mackpesquisa of the Mackenzie Presbyterian UniversityUniv São Paulo, Sch Med, Inst Psychiat, São Paulo, BrazilUniversidade Federal de São Paulo, Social Psychiat Div, São Paulo, BrazilUniv Prebiteriana Mackenzie, Dev Disorder Post Grad Program, São Paulo, BrazilUniversidade Federal de São Paulo, Social Psychiat Div, São Paulo, BrazilFAPESP: 00/14555-4Web of Scienc

    Tubulin and division proteins in the cell cycle of fission yeast

    Get PDF

    Biomass gasification processes - modeling and simulation

    Get PDF
    Mestrado de dupla diplomação com a UTFPR - Universidade Tecnológica Federal do ParanáThermochemical processes prove to be a sustainable way of using residual biomass, replacing non-renewable sources such as coal and petroleum derivatives, and serving as a means for the creation of Synthesis Gas, or Syngas, mostly consisting of hydrogen gas and carbon monoxide, which is the basis for the chemical industry and power generation. The modeling and simulation of this process is feasible, as it portrays real gasifiers, such as Downdraft type gasifiers, in order to test variables and verify the system's behaviors when changing them. However, there is still some difficulty in modeling Pyrolysis, due to the complexity of this process, as well as predicting the tar generated during the process. Thus, the present study aims to model and simulate using the UniSim Design software, the gasification of three biomass residues from Portuguese agriculture: grape marc, olive trees, and corn straw residues, in an attempt to predict Syngas production under different process conditions and validate the method proposed comparing with data from the literature. Pyrolysis modeling was performed using a second-order model based on the process temperature, providing the yields of gases: CO2, CO, H2, and CH4, residual coal, and tar, which is composed of benzene, toluene, and naphthalene. Regarding the results obtained, both Pyrolysis and the general model, even at different conditions of mass flow of air and steam inlet, were compatible with results obtained in the literature, quantitatively and qualitatively. The rise in equivalence ratio (ER) from 0.23 to 0.54 caused an increase in the process temperature, as well as in the molar fraction of H2 and CO while reducing the other components, thus consuming the tar, for the biomasses in the ER range 0.36-0.37. The increase in the steam-to-biomass ratio (S/B) from 0 to 0.95 had a positive effect on the H2 and CO2 components, while it decreased the others, having no effect on the tar fraction. For both analyses, corn straw residue was converted into the richest gas in hydrogen, with the peak of the fraction of the component in Syngas, free of water and nitrogen, being 0.48 and 0.52, for ER and S/B ratio, respectively.Processos termoquímicos mostram-se uma forma sustentável de utilizar biomassas residuais, substituindo fontes não renováveis como carvão e derivados de petróleo, e servindo de meio para a criação do Gás de síntese, ou Syngas, majoritariamente constituído por gás hidrogênio e monóxido de carbono, o qual é uma base para a indústria química e geração de energia. A modelagem e simulação deste processo é viável, pois retrata gaseificadores reais, como o gaseificador do tipo Downdraft, a fim de testar variáveis e verificar os comportamentos do sistema ao alterá-las. Porém, ainda há certa dificuldade na modelagem da Pirólise, devido à complexidade deste processo, bem como a previsão da produção do alcatrão gerado durante o processo. Desta forma, o presente estudo tem por objetivo modelar, e simular no software UniSim Design a gaseificação de três resíduos provindos da agricultura portuguesa: resíduos de uva, oliveiras e milho, na tentativa de predizer Syngas sob diferentes condições de processo e validar o método proposto por comparação com dados da literatura. A modelação da Pirólise foi realizada utilizando um modelo de segunda ordem baseado na temperatura do processo, provendo os rendimentos dos gases: CO2, CO, H2 e CH4, do carvão residual e do alcatrão, o qual é composto por benzeno, tolueno e naftaleno. Acerca dos resultados obtidos, tanto a Pirólise, quanto o modelo geral, mesmo a diferentes condições de fluxo mássico de entrada de ar e vapor, mostraram-se compatíveis com resultados obtidos na literatura, quantitativamente e qualitativamente. O aumento no ER de 0,23 até 0,54 provocou um aumento na temperatura do processo, bem como da fração molar de H2 e CO, enquanto reduziu os demais componentes, consumindo o alcatrão para as biomassas na faixa de ER 0,36-0,37. O incremento da razão S/B de 0 a 0,95 provocou um efeito positivo nos componentes H2 e CO2, enquanto decresceu os demais, não tendo efeito na fração do alcatrão. Para ambas as análises, o resíduo de milho converteu-se no gás mais rico em hidrogênio, sendo o pico da fração do componente no Syngas, livre de água e nitrogênio, 0,48 e 0,52, para ER e razão S/B, respectivamente

    Finishing konstruksi kayu semester 4 kelas XI

    Get PDF
    Buku ini merupakan panduan praktikum peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan Kurikulum 2013 untuk membentuk salah satu bagian dari kompetensi pada pelaksanaan pembelajaran teknik finishing kayu pada program keahlian teknik bangunan dan paket keahlian teknik konstruksi kayu. Buku ini dibagi menjadi lima pokok pembahasan yakni menerapkan penggunaan peralatan finishing semprot/spraying kayu, melaksanakan prafinishing/timpbher preparation pada pekerjaan finishing kayu dengan bahan Nitro Cellulose (NC) dan Melamine, melakukan bahan finishing dengan bahan NC dan Melamine, melakukan finishing dengan bahan cat duco, serta dipaparkan juga mengenai finishing pengecatan efek khusus

    Tinjauan konsep Sadd Al-Dzariah terhadap Nasab anak diluar kawin: Studi perbandingan KUH Perdata dan KHI

    Get PDF
    Di Indonesia terdapat dua aturan hukum nasab anak luar kawin yang berlaku yaitu menurut KUH Perdata dan Kompilasi Hukum Islam. KUH Perdata menasabkan anak luar kawin kepada ibunya, namun jika kedua orangtuanya melakukan pengakuan sebelum dilakukannya perkawinan yang sah maka anak itu dapat dinasabkan kepada ayahnya. Kompilasi Hukum Islam menasabkan anak luar kawin kepada ibunya, walaupun dilakukan pengakuan tidak dapat menjadikan nasab itu kepada ayahnya. Sebuah produk hukum diciptakan sebagai sebuah upaya preventif untuk meminimalisir kemudharatan, dalam Islam konsep itu dikenal dengan sadd al-dzariah. Berdasarkan hal itu kedua produk hukum tersebut perlu ditinjau menurut konsep sadd al-dzariah. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui hukum nasab anak diluar kawin menurut KUH Perdata, 2) Untuk mengetahui hukum nasab anak diluar kawin menurut Kompilasi Hukum Islam, dan 3) Untuk mengetahui hukum nasab anak diluar kawin yang lebih relevan jika ditinjau dari konsep sadd al-dzariah. Kerangka berpikir dari penelitian ini adalah berangkat dari pemahaman bahwa sebuah produk hukum harus bisa mencegah kemudharatan yang timbul sebelum dan sesudah hukum itu diberlakukan berdasarkan salah satu konsep istinbath hukum bernama sadd al-dzariah. Sadd al-dzariah secara garis besar adalah melarang sesuatu perbuatan yang awalnya mengandung kemaslahatan karena akan membawa kemudharatan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik, sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif, yuridis, dan komparatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tentang ketentuan nasab anak luar kawin menurut KUH Perdata dan Kompilasi Hukum Islam dengan teknik pengumpulan data library research. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Menurut KUH Perdata anak luar kawin dinasabkan kepada ibunya, jika orangtua melakukan pengakuan sebelum melakukan perkawinan yang sah maka anak itu dapat dinasabkan pada ayahnya, sedangkan anak zina dan anak sumbang sama sekali tidak bisa dinasabkan pada orangtuanya. 2) Menurut Kompilasi Hukum Islam anak luar kawin dan anak zina hanya bisa dinasabkan pada ibunya saja. 3) Menurut konsep sadd al-dzariah kedua hukum tersebut mempunyai sisi positif namun hukum nasab anak luar kawin yang ada dalam KHI lebih banyak sisi positifnya jika dibandingkan dengan KUH Perdata
    corecore