11 research outputs found

    Produktivitas Hijauan Makanan Ternak Pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Berbagai Kelompok Umur Di PTPN 6 Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi

    Full text link
    This study was conducted to measure forage productivity at Batanghari Distric Palm Oil Plantation(PTPN 6) of different ages( 3,5, and 8 years ) of the palm trees in Province of Jambi. Purposive sampling was the methode of selecting sampling location.Data were subjected to unpaired t test. The results showed that botanical composition of grass and legume was significantly ( P < 0.05 ) different among three different plantation. Carrying capacity in the the 3-year palm oil plantation was not significantly( P > 0.05 ) with that of in the 5-year palm oil plantation but it was sifnificantly( P < 0.05 ) different with the 8-year palm oil plantation Carrying capacity in the 5- year palm oil plantation was significantly( P< 0.05 ) different from that in the 8-year. The dry matter production of grass and legume on the 3-year palm oil plantation was not significantly( P > 0.05 ) different from that on 5-year palm oil plantation but it was significantly( P < 0.05 ) different from that on 8-year plam oil plantation; The dry matter production of grass and legume on 5-year palm oil palantation was significantly( P < 0.05 ) different from that on 8-year palm oil plantation. It could be conclude that the productivity of forage available at the palm oil plantation field looked decreased with the age of the palm oil plantation field

    Produktivitas Hijauan Makanan Ternak Pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit berbagai Kelompok Umur di PTPN 6 Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi

    Get PDF
    This study was conducted to measure forage productivity at Batanghari Distric Palm Oil Plantation(PTPN 6) of different ages( 3,5, and 8 years ) of the palm trees in Province of Jambi. Purposive sampling was the methode of selecting sampling location.Data were subjected to unpaired t test. The results showed that botanical composition of grass and legume  was significantly ( P < 0.05 ) different among three different plantation. Carrying capacity in the the 3-year palm oil plantation was not significantly( P > 0.05 ) with that of in the 5-year palm oil plantation but it was sifnificantly( P < 0.05 ) different with the 8-year palm oil plantation Carrying capacity in the 5- year  palm oil plantation was significantly( P< 0.05 ) different from that in  the 8-year. The dry matter production of grass and legume on the 3-year palm oil plantation was not significantly( P  > 0.05 ) different from that on 5-year palm oil plantation but it was significantly( P < 0.05 ) different from that on 8-year plam oil plantation; The dry matter production of grass and legume on 5-year palm oil palantation was significantly( P < 0.05 ) different from that on 8-year palm oil plantation. It could be conclude that the productivity of forage available at the palm oil plantation field looked decreased with the age of the palm oil plantation field

    EVALUASI AMPAS KELAPA HASIL FERMENTASI DENGAN RAGI PRODUK LOKAL DAN APLIKASINYA PADA AGRIBISNIS IKAN LELE (Clarias sp )

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ampas kelapa hasil fermentasi dengan ragi produk lokal dan aplikasinya pada agribisnis ikan lele ( Clarias sp ). Penelitian menggunakan metode eksperimen yang dibagi menjadi tiga tahap. Penelitian tahap pertama tentang pengaruh jenis ragi dan lama fermentasi terhadap kandungan nutrisi ampas kelapa( Cocos nucifera ) menggunakan Rancangan percobaan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3 X 3 dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah 3 jenis ragi lokal ( R) terdiri dari : R1(Ragi tempe ),R2( Ragi Tape) dan R3(Ragi roti). Faktor kedua adalah lama fermentasi (L) terdiri L2(2 hari),L4(4 hari) dan L6(6 hari). Peubah yang diamati kandungan nutrisi ampas kelapa yang meliputi potein kasar, serat kasar, lemak kasar, abu dan gros energy. Kandungan nutrisi ampas kelapa terbaik di peroleh melalui fermentasi menggunakan ragi roti dengan lama fermentasi 6 hari. Penelitian tahap kedua tentang pengaruh pemberian ampas kelapa fermentasi dengan ragi roti dalam pakan terhadap performans ikan lele, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan 4 kali pengulangan, sehingga ada 16 unit percobaan. Perlakuan yang diterapkan adalah pakan tanpa ampas kelapa fermentasi(P0), pakan menggunakan 10 % ampas kelapa fermentasi(P1), pakan menggunakan 20 % ampas kelapa fermentasi(P2) dan pakan menggunakan 30 % ampas kelapa fermentasi(P3). Peubah yang diamati antara lain konsumsi pakan, bobot badan mutlak , panjang badan mutlak, konversi pakan , tingkat kelangsungan hidup, retensi protein dan retensi lemak. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pemberian ampas kelapa hasil fermentasi dengan ragi roti dalam pakan berpengaruh nyata(P < 0.05) terhadap konsumsi pakan, bobot badan mutlak, panjang badan mutlak, konversi pakan, tingkat kelangsungan hidup, retensi protein dan retensi lemak. Kesimpulan penelitian adalah pemberian ampas kelapa fermentasi dengan ragi roti pada level 20 % dalam pakan memberikan respon performans terbaik pada ikan lele. Penelitian Tahap ketiga adalah merupakan lanjutan dari pelaksanaan penelitian tahap kedua yaitu melakukan analisis usaha pembesaran ikan lele yang diberi pakan pada berbagai level ampas kelapa fermentasi dengan ragi roti, karena penting untuk mengetahui efisien atau tidaknya pemberian ampas kelapa fermentasi secara ekonomis dalam pakan usaha pembesaran ikan lele. Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi pendapatan dan efisiensi usaha. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pemberian ampas kelapa fermentasi dengan ragi roti dalam pakan ikan dapat mempengaruhi ( P 1, berarti efisien secara ekonomis . Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa pemberian ampas kelapa fermentasi dengan ragi roti dalam pakan pada level 20 % memperoleh pendapatan dan efisiensi usaha pembesaran ikan lele tertinggi. Kata kunci : Ampas Kelapa, Fermentasi, Ragi Lokal, Ikan lele

    Respon Beberapa Rumput Unggul pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit di Kelurahan Kenali Asam Atas Kecamatan Kota Baru Jambi

    Get PDF
    The aim of this research is to know about response some superior grass that is groun up with gaps in palm oil plants and compore in with superior grass that  groun up without gaps in oil palm plants. This research  uses  three  kind  of  superior  grass.  They  are king  grass  (Pennisetum  purpupoides),  elephant  grass (Pennisetum purpureum) and setaria grass (Setaria splendida). The method that is  used in this research is descriptive statistics and than diversity trial done by using test t  to compore the result which is gotten with gaps or  without gaps in palm oil plants (Steel and Torrrie, 1993). The research results shown that quantity of smaller variant plants , high plants and forage dry matter production that groun up with gaps in palm oil plants is not different clearly ( p &gt; 0.05) with forage that is groun up without gaps in palm oil plants. Based on research result, we can conclude that king grass, elephant grass and setaria grass growth which groun up with gaps in palm oil is not different clearly with this plants that groun up without gaps in palm oil

    PENGEMBANGAN TERNAK KAMBING DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA PETANI PETERNAK DAERAH PINGGIRAN SUNGAI

    Get PDF
    Tingkat pendapatan petani peternak yang bermukim di daerah pinggiran sungai masih tergolong rendah, ini diakibatkan pengelolaan pertanian yang tradisional dengan pemanfaatan lahan dan waktu serta tenaga kerja yang tidak optimal. Keadaan tersebut sebetulnya dapat diatasi dengan berbagai cara, salah satunya dengan meningkatkan pemeliharaan ternak antara lain ternak kambing. Pemeliharaan ternak kambing dapat memberikan keuntungan ganda antara lain, pemanfaatan lahan kosong, pemanfaatan kotoran sebagai pupuk dan pada akhirnya akan memberikan kontribusi langsung maupun tidak langsung terhadap pendapatan masyarakat. Tujuan dan manfaat dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta motivasi petani peternak dalam hal pemeliharaan tanaman pertanian dan ternak kambing sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan mereka. Metode yang digunakan adalah melalui metode partisipatif, sehingga kelompak sasaran lebih aktif dalam kegiatan ini yang meliputi penyuluhan dan bimbingan teknik di lapangan. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini menunjukkan bahwa motivasi khalayak sasaran cukup baik, hal ini tercermin dari kehadiran mengikuti penyuluhan, aktifitas berdiskusi serta realisasi pelaksanaan program tumpang sari, perbaikan kandang dan lainya cukup baik. Namun kemampuan teknis beternak kambing meliputi pemilihan bibit pemberian pakan pencegahan penyakit, dan pemasaran hasil masih rendah. Hasil yang dicapai dalam hal pertambahan bobot badan ternak contoh belum begitu tinggi. Kesimpulannya peningkatan pendapatan keluarga yang optimal juga belum begitu terwujud sebagai akibat dari pemeliharaan ternak kambing

    Peningkatan Kandungan Unsur Hara Pupuk Kompos dengan Stardec untuk Hijauan Makanan Ternak

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengevaluasi pengaruh stardec (star decomposer) terhadap peningkatan kandungan hara kompos sebagai pupuk untuk hijauan makanan ternak. Penelitian berlangsung selama 2 bulan di Laboraturium Budidaya Ternak dan Hijauan, Fakultas Peternakan, Universitas Jambi, sedangkan analisis unsur hara kompos di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Penelitian dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari: (A) stardec 0% + pelepah sawit 70% + feses sapi 25% + dedak 4% + urea 1%; (B) stardec 0.5% + pelepah sawit 70% + feses sapi 25% + dedak 4% + urea1%; (C) stardec 1% + pelepah sawit 70% + feses sapi 25% + dedak 4% + urea 1%; dan (D) stardec 1.5% + pelepah sawit 70% + feses sapi 25% + dedak 4% + urea 1%. Peubah yang diamati yaitu: kandungan unsur C, N, P, K dan ratio C/N pupuk kompos. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan stardec berpengaruh nyata (P0,05) terhadap hara N dan rasio C/N kompos. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan D (stardec 1,5%) menghasilkan kandungan unsur hara tertinggi, massing-masing C (32,74%), P (0,40%) dan K (0,96%), demikian juga jika dilihat dari nilai rataan kandungan N (1,96%). Selanjutnya untuk peubah rasio C/N berada dalam kisaran SNI (10 - 20). Secara keseluruhan dapat dsimpulkan bahwa perlakuan stardec dosis 1,5% adalah yang terbaik dalam kondisi penelitian ini. Oleh sebab itu, dosis stardec 1,5% bisa digunakan sebagai pupuk dalam pengembangan dan budidaya hijauan makanan ternak

    Tinjauan Yuridis Jual Beli Apartemen Yang Masih Dalam Tahap Pembangunan

    Get PDF
    Apartemen atau rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan me-rupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah terutama untuk tempat huni-an, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama . dan tanah bersama. apartemen yang dibangun khusus untuk konsumen kelas atas saat ini dibangun bagaikan jamur di musim penghujan dan terjual bagaikan kacang goreng dalam arti sangat laku sekali. Heskipun demikian, hingga saat ini belum ada pera-turan perundang-undangan yang mengatur masalah apartemen, saat ini yang digunakan sebagai landasan adalah Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun. Rumah susun yang diatur dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 merupakan pembangunan rumah untuk kelas bawah hal ini nampak dalam konsideranya yaitu diperuntukkan bagi masya-rakat yang berpenghasilan rendah, sehingga kurang cocok apabila digunakan sebagai landasan pembangunan apartemen. Oleh karena tidak ada peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah apartemen dan didorong oleh kebu-tuhan masyarakat akan keberadaan apartemen ini, para developer berlomba-lomba untuk membangun apartemen

    The effect of fermented coconut waste to the growth of catfish (ClariasSp)

    Get PDF
    This study aimed to determine the effect of fermented coconut waste on the growth of catfish (Clariassp). The study design used was completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 5 replications. Treatments included P0 (0% of fermented coconut waste in the feed), P1 (10% of fermented coconut waste in the feed), P2 (20% of fermented coconut waste in feed), and P3 (30% of fermented coconut waste in the feed). The observed variables were feed consumption, absolute body weight, feed conversion and survival rate. The results showed that using fermented coconut waste for catfish diet significantly (P <0.05) affected feed intake, absolute body weight, feed conversion and live survival of the fish. The conclusion of this research was using 20% of fermented coconut waste in the diet can increase the growth of catfish (Clariassp)

    Peningkatan Kandungan Unsur Hara Pupuk Kompos dengan Stardec untuk Hijauan Makanan Ternak

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengevaluasi pengaruh stardec (star decomposer) terhadap peningkatan kandungan hara kompos sebagai pupuk untuk hijauan makanan ternak. Penelitian berlangsung selama 2 bulan di Laboraturium Budidaya Ternak dan Hijauan, Fakultas Peternakan, Universitas Jambi, sedangkan analisis unsur hara kompos di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Penelitian dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari: (A) stardec 0% + pelepah sawit 70% + feses sapi 25% + dedak 4% + urea 1%; (B) stardec 0.5% + pelepah sawit 70% + feses sapi 25% + dedak 4% + urea1%; (C) stardec 1% + pelepah sawit 70% + feses sapi 25% + dedak 4% + urea 1%; dan (D) stardec 1.5% + pelepah sawit 70% + feses sapi 25% + dedak 4% + urea 1%. Peubah yang diamati yaitu: kandungan unsur C, N, P, K dan ratio C/N pupuk kompos. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan stardec berpengaruh nyata (P0,05) terhadap hara N dan rasio C/N kompos. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan D (stardec 1,5%) menghasilkan kandungan unsur hara tertinggi, massing-masing C (32,74%), P (0,40%) dan K (0,96%), demikian juga jika dilihat dari nilai rataan kandungan N (1,96%). Selanjutnya untuk peubah rasio C/N berada dalam kisaran SNI (10 - 20). Secara keseluruhan dapat dsimpulkan bahwa perlakuan stardec dosis 1,5% adalah yang terbaik dalam kondisi penelitian ini. Oleh sebab itu, dosis stardec 1,5% bisa digunakan sebagai pupuk dalam pengembangan dan budidaya hijauan makanan ternak

    Kecernaan Serat dan Fermentasi Kulit Buah dan Pelepah Nipah Menggunakan Mikro Organisme Lokal (MOL)

    No full text
    This study aims: to determine the appropriate length of fermentation time for   nipah fruit skin and nipah midrib so that the nutritional value and digestibility of  cellulose and hemicellulose are increased. The study used a completely randomized design with 2 factor, namely: the type of material and the length of time of fermentation and was repeated 3 times. The first factor is the type of material: nipah fruit skin and palm fronds. Factor II, namely the lenght of fermentation time : 5 days, 10 days, 15 days and 20 hari hearts. Variables measured were crude fiber content, crude protein, cellulose digestibility and hemicellulose digestibility. The results showed that the digestibility of cellulose and hemicellulose digestibility of nipah fruit peels and palm fronds were significantly different (P<0,05) but the crude fiber and crude protein  (MOL).  In general, the digestibility of cellulose and hemicellulose inscreases with increasing fermentation time. The best digestibility occurred at 15 days of fermentation time for cellulose digestibility 64,69% and hemicellulose digestibility 72,43%. The interaction between nipah fruit skin and fermentation time of 20 days showed optimal results on hemicellulose digestibility
    corecore