130 research outputs found
TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF DALAM SERIAL ANIMASI ONE PIECE KARYA ODA EIICHIRO EPISODE 384-400
Penggunaan tuturan ilokusi direktif dalam tindak tutur memiliki bentuk yang beragam. Sesuai dengan tujuan penutur, tidak tutur menimbulkan berbagai efek terhadap lawan tuturnya yang disebut dengan tindak tutur perlokusi sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Austin(1962) bahwa perlokusi merupakan efek dari tindakan ilokusi. Reaksi yang ditimbulkan akibat dari tuturan ilokusi direktif tersebut memiliki berbagai bentuk. Tidak setiap tuturan akan memiliki hasil sesuai dengan tujuan penuturnya. Hasil yang diperoleh dapat berupa reaksi positif dan reaksi negatif sesuai dengan kondisi lawan tuturnya pada saat tuturan tersebut terjadi. Untuk itu, pentingnya penelitian ini bagi pembaca adalah sebagai ilmu pengetahuan mengenai berbagai bentuk tindak tutur yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal itu, tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bentuk tuturan ilokusi direktif dan reaksi lawan tuturnya. Untuk menjawab persoalan tersebut, dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori bentuk tindak tutur ilokusi direktif oleh Searle (dalam Rahardi, 2005) dan reaksi lawan tutur berdasarkan pendapat Mulyana (2005). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif karena data yang diteliti berupa tuturan yang mengandung tuturan ilokusi direktif beserta reaksinya dan proses penyajiannya tidak menggunakan perhitungan statistik. Sumber data penelitian yang digunakan yaitu animasi One piece karya Oda Eiichiro episode 384-400. Hasil yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian mengenai bentuk tuturan ilokusi direktif dan reaksi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Terdapat 5 bentuk tuturan ilokusi direktif yaitu : menyuruh, memohon, menyarankan, menasehati, dan menantang. 2. Dari tuturan ilokusi direktif menghasilkan 3 macam reaksi ,yaitu reaksi verbal, nonverbal, dan campuran.Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan bahwa tuturan ilokusi direktif cenderung menimbulkan reaksi campuran, karena sifat dari tuturan direktif itu sendiri yang dimaksudkan untuk membuat lawan tutur melakukan suatu hal sehingga tidak hanya respon berupa tuturan saja ,tetapi juga membuat lawan tutur melakukan suatu hal sebagaimana tujuan dari tuturan itu. Dalam bahasa Jepang, tentu saja fungsi dan makna pola kalimat memiliki pengaruh dalam membedakan bentuk tuturan. Untuk itu ,diperlukan menelitian yang lebih mendalam mengenai kaitan tindak tutur dan pola kalimat dalam bahasa Jepang. Kata Kunci : Tindak tutur, Ilokusi Direktif, Perlokusi, Serial Animasi One Piece
要旨会話において、発話内行為には様々な分類がある。話し手の目的に応じ、発話は聞き手に対し様々な反応を及ぼし、それは発語媒介行為という。Austin(1962)によると発語媒介行為というのは発話内行為による効力であると説明している。その応答または反応も様々な分類がある。各発話にはいつも話し手の目的に応じる結果になるとは限らない。その結果は聞き手の状況により肯定的になることもできれば否定的になることもできる。そのため、この研究の重要なことは毎日の生活のある指示発話行為とその反応の様々な分類に関する知識になる。その説明に基づき、本研究の目的は指示発話内行為とその反応の分類を記述する。その問題に答えるため、本研究では Searle (Rahardi, 2005) に説明されている指示発話内行為の分類理論とMulyana (2005) に説明されている指示発話内行為による反応理論を利用した。本研究は統計計算ではなく、データは指示発話内行為とその反応を含めている発話から記述方法を利用した。本研究のデータはアニメ『ワンピース』エピソード384-400から取り上げた。 アニメ『ワンピース』エピソード384-400における発話内行為と発語媒介行為に関する研究の結果は以下の通りであった。Header halaman genap: Nama Jurnal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012, 0 - 2161. 指示発話内行為は5種類あり、「命令」、「依頼」、「アドバイス」、「諫言」、「動機」である。 2. 指示発話内行為による反応は3種類あり、「口頭反応」、「口頭によらない反応」、「口頭反応と口 頭によらない反応」である。 研究の結果に基づき、「口頭反応と口頭によらない反応」のほうが多いと見られた。なぜなら、指示発話内行為の目的は聞き手に何かをされるからである。かくて, その指示発話内行為は口頭反応だけではなく、口頭によらない反応も及ぼす。 日本語のなかで、発話の分類を区別するため、もちろん文法の意味と機能は効力がある。そのため、発話行為と文法の関係をもっと研究するのが必要である。 キーワード : 発話行為、 指示発話内行為、発語媒介行為、アニメ『ワンピース
The moral fantasy of romance in Nicholas sparks’ dear John
INDONESIA :
Roman ialah salah satu genre sastra populer yang dibahas dalam penelitian ini. Topik penelitian ini adalah peggambaran fantasi moral dari novel Dear John karya Nicholas Sparks. Agar penelitian lebih rinci, analisisnya dibagi menjadi dua permasalahan yakni: 1. Bagaimana fantasi moral roman tergambar dalam novel Dear John karya Nicholas Sparks? 2. Apa peran-peran fantasi moral dalam mendukung formula roman dalam novel Dear John karya Nicholas Sparks?
Untuk mendukung analisis, peneliti menggunakan teori dari John G. Cawelti dan beberapa pendapat lain yang mendukung penelitian ini. Teori Cawelti yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang berkaitan dengan formula roman yang ada di fiksi populer.
Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah novel berjudul Dear John karya Nicholas Sparks yang diunduh secara online dipublikasikan oleh kkoworld tahun 2009. Penelitian ini menggunakan pendekatan strukturalis. Oleh karena itu, data dikutip, diklasifikasikan, dijelaskan, dan dideskripsikan secara sistematis agar dapat menjawab pertanyaan masalah penelitian.
Ada dua hasil yang diperoleh dalam penelitian ini. Pertama, penggambaran fantasi moral roman dalam novel Dear John dapat dilihat dari tiga poin. Yakni yang pertama kemampuan kedua karakter utama dalam menyelesaikan masalah percintaan mereka dimana mereka terpaksa harus berhubungan jarak jauh. Kedua, cinta yang awet antara John dan Savannah walaupun mereka sudah berpisah dan yang ketiga adalah pengorbanan cinta yang dilakukan John untuk kebahagiaan Savannah. Dia menjual semua koin berharga peninggalan ayahnya untuk operasi kanker suami Savannah, Tim. Peran fantasi moral dalam mendukung formula roman dalam novel Dear John adalah sebagai eskapisme atau bentuk melepaskan diri dari realita dan membuat formula roman lebih menarik.
ENGLISH :
Romance is one of genres in popular literature which is being discussed in this research. The topic of this research is the portrayal of moral fantasy of romance in Nicholas Sparks’ Dear John. To specify the research, the analysis is divided into two statements of problem, namely: 1. How is moral fantasy of romance portrayed in Nicholas Sparks’ Dear John? 2. What are the roles of moral fantasy in supporting the romance formula in Nicholas Sparks’ Dear John?
To support the analysis, the researcher used Cawelti’s theory and some other supporting arguments to solve the questions of the research. The theory used is the formula of romance genre in popular fictions.
The data used in this research is Dear John novel written by Nicholas Sparks which is downloaded from internet, published by kkoworld in 2009. This research used structuralism as literary approach. Thus the data will be cited, classified, described, and analyzed systematically to be able to answer the question in the statement problems.
There are two results of this research. First is the portrayal of moral fantasy of romance in Nicholas Sparks’ Dear John that can be seen by three points. The first point is the ability of both hero and heroine to overcome their obstacle in which John and Savannah are separated for a year and able to reunite. The lasting and permanent impact of love is the second. Even John and Savannah are not meant to be together, they still love and care to each other. The last is the sacrifice that John does to make Savannah happy to indicate his true love. He sells all of his deceased father’s coins to help Tim’s surgery so that he can extend his lifetime. The supporting roles of moral fantasy in the novel are as an escapism and making fascinating formula. From the moral fantasy, readers could find it as a way out of real life for awhile and it is also a good method to make interesting romance formula
CURRENT TREND IN RESEARCH ABOUT INVISALIGN® SUCCESS OUTCOME: A SYSTEMATIC REVIEW USING PRISMA GUIDELINE
ABSTRACTBackground: While some researches have claimed that Invisalign® is successful in creating meaningful tooth movement, there is still no comprehensive literature review that summarizes them using one valid and reliable parameter. American Board of Orthodontics-Model Grading System (ABO-MGS) is an objective measurement for the success of orthodontic treatment. This systematic review is determined to provide scientific pieces of evidence to prove the truth of the claim using ABO-MGS. Method: English-based health sciences journal databases were searched using "Invisalign" and "Model Grading System". The databases included in this study were Pubmed, Ebscohost, Google Scholar, ScienceDirect, and MEDLINE. Inclusion criteria were clinical cross-sectional, cohort, or case-control study using human subjects who finished Invisalign treatment. Two independent authors summarized the data from the obtained articles using predefined data fields and discussed the data result together. Result: Out of 60 studies found during the identification process, only 6 studies were included in the qualitative analysis. Only one of them studied the efficacy of Invisalign® by using ABO-MGS to measure the pre- and post-treatment model. Invisalign® mostly successful in creating change for alignment, overjet, and interproximal contact. Other categories were not that successful to be treated with Invisalign. Conclusion: Invisalign®‘s success is mostly pursued by correcting the malocclusion in the anterior region. Given the scarce amount of reliable evidence available, it is suggested that more studies are required to be able to draw a further conclusion
Evaluasi Fasilitas Terminal Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin Dalam Memfasilitasi Pertumbuhan Pergerakan Penumpang
Dalam rangka mengatasi pergerakan pertumbuhan
penumpang yang meningkat di setiap tahunnya yaitu sekitar 8%
per tahun maka perlu dikembangkannya fasilitas terminal bandar
udara Syamsudin Noor. Beberapa fasilitas dalam suatu terminal
seperti curbside, check in area, waiting room, dan baggage claim
area merupakan komponen penting dalam pemrosesan
penumpang. Dengan demikian, perlu diadakannya evaluasi
kinerja dari masing-masing fasilitas (curbside, check in area,
waiting room, dan baggage claim area) pada saat kondisi
eksisting dan 5 tahun mendatang yang dihitung dengan
forecasting untuk mendapatkan hasil pertumbuhan penduduk.
Tugas akhir ini melakukan analisis kebutuhan luasan masingmasing
fasilitas terminal dan tingkat pelayanannya berdasarkan
pergerakan penumpang saat peak hour yang mengacu kepada
kerangka kerja LOS IATA (International Air Transport
Association) untuk fasilitas check in area, waiting room, dan
baggage claim area sedangkan evaluasi nilai LOS fasilitas
curbside menggunakan kerangka kerja LOS berdasarkan ACRP
(Airport Cooperative Research Program). Dari analisis yang
dilakukan, didapatkan hasil yang menyatakan bahwa fasilitas
pemrosesan memiliki nilai LOS yang cukup buruk (di bawah nilai
LOS C) sehingga perlu dilakukan suatu perbaikan pada masingii
masing area fasilitas terminal dengan cara menambah lajur
paralel dengan panjang 102,06 meter untuk fasilitas kerb,
menambah jumlah kursi sebanyak 950 buah untuk area ruang
tunggu keberangkatan, serta menambah luas ruangan pada area
cek-in menjadi 771,88 m2 dan area pengambillan bagasi menjadi
1102,4 m2
================================================================================================
In order to control the growth of passenger movement
that always increasing 8% in each year, Syamsudin Noor Airport
needs to develop its facilities. Some facilities in a terminal such as
Curbside, Check in Area, Waiting room, and baggage claim area
are an important factor in processing the passenger. Therefore, it
needs performance evaluation from each facility fields (Curbside,
Check in Area, Waiting room, and Baggage claim area) on the
existing condition and the next 5 years. It is counted by
forecasting to get the civilian growth result. This final project did
the area requirement analysis of each terminals and the level of
service based on the passenger movement in peak hour. The
frame work of calculation was based on LOS IATA (International
Air Transport Association) for Check in Area, Waiting Room, and
Baggage Claim Area while Curbside LOS’s score used ACRP
(Airport Cooperative Research Program). The result of analysis
showed that the processing facility had a low LOS score (under
C) so it needs an improvement to increase the LOS score in the
passenger processing facility by adding a lane parallel with a
length of 102.06 meters for facility curb, increasing the number of
seats as many as 950 pieces for departure lounge area, as well as
add a spacious room on the check-in area becomes 771.88 m2
and the baggage claim area becomes 1102.4 m
TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF DALAM SERIAL ANIMASI ONE PIECE KARYA ODA EIICHIRO EPISODE 384-400
Penggunaan tuturan ilokusi direktif dalam tindak tutur memiliki bentuk yang beragam. Sesuai dengan tujuan penutur, tidak tutur menimbulkan berbagai efek terhadap lawan tuturnya yang disebut dengan tindak tutur perlokusi sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Austin(1962) bahwa perlokusi merupakan efek dari tindakan ilokusi. Reaksi yang ditimbulkan akibat dari tuturan ilokusi direktif tersebut memiliki berbagai bentuk. Tidak setiap tuturan akan memiliki hasil sesuai dengan tujuan penuturnya. Hasil yang diperoleh dapat berupa reaksi positif dan reaksi negatif sesuai dengan kondisi lawan tuturnya pada saat tuturan tersebut terjadi. Untuk itu, pentingnya penelitian ini bagi pembaca adalah sebagai ilmu pengetahuan mengenai berbagai bentuk tindak tutur yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal itu, tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bentuk tuturan ilokusi direktif dan reaksi lawan tuturnya. Untuk menjawab persoalan tersebut, dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori bentuk tindak tutur ilokusi direktif oleh Searle (dalam Rahardi, 2005) dan reaksi lawan tutur berdasarkan pendapat Mulyana (2005). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif karena data yang diteliti berupa tuturan yang mengandung tuturan ilokusi direktif beserta reaksinya dan proses penyajiannya tidak menggunakan perhitungan statistik. Sumber data penelitian yang digunakan yaitu animasi One piece karya Oda Eiichiro episode 384-400. Hasil yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian mengenai bentuk tuturan ilokusi direktif dan reaksi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Terdapat 5 bentuk tuturan ilokusi direktif yaitu : menyuruh, memohon, menyarankan, menasehati, dan menantang. 2. Dari tuturan ilokusi direktif menghasilkan 3 macam reaksi ,yaitu reaksi verbal, nonverbal, dan campuran.Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan bahwa tuturan ilokusi direktif cenderung menimbulkan reaksi campuran, karena sifat dari tuturan direktif itu sendiri yang dimaksudkan untuk membuat lawan tutur melakukan suatu hal sehingga tidak hanya respon berupa tuturan saja ,tetapi juga membuat lawan tutur melakukan suatu hal sebagaimana tujuan dari tuturan itu. Dalam bahasa Jepang, tentu saja fungsi dan makna pola kalimat memiliki pengaruh dalam membedakan bentuk tuturan. Untuk itu ,diperlukan menelitian yang lebih mendalam mengenai kaitan tindak tutur dan pola kalimat dalam bahasa Jepang. Kata Kunci : Tindak tutur, Ilokusi Direktif, Perlokusi, Serial Animasi One Piece
要旨会話において、発話内行為には様々な分類がある。話し手の目的に応じ、発話は聞き手に対し様々な反応を及ぼし、それは発語媒介行為という。Austin(1962)によると発語媒介行為というのは発話内行為による効力であると説明している。その応答または反応も様々な分類がある。各発話にはいつも話し手の目的に応じる結果になるとは限らない。その結果は聞き手の状況により肯定的になることもできれば否定的になることもできる。そのため、この研究の重要なことは毎日の生活のある指示発話行為とその反応の様々な分類に関する知識になる。その説明に基づき、本研究の目的は指示発話内行為とその反応の分類を記述する。その問題に答えるため、本研究では Searle (Rahardi, 2005) に説明されている指示発話内行為の分類理論とMulyana (2005) に説明されている指示発話内行為による反応理論を利用した。本研究は統計計算ではなく、データは指示発話内行為とその反応を含めている発話から記述方法を利用した。本研究のデータはアニメ『ワンピース』エピソード384-400から取り上げた。 アニメ『ワンピース』エピソード384-400における発話内行為と発語媒介行為に関する研究の結果は以下の通りであった。Header halaman genap: Nama Jurnal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012, 0 - 2161. 指示発話内行為は5種類あり、「命令」、「依頼」、「アドバイス」、「諫言」、「動機」である。 2. 指示発話内行為による反応は3種類あり、「口頭反応」、「口頭によらない反応」、「口頭反応と口 頭によらない反応」である。 研究の結果に基づき、「口頭反応と口頭によらない反応」のほうが多いと見られた。なぜなら、指示発話内行為の目的は聞き手に何かをされるからである。かくて, その指示発話内行為は口頭反応だけではなく、口頭によらない反応も及ぼす。 日本語のなかで、発話の分類を区別するため、もちろん文法の意味と機能は効力がある。そのため、発話行為と文法の関係をもっと研究するのが必要である。 キーワード : 発話行為、 指示発話内行為、発語媒介行為、アニメ『ワンピース
The Effect of Deep Bite on Periodontal Status of Anterior Teeth
Introduction: Deep bite is a malocclusion in which the vertical overlap of the mandibular incisor exceeds 4 mm when the teeth are positioned in centric occlusion. Traumatic deep bite, a condition in which deep bite has caused traumatic occlusion, can exert pressure that increases inflammation and damage to the periodontal tissue. The prolonged pressure produces injury to the gingival surface and periodontal tissues of the opposing teeth. Objective: To determine the effect of deep bite on the periodontal status of anterior teeth. Methods: A cross-sectional analytic study of 44 subjects who were divided into two groups of 22. Subjects gave informed consent and underwent an examination of periodontal status for gingival recession, probing depth, and clinical attachment loss. Dental impressions were taken for the measurement of deep bite. Data were then analyzed using univariate and multivariate analysis. Result: There were significant differences between the normal and deep bite group for the presence and severity of gingival recession, probing depth, and clinical attachment loss (p <0.05). Conclusion: There is an association between deep bite and periodontal status (gingival recession, probing depth, and clinical attachment loss) of anterior teeth
Kualitas Indeks Track Geometri Sebagai Indikator Penilaian Kualitas Track Melalui Metode Yang Berbeda (Studi Kasus: Cirebon-Cikampek)
Untuk mengatasi pergerakan pertumbuhan lalu lintas jaringan kereta api di Indonesia, khususnya di Jalur Cirebon-Cikampek dimana rute tersebut merupakan rute tersibuk di utara Pulau Jawa, hal itu dapat mempengaruhi kondisi geometri lintasan. Beberapa parameter geometri yang berpengaruh diantaranya adalah angkatan, listringan, lebar spur, dan pertinggian. Perlu adamya suatu pemeliharaan untuk mengukur suatu kondisi dan kualitas lintasan dengan menggunakan kereta ukur EM-120. Dibutuhkan pemeliharaan untuk mengukur kondisi dan kualitas lintasan menggunakan kereta ukur EM-120. Hasil kereta ukur menunjukkan nilai standar deviasi dari setiap parameter sehingga hasil kualitas segmen secara keseluruhan disebut Indeks Kualitas Track (TQI). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis Indeks Kualitas Track berdasarkan Standar Kereta Api Indonesia, Polandia Koefisien J-Sintetis dan Perkeretaapian India. Untuk mengetahui perbedaan hasil analisa indeks kualitas lintasan, digunakan metode tabulasi silang dan regresi linier berganda. Hasil yang didapatkan dari tabulasi silang yaitu selisih perbedaan pengukuran secara statistik sedangkan regresi linier berganda untuk mengetahui seberapa besar parameter yang mempengaruhi nilai kualitas lintasan
PEMANFAATAN APPLE CIDER VINEGAR SEBAGAI ANTISEPTIK ALTERNATIF UNTUK PEMBUATAN HAND SANITIZIER DALAM PENERAPAN PERILAKU HYGIENE PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA PULAU SEMAMBU INDRALAYA
Pandemi Covid-19 saat ini terus mengalami peningkatan kasus. Salah satu cara untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 adalah menerapkan perilaku bersih dan hygiene melalui pemanfaatan handsanitizer. Handsanitizer saat ini lebih banyak digunakan dan disukai untuk membersihkan tangan karena praktis dalam penggunaan dan penyimpanan. Ada banyak bahan alami yang bisa kita manfaatkan dalam pembuatan handsanitizer salah satunya cuka apel. Cuka apel telah lama diketahui berkhasiat sebagai antiseptik dan meningkatkan daya tahan tubuh. Bahan ini mudah didapatkan dan bisa menjadi bahan alternatif sebagai antiseptik alami terutama pada masyarakat pedesaan yang tidak banyak menggunakan handsanitizer. Sasaran pelaksanaan kegiatan ini adalah masyarakat desa Pulau Semambu, Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan yang berada dekat dengan Universitas Sriwijaya sehingga sangat cocok diberikan penyuluhan. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan secara langsung diikuti diskusi terkait preparasi produk dan diakhiri dengan evaluasi di akhir kegiatan. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini bisa meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang sediaan handsanitizer dan penerapan perilaku bersih dan hygiene pada masa normal baru di lingkungan masyarakat sekitar
- …