1,345 research outputs found

    Improving StudentsĀ“ Speaking Motivation Through a Counseling Technique at Year-8 of SMP N 3 Kutowinangun

    Get PDF
    This study was aimed at Improving StudentsĀ“ Speaking Motivation Through a Counseling Technique at Year-8 of SMP N 3 Kutowinangun. Humanistic theory and Psychological method, which see learners as a whole person learning, was used in this research. This was a classroom action research study conducted in two cycles in which each consisted of four steps, i.e. planning, action, observation and reflection. The population was year 8 students of SMP Negeri 3 Kutowinangun. There were 40 respondents involved in this study. The data being observed was the studentsĀ“ behavior and motivation improvement. The data collection instruments were an observation sheet, studentsĀ“ diary and a questionnaire. The data were collected by means of the observation sheet filled up by two collaborators and the studentsĀ“ diary about their response toward the teaching and learning process in terms of the teacherĀ“s presentation and their own willingness, like or dislike toward the learning process which was then descriptively analyzed and presented. The results of this study show the following: 1) the action research on motivating students to initiate speaking in English by using a counseling technique was successful. The students in every meeting showed changes on their behaviors. Even though not all of them showed similar changes, they started to show their courage to learn, to speak in English, and to raise questions. The counseling used in this research managed also to improve a better quality of teacher-students relationship. Therefore, students became more comfortable in learning, thus, their motivation in learning improved. (2) Attending, giving motivation through statements and gesture, not directly correct the students accuracy during their presentation and have a talk with the students outside the class in a less formal situation seemed to work well in improving the quality of the teacher ā€“ students relationship and able to create a supporting learning atmosphere which motivate the students to learn English. (3) Related to the studentsĀ“ motivation, students in each meeting showed changes. They started to pay more attention during the class, paid more interest in learning and practicing, showed less latency in doing their task and the most important the students started to be more confident in presenting their work and started to share their difficulties in learning English with the teacher. (4) Related to the studentsĀ“ language proficiency, students in this class need more intensive meeting to improve. Students still found it hard to use the past tense. However, their presentation was better than before. (5) The improvement of their motivation can also be witnessed through their diary in which most of the students admitted that they enjoyed the class and they were no longer afraid in presenting and in sharing what they have in their mind

    PERBAIKAN BODI DAN PENGECATAN ULANG MOBIL TOYOTA HIACE TAHUN 1981 AB 9010 DN SEBELAH KIRI

    Get PDF
    Tujuan dari proyek akhir yang berjudul perbaikan dan pengecatan bodi mobil Toyota Hiace Tahun 1981 sebelah kiri adalah untuk melakukan proses rekondisi bodi dan cat mobil Toyota Hiace sebelah kiri dan mengetahui hasil setelah dilakukan perbaikan dan pengecatan mobil Toyota Hiace. Proses perbaikan dan pengecatan bodi mobil Toyota Hiace Tahun 1981 sebelah kiri diawali dengan menilai luasan permukaan yang mengalami kerusakan, melakukan perbaikan bodi kendaraan yang terjadi kerusakan, mengupas lapisan cat dan dempul yang rusak, pengelasan, pendempulan, pengamplasan proses masking, proses epoxy, pengecatan cat dasar, pengecatan cat akhir, pelapisan clear/ gloss dan pemolesan (polishing). Alat-alat yang digunakan dalam proses perbaikan dan pengecatan ulang antara lain las asetilen, kompresor, selang udara, gerinda tangan, sander, gunting plat, mistar baja, palu, air duster gun, amplas, blok tangan, spatula/ kape, skrap, mixing plate/ kaca, batang pengaduk, spray gun dan kain lap atau majun. Alat pengamannya antara lain kacamata, masker, sarung tangan, topi, pakaian kerja dan topi. Bahan yang diperlukan untuk pengecatan ulang bodi mobil Toyota Hiace yaitu plat besi, bahan tambah (kawat), amplas dari grit 80-1000, dempul alfagloss, isolasi, kertas koran, epoxy alfagloss, spot putty, cat dasar danagloss blue, cat akhir danagloss blue 325, thinner Impala hijau dan impala hitam, thinner A spesial, compound ivory. Setelah proses perbaikan bodi dan cat selesai dilakukan penilaian oleh ahli pengecatan. Hasil perbaikan dan pengecatan bodi mobil Toyota Hiace tahun 1981 sebelah kiri terlihat bahwa warna sudah sesuai tetapi kurang mengkilap, terdapat beberapa kelelehan cat, bintik cat, cat tidak terangkat, tidak terdapat mata ikan tetapi ada beberapa pengecatan menyerupai kulit jeruk

    DAMPAK KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2011 TERHADAP PAJAK RESTORAN DAN TINGKAT REALISASI PAJAK RESTORAN DARI TAHUN 2007 SAMPAI 2012

    Get PDF
    The purpose of this research is to know the changes that occurred after the new regulation was issued and to find out the level of realization of the reception and the restaurant tax growth.The method used is a qualitative descriptive. The results of this research can be known to be a tax receipt system using just my assesment, bakery and catering in the tax area, limit the imposition of minimum tax imposed in the omzet new rule 15 milion and growing acceptance of the tax sector in increasing althought realization does not match the expected targets.Keyword: restaurant tax, region tax, growing realizatio

    IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG DISPENSASI PELAYANAN PENCATATAN KELAHIRAN TERLAMBAT

    Get PDF
    Tujuan penulisan hukum ini adalah untuk menganalisis implementasi Peraturan Bupati Grobogan Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Dispensasi Pelayanan Pencatatan Kelahiran Terlambat mengenai Pencatatan Kelahiran yang melampaui batas waktu dan menganalisis hambatan-hambatan yang dihadapi dalam implementasi untuk merumuskan solusi yang dilakukan dalam menghadapi hambatan tersebut. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini dimaksudkan tidak untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi lebih menggambarkan keadaan apa adanya tentang suatu variable atau keadaan. Data penelitian mencakup data primer dan data sekunder. Data tersebut dikumpulkan dengan tehnik wawancara mendalam dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan proses analisis kualitatif dengan model interaktif, yaitu proses analisis dengan menggunakan 3 ( tiga ) komponen yang terdiri dari reduksi data, sajian data, dan kemudian penarikan kesimpulan yang aktifitasnya berbentuk interaksi dengan proses pengumpulan data sebagai proses siklus antara tahap-tahapan tersebut. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh beberapa kesimpulan. Pertama, secara keseluruhan masing-masing tahapan dalam proses implementasi Peraturan Bupati Grobogan Nomor 8 Tahun 2010 sudah berjalan cukup lancar. Sosialisasi secara tidak langsung berjalan lancar dan cukup efektif. Akan tetapi pelaksanaan sosialisasi langsung dalam bentuk penyuluhan belum dilaksanakan secara optimal baik dari segi frekuensi maupun dari segi jangkauan pelaksanaannya. Kegiatan monitoring belum dilaksanakan, namun demikian Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Grobogan memanfaatkan hasil penelitian dari pihak lain dalam upaya meningkatkan efektifitas implementasinya. Kedua, faktor-faktor penghambat implementasi Peraturan Bupati Grobogan Nomor 8 Tahun 2010 yaitu (1) sumber daya yang berupa dana dan petugas terbatas (2) komunikasi antara petugas (aparat) dan masyarakat kurang lancar, dan (3) petugas mempunyai sikap yang kurang memenuhi komitmenya untuk memberikan pelayanan yang mudah, murah dan memuaskan. Ketiga, solusi yang dilakukan dalam menghadapi hambatan yaitu ketersedian data yang akurat menyangkut jumlah anak dari tiap Desa, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten akan membantu dalam pemenuhan kebutuhan anak tanpa kecuali usia anak samapi dengan 18 tahun tetapi diprioritaskan untuk 5 tahun kebawah dicatat dalam Register akta kelahiran dan di terbitkan kutipan akta kelahiran. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut, peneliti merekomendasikan agar sosialisasi dalam bentuk penyuluhan lebih ditingkatkan lagi baik dari segi frekuensi maupun dari segi jangkauan pelaksanaanya

    APLIKAS1 GRAF PADA SISTEM TRANSPORTASI

    Get PDF

    Mimulus gemmiparus as a model for the ex situ propagation and study of propagule storage for a species of concern

    Get PDF
    2017 Spring.Includes bibliographical references.Mimulus gemmiparus, W.A. Weber, budding monkeyflower, is a Colorado narrow endemic plant that could be at risk of extinction. Factors including rarity, a unique mode of clonal, vegetative, annual reproduction through petiole enclosed brood bulbils, specific microhabitat requirements, limited means of dispersal for migration, and vulnerability to stochastic events all play roles in M. gemmiparus survival. Conservation efforts by researchers and federal and state land managers have involved passive protection of existing known populations and active measures such as assisted establishment. A decision matrix to prioritize the active propagation of Colorado species of concern is presented that identifies M. gemmiparus as a high priority for action. Ex situ propagation from field collected M. gemmiparus propagules can provide large quantities of plant material for active conservation efforts, however, short term to long term storage parameters for propagules have not been empirically investigated. Propagation of M. gemmiparus was undertaken in order to multiply propagules to produce material for a cold storage experiment to support active conservation efforts, also in order to document a reliable, repeatable propagation method that can be used to create banks of plant and propagule material for conservation, propagation, restoration, research, and storage. Interactions between water, temperature, and desiccation tolerance characteristics of the vegetatively reproductive bulbil are key to determining optimal storage conditions. Categories of seed storage behavior, orthodox, recalcitrant, and intermediate, differentiated by seed characteristics such as desiccation and cold tolerance, were used as a basis for exploration of bulbil storage behavior. The basis of knowledge used to guide cold storage of multiplied propagules was built on viability assays, measurements of bulbil moisture content, and storage temperature exposure and duration response. An empirical study examined bulbil post storage temperature exposure germination response in 4 MIGE ex situ propagated populations at temperatures -20ā°, -3ā° to 0ā°, and 3ā° to 5ā°C for 24 hours, 1 month, 3 months, and 6 months compared to a control storage temperature of 20ā°C. Bulbil viability at moisture contents below 0.1 gH2Og-1DW, and longevity at subfreezing temperatures did not conform to typical orthodox or recalcitrant seed behavior. Propagules with a mean moisture content of 0.3877 gH20g-1DW stored for 6 months at 3ā° to 5ā°C retained the highest rates of post storage temperature exposure germination observed over 12 weeks. A low moisture content threshold where germination observed over 12 weeks was ā‰¤10% was found between 0.1350 and 0.1817 gH20g-1DW. There was not a higher post exposure germination response in low moisture content bulbils stored at subfreezing temperatures compared to high moisture content bulbils exposed to subfreezing temperatures. Storage behavior appeared intermediate in nature. Further study could confirm that the 3 to 5 year longevity at 5ā°C storage temperature potential predicted for intermediate seeds is applicable to MIGE bulbils. M. gemmiparus serves as a model that demonstrates the feasibility and efficacy of ex situ propagation and propagule storage for a species of concern. Creation and management of ex situ plant and propagule banks are intended as a compliment to, not a replacement for, traditional conservation of in situ populations. More study is needed using more controlled methods of desiccation or specialized pre treatments such as the application of cryoprotectants to bulbils or meristematic tissue to preserve germplasm for longer time frames at freezing temperatures

    Peran Perempuan Single Parent Dalam Mengasuh Anak Di Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidrap (Suatu Kajian Antropologi Gender)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mengetahui perubahan peran perempuan single parent (2) Untuk mengetahui alokasi waktu perempuan single parent pada ranah domestik dan ranah publik (3) Untuk mengetahui pola asuh yang diterapkan oleh perempuan single parent. Jenis penelitian ini adalah kualitif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam dengan melibatkan 7 orang informan. Dalam penelitian ini pemilihan informan menggunakan purposive sampling sedangkan teknik pengabsahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Perubahan yang terjadi pada perempuan single parent adalah mereka lebih bertanggung jawab terhadap anak-anak mereka, mereka merasa lebih disiplin serta tidak hanya terjadi perubahan peran tetapi juga perubahan pola pikir khususnya dalam mengambil suatu keputusan. (2) Cara alokasi waktu yang dilakukan oleh para perempuan single parent adalah mereka berusaha untuk mengerjakan pekerjaan domestik terlebih dahulu sebelum mengerjakan pekerjaan publiknya , begitu juga setelah mereka melakukan pekerjaan publik mereka akan kembali mengerjakan pekerjaan domestik. (3) Dalam mengasuh anak para perempuan single parent ini menggunakan pola asuh demokratis dan menanamkan nilai budaya Bugis yaitu berupa siriā€™ serta mempertahankan lima hal lainnya yaitu assitinajang (kepatutan), sipakatau (saling menghargai), getteng (tegas dan konsisten), dan lempu (kejujuran) dalam kehidupan sehari-harinya. Kata Kunci: Single Parent, Alokasi Waktu, Pola Asu

    TATA RUANG RUMAH DINAS TNI AL BERDASARKAN PRIVASI PENGHUNINYA (Studi kasus Perumahan Dinas Kompleks TNI AL Gedangan Sidoarjo)

    Get PDF
    Kehidupan penghuni serta lingkungan budaya mempengaruhi bentuk dan organisasi dari sebuah rumah. hal yang sangat mendasar terkait dengan privasi penghuni didalam lingkungan perumahan adalah jarak dan lokasi relative dari rumah tersebut dengan lingkungannya, sosial budaya serta sosial ekonomi penghuni. Perumahan dinas di kompleks TNI AL Gedangan Sidoarjo memiliki karakteristik yang didasarkan pada konsep militer dengan pembagian blok menurut jenjang kepangkatan (Perwira, Bintara, Tamtama) yang memberikan karakter ruang yang berbeda dengan perumahan lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk tata ruang yang dilakukan penghuni kompleks TNI AL Gedangan untuk mencapai privasi , juga untuk mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi antara lain sosial budaya, ekonomi, dan setting perumahan terhadap privasi penghuni berdasarkan strata atau jenjang kepangkatannya. Pendekatan perilaku dilakukan dengan pengumpulan data secara kuantitatif non parametrik dan dianalisis secara kualitatif untuk bisa merumuskan karakteristik suatu populasi. Pada penelitian di rumah dinas di kompleks TNI AL Gedangan ini telah terjadi perubahan dan penambahan elemen yang merupakan bagian dari proses adjustment penghuni untuk memenuhi kebutuhan privasi. Morfologi ruang yang terjadi adalah morfologi fungsi dan sistemik. Pada golongan Perwira penambahan ruang cenderung bersifat semi publik, sedangkan pada golongan bintara penambahan bersifat privat dan servis. Sehingga semakin tinggi jenjang struktur sosialnya, maka privasi penghuni semakin besar. Selanjutnya diperlukan suatu usaha pembinaan dan intervensi dari pihak terkait pada proses penghunian suatu rumah dinas agar sesuai dengan fungsi yang sebenarnya

    Optimalisasi Lahan Belakang

    Get PDF
    Pada mulanya lahan di belakang rumah sering tidak termanfaatkan sebagai ruang yang memberikan manfaat bagi rumah, bahkan menjadi lahan yang terbengkalai dan menjadi area untuk menjemur dan tempat berserakannya alat-alat rumah tangga yang tidak terpakai. Ruang terbuka mempunyai fungsi yang sangat beragam dan kompleks tetapi sering tidak dioptimalkan fungsi didalam mendukung ruang-ruang lain dalam bangunan. Daerah perkotaan yang padat seringkali memberikan akses yang cukup sulit dalam pemenuhan ketersediaan lahan bagi masyarakat. Dalam pemanfaatan lahan belakang menjadi lebih optimal tetap harus diperhatikan, sehingga tujuan dari pemanfaatan lahan belakang berapapun luasannya akan memberikan hasil yang optimal. Kata Kunci: optimalisasi, lahan belakan
    • ā€¦
    corecore