39 research outputs found

    Perbaikan Label Kemasan Pada Program PKM Sari Sayur dan Buah CV Sari Bhumi Desa Pesanggrahan Kota Batu

    Get PDF
    Buah dan sayur menjadi produk sari sayur dan sayur yang diklaim menjadi produk yang memiliki sifat fungsional bagi yang mengonsumsinya. Sifat fungsional didapatkan dari komponen kimiawi dalam bahan baku. Buah dan sayur sumber vitamin, serat dan pigmen. Sari sayur dan buah yang diproduksi bapak Alfi Zidan Syukron masih diproduksi skala rumah tangga yang berlokasi di Jl. Suropati No 184 B Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu, sejak tahun 2014 dengan brand ”THERAPHY JUICE NUTRISA”. Produk yang dihasilkan oleh usaha Bapak Alfi sudah dikemas dalam botol plastik namun belum diberi label yang sesuai peraturan yang berlaku dan nomor PIRT. Pengabdian ini bertujuan untuk membantu mitra dalam perbaikan proses produksi, salah satunya adalah perbaikan desain Label Produk menjadi lebih baik dan menarik menyesuaikan dengan pemerintah yang telah ditetapkan. Metode pelaksanaan pengabdian adalah penyuluhan tentang Label Kemasan dan pendampingan membuat desain Label. Hasil yang dicapai dari ini adalah label produk sari sayur dan buah yang lebih menarik dan informatif

    EDUKASI PEDAGANG PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DI KABUPATEN MALANG

    Get PDF
    Abstrak: Pada tahun 2017 tercatat sebanyak 53 kejadian luar biasa keracunan pangan yang dilaporkan oleh BPOM di seluruh Indonesia. Penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) berbahaya yang sering digunakan yaitu penggunaan pengawet, pewarna, dan pemanis. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan tujuan memberikan edukasi kepada para pedagang PJAS (Pangan Jajanan Anak Sekolah) agar menjual makanan yang baik dan aman dikonsumsi. Kegiatan ini dilakukan dalam 2 tahapan. Tahap pertama pengujian sampel makanan yang dijual di 17 SD di Kabupaten Malang yang tersebar di tiga Kecamatan di sekitar Kampus Universitas Muhammadiyah Malang. Tahap kedua melakukan edukasi kepada para pedagang PJAS. Berdasarkan hasil uji kandungan boraks, formalin dan rhodamine b terhadap 34 sampel PJAS diketahui bahwa terdapat 46,86% positif menggunakan boraks, sampel (17,7%) positif menggunakan formalin, dan 22,2% positif menggunakan rhodamin b. Hasil survei terhadap kondisi kantin diketahui bahwa 37,43% yang memenuhi standar, 46,52% yang kurang memenuhi dan 16,05% yang tidak memenuhi. Indikator yang paling banyak tidak memenuhi standar yaitu indikator bangunan dengan 7 kantin (41,18%). Berdasarkan hasil edukasi diperoleh data bahwa pada umumnya para pedagang sangat antusias untuk mengikuti kegiatan tersebut dan termotivasi untuk tidak menggunakan BTP berbahaya pada  PJAS yang dijual.Abstract: In 2017, BPOM reported there were 53 cases of food poisoning throughout Indonesia. Food additives, i.e., preservatives, dyes, and sweeteners, are often utilized in Indonesia when preparing food. The purpose of public service was to educate the cross ride traders around the school about healthy food that is safe for consumption. This activity was held in 2 stages. The first stage entailed the testing of food samples in 17 elementary schools in Malang Regency, which consisted of three districts around the University of Muhammadiyah Malang. The second stage was in response to educated traders based on an analysis of the results of products made of dangerous additives. There were positive results of 34 samples for borax, formalin, and rhodamine b, which were 46.86%, 17.7%, and 22.2%, respectively. The survey of the canteen indicated that 37.43% met the standards, 46.52% did not fully meet the standards, and 16.05% did not meet the standards at all. The case that did not meet the standards was the building with seven canteens (41.18%). The education data showed that most traders were very enthusiastic about participating in these activities and motivated to avoid using dangerous additives in their food or products

    Effect of Phosphate Fertilizers on Growth and Manganese Uptake of Rubber Seedlings

    Get PDF
    Since the concentrations of manganese (Mn) in soils and leaves in most rubber plantations in Thailand are higher than optimum level. To reduce Mn uptake becomes necessary. It is well known that application of phosphate (P) fertilizer is able to reduce Mn toxicity symptoms in some plants and also solve the P deficiency in acid soil. This experiment aimed to investigate the effect of P fertilizers on growth and Mn uptake in rubber. The rubber seedlings (RRIM 600) were grown in a greenhouse using completely randomized block design with 5 treatments and 5 replicates. The 5 treatments consisted of without P fertilizer (control) and 40 mg kg-1 P2O5 in the forms of diammonium phosphate (DAP), triple super phosphate (TSP), rock phosphate (RP) (as avai. P) and RP (as total P). The result showed that addition of P fertilizer increased plant growth in terms of stem diameter, leaf number, trunk height and dry weight. Both of the RP treatments gave the highest growth followed by TSP and DAP. Moreover, adding P fertilizers decreased Mn concentrations in leaf, petiole, stem, tap root and lateral root compared with the control. This finding proves that P fertilizers play an important role in rubber gown in acid soils containing low P and high Mn and reduce Mn uptake.

    Pelatihan Pembuatan Nugget Susu Sapi sebagai Upaya Meningkatkan Ketrampilan Anggota Aisyah Kecamatan Beji, Kota Batu

    Get PDF
    Potensi alam Kota Batu menjadi magnet bagi masyakat untuk mendatangi kota ini, baik sekedar untuk berwisata atau menetap untuk melakukan kegiatan ekonomi. Sumber daya alam yang melimpah, kesuburan tanah yang dapat dimanfaatkan untuk sektor pertanian dan peternakan, namun keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan membuat pengembangan dan pemanfaatan potensi tidak berkembang dengan pesat, sehingga perlu dilakukan penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota Aisyah Kota Batu dalam pemanfaatan susu sapi yang memiliki kualitas tidak memenuhi standar KUD menjadi produk nugget. Nugget susu sapi diuji secara sensoris oleh peserta dan uji kiwiawi. Kedua uji menunjukkan nugget susu sapi memenuhi standar SNI nugget 6683 2014. Hasil Uji sensoris rasa nugget enak, penampilan menarik, dan disukai oleh 13 orang panelis

    The Effects of Herbs as Feed Additives Through Feed and Drinking Water on Broiler Blood Parameters

    Get PDF
    Using herbs as feed additives in poultry can improve the health that affects the quality of broiler chicken. This study aimed to determine the effects of giving herbs as feed additives through feed and drinking water on the biochemical parameters of broiler blood. In this study, 175 chickens were used and divided into seven levels of treatments; T0 (feed without herbs), T1 (feed + 1% herbs), T2 (Feed + 2% herbs), T3 (Feed + 3% herbs), T4 (drinking water +1% herbal), T5 (drinking water + 2% herbal), T6 (drinking water + 3% herbal). The data were analyzed using a one-way analysis of variance. As a result, the treatments did not affect (p>0.05) the total plasma protein (TPP), globulin, cholesterol, high-density lipoprotein (HDL), aspartate aminotransferase (AST), and all parameters of the blood profile. However, the herbs’ addition significantly (p<0.05) affected albumin, triglycerides (TG), low-density lipoprotein (LDL), alanine aminotransferase (ALT), and malondialdehyde (MDA). Adding herbs through drinking water gave lower TG and LDL levels than through feed or the control. The control had the lowest level of ALT, which increased along with adding 2% herbs through drinking water. Adding 3% herbs through the feed reached the highest ALT level. Adding herbs through feed and drinking water up to 3% could maintain normal blood parameters (total plasma protein, globulin, cholesterol, HDL, AST, erythrocyte count, leukocyte count, PCV value, and hemoglobin level). On the other hand, the 2% herb addition could maintain the normal levels of albumin and ALT

    PERBEDAAN UKURAN UMBI DAN MEDIA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL BENIH UMBI MINI KENTANG

    Get PDF
    Kendala utama peningkatan produksi kentang di Indonesia adalah pengadaan dan distribusi benih berkualitas yang belum kontiyu dan memenuhi mutu. Dalam program perbenihan penggunaan benih bebas pathogen/berkualitas mutlak diperlukan. Benih kentang tesebut dapat diperoleh melalui teknik kultur jaringan yang disertai dengan pengujian patogen terutama penyakit sistemik (virus) secara intensif dilanjutkan dengan teknik perbanyakan cepat untuk memproduksi stek in vitro, stek in vivo dan umbi mini. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan ukuran umbi dan jenis media terhadap pertumbuhan dan hasil umbi mini benih kentang. Penelitian dilakukan Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.. Rancangan yang digunakan adalah rancangan lengkap lengkap faktorial, faktor pertama ukuran umbi yaitu sedang (5 – 20g ) dan kecil(< 5g ) untuk faktor kedua adalah tiga jenis media yaitu arang sekam, cocopeat dan arang sekam dicampur cocopeat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan ukuran umbi dan jenis media yang digunakan tidak berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil benih umbi kentang .namun demikian jenis media arang sekam yang dicampur dengan cocopeat memberikan rerata pertumbuhan dan hasil yang lebih baik

    PERBEDAAN UKURAN UMBI DAN MEDIA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL BENIH UMBI MINI KENTANG

    Get PDF
    Kendala utama peningkatan produksi kentang di Indonesia adalah pengadaan dan distribusi benih berkualitas yang belum kontiyu dan memenuhi mutu. Dalam program perbenihan penggunaan benih bebas pathogen/berkualitas mutlak diperlukan. Benih kentang tesebut dapat diperoleh melalui teknik kultur jaringan yang disertai dengan pengujian patogen terutama penyakit sistemik (virus) secara intensif dilanjutkan dengan teknik perbanyakan cepat untuk memproduksi stek in vitro, stek in vivo dan umbi mini. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan ukuran umbi dan jenis media terhadap pertumbuhan dan hasil umbi mini benih kentang. Penelitian dilakukan Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.. Rancangan yang digunakan adalah rancangan lengkap lengkap faktorial, faktor pertama ukuran umbi yaitu sedang (5 – 20g ) dan kecil(< 5g ) untuk faktor kedua adalah tiga jenis media yaitu arang sekam, cocopeat dan arang sekam dicampur cocopeat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan ukuran umbi dan jenis media yang digunakan tidak berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil benih umbi kentang .namun demikian jenis media arang sekam yang dicampur dengan cocopeat memberikan rerata pertumbuhan dan hasil yang lebih baik
    corecore