21 research outputs found

    PENGARUH KETERAMPILAN VARIASI STIMULUS GURU TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI EKONOMI DI SMA YLPI PEKANBARU

    Get PDF
    Abstrak Pengamatan di SMA YLPI Pekanbaru pada pelajaran ekonomi terlihat bahwasanya guru dalam melaksanakan kegiatan belajar belum banyak menggunakan variasi gerak, variasi media dan variasi berinteraksi. Hal ini mengakibatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran kurang maksimal dan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keterampilan variasi stimulus guru terhadap aktivitas belajar siswa pada bidang studi ekonomi di SMA YLPI Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitiannya adalah eksperimen. Dalam penelitian ini dilakukan dua kali observasi, yaitu sebelum perlakuan (Y1) dan setelah diberi perlakuan (Y2). Perbedaan antara Y1 dengan Y2 yakni Y2-Y1 diasumsikan merupakan efek treatmen atau eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa kelas kontrol yang tidak diterapkan keterampilan variasi stimulus guru dengan siswa kelas eksperimen yang diterapkan keterampilan variasi stimulus guru kelas XI SMA YLPI Pekanbaru. Hal ini diketahui dari hasil analisis thitung>ttabel yaitu 4,676>2.045.   Kata Kunci: Keterampilan Variasi Stimulus Guru, Aktivitas Belaja

    Pengaruh Pemberian Remunerasi Terhadap Kinerja Anggota Polri Pada Satuan Intelkam Polresta Barelang

    Get PDF
    Performance allowance or also known as salary is an award or remuneration given by the company for the company's goals. In this case, the performance allowance means that the organization or institution should not ignore its existence in the company organization. The questions explored in this study are as subtle as the major influences that give performance or gratuities to the performance of 41 members of the Barelang Police. The purpose of this study is to use data analysis methods (namely descriptive analysis, simple linear regression analysis and data normality test using SPSS) to see whether it affects performance. The results showed that the performance permit variable (X1) has a significance value (Sig.) Of 0.001 in the Coefficientsa table, the α (significance) value of 0.05 means 0.001 <0.05 or has a significant effect, and the t test shows 3.520> t table (2.000 )

    Gugatan Nafkah Hadhanah (Tinjauan Yuridis Putusan Pengadilan Agama Semarang nomor : 116/Pdt.G/2020/PA.Smg)

    Get PDF
    ABSTRAK GUGATAN NAFKAH HADHANAH (Tinjauan Yuridis Putusan Pengadilan Agama Semarang Nomor: 116/Pdt.G/2020/PA.Smg) Setiap perkawinan mempunyai tujuan, yaitu, untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Apabila tujuan perkawinan tidak dapat tercapai, maka terjadilah perceraian, yang berakibat pada status suami istri dan hadhanah. seperti salah satu perkara mengenai gugatan nafkah hadhanah yang terjadi di Pengadilan Agama Semarang Nomor: 116/Pdt.G/2020/PA.Smg. Permasalahan dalam penelitian ini adalah mengenai dasar pertimbangan hukum hakim dalam mengabulkan gugatan nafkah hadhanah pada Pengadilan Agama Semarang Nomor: 116/Pdt.G/2020/PA.Smg. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif, spesifikasi penelitian preskriptif analisis, teknik pengumpulan data studi kepustakaan dengan inventarisasi, dan data yang terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk teks naratif dan analisis normatif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap Putusan Pengadilan Agama Semarang Nomor: 116/Pdt.G/2020/PA.Smg dapat disimpulkan bahwa pertimbangan hukum hakim yang digunakan dalam mengabulkan gugatan nafkah hadhanah mendasarkan pada Pasal 105 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam, yang menyatakan bahwa pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya, dan Pasal 14 ayat 2 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Kemudian menurut peneliti, Hakim dalam mengabulkan gugatan nafkah hadhanah dapat menambahkan Pasal 105 huruf c Kompilasi Hukum Islam. Kata Kunci : Gugatan, Nafkah, Hadhana

    RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA (ABELMOSCHUS ESCULENTUS (L.) MOENCH) TERHADAP APLIKASI BERBAGAI JENIS PUPUK BOKASHI KOTORAN HEWAN DAN DOSIS HORMON GIBERELIN

    Get PDF
    Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh kombinasi antara berbagai jenis pupuk bokashi kotoran hewan dan dosis hormon giberelin terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman okra. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 14 April – 22 November 2021 di Greenhouse Blok D, dan analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. Penelitian menggunakan percobaan faktorial 4 x 3 dengan dasar rancangan acak lengkap (RAL) sebanyak 3 kali ulangan, sehingga terdapat 36 satuan unit percobaan. Faktor pertama pada penelitian ini adalah berbagai jenis pupuk bokashi kotoran hewan dengan 4 taraf perlakuan serta dosis rekomendasi yang sama 15 ton/ha, yaitu bokashi kotoran Ayam (P1), bokashi kotoran sapi (P2), bokashi kotoran kambing (P3), dan bokashi kotoran kelinci (P4). Faktor kedua adalah perlakuan dosis hormon giberelin dengan 3 taraf yaitu dosis 125 ppm (G1), 200 ppm (G2), dan 275 ppm (G3). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, kadar klorofil, jumlah buah per tanaman, diameter buah, panjang buah, berat buah per tanaman berat segar brangkasan tanaman, dan indeks panen. Data yang diperoleh dianalisis ragam dan uji lanjut dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk bokashi kotoran ayam merupakan perlakuan terbaik untuk meningkatkan diameter batang, jumlah buah per tanaman, dan berat buah per tanaman. Sedangkan perlakuan dosis hormon giberelin 275 ppm merupakan perlakuan terbaik untuk meningkatkan tinggi tanaman

    Identifikasi Karakter Kuantitatif Dan Kualitatif Beberapa Varietas Tomat (Lycopersicon Esculentum Mill.)

    Full text link
    Identifikasi karakter kuantitatif dan kualitatif tanaman merupakan tahapan dasar yang sangat penting dalam program pemuliaan tanaman tak terkecuali tanaman tomat. Hal ini menjadi dasar pertimbangan suatu varietas ataupun klon sebagai sumber tetua dalam program pemuliaan tanaman. Penelitian dilakukan di Desa Airnaningan, Kec. Airnaningan, Kab. Tanggamus, Lampung dari bulan April hingga bulan Juli 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), pengelompokan didasarkan pada letak petakan. Perlakuan tunggal yang digunakan adalah empat varietas tomat introduksi yaitu Celebrity, Ponderosa Red Beef Steak (RBS), Martino\u27s Roma, Marglobe, dan satu varietas nasional yaitu Zambrud dengan 3 kali pengulangan, setiap satuan percobaan terdiri dari 2 tanaman. Perbedaan karakter kuantitatif diuji menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf beda nyata 5%, sedangkan untuk karakter kualitatif dicocokan dengan keriteria IPGRI. Hasil penelitian menunjukkanbahwa kelima varietas tersebut memiliki beberapa perbedaan karakter kuantitatif dan kualitatif, varietas nasional Zambrud memiliki keunggulan karakter generatif berupa rataan jumlah buah tertinggi yaitu 18 buah/tanaman, selanjutnya varietas Marglobe memiliki keunggulan generatif berupa ukuran lingkar buah mencapai 20 cm sedangkan pada karakter kualitatif varietas Martino\u27s Roma memiliki bentuk buah unik yaitu pyriform. Karakter varietas introduksi yang identifikasi memiliki perbedaan karakter dibandingkan karakter dari literatur. Perbedaan karakter terdapat pada tinggi tanaman, bobot per buah, umur panen, jumlah lokus dan ukuran buah. Perbedaan iklim tumbuh berupa suhu dan panjang hari diduga menjadi faktor Perubahan karakter yang muncul, selain itu iklim pada waktu tanam yang buruk berupa intensitas hujan tinggi menjadi faktor penghambat lain bagi tanaman untuk memunculkan potensi genetik secara maksimal

    Analisis Risiko Keterlambatan Waktu Pada Pelaksanaan Proyek Pembangunan Spbu (Studi Kasus Di Kabupaten Bantul, Yogyakarta)

    Get PDF
    Keterlambatan waktu proyek merupakan suatu peristiwa yang selalu terjadi pada setiap proyek. Keterlambatan pada proyek akan berakibat pada kemunduran waktu dimana akan mengurangi keutungan yang telah ditargetkan oleh kontraktor yang menangani proyek tersebut. Keterlambatan waktu juga dapat disebabkan oleh buruknya manajemen proyek yang diterapkan dan juga kesalahan-kesalahan sumber daya manusia didalamnya. Tujuan penelitian ini adalah, untuk memberi penilaian risiko dan mengidentifikasi risiko apa saja yang mempengaruhi keterlambatan waktu pada proyek Pembangunan salah satu SPBU di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, serta mengetahui respon terhadap risiko yang masuk dalam kategori risiko yang tidak dapat ditoleransi. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut dilakukan studi literatur dari penelitian terdahulu untuk mendapatkan variabel risiko yang berpengaruh pada keterlambatan waktu pada proyek Pembangunan salah satu SPBU di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, responden dalam penelitian ini adalah pihak- pihak yang terlibat dalam proyek tersebut. Variabel risiko yang telah dinilai oleh responden, selanjutnya dilakukan analisis Probability-Impact Matrix untuk mengetahui nilai level dari setiap risiko. Setelah didapatkan risiko dengan kategori risiko yang tidak dapat di toleransi, dilanjutkan proses wawancara dengan responden, untuk mengetahui respon risiko. Hasil dari analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa teridentifikasi 9 risiko yang menyebabkan keterlambatan waktu pelaksanaan pada proyek tersebut dengan kategori risiko sedang dan risiko tinggi. Berdasarkan hasil wawancara, respon risiko yang diambil untuk mengurangi kemungkinan dan dampak yang diakibatkan oleh setiap risiko adalah dengan merencanakan langkah mitigasi risiko, dimana langkah tersebut diawali dengan mengetahui terlebih dahulu tentang penyebab terjadinya suatu risiko

    PENGAWASAN PELAKSANAAN KESEPAKATAN MEDIASI PENAL DALAM PENERAPAN RESTORATIVE JUSTICE PADA TAHAPAN PENYIDIKAN

    Get PDF
    Restorative justice in the investigation is carried out by using the penal mediation method which provides an opportunity for the Victim and the Perpetrator in a participatory way to formulate a peace agreement facilitated by the Investigator. Penal mediation comes from civil mediation with problems in the process of drafting an agreement which must be ensured that it comes purely from the Parties. This research is a socio legal research conducted at the Directorate of General Criminal Investigation of the Regional Police of Central Java and the Indonesian Advocates Association of the Semarang Branch of the Leadership Council with the methods of interviewing, observing, and reviewing case files. This research examines two problems: how the process of preparing a penal mediation agreement fits into the application of restorative justice at the investigation stage, and how to supervise the implementation of a penal mediation agreement at the investigation stage. The results of the study show that the penal mediation agreement was prepared by the Parties themselves, facilitated by the Investigator, but did not involve the community so that the orientation of returning to social harmonization was not felt. Keywords: Restorative Justice, Penal Mediation, and Investigation.Restorative justice dalam penyidikan dilaksanakan dengan menggunaan metode mediasi penal yang memberikan kesempatan kepada Korban dan Pelaku secara partisipatif meenyusun kesepakatan perdamaian yang difasilitasi oleh Penyidik. Mediasi penal berasal dari mediasi keperdataan dengan problematika proses menyusun kesepakatan yang harus dipastikan murni berasal dari Para Pihak bukan dari Penyidik dan komitmen Para Pihak untuk melaksanakan kesepakatan perdamaian. Penelitian ini merupakan socio legal reseach yang dilakukan di Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Tengah dan Perhimpunan Advokat Indonesia Dewan Pimpinan Cabang Semarang dengan metode wawancara, observasi, dan telaah berkas perkara. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kesepakatan mediasi penal disusun sendiri oleh Para Pihak yang difasilitasi Penyidik namun belum melibatkan masyarakat sehingga orientasi pengembalian harmonisasi sosial tidak begitu terasa. Selain itu, komitmen melaksanakan mediasi penal belum mempertegas harus dilaksanakan secara tuntas atau tidak boleh secara mencicil sehingga risiko wanprestasi atau ingkar janji masih berpeluang terjadi dan akan menimbulkan permasalahan di kemudian hari bagi Para Pihak termasuk Penyidik sendiri.  &nbsp

    PENGAWASAN PELAKSANAAN KESEPAKATAN MEDIASI PENAL DALAM PENERAPAN RESTORATIVE JUSTICE PADA TAHAPAN PENYIDIKAN

    Get PDF
    Restorative justice in the investigation is carried out by using the penal mediation method which provides an opportunity for the Victim and the Perpetrator in a participatory way to formulate a peace agreement facilitated by the Investigator. Penal mediation comes from civil mediation with problems in the process of drafting an agreement which must be ensured that it comes purely from the Parties. This research is a socio legal research conducted at the Directorate of General Criminal Investigation of the Regional Police of Central Java and the Indonesian Advocates Association of the Semarang Branch of the Leadership Council with the methods of interviewing, observing, and reviewing case files. This research examines two problems: how the process of preparing a penal mediation agreement fits into the application of restorative justice at the investigation stage, and how to supervise the implementation of a penal mediation agreement at the investigation stage. The results of the study show that the penal mediation agreement was prepared by the Parties themselves, facilitated by the Investigator, but did not involve the community so that the orientation of returning to social harmonization was not felt. Keywords: Restorative Justice, Penal Mediation, and Investigation.Restorative justice dalam penyidikan dilaksanakan dengan menggunaan metode mediasi penal yang memberikan kesempatan kepada Korban dan Pelaku secara partisipatif meenyusun kesepakatan perdamaian yang difasilitasi oleh Penyidik. Mediasi penal berasal dari mediasi keperdataan dengan problematika proses menyusun kesepakatan yang harus dipastikan murni berasal dari Para Pihak bukan dari Penyidik dan komitmen Para Pihak untuk melaksanakan kesepakatan perdamaian. Penelitian ini merupakan socio legal reseach yang dilakukan di Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Tengah dan Perhimpunan Advokat Indonesia Dewan Pimpinan Cabang Semarang dengan metode wawancara, observasi, dan telaah berkas perkara. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kesepakatan mediasi penal disusun sendiri oleh Para Pihak yang difasilitasi Penyidik namun belum melibatkan masyarakat sehingga orientasi pengembalian harmonisasi sosial tidak begitu terasa. Selain itu, komitmen melaksanakan mediasi penal belum mempertegas harus dilaksanakan secara tuntas atau tidak boleh secara mencicil sehingga risiko wanprestasi atau ingkar janji masih berpeluang terjadi dan akan menimbulkan permasalahan di kemudian hari bagi Para Pihak termasuk Penyidik sendiri.  &nbsp

    PENGAWASAN PELAKSANAAN KESEPAKATAN MEDIASI PENAL DALAM PENERAPAN RESTORATIVE JUSTICE PADA TAHAPAN PENYIDIKAN

    Get PDF
    Restorative justice in the investigation is carried out by using the penal mediation method which provides an opportunity for the Victim and the Perpetrator in a participatory way to formulate a peace agreement facilitated by the Investigator. Penal mediation comes from civil mediation with problems in the process of drafting an agreement which must be ensured that it comes purely from the Parties. This research is a socio legal research conducted at the Directorate of General Criminal Investigation of the Regional Police of Central Java and the Indonesian Advocates Association of the Semarang Branch of the Leadership Council with the methods of interviewing, observing, and reviewing case files. This research examines two problems: how the process of preparing a penal mediation agreement fits into the application of restorative justice at the investigation stage, and how to supervise the implementation of a penal mediation agreement at the investigation stage. The results of the study show that the penal mediation agreement was prepared by the Parties themselves, facilitated by the Investigator, but did not involve the community so that the orientation of returning to social harmonization was not felt. Keywords: Restorative Justice, Penal Mediation, and Investigation.Restorative justice dalam penyidikan dilaksanakan dengan menggunaan metode mediasi penal yang memberikan kesempatan kepada Korban dan Pelaku secara partisipatif meenyusun kesepakatan perdamaian yang difasilitasi oleh Penyidik. Mediasi penal berasal dari mediasi keperdataan dengan problematika proses menyusun kesepakatan yang harus dipastikan murni berasal dari Para Pihak bukan dari Penyidik dan komitmen Para Pihak untuk melaksanakan kesepakatan perdamaian. Penelitian ini merupakan socio legal reseach yang dilakukan di Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Tengah dan Perhimpunan Advokat Indonesia Dewan Pimpinan Cabang Semarang dengan metode wawancara, observasi, dan telaah berkas perkara. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kesepakatan mediasi penal disusun sendiri oleh Para Pihak yang difasilitasi Penyidik namun belum melibatkan masyarakat sehingga orientasi pengembalian harmonisasi sosial tidak begitu terasa. Selain itu, komitmen melaksanakan mediasi penal belum mempertegas harus dilaksanakan secara tuntas atau tidak boleh secara mencicil sehingga risiko wanprestasi atau ingkar janji masih berpeluang terjadi dan akan menimbulkan permasalahan di kemudian hari bagi Para Pihak termasuk Penyidik sendiri.  &nbsp
    corecore