8 research outputs found

    Proses Kognisi Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Topik Pecahan Ditinjau Dari Kemampuan Matematika Dan Gender

    Get PDF
    Proses kognisi siswa menjadi hal penting dalam melaksanakan langkah-langkah penyelesaian soal yang dibuat siswa. Kemampuan siswa mempengaruhi proses kognisinya dalam menyelesaikan soal cerita..Sedangkan perbedaan gender secara umum tidak nampak pengaruhnya dalam proses kognisi siswa. Soal cerita topik pecahan dapat digunakan untuk menggali proses kognisi karena dalam penyelesaiannya dapat menggunakan cara visual yang tidak umum yang berbeda dengan apa yang biasa diajarkan oleh guru.  Namun hal ini membutuhkan kemampuan individu yag baik untuk memahaminya. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan wawancara yang mendalam kepada siswa   Kata kunci : Kognisi siswa, pecahan, Kemampuan Matematika, Gende

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN BILANGAN BULAT

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan mengetahui keefektifan penerapan model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dalam meningkatkan kemampuan siswa memahami pokok bahasan Bilangan Bulat pada siswa kelas VII salah satu SMP Negeri di Kota Kupang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, data dikumpulkan melalui observasi dan tes. Observasi dilakukan pada pra siklus dan pada setiap siklus, sedangkan tes dilakukan pada pra siklus, akhir setiap siklus dan pada akhir dari semua siklus penelitian. Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap data observasi dan data hasil tes, disimpulkan bahwa; rata-rata data hasil observasi maupun rata-rata data hasil tes menunjukkan adanya peningkatan. Data hasil observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 0,72. Rata-rata aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 0,91. Rata – rata hasil tes belajar siswa pun menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 2,89. Dan rata-rata ketuntasan hasil tes siswa secara klasikal juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 25,71%. Pada tes akhir, siswa yang memperoleh skor minimal 60 sebanyak 88,57%. Karena ketuntasan hasil belajar secara klasikal tercapai, kemampuan guru mengelola pemblajaran efektif, aktivitas siswa dalam pembelajaran efektif dan respon siswa terhadap pembelajaran positif, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model PMR dapat meningkatkan kemampuan siswa memahami materi Bilangan Bulat di SMP kelas VII

    Profil Persepsi Siswa terhadap Konsep Materi Himpunan pada Siswa SMP Kelas VII

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine the profile of students' perceptions of the concept of set material in seventh grade students of junior high school. The type of research used is descriptive qualitative. The subjects in this study were two seventh grade students of one junior high school in Kupang City with a high level of ability. Data collection is done by providing problem solving tasks (TPM), interviews and triangulation. Data analysis techniques used are data reduction, data presentation and conclusion drawing. In the first indicator, absorption, the results of the study show that the JW and VO subjects can mention information that is known in the TPM problem and mention what is asked in the matter of the TPM. In the second indicator, understanding or understanding, JW and VO subjects can understand how to solve TPM problems and mention the knowledge used to solve TPM problems. In the third indicator, evaluation or assessment, JW and VO subjects can solve problems and are able to explain the steps in solving TPM problems. Thus it can be concluded that both of subjects are able to fulfill all three indicators of perceptio

    Kemampuan Pemahaman Konsep pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Berdasarkan Teori APOS Bagi Siswa SMP

    Get PDF
    his research is a qualitative research that aims to analyze the understanding of mathematical concepts of students of one of the yunior high school in Kupang city in problem solving on the material system of two-variable linear equations. The subjects in this study were three students of class VIII who had high ability, medium ability, and low ability. The selection of subjects were based UTS results and discussions with mathematics teacher. Data collected in the form of data on the results of problem solving tasks and the results of interviews based on indicators of understanding of the concept. Data analysis includes data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Checking the validity of the data using time triangulation. After the data is presented and analyzed, it can be concluded that (1) Students with high ability results are able to solve the given problems and meet the indicators of the ability to understand concepts based on APOS theory. (2) Students with medium ability results are fulfilling the ability to understand concepts based on APOS theory. (3) While students with low ability results do not meet the indicators of the ability to understand concepts based on APOS theory

    Sosialisasi Pembelajaran Matematika Berbasis Etnomatematika di Sekolah Menengah Pertama

    Get PDF
    Community Service Activities are based on the results of situation anlysis with mathematics teachers about what they need to be able to attract students' interest in learning mathematics and be able to create a learning process that produces. Ethnomatematics was chosen because it is rich in cultural values, contextual interactions, and in accordance with the 2013 Curriculum which emphasizes improving creative thinking skills and character education through integration in mathematics learning. The cultural element designated in this activity was lopo, one of the traditional Timorese houses that is close to the daily lives of students. Activities carried out in three stages, namely preparation, implementation, and evaluation. In preparation, the Team with the Mathematics Education Study Program students held a meeting that would be used when learning in class. Make this a learning medium to help students understand mathematical concepts specifically geometry. Learning begins with a brief description of lopo as a cultural artifact and then continues with a non-uncertain mathematical discussion through direct search and measurement on the lopo mockup. Overall this activity went well. In the evaluation activities, the subject teacher and students expressed enthusiasm for the activities that had been carried out. Learning mathematics using teaching aids has been done in class, but involving culture in learning mathematics is a new experience and adds insight to teachers and students of mathematics who are close to their daily lives. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini didasarkan pada hasil analisis situasi bersama para guru mata pelajaran matematika tentang dibutuhkannya suatu pendekatan yang dapat menarik minat para siswa dalam belajar matematika dan mampu menciptakan suatu proses pembelajaran yang bermakna. Pendekatan etnomatematika dipilih sebab kaya akan nilai budaya, bersifat kontekstual, dan sejalan dengan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pengembangan kemampuan berpikir ilmiah dan pendidikan karakter melalui integrasinya dalam pembelajaran matematika. Unsur budaya yang diangkat dalam kegiatan ini yaitu lopo, salah satu rumah tradisional Suku Timor yang dekat dengan kehidupan keseharian para siswa. Kegiatan dilakukan dalam tiga tahapan yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Di tahap persiapan, Tim bersama mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika merancang maket berbentuk lopo yang akan digunakan pada saat pembelajaran di kelas. Maket ini berfungsi sebagai media pembelajaran untuk membantu para siswa dalam mempelajari konsep-konsep matematika khususnya geometri. Pembelajaran diawali dengan deskripsi singkat tentang lopo sebagai artefak budaya dan kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi unsur-unsur matematis melalui pengamatan dan pengukuran langsung pada maket lopo. Secara keseluruhan kegiatan ini berjalan dengan baik. Pada kegiatan evaluasi, guru mata pelajaran dan para siswa mengungkapkan antusiasme terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Mempelajari matematika menggunakan alat peraga sudah pernah dilakukan di kelas, namun melibatkan budaya dalam pembelajaran matematika merupakan suatu pengalaman yang baru serta menambah wawasan para guru dan siswa bahwa matematika sebenarnya dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari

    PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DAN RUANG BERBASIS ETNIS TIMOR

    Get PDF
    Etnomatematika mengacu pada bentuk-bentuk matematika yang bervariasi sebagai konsekuensi yang tertanam dalam kegiatan budaya. Etnomatematika juga mengacu pada konsep-konsep matematika tertanam dalam praktek-praktek budaya. Etnomatematika mengacu pada bentuk-bentuk matematika yang bervariasi sebagai konsekuensi yang tertanam dalam kegiatan budaya. Geometri sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah menengah. Pembelajaran geometri berbasis etnis budaya Timor. Siswa dapat mengamati dan menghitung banyaknya bentuk geometri dalam LOPO. Implementasi bentuk-bentuk Geometri (bidang datar dan ruang) dalam pelaksanaan pembelajaran  Geometri berbasis etnis budaya Timor menjadi suatu metode yang tepat. Siswa dapat mengamati dan mengkaji Geometri dalam rumah adat LOPO. Kelompok sasaran dalam kegiatan Pengabdian ini yaitu sekolah-sekolah yang siswanya kebanyakan berasal dari suku dawan (TTU dan TTS serta Kabupaten Kupang). Kelompok sasarannya adalah siswa-siswi SMPN 10.  Agar dapat mengimplementasi bentuk-bentuk geometri dalam pelaksanaan pembelajaran Geometri berbasis etnis budaya Timor, maka dapat dilakukan dengan cara membuat miniatur LOPO yang dibawa ke depan kelas saat kegiatan pembelajaran Geometri. Namun demikian disarankan agar sekolah itu dapat membuat LOPO yang sebenarnya, sehingga  LOPO itu menjadi sumber belajar bagi siswa yang belajar tentang geometri bidang datar dan geometri ruang

    ETNOMATEMATIKA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH:EKSPLORASI KONSEP-KONSEP GEOMETRI PADA BUDAYA SUKU BOTI

    Get PDF
    Suku Boti sebagai salah satu suku tertua di pulau Timor, Nusa Tenggara Timur yang kaya akan warisan budaya. Keunikan budaya Boti perlu dijaga dan dilestarikan karena merupakan salah satu budaya asli Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif berdesain etnografi yang bertujuan untuk mengeksplorasi unsur-unsur geometri yang terdapat dalam budaya suku Boti. Subjek dalam penelitian ini yaitu masyarakat suku Boti Dalam yang masih tertutup terhadap budaya modern dan menjalankan tradisi budaya Boti dalam kehidupan sehari-hari. Objek yang diteliti dalam penelitian ini yaitu lopo, tup mahae, tobe, dan sene. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis taksonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep-konsep geometri meliputi aksioma titik, garis, dan bidang, konsep garis singgung, konsep luas dan volume bangun datar, konsep luas dan volume bangun ruang, serta konsep kekongruenan. Selain itu, kemampuan-kemampuan matematis seperti kemampuan representasi, kemampuan visual spasial, kemampuan koneksi, dan kemampuan pemecahan masalah dapat dikembangkan berdasarkan unsur-unsur geometris pada budaya suku Boti. Hasil eksplorasi ini dapat digunakan oleh para guru matematika untuk mengembangkan pembelajaran geometri di kelas berbasis budaya Boti. Boti as one of the oldest tribes on the Timor Island, East Nusa Tenggara, has a lot of cultural heritage. The uniqueness of Boti culture needs to be preserved because it is one of Indonesia's original cultures. This is a qualitative research with ethnographic design which aimed to explore the geometry concepts contained in Boti culture. The subject of this research is the Boti Dalam society which still closed to modern culture and maintain the Boti cultural traditions in daily life. The objects discussed in this research are lopo, tup mahae, tobe, and sene. The data analysis technique used in this research is taxonomic analysis. The results showed that the concepts of geometry covering the axioms of points, lines, and fields, tangent concept, the concept of area and volume of flat shapes, the concept of area and volume of space builds, and the concept of concordance. In addition, mathematical abilities such as representation, visual spatial ability, connection ability, and problem solving ability can be developed based on geometric culture of the Boti Tribe. The results of this exploration can be used by mathematics teachers to develop geometry learning in Boti culture-based classes.

    Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Visual dan Realistik bagi Siswa Tunarungu

    No full text
    Abstrak. Salah satu faktor penyebab pembelajaran matematika di SMPLB berjalan kurang maksimal adalah pengunaan bahan ajar. Bahan ajar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran pada anak-anak tunarungu di SMPLB di Kota Kupang masih menggunakan bahan ajar yang sama dengan siswa normal. maka perlu adanya bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah buku matematika khusus untuk anak-anak tunarungu, yang berbasis pada visualisasi dan realistik. Metode yang digunakan adalah metode pengembangan dengan model 4D rancangan Thaiagaradjan dimana terdiri dari empat tahap yaitu, pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran. Instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri atas enam macam, yakni (1) lembar validasi bahan ajar, (2) lembar keterbacaan bahan ajar, (3) lembar observasi aktivitas guru, (4) lembar observasi aktivitas anak-anak tunarungu, (5) angket respon anak-anak tunarungu dan (6) lembar tes tulis. Indicator penilaian dari penelitian pengembangan ini meliputi valid, praktis dan efektif. Hasil analisis menunjukkan bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif, sehingga bahan ajar tersebut berkulaitas baik dan dapat digunakan dalam pembelajaran matematika bagi siswa SMPLB Kelas VII.Kata Kunci: Tunarunggu, Bahan Ajar, Visual, Realistik, Matematika
    corecore