1,114 research outputs found

    Kawasan Wisata Rowo Jombor Klaten

    Get PDF
    I.1. Latar Belakang Indonesia memilki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya di sector pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan sector pariwisata dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan, sehingga perlu diupayakan pengembangan produk-produk yang mempunyai keterkaitan dengan sector pariwisata. Pengembangan kepariwisataan berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan pengembangan budaya bangsa, dengan memanfaatkan seluruh potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti merubah secara total, tetapi lebih berarti mengelola, memanfaatkan dan melestarikan setiap potensi yang ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi satu daya tarik wisata. Pembangunan bidang pariwisata diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, karena sector pariwisata merupakan salah satu sector pembangunan di bidang ekonomi. Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sector non-migas yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Negara. Usaha mengembangkan dunia pariwisata ini didukung dengan UU No 10 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa keberadaan obyek wisata pada suatu daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatnya taraf hidup masyarakat dan memperluas kesempatan kerja mengingat semakin banyaknya pengangguran saat ini, meningkatkan rasa cinta lingkungan serta melestarikan alam dan budaya setempat.. Provinsi Jawa Tengah, sebagai salah satu wilayah tujuan wisata di Indonesia, menawarkan berbagai macam obyek wisata baik obyek wisata alam, budaya, maupun buatan. Salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Tengah yang kaya akan obyek dan daya tarik wisata tersebut adalah Kabupaten Klaten. Kabupaten Klaten merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang memiliki potensi pada sektor pariwisata. Hal ini didukung oleh beberapa faktor yaitu Kabupaten Klaten merupakan daerah yang terletak diantara dua kota besar yaitu kota Yogyakarta dan Kota Surakarta dan adanya rencana pengembangan jalur kereta api double track Solo – Jogyakarta – Semarang sebagai gerbang propinsi. Melalui rencana ini pergerakan wisatawan akan menguntungkan Kabupaten Klaten karena aksesibilitasnya semakin mudah. Kawasan pariwisata merupakan kawasan dengan peruntukkan untuk pengembangan aktivitas pariwisata, baik wisata buatan maupun wisata alam. Kegiatan kepariwisataan di Kabupaten Klaten didominasi oleh aktivitas wisata budaya dengan obyek berupa candi dan wisata alam. Secara umum kelompok potensi pariwisata di Kabupaten Klaten yang memungkinkan bagi pengembangan dibedakan atas: Kabupaten Klaten memiliki objek wisata yang beragam jenis dan potensi yang dapat dikembangkan. Terdapat 4 (empat) jenis objek wisata yang ada, yaitu: kolam renang/pemancingan, candi purbakala, makam dan pemandangan alam. Pendapatan yang terbesar diperoleh dari objek wisata pemandangan alam, Rp. 220.302.500,00 atau 67,08 % dari jumlah total pendapatan seluruh objek wisata di Kabupaten Klaten tahun 2004 sebesar Rp. 328.396.000,00. Salah satu obyek wisata yang belum dikembangkan secara maksimal di kabupaten Klaten adalah Rawa Jombor. Kawasan wisata Rowo Jombor memiliki potensi yang baik dengan pemandangan yang indah. Melihat kondisi tersebut, perlu adanya upaya penataan dan pengembangan Kawasan Wisata Rawa Jombor dengan melengkapi sarana dan prasarananya agar terwujud suatu kawasan terpadu antara olahraga, rekreasi, akomodasi dan konservasi sehingga dapat meningkatkan jumlah wisatawan . Berdasar pada uraian di atas, maka dibutuhkan penataan dan pengembangan Kawasan Wisata Rawa Jombor yang menonjolkan potensi air sebagai unsure dominan yang menuntut keselarasan antara kebutuhan fungsional dengan lingkungan alam, sehingga didesain dengan konsep eko-arsitektur. I.2. Tujuan dan Sasaran 1.2.1. Tujuan Menggali dan menampilkan potensi alam Rowo Jombor kabupaten Klaten sebagai atraksi daya tarik wisata dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu juga untuk menyelenggarakan fasilitas paket wisata alam (darat dan air), akomodasi, budaya serta penunjang lain yang mampu memenuhi tuntutanb wisatawan yang senantiasa berkembang baik tuntutan kualitas maupun kuantitas. 1.2.2. Sasaran Menyusun Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) guna perencanaan fisik kawasan wisata Rowo Jombor, Klaten. I.3. Manfaat I.3.1 Secara Subyektif - Untuk memenuhi salah satu persyaratan menempuh Tugas Akhir sebagai ketentuan kelulusan sarjana Strata 1 (S1) di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. - Sebagai pedoman dan acuan selanjutnya dalam tahap eksplorasi desain yang merupakan salah satu bagian tak terpisahkan dari Tugas Akhir. I.3.2 Secara obyektif - Sebagai usulan desain ruang terbuka kota dalam perwujudan berupa pemanfaatan kawasan obyek wisata alam yang lengkap dengan elemen-elemen penataan dan sarana prasarana penunjang dalam kegiatan wisata dan rekreasi. - Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan mengenai perkembangan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa arsitektur yang akan menyusun laporan Tugas Akhir. I.4. Ruang Lingkup Pembahasan dibatasi dalam lingkup disiplin arsitektur, yaitu mendapatkan konsep perancangan Kawasan Wisata Rowo Jombor. Hal-hal yang di luar disiplin ilmu arsitektur jika mendasari dan menentukan perencanaan dan perancangan, akan dibahas dengan asumsi dan logika serta mengacu pada hasil studi pihak lain yang sesuai dengan permasalahan dari Obyek Wisata Rowo Jombor I.5. Metode Pembahasan Metode yang digunakan dalam pembahasan adalah deskriptif analisis yaitu dengan mengumpulkan, menganalisis dan menyimpulkan data yang diperlukan dan berkaitan dengan masalah. Pengumpulan data yang dilakukan meliputi data primer dan sekunder dengan cara : 1. Data Primer Wawancara dengan narasumber yang terkait untuk mendapatkan informasi yang valid Observasi lapangan Studi banding, yaitu mempelajari kasus lain sejenis sebagai masukan dalam merancang 2. Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi literature, melalui buku-buku, brosur, dan sebagainya yang berkaitan dengan teori, konsep maupun standar perencanaan khususnya untuk Kawasan Wisata Rowo Jombor, Klaten. I.6. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur disusun dengan urutan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, manfaat, lingkup, metode dan sistematika pembahasan, serta alur pikir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan tentang kepariwisataan, rekreasi serta wisata tirta, meliputi pengertian, jenis, serta sarana dan prasarana. Dijelaskan pula konsep perencanaan. BAB III TINJAUAN KAWASAN WISATA ROWO JOMBOR, KLATEN Menguraikan tentang gambaran umum Kabupaten Klaten, karakteristik fisik dan non fisik Kawasan Wisata Rowo Jombor. BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi tentang batasan dan anggapan yang akan digunakan sebagai acuan perencanaan dan perancangan. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Menguraikan tentang pendekatan perencanaan, pendekatan perancangan, dan perencanaan Kawasan Wisata Rowo Jombor. BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN Tujuan perencanaan dan perancangan, konsep dasar perencanaan, konsep perancangan, program dasar perancangan. I.7. Alur Piki

    Dukungan Dosen Dan Teman Sebaya Dengan Efikasi Diri Akademik Pada Mahasiswa Tahun Pertama Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

    Full text link
    Efikasi diri akademik merupakan keyakinan individu dalam melakukan tuntutan akademik pada level kemampuan tertentu. Tuntutan akademik yang kerap dialami mahasiswa adalah memahami materi perkuliahan, menyelesaikan tugas, dan menghadapi ujian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan dosen dengan efikasi diri akademik pada mahasiswa tahun pertama dan untuk mengetahui hubungan antara dukungan teman sebaya dengan efikasi diri akademik pada mahasiswa tahun pertama. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan dosen dengan efikasi diri akademik dan ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan teman sebaya dengan efikasi diri akademik. Populasi penelitian adalah 186 mahasiswa tahun pertama Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, dengan sampel penelitian berjumlah 92 orang yang diperoleh dengan teknik convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Dukungan Dosen (31 aitem, α = .92), Skala Dukungan Teman Sebaya (35 aitem, α = .93) dan Skala Efikasi Diri Akademik (43 aitem, α = .96). Pengujian hipotesis pertama dengan analisis regresi ganda menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara dukungan dosen dengan efikasi diri akademik (r = .39; p< .001), artinya semakin tinggi dukungan dosen maka semakin tinggi efikasi diri akademik. Pengujian hipotesis kedua menunjukkan tidak ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan teman sebaya dengan efikasi diri akademik (r = .31; p> .001), artinya dukungan teman sebaya tidak memberikan pengaruh yang nyata pada efikasi diri akademik. Dukungan dosen memberikan sumbangan efektif sebesar 15% terhadap efikasi diri akademik pada penelitian ini

    Paper Session III-C - Improving Public Education Beyond 2001

    Get PDF
    The following paper is an investigation into deficiencies in the current education system, the assumptions upon which it is founded, and possible corrective actions. Suggested actions for remediation include: training, selection, and designation of Master Teachers, and extending their classroom availability through video and computer access; modifying the over-extended practice of tenure, along with an improved evaluation process to remove poor teachers and reward outstanding ones; the nation-wide establishment, and enforcement, of high performance standards; increased opportunities for above-average students, as well as segregation of problem students into an environment appropriate to them; elimination of large amounts of the administrative bureaucracy; and greatly expanded access to higher education and/or wider professional vocational training based on ability and effort, regardless of financial limitations

    Choose a Corner Strategy and 21st Century Skills in Argumentative Writing

    Get PDF
    This classroom action research is aimed at evaluating Choose a Corner strategy in fostering students’ higher order thinking skill in writing an Argumentative essay. As one of the sub-theme of the conference is the Four Cs (Communication, Collaboration, Critical Thinking, and Creativity) in the teaching of language, literature, and arts; the researcher tried to see how the strategy of Choosing a Corner would lead students in incorporating those four Cs particularly in creating a piece of Argumentative essay. The subject of the study were the fourth semester of English Education Study Program at the Faculty of teacher Training and Education Universitas Mahasaraswati Denpasar. The result of the study showed that Choose a Corner Strategy helped the students in thinking critically, analysing the situation more deeply, and providing logical reason and write it in an Argumentative Essay. The improvement is taking place because they have the chance to collaboratively exchange ideas and thoughts in the same corner. Even a struggling students could finished a convincing argumentative essay. This proves that choose a corner strategy not only just a collaborative strategy, but when we could formulate problem in such a way, it is one of the best strategy to promote critical thinking.     Keywords: argumentative writing, 2

    Aplikasi Semen Cair Hasil Sexing Dengan Gradien Albumin Putih Telur Di Kabupaten Lumajang

    Get PDF
    Salah satu bioteknologi reproduksi dapat mendukung peningkatan populasi adalah teknologi sexing. Tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat kesesuaian jenis kelamin pedet yang dihasilkan melalui inseminasi buatan menggunakan semen cair hasil sexing di Kabupaten Lumajang. Materi yang digunakan adalah sapi induk dengan SKT >2,5 sebanyak 60 ekor di kelompok ternak “Niki Mapan” Dusun Sumbersuko Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang. Sinkronisasi birahi dengan teknik inseminasi buatan menggunakan program ovsynch yaitu mengkombinasi injeksi hormon GnRH (hari ke-1 dan 10) dan prostaglandin (hari ke-8). Inseminasi buatan (fixed time artificial insemination) dilakukan pada hari ke-11. Pelaksanaan Inseminasi buatan adalah 30 ekor sapi betina di IB dengan spermatozoa X dan 30 ekor sapi betina di IB dengan spermatozoa Y. Spermatozoa X dan Y yang akan diaplikasikan merupakan hasil penelitian sexing dengan gradien putih telur 5%, 10% dan 15% menggunakan pengencer CEP-2. Sapi betina akan dilakukan IB lagi apabila menunjukkan birahi pada siklus selanjutnya (setelah sinkronisasi). Pemeriksaan kebuntingan dilakukan secara per rektal pada usia 2-3 bulan setelah perkawinan. Pengamatan kelahiran dan jenis kelamin pedet dilakukan setelah 9 bulan dari perkawinan (saat beranak). Parameter yang diukur adalah intensitas birahi, non return rate (NRR), service per conception (S/C), conception rate (CR) dan kesesuaian sex pedet. Data disajikan secara deskriptif. Kesesuaian jenis kelamin pedet hasil Inseminasi buatan menggunakan spermatozoa hasil sexing, pada spermatozoa Y mencapai 71,4% menghasilkan pedet jantan, sedangkan spermatozoa X mencapai 50% menghasilkan pedet betina

    Pengaturan Batas Usia Untuk Melakukan Perkawinan Ditinjau Dari Undang-Undang Perlindungan Anak

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kajian secara normatif berkaitan perubahan usia melangsungkan perkawinan untuk mencegah terjadinya perkawinan anak. Melalui metode penelitian secara yuridis normatif dengan penekanan pada bahan hukum primer berupa kajian secara sistematis berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bahan hukum sekunder sebagai pendukung dalam penulisan ini, maka dapat dikatakan perubahan batas usia para pihak yang akan terikat perkawinan tidak bisa membantu menekan terjadinya perkawinan anak jika masih diperbolehkan dilakukan pengajuan dispensasi perkawinan. Sehingga seharusnya keberlakuan dari revisi batas usia ini bisa bersifat unifikasi yang mengintegrasi kepentingan hukum adat dan hukum agam yang kembali kepada pemenuhan hak-hak anak sebagai generasipenerus bangsa.Selain itu adanya revisi perubahan batas usia para pihak dalam hendak melakukan perkawinan bisa sinkron dengan keberlakuan dari Undang-Undang Perlindungan Anak yang kehadirannya untuk melindungi kepentingan masa depan anak

    Implementation of School Protection for Students from Domestic Violence in Surabaya‐Indonesla

    Get PDF
    The present paper employed an empirical-legal approach to examine the implementation of school protection for the students who have been the victims of domestic abuse. The study indicated that the schools are aware of the Child Protection Law. Therefore, if their students fall prey to violence, the schools are supposed not to neglect them. In fact, they are obliged to help the victims and find the perpetrator to find out the reasons for what he has done and to persuade him not to repeat the action. If such action has caused physical injury to the victims, the schools have to make a police report as a personal injury-based lawsuit against the perpetrator. Attentiveness of the schools, as part of the community, to protect their students from violence reflects their responsibility to take part in the implementation of the Law on Child Protection

    Implementation of School Protection for Students from Domestic Violence in Surabaya‐Indonesla

    Get PDF
    The present paper employed an empirical-legal approach to examine the implementation of school protection for the students who have been the victims of domestic abuse. The study indicated that the schools are aware of the Child Protection Law. Therefore, if their students fall prey to violence, the schools are supposed not to neglect them. In fact, they are obliged to help the victims and find the perpetrator to find out the reasons for what he has done and to persuade him not to repeat the action. If such action has caused physical injury to the victims, the schools have to make a police report as a personal injury-based lawsuit against the perpetrator. Attentiveness of the schools, as part of the community, to protect their students from violence reflects their responsibility to take part in the implementation of the Law on Child Protection

    Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Guru-siswa Dengan Self-regulated Learning Pada Siswa Sman 9 Semarang

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal guru-siswa dan self-regulated learning pada siswa SMAN 9 Semarang. Self-regulated learning merupakan kemampuan siswa mengatur diri dalam belajar dengan melibatkan kemampuan strategi pemikiran terkait aktivitas berpikirnya, persepsi keyakinan diri dari kemampuan performa, dan komitmen akademik yang secara sistematis berorientasi mengarah pencapaian tujuan belajar yang diinginkan. Komunikasi interpersonal guru-siswa merupakan penilaian siswa terhadap kemampuan guru dalam menyampaikan pesan/informasi kepadanya secara jelas, sehingga menghasilkan kesamaan pemahaman dan senantiasa mempengaruhi Perubahan sikap, serta dapat memelihara juga memperbaiki hubungan yang baik dan menyenangkan akan memudahkan siswa untuk lebih terbuka pada guru. Populasi penelitian berjumlah 364 yang terdiri dari 10 kelas, sedangkan yang digunakan menjadi sampel penelitian sebanyak 108 siswa yang terdiri dari 3 kelas. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan 2 alat ukur skala psikologi yaitu Skala self-regulated learning (33 aitem, α = .92) dan Skala komunikasi interpersonal guru-siswa (26 aitem, α = .88). Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi (Rxy = .49; p < .001). Komunikasi interpersonal guru-siswa memberikan sumbangan efektif sebesar 25% terhadap self-regulated learning. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti diterima, yaitu terdapat hubungan positif dan signifikan antara komunikasi interpersonal guru-siswa dengan self-regulated learning. Semakin baik komunikasi interpersonal guru-siswa, maka semakin tinggi self-regulated learning siswa, demikian pula semakin buruk komunikasi interpersonal guru-siswa, maka semakin rendah pula self-regulated learning siswa

    A generalized nonlinear Schr\"odinger equation as model for turbulence, collapse, and inverse cascade

    Full text link
    A two-dimensional generalized cubic nonlinear Schr\"odinger equation with complex coefficients for the group dispersion and nonlinear terms is used to investigate the evolution of a finite-amplitude localized initial perturbation. It is found that modulation of the latter can lead to side-band formation, wave condensation, collapse, turbulence, and inverse cascade, although not all together nor in that order.Comment: 12 pages, 5 figure
    corecore