10 research outputs found

    Derivational affixes in Japanese and Indonesian

    Get PDF
    Japanese and Indonesian seen from morphological typology is an agglutinative language in which the morphological processes are done by affixation, ie by adding prefixes, suffixes and infixes. While the basic sequence sentence structure has a SOV sequence pattern for Japanese and SVO for Indonesian language. The predicate filled by the verb is capable of binding arguments in constructing the clause structure, so that there are verbs with one, two and three arguments, it depends on the type of verb. This study is a preliminary study of Japanese and Indonesian derivative verbs: the study of linguistic typology. The Theory of Linguistic Typology is used to analyze the formation of Japanese and Indonesian derivative verbs in which the verb serves as the core of the predicate to bind the argument in constructing the clause structure. From the perspective of linguistic typology, the results of the analysis show that (1) the basic form of Japanese derivative verb formers are adjectives (keiyoushi) and noun verbs, whereas Indonesian derivative verbs are derived from adjectives, nouns and pre-categorical. (2) The Japanese derivation affixes joining the adjective (keiyoushi) are -める meru, -まるmaru, -がるgaru’, -むmu and which joins the noun verb is -するsuru.  While the derivational affix of the Indonesian language that joined the nouns are meng-, ber-, ter-, ke-an, ber-an, ber-kan, per-, -i, per-i, per-kan,  the affix that joins the adjective are meng-, ber-, ter-, ke-an, ber-an, ber-kan, per-, -kan, per-i, dan –i and the affixes that join the pre-categorical are meng-, ter-, ber-, ber-an, -i,-kan

    PENINGKATAN KAPASITAS KOMPETENSI BAHASA JEPANG LANJUTAN DAN PROMOSI PARIWISATA PELAKU PARIWISATA DESA MAS, KECAMATAN UBUD, KABUPATEN GIANYAR, BALI

    Get PDF
    Peningkatan kapasitas kompetensi Bahasa Jepang lanjutan dan promosi wisata Desa Mas bagi para pelaku pariwisata di Desa Mas, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar mutlak diperlukan. Kedua aspek ini sangat penting untuk mendukung industri wisata alam, seni dan budaya, khususnya promosi produk kerajinan patung sebagai penunjang pariwisata  yang salah satunya sebagai ikon pariwisata di daerah tersebut. Dari pengamatan yang dilakukan masih adanya hambatan-hambatan dalam pengelolaan berbagai potensi wisata, terutama tentang promosi wisata alam, seni budaya dan kebahasan yang dihadapi oleh pelaku pariwisata Desa Mas pada saat berkomunikasi verbal dengan wisatawan asing.  Oleh karena itu kemampuan promosi dan komunikasi masyarakat yang masih dasar harus diimbangi dengan kemampuan promosi dan kemampuan bahasa asing, yang lebih mendalam untuk melayani para wisatawan asing tersebut. Dengan meningkatnya kompetensi Bahasa   Jepang serta metode promosi pariwisata yang tepat, diharapkan akan meningkatkan kualitas  sumber daya masyarakat  Desa Mas  tersebut  dalam meningkatkan   kualitas layanan kepada  pengunjung (customer service) khususnya  wisatawan asing dapat mencapai kepuasan  pengunjung (customer satisfaction) yang pada gilirannya wisatawan asing akan lebih banyak  datang berkunjung sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyaraka

    MODEL PERANCANGAN TUGAS MENULIS BERBASIS SEMIOTIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA DI POLITEKNIK NEGERI BALI

    Get PDF
    Keterampilan menulis aktivitas bisnissangat diperlukansebagaibagian darikemahiranberbahasaIndonesia.  Saat ini kemampuan menulis mahasiswa di Politeknik Negeri Bali masihkurangmemadai. Untukmeningkatkankemampuanmenulis tersebut diperlukankreativitas dosen dalam merancang pengajaran yangtepat.Model perancangan pengajaran menulis berbasis semiotik jarang mendapat sentuhan dari pengajar. Oleh karena itu, pada kajian ini dirancang model perancangan tugas menulis berbasis semiotik yang khusus diperuntukkan bagi mahasiswa di program studi bisnis. Artikelinimembahasbagaimanapenerapan model perancangan tugas menulisberbasis semiotik untuk meningkatkan pengetahuan kewirausahaan mahasiswa, khususnya dalam hal menulis aktivitas bisnis.  Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak, wawancara,dankuesioner kepada147mahasiswa di Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Bali, tahun 2019/2020. Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengacu pada profil kemampuan menulis (ESL composition profile). Hasilpenelitianinimenunjukkanbahwa94,6% responden mengatakanbahwamodel perancangan tugas menulis berbasis semiotik  ini mampu mendukung  pengetahuan kewirausahaan.  Dari  hasil analisis  juga dapat  disimpulkan  bahwa   rata-rata kemampuan menulis mahasiswa dengan menggunakan model perancangan tugas menulis berbasis semiotik sebesar 77,5 yang berarti sudah tergolong dalam kategori baik dengan kisaran tingkat keterbacaan (fog index) antara 10-14

    PELATIHAN BAHASA JEPANG DASAR BAGI PEMANDU WISATA DI PURA LUHUR ULUWATU DESA PECATU, KECAMATAN KUTA SELATAN, KABUPATEN BADUNG

    Get PDF
    Pura Luhur Uluwatu yang berada di ujung selatan kaki Pulau Bali terletak di Desa Uluwatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung sangatlah terkenal, dan keberadaannya merupakan salah satu daya tarik wisata unggulan di Bali. Di berbagai majalah dan brosur pariwisata Bali kerap kali terpampang foto Pura Uluwatu yang berdiri menjulang dengan latar belakang hamparan laut biru yang memukau. Pura Uluwatu telah menjadi ikon pariwisata Bali. Warga Desa Adat Pecatu yang mengemban tanggung jawab dan menjadi pendukung utama kegiatan perawatan maupun ritual keagamaan di Pura Uluwatu, sehingga bisa terus menebarkan pesona yang mampu menarik minat wisatawan. Pura Luhur Uluwatu merupakan salah satu obyek wisata andalan di Pulau Bali, dan pada kenyataannya Desa Pecatu  mengalami pertumbuhan pesat wisatawannya sejak tahun 1990-an. Berdasarkan Struktur Desa Pecatu, Pura Luhur Uluwatu berada pada Manajemen khusus dan berada di bawah Desa Adat Pecatu yang di bawahnya ada bidang Pemandu Wisata. Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali sebagai lembaga pendidikan vokasi mengamati perlunya peningkatan SDM Pemandu Wisata Pura Luhur Uluwatu, terutama bahasa asing termasuk bahasa Jepang. Dengan meningkatkan kualitas bahasa dalam melayani wisatawan asing diharapkan kedatangan wisatawan asingpun meningkat, dan pada gilirannya peningkatan ekonomipun meningkat pula. Dari pengamatan yang dilakukan, Pemandu Wisata di Pura Uluwatu masih kurang mampu berkomunikasi dengan orang asing, terutama dengan orang Jepang. Oleh karena itu kemampuan komunikasi Pemandu Wisata yang masih minim harus ditingkatkan. Kondisi ini perlu disikapi dengan memberikan pelatihan bahasa Jepang Dasar bagi Pemandu Wisata di Pura Luhur Uluwatu, khususnya bahasa Jepang yang menekankan pada pelayanan pariwisata dan komunikasi sehari-hari. Dengan meningkatnya kemampuan bahasa Jepang yang tepat, diharapkan akan meningkatkan kualitas layanan Pemandu Wisata Pura Luhur Uluwatu kepada pengunjung (customer service) khususnya wisatawan Jepang dapat mencapai kepuasan pengunjung (customer satisfaction) yang pada gilirannya wisatawan asing akan lebih banyak datang dan nantinya dapat meningkatkan ekonomi masyarakat

    Analysis of Green Concept to Enhance Service Quality of Room Division at Royal Tulip Springhill Resort Jimbaran

    Get PDF
    Purpose: The purpose of this research was to analyze green concept in the room division at Royal Tulip Springhill Resort Jimbaran and to determine the effect of the green concept on the room division, namely green front office and green housekeeping, on service quality partially and simultaneously. Research methods: Research data were collected through questionnaires and supported by interviews. The analytical methods used are classical assumption test, multiple linear regression analysis, hypothesis testing (t test, F test, and coefficient of determination). Findings: The green concept in the room division, namely green front office and green housekeeping has a significant positive effect on service quality at Royal Tulip Springhill Resort Jimbaran. Implementation: The inclusion of green concepts creates a beautiful environment, good air, and also reduce the use of excess energy

    Peningkatan Kapasitas Kompetensi Bahasa Jepang Dasar dan Promosi Wisata Pelaku Pariwisata Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar

    Get PDF
    Abstrak Peningkatan kapasitas kompetensi bahasa Jepang Dasar dan peningkatan Promosi Wisata Desa Kemenuh bagi para Pelaku Pariwisata di Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar mutlak diperlukan. Kedua aspek ini sangat penting untuk mendukung industri wisata alam, seni dan budaya yang sekarang sedang berkembang dengan baik dan merupakan ikon pariwisata di daerah tersebut. Dari pengamatan yang dilakukan masih adanya hambatan-hambatan dalam pengelolaan berbagai potensi wisata, terutama tentang promosi wisata alam, seni budaya dan kebahasan yang dihadapi oleh pelaku pariwisata Desa Kemenuh pada saat berkomunikasi verbal dengan wisatawan asing.  Oleh karena itu kemampuan promosi dan komunikasi masyarakat yang tadinya  kebanyakan sebagai petani yang sekarang bergeser menjadi pelaku pariwisata harus diimbangi oleh kemampuan promosi dan kemampuan bahasa asing untuk melayani para wisatawan asing tersebut. Kondisi ini perlu disikapi dengan memberikan pelatihan bahasa asing khususnya bahasa Jepang dasar dan promosi wisata yang menekankan pada pelayanan pariwisata dan komunikasi sehari-hari. Dengan meningkatnya kompetensi bahasa Jepang serta metode promosi pariwisata yang tepat, diharapkan akan meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat  Desa Kemenuh  tersebut dalam meningkatkan   kualitas layanan kepada pengunjung (customer service) khususnya wisatawan asing dapat mencapai kepuasan pengunjung (customer satisfaction) yang pada gilirannya wisatawan asing akan lebih banyak datang dan tentunya dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Metode pembelajaran yang digunakan berbasis paradigma student centered dengan pendekatan communicative language teaching yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi komunikasi bahasa Jepang dengan cara mengenalkan suatu konteks yang relevan. Peserta setelah diberikan pelatihan sudah mampu mengucapkan bunyi  ‘hatsuon’, greetings, asking thanking and saying apologies, serta bercakap-cakap: memperkenalkan diri, menyatakan kepunyaan,  menyampaikan angka (pemakaian nomor telepon), menyampaikan skejul ( jam, hari, tanggal, bulan dan tahun),  menjelaskan harga, menjelaskan posisi dan letak suatu benda dan menyampaikan aktifitas dalam tingkatan Bahasa Jepang Dasar.     Kata Kunci: pelatihan Bahasa Jepang, promosi pariwisata, wisata Desa Kemenu

    Implementation of Green Practices on Room Attendant at Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort

    Get PDF
    Purpose: The purpose of this study was to analyze whether the room attendant at Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort had implemented green practices and to find out which indicators need to be improved and maintained in implementing green practices. Research methods: This study uses descriptive statistical analysis techniques with data collection methods by means of observation, interviews, questionnaires, and documentation. The method of determining the informants using purposive sampling method with the number of informants 33 people from room attendant employees. Findings: The room attendant has implemented green practices very appropriately In the implementation of green practices, there are 3 green practices variables with 9 indicators, where in implementing this program there are 2 indicators that need to be improved, namely the first use of reused bed linen in hotel rooms and secondly the use of reused towels in bathrooms. In an effort to improve the 2 indicators of green practices, the author suggests using or multiplying decorative ornaments containing words or writings that ask guests to reuse bed linen and towels in the hotel room. Implication: With the implementation of green practices in room attendants, it is expected to reduce the impact of environmental damage that can be caused by the hotel industry

    Relational grammar of passive in Japanese

    No full text
    This article examines the Japanese passives through the study of relational grammar. Japanese passive construction could be divided into three types, namely Chokusetsu Ukemi ‘direct passive', Mochinushi no Ukemi 'possessive passive', and Daisansha no Ukemi ' third person passive'. An analysis of the passive grammatical relation based on the Relational Grammar (RG) theory indicates a change of grammatical relation has the same revaluation on the type of Chokusetsu Ukemi, the direct object of active construction becomes the subject of the passive and the subject of active construction becomes chomeur. In Japanese, Mochinushi no Ukemi, and Daisansha no Ukemi can be handled by the RG with its own constraints

    Relational grammar of passive in Japanese

    Get PDF
    This article examines the Japanese passives through the study of relational grammar. Japanese passive construction could be divided into three types, namely Chokusetsu Ukemi ‘direct passive', Mochinushi no Ukemi 'possessive passive', and Daisansha no Ukemi ' third person passive'. An analysis of the passive grammatical relation based on the Relational Grammar (RG) theory indicates a change of grammatical relation has the same revaluation on the type of Chokusetsu Ukemi, the direct object of active construction becomes the subject of the passive and the subject of active construction becomes chomeur. In Japanese, Mochinushi no Ukemi, and Daisansha no Ukemi can be handled by the RG with its own constraints

    Relational grammar of passive in Japanese

    No full text
    This article examines the Japanese passives through the study of relational grammar. Japanese passive construction could be divided into three types, namely Chokusetsu Ukemi ‘direct passive', Mochinushi no Ukemi 'possessive passive', and Daisansha no Ukemi ' third person passive'. An analysis of the passive grammatical relation based on the Relational Grammar (RG) theory indicates a change of grammatical relation has the same revaluation on the type of Chokusetsu Ukemi, the direct object of active construction becomes the subject of the passive and the subject of active construction becomes chomeur. In Japanese, Mochinushi no Ukemi, and Daisansha no Ukemi can be handled by the RG with its own constraints
    corecore