ECU LOGGER : PERANCANGAN SISTEM PENYIMPANAN DAN MONITORING DATA ELEKTRONIK MOBIL

Di era modern saat ini mobil sudah di dominasi alat-alat elektronik. Sistem elektronik pada otomotif biasanya menggunakan ECU (Engine Control Unit) yang merupakan sirkuit elektronik utama pada sebuah mobil. ECU dapat mendeteksi kerusakan sistem kelistrikan di mobil melalui sensor-sensor di mesin pada mobil. Beberapa para pengguna mobil biasanya kurang memperhatikan sistem elektronik pada mobil sehingga dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti terjadinya kecelakaan. Mengetahui performa sistem elektronik pada mobil sangat diperlukan supaya pengguna mobil dapat melakukan perbaikan pada mobilnya. Pada penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya mengenai monitoring ECU, komponen yang digunakan adalah ELM327. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem atau perangkat yang dapat memonitor performa sistem elektronik pada mesin mobil secara real time melalui program tampilan serial menggunakan mikrokontroler ATmega328 dan melalui tampilan LCD, lalu data tersebut disimpan ke piranti memori SD Card. ECU Logger dapat melakukan monitoring performa sistem elektronik pada mobil dan menyimpan data tersebut ke SD Card sehingga pengguna kendaraan mobil dapat menampilkan data yang di hasilkan ECU pada perangkat PC atau laptop. Beberapa parameter sensor yang di monitoring oleh ECU Logger adalah Vehicle Speed (0 – 255 km/h), Throttle Position (0 – 100%), Engine Speed (0-16.383,7 RPM), Engine Coolant Temperature (-40ºC s/d 215 ºC), menggunakan 97% kapasitas memori internal ATmega328. Sistem juga dapat menampilkan waktu pada saat itu juga seperti detik, menit, jam, hari, bulan, dan tahun. Kata Kunci : ECU, ECU Logger, monitoring, CAN bus, ATmega 328

UHTC composites for hypersonic applications

A dream for many scientists, engineers and sci-fi enthusiasts is of an aerospace vehicle that can take off from an airport, fly through the atmosphere and travel to the other side of the earth at hypersonic speeds, and then return through the atmosphere to the same or another airport. Thanks to programs like DARPA’s Falcon Hypersonic Technology Vehicle 2 program (Figure 1), the dream is taking form

Species-specific regulation of angiogenesis by glucocorticoids reveals contrasting effects on inflammatory and angiogenic pathways

<div><p>Glucocorticoids are potent inhibitors of angiogenesis in the rodent <i>in vivo</i> and <i>in vitro</i> but the mechanism by which this occurs has not been determined. Administration of glucocorticoids is used to treat a number of conditions in horses but the angiogenic response of equine vessels to glucocorticoids and, therefore, the potential role of glucocorticoids in pathogenesis and treatment of equine disease, is unknown. This study addressed the hypothesis that glucocorticoids would be angiostatic both in equine and murine blood vessels.The mouse aortic ring model of angiogenesis was adapted to assess the effects of cortisol in equine vessels. Vessel rings were cultured under basal conditions or exposed to: foetal bovine serum (FBS; 3%); cortisol (600 nM), cortisol (600nM) plus FBS (3%), cortisol (600nM) plus either the glucocorticoid receptor antagonist RU486 or the mineralocorticoid receptor antagonist spironolactone. In murine aortae cortisol inhibited and FBS stimulated new vessel growth. In contrast, in equine blood vessels FBS alone had no effect but cortisol alone, or in combination with FBS, dramatically increased new vessel growth compared with controls. This effect was blocked by glucocorticoid receptor antagonism but not by mineralocorticoid antagonism. The transcriptomes of murine and equine angiogenesis demonstrated cortisol-induced down-regulation of inflammatory pathways in both species but up-regulation of pro-angiogenic pathways selectively in the horse. Genes up-regulated in the horse and down-regulated in mice were associated with the extracellular matrix. These data call into question our understanding of glucocorticoids as angiostatic in every species and may be of clinical relevance in the horse.</p></div

Peningkatan Kapasitas Produksi Dengan Menurunkan Downtime DI Departemen Welding PT. Mekar Armada Jaya Menggunakan Metode SMED DAN CRP

PT.Mekar Armada Jaya di tahun 2018 mengalami downtime sebesar 8 jam atau 9320 unit perhari . Hal ini berdampak dengan overtime yang sudah melebihi standar yang ditentukan yaitu 56 jam . Untuk itu dilakukan penelitan yang bertujuan 1 ) menentukan penyebab terjadinya downtime, 2 ) Menentukan usulan perbaikan untuk dapat meningkatan kapasitas produksi dengan metode SMED dan CRP . Hasil dari penelitian ini adalah 1) Penyebab sering terjadinya downtime proses di line WSS ADM disebabkan karna belum seimbangnya pembebanan loading di setiap mesinnya dan mapping proses saat ini juga menyebabkan dibutuhkan waktu tambahan yang tinggi untuk Proses setup, 2 )usulan dengan melakukan pengelompokan proses dan mapping proses permesin mendapatkan peningkatan kapasitas produksi .sebelum adanya mapping loading proses kapasitas produksi dalam waktu 8 jam WSS ADM sebesar 8060 unit dan WSS ADM B 10080, dan mengeluarkan biaya untuk Overtime sebesar WSS ADM A Rp 1.368.000 / hari dan WSS ADM B Rp.1.254.000 Hari. Setelah adanya mapping loading proses mendapatkan kenaikan kapasitas produksi sebesar 40 % Per Line dan dapat mengurangi cost Overtime sebesar 80 %. Kata kunci: Metode SMED ( Single Minute exchange Die ) , Capacity Requirment Planning, Mapping Proses

Coverage and capacity in networks 2G, 3G and 4G

El siguiente. documento da el procedimiento para dimensionar una red 2g, 3g y 4g en una zona urbanaThe mobile telecommunications permit to the user move while communicating but it’s not all, the mobile telecommunications continue expand and are now evolving the rapid data transmission. Then was necessary improve the design and optimize these networks. This need stretches across all aspects of the network from the ratio access, through the transmission and the core. It also straddles all the technologies from GSM, through EDGE and GPRS to the WCDMA networks, 4G and beyond to 5G. This document in a case of study show in term of capacity and coverage the design of cellular network with technology 2G, 3G and 4G