79 research outputs found

    Robot Self-Balancing Berbasis LEGO Mindstorm EV3 Untuk Pembelajaran Robotika

    Get PDF
    Robotics education must be implemented effectively to develop students' conceptual understanding and technical competencies. One relevant approach involves the development of self-balancing robots as an exemplary platform that facilitates learning in mechanical design, control systems, and sensor programming. The success of this approach critically depends on the appropriate selection of both tools and methodologies. The LEGO Mindstorms EV3 platform is an ideal tool due to its assembly convenience, design flexibility, and seamless hardware-software integration for robotic development. Implementing a LEGO Mindstorms EV3-based self-balancing robot provides valuable learning opportunities in robotic control algorithms utilizing gyroscopic sensors, ultrasonic sensors, and servo motors. This research work presents the design and implementation process of a LEGO Mindstorms EV3-based self-balancing robot as an innovative educational tool for robotics. The platform supports integrated mastery of theoretical concepts and technical skills, fostering comprehensive engineering and control systems learning.Pembelajaran robotika perlu dilaksanakan secara efektif untuk mengembangkan pemahaman konseptual dan keterampilan teknis dari peserta didik. Salah satu pendekatan yang relevan adalah melalui pengembangan robot self-balancing sebagai salah satu contoh bentuk robot yang dapat memberikan pembelajaran terkait aspek perancangan mekanik, kendali sistem, dan pemrograman sensorik. Keberhasilan pendekatan yang digunakan sangat bergantung pada pemilihan sarana maupun metode yang tepat. LEGO Mindstorm EV3 merupakan salath satu sarana yang ideal untuk kemudahan perakitan, fleksibilitas desain, serta integrasi antara perangkat keras dan perangkat lunak dalam pengembangan robot. Pengembangan robot self-balancing berbasis LEGO Mindstorm EV3 memberikan kesempatan pembelajaran algoritma kendali robot berbasis sensor giroskop, ultrasonik, dan motor servo. Kerja penelitian ini memaparkan proses perancangan dan implementasi robot self-balancing berbasis LEGO Mindstorm EV3 sebagai sarana inovatif untuk pembelajaran robotika yang mendukung penguasaan konsep dan keterampilan teknik secara terpadu

    The Development of Climbing Mechanism for Cable Inspection Robot

    Get PDF
    For the maintenance of large cable-stayed bridge, cable inspection task using robot becomes an alternative method that is safer, easier and more efficient than a manual inspection. The method is believed to be superior than using drone or human in performing the cable inspection. Our research work focuses on the development of climbing mechanism for cable inspection robot. Our design of climbing mechanism enables the robot to climb on 115 mm cylindrical object, e.g. supporting cable or beam of the bridge. The mechanism can be controlled wirelessly to climb the cylindrical object with the diameter between 100 mm to 120 mm at maximum speed of 10 mm/s. The mechanism is powered by Li-Ion battery that is capable to reach 50 meter distance without the need of charging. The mechanism is also equipped with camera to take pictures of physical inspected objects, e.g. outer part of cable

    Rancang Bangun Jig Multiguna Untuk Mesin Drill

    Get PDF
    Jig dan fixture adalah perkakas pembantu yangsering digunakan oleh perusahaan industri manufaktur.Penggunaan jig dan fixture berlaku untuk perusahaan besarmaupun perusahaan kecil. Sebuah kelemahan dari jig dan fixtureyaitu penggunaan yang dikhususkan untuk sebuah benda kerja,tetapi bila produksi benda tersebut telah selesai, jig dan fixturemenjadi barang yang sudah tidak terpakai lagi. Kelemahantersebut dapat diatasi dengan menggunakan jig multiguna. Jigmultiguna adalah sebuat alat bantu jig yang memiliki beberapabagian (part) untuk dimodifikasi sesuai dengan barang yangakan dibuat, sehingga jig dan fixture tidak perlu dibuat ulangsecara menyeluruh bila ada benda kerja baru yang akandiproduksi. Fungsi dari jig multiguna tetap memenuhi seluruhaspek penting dari jig dan fixture. Metode perancangan dimulaidari penjabaran tugas, perancangan konsep, perhitunganperancangan, perancangan wujud, dan perancangan detail.Selanjutnya rancangan dilakukan proses manufaktur untukmewujudkan jig multiguna. Setelah jig multiguna sudahterwujud, dilakukan beberapa pengujian pada 3 jenis spesimenyang berbeda bentuk, lalu menganalisa keseragaman spesimenhasil dari penggunaan jig multiguna. Hasil rancanganmenunjukkan bahwa tegangan geser yang terjadi jauh lebih kecildari kekuatan yang dimiliki baut itu sendiri yaitu 50,2 MPa ≤ 800MPa. Rancangan juga menunjukkan bahwa penyimpangan ratarataspesimen 1 adalah 0,635mm, spesimen 2 adalah 0,25mm danspesimen 3 adalah 0,021mm. Rancangan ini juga memilikitingkat keberhasilan penggunaan jig multiguna sebesar 96,875%atau 31 dari 32 spesimen dapat diterima

    KAJI EKSPERIMEN PEMANFAATAN KALOR TERBUANG PADA AIR CONDITIONER (AC) TIPE SPLIT UNTUK MEMANASKAN AIR

    Get PDF
    Air Conditioner pada umumnya digunakan sebagai pengkondisian udara di dalam ruangan agar mendapatkan kenyamanan termal. Pada sistem Air Conditioner (AC) ada kalor yang dibuang ke lingkungan pada saat refrigerant berada di kondensor tanpa dimanfaatkan. Mempertimbangkan bahwa energi panas yang terbuang di kondenser ini cukup besar, kaji eksperimental dilakukan untuk mengukur efek penggunaan kalor terbuang ini untuk memanaskan air dengan cara menambahkan Heat Exchanger (HE) pada bagian kondensor AC tipe split berukuran ¾ pk dalam meningkatkan kinerja Air Conditioner. Pengujian sistem AC dilakukan selama 60 menit untuk mendinginkan ruangan berukuran 3 m x 5 m hingga temerature di dalamnya mencapai 25,2oC. Dari hasil pengukuran didapatkan rata-rata Coefficient of Performance (COP) untuk AC yang dilengkapi dengan Heat Exchanger adalah 5,99, sedangkan untuk AC standar diperoleh nilai COP rata-rata sebesar 4,98. Hal ini berarti penambahan Heat Exchanger pada AC split dapat menghasilkan peningkatan COP sebesar 20,32%. AC dengan Heat Exchanger juga dapat memghasilkan air hangat dengan temperatur 45,9° C dalam waktu 60 menit

    Rancang Bangun Sistem Informasi Posisi Untuk Robot Beroda Berbasis Rotary Encoder dan GPS Receiver

    Get PDF
    Dalam pengoperasian mobile robot (robot beroda), informasi terkait posisi dari sebuah robot yang sedang dioperasikan merupakan hal yang sangat penting. Informasi posisi robot diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada robot. Salah satu contoh tugas dari sebuah robot adalah melakukan patroli keamanan pada area terbuka yang telah ditentukan dengan cara berkeliling atau berpindah tempat dari suatu posisi ke posisi lain. Untuk tujuan tersebut, informasi terkait posisi robot bisa didapatkan dari penggunaan beberapa sensor posisi yang diintegrasikan ke dalam sistem robot. Pada kerja penelitian ini telah dikembangkan sebuah sistem informasi posisi yang ditujukan untuk mobile robot pada ruang terbuka dengan berbasis sensor rotary encoder dan GPS (Global Positioning System). Melalui kerja penelitian ini dapat diketahui bahwa kombinasi sensor rotary encoder dengan GPS dapat digunakan untuk mendapatkan informasi posisi robot dengan hasil error 1,46 m pada arah sumbu x dan 1,54 m pada arah sumbu y untuk sensor rotary encoder, sedangkan untuk GPS receiver error 1,15 m pada arah sumbu x dan 1,23 m pada arah sumbu y dari koordinat ruang kerja

    KAJI EKSPERIMEN PEMANFAATAN KALOR TERBUANG PADA AIR CONDITIONER (AC) TIPE SPLIT UNTUK MEMANASKAN AIR

    Get PDF
    Air Conditioner pada umumnya digunakan sebagai pengkondisian udara di dalam ruangan agar mendapatkan kenyamanan termal. Pada sistem Air Conditioner (AC) ada kalor yang dibuang ke lingkungan pada saat refrigerant berada di kondensor tanpa dimanfaatkan. Mempertimbangkan bahwa energi panas yang terbuang di kondenser ini cukup besar, kaji eksperimental dilakukan untuk mengukur efek penggunaan kalor terbuang ini untuk memanaskan air dengan cara menambahkan Heat Exchanger (HE) pada bagian kondensor AC tipe split berukuran ¾ pk dalam meningkatkan kinerja Air Conditioner. Pengujian sistem AC dilakukan selama 60 menit untuk mendinginkan ruangan berukuran 3 m x 5 m hingga temerature di dalamnya mencapai 25,2oC. Dari hasil pengukuran didapatkan rata-rata Coefficient of Performance (COP) untuk AC yang dilengkapi dengan Heat Exchanger adalah 5,99, sedangkan untuk AC standar diperoleh nilai COP rata-rata sebesar 4,98. Hal ini berarti penambahan Heat Exchanger pada AC split dapat menghasilkan peningkatan COP sebesar 20,32%. AC dengan Heat Exchanger juga dapat memghasilkan air hangat dengan temperatur 45,9° C dalam waktu 60 menit
    corecore