224 research outputs found
CHAERUL SALEH DALAM MEMPERJUANGKAN, MENGISI, DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Abstrak
Chaerul Saleh Datuk Paduko Rajo atau lebih dikenal dengan nama Chaerul Saleh sebagai mahasiswa hukum mulai aktif dalam kegiatan pemuda. Golongan pemuda yang aktif mulai bergabung dengan gerakan pemuda dari asrama Menteng Raya 31 seperti Chaerul Saleh, Sukarni, A.M. Hanafi, dan Ismail. Chaerul Saleh menonjol dan menunjukkan pandangan perjuangannya bersifat nasionalis. Peristiwa Rengasdengklok menjadi awal perjuangan percepatan kemerdekaan Indonesia yang dipelopori oleh Chaerul Saleh, Wikana dan beberapa pemuda lainnya. Peran Chaerul Saleh, menjadi sangat menarik pada awal proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, karena Chaerul Saleh berperan penting dalam mewarnai perjuangan kemerdekaan Indonesia. Chaerul Saleh merupakan salah seorang tokoh pejuang yang memiliki peran dan ikut mewarnai perjalanan sejarah Indonesia menjelang proklamasi sampai masa akhir pemerintah orde lama. Pada tanggal 1-23 agustus 1944 untuk pertama kali tokoh pemuda Chaerul Saleh beserta kawan-kawan mewakili peran pemuda. Chaerul Saleh sebagai pemimpin pemuda berusaha mendesak agar Soekarno dan Hatta segera menyatakan kemerdekaan Indonesia. Awal pergerakan perhimpunan Indonesia Chaerul Saleh merupakan orang kepercayaan Soekarno yang paling dekat sehingga masuk dalam cabinet menjadi menteri urusan veteran.
Kata Kunci : Chaerul Saleh, gerakan pemud
Penjeratan dengan Gambaran Bintik Pendarahan Mata pada Korban Hidup
AbstrakSeorang perempuan berusia 32 tahun datang ke IGD RS E setelah mengalami penjeratan. Pasien mengaku dijeratdari arah belakang kanan, mengakibatkan pasien tidak sadarkan diri. Sebelumnya pasien mendapatkan penanganandarurat di RS S. Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum tampak sakit, kesadaran berkabut, tekanan darah110/70 mmHg, frekuensi nadi 90 per menit dan teratur, frekuensi napas 16 per menit tidak teratur, dan suhu 39OC. Tampak bintik perdarahan di kelopak mata kanan dan kiri, pipi kanan dan kiri yang meluas sampai ke matakiri. Tampak sebuah jejas jerat di leher melingkar tidak penuh, dasar jejas kulit, warna kecoklatan, perabaan kasar,di sekitar jejas terlihat sedikit memar. Tampak sebuah luka lecet di pergelangan tangan kiri bagian depan, tepitidak teratur, batas tidak tegas. Permukaan luka ditutupi oleh serum yang mengering, warna merah kecokelatan danperabaan kasar. Pemeriksaan radiologis leher tidak menunjukkan kelainan. Hasil laboratorium darah menunjukkangolongan darah: O+, hemogblobin: 11,9 g/dL, eritrosit: 4,94 juta/ĀµL, trombosit: 340 ribu/ĀµL, hematokrit: 37,1%,leukosit: 8430/ĀµL, dengan hitung jenis: eosinofil: 2%, basofil: 0%, netrofil: 51%, limfosit: 39%, monosit: 6%.pH darah: 7,41, tekanan parsial oksigen: 98 mmHg, tekanan parsial karbondioksida: 39 mmHgm, bikarbonat: 22mEq/L, base excess: -0,5 mEq/L, dan saturasi oksigen: 95%. Bintik perdarahan di daerah wajah biasa ditemukanpada korban meninggal yang disebabkan oleh jeratan di leher akibat pecahnya kapiler karena peningkatan tekananpembuluh darah. Korban tidak meninggal dan pemeriksaan penunjang menunjukkan hasil yang cenderung normalkemungkinan besar dikarenakan oleh cepatnya pertolongan yang diterima korban.Kata kunci: penganiayaan, jeratan, bintik perdarahan
AbstractA 32 year old female came to ER of E Hospital with history of strangulation. Patient confessed that she wasstrangled from rear right, causing the patient to fell unconscious. Prior to arriving at E Hospital the patient hasreceived emergency medical care in S Hospital. Physical examination indicated that the patient appeared to be inpain, clouding of consciousness, blood pressure 110/70 mm Hg, pulse 90 beat per minute regular, respiration 16 perminute irregular, and temperature 39O C. Petechiae was found in right and left palpebrae, right and left cheeks to lefteye. An incomplete strangulation wound was found on the neck, with features base of wound skin, brownish, rough,and some bruises on the perimeter of the wound. A laceration was found on front side of left wrist, with irregularedge, undefined border. Wound was covered in dried serum, brown-reddish in colour and rough to the touch. Neckradiology examination showed no anomalies. Haematology examination showed blood type O+, haemoglobin 11,9g/dL, erythrocyte 4,94 milionl/ĀµL, thrombocyte 340 thousand/ĀµL, haematocrit 37,1%, leucocyte 8430/ĀµL, withdifferential blood count as follows: eosinophile 2%, basophile 0%, neutrophile 51%, lymphocite 39%, monocyte6%. Blood pH 7,41, oxygen partial pressure 98 mmHg, carbondioxide partial pressure 39 mmHgm, bicarbonate 22mEq/L, base excess -0,5 mEq/L, and oxygen saturation 95%. Facial petechiae commonly found on victim deadfrom neck strangulation caused by capillary burst due to increased blood vessel pressure. Patient, however, did not die and examinations showed rather normal results most likely because she had received proper and immediatemedical care.Keywords: assault, strangulation, petechia
RUMAH SUSUN DI KALIGAWE SEMARANG
āRUMAH SUSUNā, adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian-bersama, benda-bersama dan tanah-bersama.
Kaligawe adalah salah satu kelurahan yang terdapat disemarang yang memilik permasalahan dalam bidang penyediaan lahan permukiman yang layak huni. Maka dari itu diperlukan suatu hunian berupa rumah susun yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat setempat secara kuantitatif, maupun menyediakan fasilitas dan sistem sanitasi yang memadai sehingga memudahkan para penghuni dalam beradaptasi dengan keadaan baru dalam menempati hunian vertikal.
Bentuk dan penampilan bangunan rumah susun adalah dengan bentuk yang kontekstual terhadap lingkungannya.dengan tampilan rumah susun mengacu pada satuan unit modul. Dan fungsi bangunan mencerminkan arsitektur dengan iklim tropis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pemilihan Produk Batik Di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta
Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) Untuk menganalisis apakah terdapat
pengaruh signifikan faktor budaya terhadap keputusan memilih produk batik di
Kampoeng Batik Laweyan Surakarta. 2) Untuk menganalisis apakah terdapat
pengaruh signifikan faktor sosial terhadap keputusan memilih produk batik di
Kampoeng Batik Laweyan Surakarta. 3) Untuk menganalisis apakah tedapat
pengaruh signifikan faktor pribadi terhadap keputusan memilih produk batik di
Kampoeng Batik Laweyan Surakarta. 4) Untuk menganalisis apakah terdapat
pengaruh signifikan faktor psikologis terhadap keputusan memilih produk batik di
Kampoeng Batik Laweyan Surakarta
Sampel yang digunakan adalah random sampling dengan metode
convenience sampling Penentuan besarnya jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 100 orang.
Berdasarkan hasil uji ttest maka diperoleh yaitu Variabel faktor kebudayaan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan memilih produk.
Variabel faktor sosial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
memilih produk. Variabel faktor kepribadian mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan memilih produk dan Variabel faktor psikologis
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan memilih produk
Hasil analisis uji F variabel faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor
kepribadian dan faktor psikologis secara bersama-sama mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap keputusan memilih produk.
Hasil perhitungan untuk nilai R2 diperoleh 78,4% variasi perubahan
keputusan memilih produk dijelaskan oleh variasi perubahan faktor kebudayaan,
faktor sosial, faktor kepribadian dan faktor psikologis. Sementara sisanya sebesar
21,6% diterangkan oleh faktor lain yang tidak ikut terobservas
ANALISIS PENGARUH PROMOSI, WORD OF MOUTH, DAN BRAND AWARENESS TERHADAP PEMBENTUKAN MINAT BELI (Studi Kasus pada Coffee Groove Semarang)
The purpose of the research is to analyze the impact of promotions, word
of mouth and brand awareness regarding intention to buy at Coffee Groove
Semarang. The subject of this research is Coffee Grooveās customer. Samples
used in this research are 100 respondents with random sampling technique
method. Itās used to collect data by survey with questionnaires. Technique that
used in the research to get the result is multiple linear regression technique.
Analyzing data by using a multiple linear regressionās technique, result shown is
that Y = 0,328X1 + 0, 287X2 + 0,143X3. It interprets that the promotion, word of
mouth, and brand awareness possess positive effect towards intention to buy.
Because of the significant value of promotion and word of mouth is less than 0,05
and the significant value of brand awareness is more than 0,05 so, that can be
concluded that there is effect of promotion and word of mouth significantly
related intention to buy at Coffee Groove Semarang and there is not the affect of
brand awareness significantly towards intention to buy at Coffee Groove
Semarang
Exerting Moment Algorithms for Restoration of Blurred Images
In this paper presents the restoration of blurred images which gets degraded due to diverse atmospheric and environmental conditions, so it is essential to restore the original image. The research outcomes exhibit the major identified bottleneck for restoration is to deal with the blurred image as an input to imaging agent employing various methodologies ranging from principle component analysis to momentary algorithms and also a set of attempts are been executed in image restoration using various algorithms. However the precise results are not been proposed and demonstrated in the comparable researches. Also detail understanding for applications of moment algorithms for image restoration and demonstrating the benefits of geometric and orthogonal moments are becoming the recent requirements for research
Bio-efficacy of some insecticides against cotton mealybug, Phenacoccus solenopsis Tinsley (Hemiptera: Pseudococcidae)
Laboratory bioassay of eight insecticides namely Chlorpyriphos 20 EC, Ethiprole+ imidacloprid 80 WG, Pymetrozine 50 WP, Lamda cyhalothrin 4.9 CS, Imidacloprid 30.5 SC, Acephate 95 SG, Thiacloprid 240 SC and Fipronil 5 SC was done against cotton mealybug, Phenacoccus solenopsis Tinsley. Among insecticides, Lamda cyhalothrin 4.9 CS was the most toxic with the lowest LD50 16.03 ppm followed by Chlorpyriphos 20 EC (LD50 27.56 ppm), Ethiprole+ imidacloprid 80 WG (LD50 44.82 ppm), Imidacloprid 30.5 SC (LD50 80.68 ppm), Thiacloprid 240 SC (LD50 87.13 ppm), Pymetrozine 50 WP (LD50 181.45 ppm), Acephate 95 SG (LD50 359.61 ppm), Fipronil 5 SC (LD50 705.59 ppm)
PERBANDINGAN PEMBERIAN BRODIFAKUM DOSIS LD50 DAN LD100 TERHADAP RESIDU BRODIFAKUM PADA HEPAR TIKUS WISTAR
Background : Brodifacoum is a substance that usually used as rat poison. But, its often abused on some criminal case. Brodicoum are metabolised within the body through excretion organ, one of them are liver. Contact with different dose of brodifacoum will also result in different amount of brodifacoum residue.
Aim : To know the comparison of brodifacoum administration dose LD50 and LD100 to total residue of brodifacoum within Rattus norvegicus liver.
Methods : This study was an experimental study with post test only group design. The sample of this study are 27 Rattus norvegicus which given per oral administration of brodifacoum. Descriptive analysis, the test of normality are using Saphiro-Wilk, and non parametric test were done using Mann-Whitney. The result of analysis are revealed significant if p<0,05.
Results : The concentration in the sample liver are rising based on the brodifacoum that were consumes. But, the rise was not significant. There is a significant different between control and LD50 total residue of brodifacoum (p=0,001) and between control and LD100 total residue of brodifacoum (p=0,000).
Conclusion : There is no significant differentiation of total brodifacoum residue between LD50 and LD100 (p=0,539).
Keywords : brodifacoum, dose, residue, liver
- ā¦