93 research outputs found

    Bioconc-Based Green Concrete Quality Treatment for Mass Concrete’s Low Heat Concrete

    Get PDF
    Thermal cracking in concrete members having large sections, namely mass concrete, continues to be a concern for designers and specifiers of concrete. These issues are common to both large structural components in buildings and in civil engineering infrastructure projects. The common issues is based on the large scale of concreting dimension; mean large cement content cause more thermal hydration of concrete extremely. There is often a conflict for concrete specifier or concrete structural designer, between requirement to form high strength concrete for structural durability and structural bearing load capacity, which needs higher binder content versus higher heat of hydration characteristic of concretes. The potential problem that may be occurred is concrete thermal crack. The reaction of cement with water is exothermic, therefore it produces heat. The more Portland cement in the mix, the greater is the heat produced. To control the thermal crack means to control the concrete hydration thermal. The research started by laboratory scale trial mix Fc’25 Low Heat Concrete Bioconc-based concrete Job Mix, from cement content reduction 20, 25, 30, and 40%. The attached result shows optimum jobmix is Fc’25 Low Heat Concrete Bioconc-based concrete Job Mix on 40% cement as binder content reduction, was chosen as Low Heat Concrete Mix Mock Up. Later on, based on the optimum concrete jobmix Fc’25 R = 40%, cement content reduction 40%, above mentioned trial mixed, the research developed to project scale on mock up for sampling mass concrete dimension 1000 × 1000 × 2500 mm3 compared with similar two mock-up of mass concrete thermal hydration control, i.e., Fc’25 + FA.20% + Ice Block (Pre-cooling with crushed ice block Mass Concrete Fc’25 with fly ash 20%) and Fc’25 + FA.40% (Low Heat Concrete Fc’25 with Fly Ash 40%). The attached Graph Thermal Monitoring Low Heat Concrete shows that the peak temperature occurred 63.5°C in 29.5 h after pouring and maximum thermal differential between LHC layers is 19.5°C. Another two Low Heat Concrete Method Statement, i.e.: Pre-cooling and Low Heat Concrete with Fly Ash 40%, Mock Up Graph Thermal Monitoring also attached for comparison study. The observation and analysis proof that, “Low Heat Concrete Hydration Thermal Reduction with Bioconc” is work simplifier and economically, for mass pouring. The most essential thing is that, the basic concept of Bioconc’s Low Heat Concrete on reducing the mass concrete cement-binder content means reducing CO2 emission in every concrete production, without any hazard impact to the environment. Its mean Bioconc based Low Heat Concrete contribute to develop the green technology and eco-friendly technology on the concrete industry as sustainable green technology

    Fenomena Korosi Antarmuka Sekrup pada Dynamic Compression Plate dan Locking Compression Plate untuk Restrukturisasi Tulang

    Get PDF
    Sekrup yang dipasangkan pada pelat implan, baik Dynamic Compression Plate (DCP) dan Locking Compression Plate (LCP) berfungsi untuk menyambungkan bagian tulang yang patah dalam tubuh manusia. Implan terbuat dari material Stainless Steel 316L yang ditanamkan pada tubuh manusia dalam jangka waktu yang cukup panjang, yang berpotensi akan terkorosi baik pada sekrup maupun pelat. Pengujian korosi dilakukan dengan metode polarisasi menggunakan media korosif berupa larutan NaCl 0,9%. Metalografi dilakukan untuk mengetahui fenomena korosi yang terjadi pada permukaan spesimen dan uji keras mikro Vickers dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji kekerasan spesimen sebelum dan sesudah terkorosi. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa sekrup LCP yang dipasangkan pada pelat LCP mempunyai nilai laju korosi dan luas daerah yang lebih kecil dibandingkan dengan sekrup DCP yang dipasangkan pelat DCP. Hasil pengujian kekerasan pada pelat DCP sebelum dan sesudah terkorosi mempunyai nilai kekerasan yang berbeda cukup signifikan sedangkan pelat LCP nilai kekerasan sebelum dan sesudah terkorosi relatif sama. Pada sekrup DCP yang dipasangkan pelat DCP terjadi Pitting Corrosion, Crevice Corrosion, dan SCC (Stress Corrosion Cracking) yang menimbulkan retak mikro, sedangkan sekrup LCP yang dipasangkan pelat LCP terjadi Pitting Corrosion, dan Crevice Corrosion namun tidak menimbulkan retak mikro

    BANDUNG CONCERT HALL

    Get PDF
    Perkembangan industri musik di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Para pelaku dalam industri musik tanah air sudah semakin berani menunjukkan eksistensinya di mata dunia. Musisi-musisi tanah air pun sudah banyak yang mencoba untuk “go international” dan tidak sedikit yang sudah berhasil. Di Indonesia, Bandung merupakan salah satu kota yang ikut andil dalam perkembangan industri musik di tanah air. Banyak musisi dan komunitas dengan berbagai aliran musik lahir di kota kembang ini. Di Kota Bandung sendiri, musik sudah menjadi lifestye masyarakatnya. Selain kuliner dan fashion, gaya hidup bermusik sudah tidak dapat terpisahkan atau bahkan dihilangkan. Beberapa event musik pun sering digelar di Kota Bandung. Animo masyarakat akan musik terlihat jelas pada saat eventevent tersebut diselenggarakan. Musik mempertemukan masyarakat kalangan bawah hingga kalangan atas dalam sebuah pertunjukan musik. Maka, dibutuhkan sebuah “Concert Hall” untuk mewadahi para musisi dan penikmat musik lainnya dalam sebuah pertunjukan musik. Dengan adanya Concert Hall yang memenuhi standar dari sebuah gedung pertunjukan musik, Kota Bandung dapat menyelenggarakan pertunjukan musik dengan skala yang lebih besar dan tentunya hal tersebut berpotensi untuk menarik perhatian dunia.Perkembangan industri musik di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Para pelaku dalam industri musik tanah air sudah semakin berani menunjukkan eksistensinya di mata dunia. Musisi-musisi tanah air pun sudah banyak yang mencoba untuk “go international” dan tidak sedikit yang sudah berhasil. Di Indonesia, Bandung merupakan salah satu kota yang ikut andil dalam perkembangan industri musik di tanah air. Banyak musisi dan komunitas dengan berbagai aliran musik lahir di kota kembang ini. Di Kota Bandung sendiri, musik sudah menjadi lifestye masyarakatnya. Selain kuliner dan fashion, gaya hidup bermusik sudah tidak dapat terpisahkan atau bahkan dihilangkan. Beberapa event musik pun sering digelar di Kota Bandung. Animo masyarakat akan musik terlihat jelas pada saat eventevent tersebut diselenggarakan. Musik mempertemukan masyarakat kalangan bawah hingga kalangan atas dalam sebuah pertunjukan musik. Maka, dibutuhkan sebuah “Concert Hall” untuk mewadahi para musisi dan penikmat musik lainnya dalam sebuah pertunjukan musik. Dengan adanya Concert Hall yang memenuhi standar dari sebuah gedung pertunjukan musik, Kota Bandung dapat menyelenggarakan pertunjukan musik dengan skala yang lebih besar dan tentunya hal tersebut berpotensi untuk menarik perhatian dunia

    PERFOMA BIOCONC DALAM PENINGKATAN KUALITAS BETON

    Get PDF
    ABSTRACTHigh strengh concrete is a concrete that has high compression strengh that used cement replacement materials to increased compression strengh. Cement replacement materials that usually used is silica fume and fly ash. In this paper, we observed the perfomance of high strengh concrete with OPC cement based material and silica fume as cement replacement (insertion), compared with Bioconc as micro-filler insertion, and also compared with paralel perfomance of both silica fume and Bioconc together in a concrete mix.  The variation of silica fume that used is 0%, 5%, 7,5% and 10%. Beside that, the variation of silica fume will be make as two variation, such as concrete with Bioconc and concrete without Bioconc to find out the influence of Bioconc. The w/c used is 0,25% from weight of binder, whereas to make a good workability then used superplasticizer. The variation of superplasticizer is find out by trial in the laboratory. The testing conducted at the age 1, 3, 7, 14, 21, 28 is compression strengh of paste, compression strengh of mortar, and compression strengh of concrete beside that at concrete specimen will be split and porosity test. From the result of research, the highest compression strengh at 28 days (B7,5M) is 69,71 Mpa, whereas the silica fume optimum is at 7,5%. Addition of Bioconc has no effect at concrete density but has an effect at compressive strengh. With Bioconc addition the compressive strengh increased ± 30%. Bioconc more effective in stand alone micro filler use. Mix use between Bicoconc-another filler may reduce its perfomance.Keywords : High Strengh Concrete, Compressive strengh, Bioconc, Silica fume ABSTRAKSIDalam penelitian ini akan dibuat beton mutu tinggi dengan menggunakan material dasar semen OPC dan silica fume sebagai pengganti semen. Kadar silica fume yang digunakan adalah 0%, 5%, 7,5% dan 10%. Selain itu dari kadar silica fume tersebut akan dibuat dua variasi yaitu beton dengan Bioconc dan beton tanpa Bioconc untuk mencari tahu pengaruh dari Bioconc tersebut. Faktor air semen yang dipakai adalah 0,25% dari berat binder, sedangkan untuk membuat workabilitynya bagus maka digunakan superplasticizer. Kadar superplasticizer yang digunakan dicari lewat trial pengujian di laboratorium. Pengujian yang dilakukan pada umur 1, 3, 7, 14, 21, 28 adalah uji tekan pasta, uji tekan mortar dan uji tekan beton, selain itu pada benda uji beton umur 28 hari akan dilakukan uji split beton dan uji porositas.           Dari hasil penelitian didapatkan kuat tekan beton tertinggi pada umur 28 hari (B7,5M) adalah 69,71 MPa, sedangkan variasi silica fume yang paling optimum ada pada kadar 7,5%. Penambahan Bioconc tidak berpengaruh pada berat volume beton tetapi berpengaruh pada kuat tekan beton tersebut. Dengan penambahan Bioconc maka kuat tekan beton meningkat sebesar ± 30%Kata Kunci :  Beton Mutu Tinggi, Kuat Tekan, Bioconc,  Silica fum

    Fenomena Korosi Antarmuka Sekrup pada Dynamic Compression Plate dan Locking Compression Plate untuk Restrukturisasi Tulang

    Get PDF
    Sekrup yang dipasangkan pada pelat implan, baik Dynamic Compression Plate (DCP) dan Locking Compression Plate (LCP) berfungsi untuk menyambungkan bagian tulang yang patah dalam tubuh manusia. Implan terbuat dari material Stainless Steel 316L yang ditanamkan pada tubuh manusia dalam jangka waktu yang cukup panjang, yang berpotensi akan terkorosi baik pada sekrup maupun pelat. Pengujian korosi dilakukan dengan metode polarisasi menggunakan media korosif berupa larutan NaCl 0,9%. Metalografi dilakukan untuk mengetahui fenomena korosi yang terjadi pada permukaan spesimen dan uji keras mikro Vickers dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji kekerasan spesimen sebelum dan sesudah terkorosi. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa sekrup LCP yang dipasangkan pada pelat LCP mempunyai nilai laju korosi dan luas daerah yang lebih kecil dibandingkan dengan sekrup DCP yang dipasangkan pelat DCP. Hasil pengujian kekerasan pada pelat DCP sebelum dan sesudah terkorosi mempunyai nilai kekerasan yang berbeda cukup signifikan sedangkan pelat LCP nilai kekerasan sebelum dan sesudah terkorosi relatif sama. Pada sekrup DCP yang dipasangkan pelat DCP terjadi Pitting Corrosion, Crevice Corrosion, dan SCC (Stress Corrosion Cracking) yang menimbulkan retak mikro, sedangkan sekrup LCP yang dipasangkan pelat LCP terjadi Pitting Corrosion, dan Crevice Corrosion namun tidak menimbulkan retak mikro
    corecore