682 research outputs found
Religious-Magic Beliefs of the Sasak Community in East Lombok-NTB
This study presents another uniqueness of the Sasak people of Lombok, NTB, especially with regard to the picture of religious-magical beliefs that are still attached to this day. One of the aims of this research is to provide an overview of the variety of Indonesian culture that differs from region to region. The research approach used in this study is a qualitative approach with ethnographic methods. The results showed that in the Sasak community in particular and in Jerowaru District in particular, the spatial aspect of this study showed that the community still had magical religious beliefs which were believed in almost all areas of life, starting from farming, when building buildings, determining good days and so on
Apa sainsnya petua, azimat dan nujum?
Masyarakat Melayu sekian lama telah didendangkan dengan segala ilmu lama daripada nenek moyang mereka. Ilmu
orang-orang Melayu ini dizahirkan dalam bentuk petua, azimat, bernujum dan banyak lagi yang dianggap sebagai suatu
yang kolot, tidak rasional dan tidak mempunyai nilai sains. Penjajahan Tanah Melayu oleh Portugis, Belanda dan Inggeris
telah menjadi pencetus kepada budaya ilmu berorientasi barat dalam kalangan orang Melayu. Inggeris sebagai contoh telah
membuka sedikit ruang kepada golongan elit Melayu mengikuti pengajian beroriantasikan Barat, secara tidak langsung
telah mula mengubah persepsi masyarakat Melayu terhadap ilmu tradisional Melayu serta mereka ini mula menilai semula
ilmu tradisional Melayu berasaskan nilai baru yang dipelajari. Dalam makalah ini diperjelaskan aspek-aspek sains dan
teknologi amnya dan matematik khususnya dalam ilmu petua, nujum dan azimat. Aspek ini bukanlah hanya kerana mahu
memadankan ilmu ini dengan ilmu sains sekarang tetapi mahu penyelidik sekarang melihat ilmu ini daripada sisi dan
sudut yang berlainan. Aspek sains dan matematik yang dapat dilihat adalah seperti pengiraan hari dalam pembinaan
rumah, pemberian nama anak berdasarkan tarikh lahirnya dan pengiraan bintang-bintang disentuh dalam makalah ini
PENGOBATAN TRADISIONAL DALAM NASKAH-NASKAH MINANGKABAU: Inventarisasi Naskah, Teks dan Analisis Etnomedisin
Minangkabau old manuscripts have various texts such as Islamic text, history, literature, local custom and tradition, and traditional healing and medicines. The texts on Islam, literature, and local custom have been rapidly studied, but the texts on traditional healing and medicines recieved very little interests and studies.Utilizing the philological approach and etnomedicine, this research was conducted to cover the lack of studies on the texts of traditional healing and medicines which are found in Minangkabau old manuscripts. The data were collected through listing the manuscripts, transliteration and translation, textual criticism and interview. The collected data were analized by qualitative data analysis which was done through three pararel-systimatical steps; data reductions, data presentation and drawing the conclusion.From this research, it is found that the texts of traditional healing and medicines convey the information on Minangkabau traditional healing and medicine including the formula of the medicines and the method of traditional healing. Besides that, it helps to contextually comprehend the concept of illness and the method of healing in the cosmology of Minangkabau society
PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN SEBAGAI JIMAT
The Quran plays an important role in the survivel of humans. One of the various functions of the Quran as al-Syifa’ (antitode/medicine) has developed understanding which is manifested in the form of Quran talisman as solution to problems that intelligence cannot solve. The purpose of this study is to know how the background, forms, and arguments for using the verses of the Quran as amulets. The study sets out a library research using qualitative and analytical methods as its approach. This study explains that use of Quran text as a talisman is in the background by promptings or motives that direct them to a single purpose in order to preserve their survival. As for the forms of the lot it divides into two forms, as a mantra being read and also as a necklace or other writing in the basis arguments of hadith and clerical opinions. Abstrak: Al-Qur’an berperan penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Keberagaman fungsi al-Qur’an salah satunya sebagai Âal-syifa’ (penawar/obat), mengalami perkembangan pemahaman yang diwujudkan dalam bentuk jimat sebagai salah satu solusi bagi permasalahan-permasalahan yang tidak dapat terselesaikan oleh akal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana latar belakang, bentuk-bentuk, serta dalil-dalil penggunaan ayat-ayat al-Qur’an sebagai jimat. Penelitian ini berjenis library research dengan menggunakan metode kualitatif dan deskriptif analitis sebagai pendekatannya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa penggunaan ayat-ayat al-Qur’an sebagai jimat dilatar belakangi oleh dorongan-dorongan atau motif yang mengarahkannya pada suatu tujuan demi mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Adapun bentuk-bentuk penggunaannya terbagi menjadi dua bentuk, sebagai mantra yang dibacakan dan juga sebagai tulisan yang berbentuk benda yang ditempelkan, juga berupa kalung atau sebagainya dengan berlandaskan dalil-dalil berupa hadis dan pendapat ulama
Symbolism in Wafak Containing Al-Quran Roland Barthes's Semiotic Perspective
This article discusses research on symbolism in wafak containing the Koran in Muslim communities. Wafak has other derivations such as hizb, ruqyah, and amulet is the practice of prayer which is used as a means of endeavor for a servant to be more taqarrub to Allah SWT. The research method used is qualitative, with the type of research being library research. The results of this study are that the wafak of the Qur'an as a symbol of the form of a servant's endeavor to get closer to Allah SWT. In addition, wafak al-Quran can be justified in Islam by following several provisions, one of which is to believe that wafak cannot give any effect, but that can be realized only because of Allah's destiny alone and wafak is only one of the reasons
Syair “Nazam Usiat”: Gaya Bahasa dan Isi
Nazam Usiat is one of Mesjid Syeikh Sa’id Al-Khalidi Bonjol manuscripts collection. Besides stories, this manuscript contains Islamic advices and azimat. This article describe research result of metaphoric languages style and content analysis of Syair Nazam Usiat. The result shows that this manuscript use metaphor, simile, and unique diction. Otherwise, this text tells about Adam and Eve story, heaven and hell, and several advices in controlling lust.Â
Representasi Kepercayaan Popular Menerusi Filem Seram Tempatan
Kepercayaan masyarakat Melayu pada dasarnya berpusat kepada amalan tradisi yang diwarisi. Namun, setelah kedatangan sistem beragama di Nusantara, agama juga kemudiannya turut menjadi salah satu asas kepercayaan masyarakat Melayu. Berlaku suatu pertembungan di antara amalan kebudayaan tradisional dan amalan agama dalam masyarakat Melayu. Ini mewujudkan bentuk kepercayaan ketiga yang dikenali sebagai kepercayaan popular. Idea asal ini adalah daripada Mohd Taib Osman (1989) dalam membina model konseptual sistem kepercayaan masyarakat Melayu. Masyarakat Melayu mengamalkan ritual-ritual berdasarkan kepada kepercayaan popular berkenaan. Malah wujud semacam kecelaruan dalam kalangan masyarakat Melayu dalam menanggapi amalan-amalan kepercayaan popular ini sebagai amalan-amalan agama. Kajian ini melihat bagaimana kepercayaan popular ini direpresentasikan menerusi filem-filem bergenre seram tempatan dalam tiga fasa iaitu fasa pertama (1957-1967), fasa kedua (1980-1990) dan fasa ketiga (2001-2011). Selain daripada itu, transformasi representasi kepercayaan popular menerusi filem-filem seram tempatan menerusi tiga fasa ini juga dikenal pasti
Kontestasi Hadis Azimat di Masyarakat Online
Indonesia is known as a multicultural nation, such as culture, ethnicity, religion or anything else. As a monotheistic religion, Islam does not necessarily accept the diversity of cultures it encounters in Indonesia. Regarding amulets for example, as objects of cultural heritage that are believed to have power, Islam underlines with a red thread. The reason is, with tiny objects that are very vulnerable to bring users in polytheism. In addressing this common thread, diverse views and attitudes of Muslims emerge. This article discusses the amulet contestation in an online society. From the search results, obtained several references in the form of the Prophet's hadith, atsar companions, and opinions of scholars related to this talisman. The first two references, present information on permissibility as well as a ban on the use of talismans. While the latter is more about explaining core vocabulary which is considered as the key to understanding this issue. In terms of contestation that occurs in online communities, there are four trends that can be used as a planner of their attitude; scientific data, the objectivity of assessment, insight about talismans, and how to express opinions. Each suggests there are mutual influences and self-existence. Then at the level of their understanding of the Islamic text that exists, those who are allergic to amulets only stop at the hadith that forbids it. They are reluctant to explore more information about other traditions or explanations than the traditions they hold as the other online communities do.Keywords: Contestation, Amulet, Online Society, and Understanding Of Religion
Genealogi Petilasan Sunan Kudus: Representasi Masjid Wali Sebagai Ruang Dakwah Sunan Kudus Di Desa Jepang, Mejobo, Kudus
Dalam USAha memasyarakatkan Islam ke seluruh pelosok Kudus, Sunan Kudus tidak hanya menempakkan sentralitas penyiaran agama di kawasan Kauman tempat berdirinya Masjid al-Aqsha atau Masjid Menara Kudus. Salah satu tempat didirikannya masjid luar dari kawasan Kauman adalah Masjid Wali Al-Ma\u27mur Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, yang masih memiliki keterhubungan sejarah dengan Masjid Menara Kudus, yang pembangunannya bertarikh tahun 956 H (1549 M). Realitas ini tampak dari kesamaan tata ruang yang mengitari Masjid Wali Al-Ma\u27mur Desa Jepang. Peletakan kuburan orang-orang berpengaruh di zamannya diletakkan di belakang masjid serupa dengan ditempatkannya makam Sunan Kudus di belakang Masjid Menara Kudus
GENEALOGI PETILASAN SUNAN KUDUS: Representasi Masjid Wali Sebagai Ruang Dakwah Sunan Kudus di Desa Jepang, Mejobo, Kudus
Dalam usaha memasyarakatkan Islam ke seluruh pelosok Kudus, Sunan Kudus tidak hanya menempakkan sentralitas penyiaran agama di kawasan Kauman tempat berdirinya Masjid al-Aqsha atau Masjid Menara Kudus. Salah satu tempat didirikannya masjid luar dari kawasan Kauman adalah Masjid Wali Al-Ma’mur Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, yang masih memiliki keterhubungan sejarah dengan Masjid Menara Kudus, yang pembangunannya bertarikh tahun 956 H (1549 M). Realitas ini tampak dari kesamaan tata ruang yang mengitari Masjid Wali Al-Ma’mur Desa Jepang. Peletakan kuburan orang-orang berpengaruh di zamannya diletakkan di belakang masjid serupa dengan ditempatkannya makam Sunan Kudus di belakang Masjid Menara Kudus
- …