14 research outputs found

    Model Pembiayaan Baitul Maal Wa Tamwil dan Peranannya dalam Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)

    Full text link
    Model Pembiayaan Baitul Maal Wa Tamwil dan Peranannya Dalam Pembinaan Kesejahteraan Usaha Kecil Menengah (UKM)Azhar MuttaqinStaf Pengajar Program Studi Ahwal Syakhshiyyah, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang e-mail : [email protected] of Small and Medium Enterprises (UKM) are often not accompanied by the required capital adequacy. Banks are often unable to provide these needs because it's complicated procedure. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) as a financial institution of Sharia was designed from scratch as an institution in direct contact with the micro sector of the economy, be able to attract people to dynamically have coorperated with it. BMT will certainly play its role better so from time to time the number of users of financial services institutions is increasing.Just how far the role of what is taken and the transaction is evolving to sustain the development of UKM, the researcher conducted an analysis of documents and interviews with one of the BMT in the city of Malang, that is Kanindo Sharia. The results are shown to be role Kanindo a place in the small and medium business community. In addition to filing procedure easier, as well as the supervision of the coaching. Model of financing the most interest is murabaha, because the proposed product is not only of individual UKM but also to the interests of the consumer. Measure of success only on the two products, namely mudaraba and musharaka. Both the product itself also received attention and the great appeal of the UKM business community.Keywords : Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), Pembiayaan, Kanindo Syari'ah, Usaha Kecil Menengah (UKM)

    ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME PRISMA DAN LIMAS DI KELAS VIII SMP KAWUNG 2 SURABAYA

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh temuan-temuan dilapangan yang menunjukkan bahwa siswa kelas VIII-B SMP Kawung 2 Surabaya belum memahami topik-topik dalam matematika, salah satunya adalah menyelesaikan soal pada luas permukaan serta volume prisma dan limas. Adapun masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) Apakah jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang luas permukaan serta volume prisma dan limas. (2) Apakah penyebab siswa melakukan kesalahan tentang luas permukaan serta volume prisma dan limas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pada luas permukaan serta volume prisma dan limas, (2) penyebab siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal pada luas permukaan serta volume prisma dan limas. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa jenis kesalahan yang dilakukan siswa ada 4 yaitu (1) kesalahan yang berhubungan dengan konsep prisma dan limas meliputi (a) kesalahan dalam menggunakan dan menerapkan rumus, penyebabnya adalah siswa tidak teliti dan tidak dapat memahami maksud soal, (b) kesalahan dalam mencari luas permukaan limas, penyebabnya adalah karena siswa tidak paham tentang konsep luas permukaan limas, (c) kesalahan dalam mencari volume limas, penyebabnya adalah karena siswa tidak paham tentang unsur-unsur limas dan sekedar memasukkan angka ke dalam rumus, (d) kesalahan dalam menentukan alas dan tutup prisma, penyebabnya adalah karena siswa tidak cermat dalam memperhatikan gambar, (e) kesalahan dalam menentukan bentuk dari bangun yang diminta, penyebabnya adalah karena siswa tidak cermat dalam memperhatikan gambar. (2) kesalahan yang berhubungan dengan prinsip. Kesalahan prinsip yang ditemukan adalah meliputi: (a) Kesalahan menentukan rumus luas permukaan serta volume prisma dan limas, (b) Kesalahan dalam menggunakan Dalil phytagoras. (3) kesalahan yang berhubungan dengan operasi. Kesalahan operasi yang ditemukan adalah: (a) Kesalahan dalam menjumlahkan bentuk akar. (4) Kesalahan yang berhubungan dengan kealpaan. Kesalahan kealpaan yang ditemukan adalah meliputi: (a) Kerancuan dalam menuliskan rumus, (b) Kerancuan dalam mengerjakan soal

    Gambaran Time Perspective Pada Narapidana Narkoba Sebagai Evaluasi Pembinaan Di Lapas Kelas IIa Jember

    Get PDF
    Time perspective dalam pemikiran manusia merupakan aspek mendasar yang mempengaruhi keputusan untuk bersikap atau berperilaku. Penelitian ini mendeskripsikan kecenderungan time perspective pada narapidana narkoba yang menghuni Lapas Kelas IIA Jember dengan menggunakan dimensi yang meliputi masa lalu (saat mengonsumsi narkoba), masa sekarang (saat menghuni Lapas), dan masa depan (rencana/target hidup setelah bebas). Temuan tentang time perspective tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar dalam pengevaluasian pembinaan narapidana narkoba yang telah dilaksanakan. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan 7 informan, yaitu Kasi Binadik Lapas, 5 narapidana narkoba, dan 2 narapidana narkoba residivis. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi dokumentasi yang kemudian dianalisis dengan teknik flow chart analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pembinaan narapidana narkoba di Lapas Kelas IIA Jember tidak berbeda dengan narapidana lainnya. Dari 7 aspek pembinaan yang dirumuskan, hanya ada 5 aspek yang berjalan sedangkan aspek intelektual dan konseling/rehab tidak dijalankan karena faktor overcapacity. Kondisi time perspective narapidana sebelum dan saat menghuni Lapas terjadi perubahan dari present hedonistic menjadi future. Perubahan time perspective semenjak berada di dalam Lapas cenderung ke arah yang lebih baik (future) sehingga secara tidak langsung juga mempengaruhi pengambilan keputusan dalam bersikap dan berperilaku. Namun, setelah narapidana bebas dari Lapas, time perspective berubah kembali menjadi present hedonistic sehingga memperbesar peluang untuk kembali mengonsumsi narkoba. Mengacu pada hal tersebut, diketahui bahwa efek pembinaan cenderung bersifat sementara. Sebagai upaya untuk meminimalisir terjadinya hal tersebut, maka dapat dilakukan beberapa evaluasi pembinaan narapidana narkoba di antaranya pengoptimalisasian sistem rolling, revisi kebijakan partisipasi pembinaan serta pengadaan perpustakaan berjala

    ANALISIS EFEK MEDIA INDEPENDENT HANDOVER TERHADAP JARINGAN WIMAX DAN WLAN

    Get PDF
    ABSTRAKSI: Perkembangan teknologi komunikasi wireless dewasa ini berkembang sangat pesat. Berbagai teknologi wireless telah dapat berkomunikasi tidak hanya untuk suara (voice), tetapi juga untuk gambar (video) dan data dengan tingkat mobilitas yang tinggi Teknologi Broadband wireless access (BWA) yang telah ada seperti WiMAX dan WLAN menawarkan kepada user masing masing kelebihan karakteristiknya. Perubahan karakteristik antara jaringan WiMAX ke WLAN atau sebaliknya dapat mengakibatkan perubahan nilai terhadap bandwith dan delay propagasi sehingga menyebabkan penurunan Quality of Service (QoS) dan terganggunya performansi jaringan. Media Independent Handover (MIH) terjadi pada user yang mengalami perpindahan antara jaringan WiMAX dan jaringan WLAN, dikenal juga sebagai vertical handover. Media Independent Handover memungkinkan terjadinya perpindahan user dengan mobilitas tinggi diantara jaringan data rate tinggi dan coverage area yang kecil dengan jaringan data rate rendah dan coverage area yang luas. Pada Tugas akhir ini akan disimulasikan jaringan WiMAX dan jaringan WLAN dengan menggunakan bantuan program Network Simulator 2 (NS2), kemudian akan dianalisa mengenai performansi dan efek dari media independent handover antara jaringan WiMAX dan jaringan WLAN.Kata Kunci : wireless, WiMAX , WLAN, Media Independent Handover.ABSTRACT: Nowadays, the development of wireless communication technology increases quickly. The variety of wireless technology is able to communicate not only for voice, but also for video and data with high mobility. Broadband Wireless Access (BWA) technology existed such as WiMAX and WLAN offer their special characteristic. The change of characteristic between WiMAX network to WLAN or vice versa can cause the change of value toward bandwidth and delay propagation. Therefore, it causes Quality of Service (QoS) decline and network performance disorder. Media Independent Handover (MIH) occurred to the user experiencing the movement between WiMAX network and WLAN network called vertical handover. Media Independent Handover enables the transfer of user with high mobility among high rate data network and narrow coverage area and also low rate network data and wide coverage area. In this paper WiMAX and WLAN network was simulated by Network Simulator 2 (NS2) program, and then the performance and effect of Media Independent Handover between WiMAX network and WLAN network was analyzed.Keyword: wireless, WiMAX , WLAN, Media Independent Handover

    Tahlil Akhlaqiyatil A'maal At-Tijariyah fil Islam wa Atsaruha fil Hukmi (Diraasah Aqdu Khidmati Taswir Goiru Mahdudah wa Daf'uhaa Kamaa Turiid fi Kayyisa Home Studio Bogor)

    Get PDF
    One of the effects of the competitive price reduction for photography services is the emergence of a new concept, this concept is “pay-what-you-wish”. This thesis aims to explore the implementation of photography activities at Kayyisa Home Studio and analyze it from the perspective of Business Ethics in Islam. In this research, the author employs a qualitative descriptive methodology. Among the findings of this study is that the application of the "pay-what-you-wish" photo concept at Kayyisa Home Studio entails providing customers the opportunity to take unlimited photos within a 30-minute time frame, utilizing a selfie studio approach that involves customers using a remote control to operate the camera, enabling them to capture photos on their own whenever they are ready. Moreover, the "pay-what-you-wish" concept at Kayyisa Home Studio involves setting a minimum price that customers are required to pay, rather than an absolute "pay-what-you-wish" arrangement. The studio's use of this concept in their marketing communication is not intended to deceive customers, but rather to capture the attention of those interested in photography services offered by Kayyisa Home Studio. The execution of photography activities at Kayyisa Home Studio, as viewed through the lens of Business Ethics in Islam with the adoption of the "pay-what-you-wish" photo concept, aligns with Islamic principles and is permissible in its application. Keywords: Akhlaq, Business Ethics, Photo, Photography

    Pemutihan Karang Akibat Pemanasan Global Tahun 2016 terhadap Ekosistem Terumbu Karang: Studi Kasus di TWP Gili Matra (Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan) Provinsi NTB

    Full text link
    Increased sea surface temperatures due to global warming that occurred from the early to mid 2016 caused of coral bleaching in several locations in TWP Gili Matra. Observations of coral bleaching obtained from coral colonies compotition affected by bleaching (50%), white (18%), death (1%) and was not affected (31%). These implications resulting decline in coral cover but not significant (F (1,013) = 0.333, p > 0.05) from 23,43% ± 2,61 SE in 2012 to 18,48% ± 4,14 SE in 2016 and a significant decrease (P (58,06) = 3,8e-06) recruitment of coral (coral Juvenil) from 6,66 ind.m-1 ± 1,04 SE in 2012 to 1,41 ind.m-1 ± 0,16 SE in 2016. the other impact is a significant reduction (P(20.84) = 0,00053, p <0,001) the abundance of reef fish from 28.733,26 ind.ha-1 ± 3.757,89 SE in 2012 to 11.431,18 ind.ha-1 ± 702,53 SE in 2016 and a decline in the biomass of reef fish but not significant (F (0,58) = 0,46, P> 0.05) from 506,56 kg.ha-1 ± 99,05 SE in 2012 to 438,41 kg.ha-1 ± 45,69 SE in 2016. The decline of coral recruitment resulted in the recovery of the affected areas bleaching becomes slow because of the juvenile new coral mostly dead. The second impact of bleaching is an abundance of fish decrease, indicating that is available only fish big size (adult) and very less of small fishes, including juvenile

    STRATEGI PEMERINTAH KABUPATEN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN UMKM DESA DAN MENGATASI PENGANGGURAN GENERASI Z DI KELURAHAN RAWAGEMPOL WETAN KABUPATEN KARAWANG

    Get PDF
    Generasi Z adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1995 sampai dengan tahun2010 masehi permasalahan berdasarkan observasi, permasalahan abstrak terjadi adalah masadepan generasi Z, dimana pada generasi tersebut pendidikan rata – rata nya adalah tamatanSMA, nasib generasi Z kini kurang mendapat kejelasan, diantara mereka yang lulusan SMAtidak ingin terjun ke dunia pertanian sedangkan untuk bersaing mencari pekerjaan di industrisulit, begitu pula UMKM desa yang kurang mendapat dukungan dari pemerintah baik daripengurusan perizinan dan pemasaran, tentunya hal ini menjadi tanggung jawab pemerintahuntuk mensukseskan program penaluran kerja, program permberdayaan UMKM, dan programPembangunan Pertanian (Kostra Tani).Kata kunci—3-5 kata kunci, Generasi Z, UMKM, Pemerintah Z Generation is the generation that was born in the period 1995 to 2010 problemsbased on observations, abstract problems occur is the future of generation Z, where in thatgeneration the average education is high school graduates, the fate of generation Z is now lessclear, among those who are high school graduates do not want to enter the world of agriculturewhile competing for jobs in industry is difficult, as well as village MSMEs that do not getsupport from the government both from licensing and marketing, of course this is thegovernment's responsibility to succeed in job schemes empowerment of MSMEs, and theAgricultural Development program (Kostra Tani).Keywords — 3-5 keywords,Z Generation , UMKM, governmen

    BIODIVERSITAS IKAN KARANG DI WILAYAH BENTANG LAUT LESSER SUNDA BANDA (KAB. FLORES TIMUR, ALOR DAN MALUKU BARAT DAYA), INDONESIA

    Get PDF
    Sebanyak 62 titik penyelaman dilakukan untuk memberi gambaran mengenai ikan karang yang terdapat di wilayah perbatasan Propinsi NTT dan Maluku di Indonesia. Tutupan karang hidup menunjukan umumnya kondisi tutupan karang berada pada kategori baik dengan nilai rata-rata 62,51%. Ikan karang yang ditemukan dalam survei ini terdiri dari 468 spesies dalam 47 Famili ikan karang dimana biomassa ikan karang tertinggi terdapat Kab. MBD (Rata-rata 12.476,32 Kg/Ha) sedangkan yang terendah terdapat di Kab. Flores Timur (rata-rata 652,83 Kg/Ha). Nilai Kelimpahan ikan karang tertinggi terdapat di Kab. MBD (rata-rata 13.308 Ind/Ha) dan yang terendah terdapat di Kab. Flores Timur (rata-rata 1.502.23 Ind/Ha). Struktur komunitas ikan karang berdasarkan indeks shanon-weinner (H’) berada kategori sedang, nilai indeks keseragaman (E) masuk kategori labil dan nilai dominansi (C) masuk dominansi rendah sehingga ekosistem masih dalam kondisi baik. Kesamaan spesies ikan karang menggunakan hasil cluster analysis pada taraf penskalaan 66,37 % dan MDS (Multi Dimensional Scalling) mengelompokkan ikan karang kedalam 2 grup yaitu ikan karang di wilayah Kab. Alor dan Flores Timur dan Kabupaten Maluku Barat Daya di kolompok lainnya. Hasil dari analisis klatser dan MDS memperlihatkan Kab. Alor dan Flores timur di Provinsi NTT yang masuk wilayah geografis Lesser Sunda memiliki perbedaan ikan karang dengan Kab. Maluku Barat Daya di Provinsi Maluku yang secara geografis masuk area Banda seascapes. Secara keseluruhan ikan karang di Kab. MBD memiliki potensi yang sangat tinggi dilihat dari kelimpahan, biomasa dan nilai ekologi lainnya. Lokasi ini bisa dikembangkan menjadi sumber protein hewani yang potensial bagi masyarakat disana maupun tingkat nasional.Kata kunci: Ikan karang, Biomassa, kelimpahan, Lesser sunda, Flores Timur, Alor, Maluku Barat Daya. REEF FISHES BIODIVERSITY OF LESSER SUNDA-BANDA SEASCAPE (EAST FLORES, ALOR AND SOUTH WEST MALUKU DISTRICT) IN INDONESIAABSTRACT A total of 62 dive sites were made to provide an overview of reef fish found in the border region of the Province of NTT and Maluku in Indonesia. Live coral cover shows the general condition of the coral cover is in good category with an average value of 62.51%. Reef fish found in this survey consists of 468 species in 47 Famili reef fish reef where fish biomass is highest Kab. MBD (average 12.476,32 kg.ha-1), while the lowest was in the district. East Flores (an average of 652,83 kg.ha-1). The value of reef fish abundance is highest in the district MBD (average 13.308 ind.ha-1) and the lowest was in the district East Flores (average 1.502,23 ind.ha-1). Reef fish community structure based-weinner Shannon index (H') was the medium category, evenness indice value (E) in the category volatile and the value of dominance (C) enters a low dominance so that the ecosystem is still in good condition. The similarity of species of reef fish using cluster analysis results at the level of scaling 66.37% and MDS (Multi Dimensional Scaling) breaks down into two groups of reef fish that reef fish in the district Alor and East Florest and district of Southwest Maluku in other group. Results of the cluster analysis and MDS showed Alor and East Flores regency in NTT Prvince incoming Lesser Sunda seascapes have different reef fish by the District of Southwest Maluku in Maluku Province incoming Sunda Banda seascapes. Overall reef fish in the district. MBD has a very high potential views of abundance, biomass and other ecological values. This location can be developed into a potential source of animal protein for the people there as well as national level. Keywords: Reef fishes, biomass, abundance, Lesser Sunda, sunda banda seascap
    corecore