150 research outputs found

    LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

    Get PDF
    Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu langkah yang dapat memberikan pengalaman berharga kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan kemampuannya baik secara akademis maupun dengan tujuan untuk menerapkan hasil kerja nyata kuliah di UNY demi kemajuan pendidikan. Kegiatan PPL ini bertujuan untuk mendapatkan pengalaman dalam bidang pembelajaran dan administrasi di sekolah atau lembaga sehingga penyusun dapat mengenal, mempelajari, dan memahami permasalahan yang terjadi di sekolah baik yang terkait dengan proses pembelajaran maupun kegiatan administrasi kelembagaan yang nantinya dapat dijadikan sebagai bekal untuk menjadi calon tenaga pendidik. Mahasiswa diharapkan mampu untuk memiliki nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan sebagai seorang pendidik. Mahasiswa belajar mengenal sekolah dengan persoalan yang ada dan memberikan kesempatan untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari dan mengembangkannya di masyarakat. Dalam hal ini, penyusun melaksanakan praktik pengalaman lapangan di SMA Negeri 7 Yogyakarta. Program PPL meliputi beberapa kegiatan, antara lain: persiapan mengajar, observasi kelas, pembuatan perangkat pembelajaran (RPP) dan kisi-kisi penilaian, praktik kegiatan belajar mengajar, membuat media pembelajaran, dan penilaian. Sebelum mahasiswa diterjunkan ke sekolah, mahasiswa terlebih dahulu mendapatkan pembekalan dan kuliah micro teaching sebagai modal awal pengalaman mengajar dan merupakan salah satu syarat untuk mengikuti PPL. Kegiatan praktik mengajar dilaksanakan di kelas X-6, X-8, XI IPA 5, dan XI IPA 6. Metode mengajar yang digunakan adalah ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan, dan demonstrasi. Media yang digunakan dalam pembelajaran berupa media papan tulis, spidol, kapur tulis, statif, beban, tali, serta peralatan lain yang menunjang pelaksanaan kegiatan praktikum. Kegiatan PPL ini telah banyak memberikan manfaat kepada mahasiswa berupa pengalaman, pengetahuan, dan wawasan baru seputar dunia sekolah dan segala permasalahan yang terjadi. Selain itu mahasiswa juga semakin mengenal lingkungan sekolah dan berbagai macam proses kegiatan yang ada. Sekolah juga merupakan tempat melatih kemampuan mahasiswa untuk dapat menjalin hubungan baik, berinteraksi dengan pihak-pihak terkait dalam rangka proses belajar mengajar di sekolah. Untuk ke depannya, diharapkan hubungan antara pihak SMA Negeri 7 Yogyakarta dengan UNY dapat terjalin dengan baik

    Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa di Kelas Bilingual SMP Negeri 1 Bantul dengan Model Cooperative Learning teknik Course Review Horay

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan model Cooperative Learning teknik Course Review Horay dan meningkatkan motivasi belajar matematika siswa di kelas bilingual SMP Negeri 1 Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan oleh peneliti dan dibantu oleh tiga orang pengamat. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIA (kelas bilingual) SMP Negeri 1 Bantul tahun ajaran 2009/2010 dengan banyak siswa yaitu 28. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Instrumen penelitian yang digunakan adalah peneliti, lembar observasi, angket dan pedoman wawancara. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dipakai adalah observasi, angket, wawancara dan dokumentasi. Langkah-langkah dalam analisis data yaitu melalui reduksi data, triangulasi, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan model Cooperative Learning teknik Course Review Horay di kelas VII A (kelas bilingual) SMP Negeri 1 Bantul telah terlaksana dan dilakukan dengan tahapan yaitu diskusi kelompok, presentasi kelompok, siswa bersorak ā€œhoreā€ jika mereka dapat menjawab pertanyaan dalam Course Review Horay dengan benar dan adanya penghargaan kelompok atau individu. Dari hasil angket dan observasi menunjukkan bahwa motivasi belajar matematika siswa diakhir siklus telah mencapai kategori sangat tinggi yaitu dengan persentase 82,85% dari hasil angket dan 83,10% dari hasil observasi. Peningkatan motivasi belajar tersebut juga dapat dilihat dari peningkatan setiap aspek motivasi belajar siswa. Dari data tersebut, diketahui bahwa indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan model Cooperative Learning teknik Course Review Horay di kelas VIIA (kelas bilingual) SMP Negeri 1 Bantul dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa. Kata Kunci : motivasi belajar matematika, kelas bilingual, Course Review Horay xi

    Reorientasi Politik Hukum Pengelolaan Wilayah Kelautan di Daerah Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah: Mendukung Visi Negara Maritim di Daerah

    Get PDF
    Archipelago are divided into provincial regions and these provincial regions shall be divided into districts and cities, as a unitary state is a consequence of the geographical condition of Indonesiaā€™s maritime territory very wide, approximately 2 / 3 area of the country in the form of oceans. Indonesia was internationally recognized as the State Maritime defined in UNCLOS 1982 which authorizes and expands Indonesian waters with all the provisions that follow. Law politics government now trying to restore the paradigm of the development with a vision of strengthening maritime country, but Article 27 of Law No. 23 Year 2014 on Regional Government requires management of marine areas no longer in the blood of an autonomous government but the provincial government. what the purpose of Article 27 of Law No. 23 of 2014 and whether the politics of law Article 27 of Law No. 23 of 2014 in the management of marine areas in the region in accordance with national law politics? especially in realizing the vision of a maritime nation. The authority of the management of marine areas in the region has shifted from the authority of the government district / city under the authority of the provincial government as a result of the symptoms of centralization of Law No. 23 of 2014, when examined this case is contrary to the principle of local autonomy, so that needs to be re-examined legal political government to rebuild vision Indonesia as a pluralistic character of the State Maritime for society as a main pillar to build a maritime country has been made uniform in Law No. 23 of 2014. Key words : Marine Management, Legal Politics Maritime Country, Centralization of Law No. 23 Year 201

    HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INDIVIDU, BEBAN KERJA DAN SHIFT KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PERAWAT DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

    Get PDF
    Kelelahan akibat kerja merupakan permasalahan penting dari manajemen rumah sakit terkait sumber daya manusia. Perawat sangat rentan menderita kelelahan akibat beban kerja (fisik dan mental), shift kerja, keseluruhan tanggung jawab, faktor psikologi dan organisasi yang harus dijalaninya. Kondisi ini dapat menimbulkan penurunan efisiensi kerja, ketrampilan serta peningkatan kecemasan atau kebosanan. Berdasarkan hasil survei pendahuluan kepada 14 perawat di 14 bangsal RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang mengalami gejala kelelahan kerja seperti capek, pegal-pegal, pusing, keringat berlebih dan gangguan tidur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor individu, beban kerja, dan shift kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 138 perawat dan sampel 58 perawat menggunakan tehnik Proportionate stratified random sampling. Pengambilan data dilakukan menggunakan pengukuran reaction timer, pulsemeter dan angket NASA-TLX. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan bahwa variabel yang berhubungan adalah usia(Ļ-value =0,019), masa kerja (Ļ-value =0,006), beban kerja mental (Ļ-value =0,027), dan shift kerja (Ļ-value =0,036). Variabel yang tidak berhubungan adalah jenis kelamin (Ļ-value =1,000), status pernikahan (Ļ-value =0,200), status gizi (Ļ-value =0,966), dan beban kerja fisik (Ļ-value =0,691). Dengan demikian pihak rumah sakit perlu mengaturshift kerja yang seragam di setiap bangsal, memberikan penyuluhan terkait kelelahan kerja, dampak serta pencegahannya Kata Kunci: Faktor Individu, Beban Kerja, Shift Kerja, Kelelahan Kerj

    TEACHING AND LEARNING PRONUNCIATION TO THE 4th GRADERS OF SDN NGORESAN USING COMMUNICATIVE LANGUAGE TEACHING

    Get PDF
    This final project is written based on the job training which has been done in SDN Ngoresan, Surakarta. This report discusses the process of pronunciation teaching and learning, and also the encountered problem accompanied with the solution. The step in pronunciation teaching consists of four stages. There are motivation strategy, presentation strategy, skill practice and assessment. Motivation strategy is the first stage in which the teacher encourages studentsā€™ motivation in order that teaching and learning process can be conducted effectively. Presentation strategy is held to deliver the materials and give examples how to pronounce words correctly. The next stage is skill practice in which the teacher gives several exercises to the students. After doing the exercises, the teacher gives feedback or correction to the studentsā€™ performance. This stage is called assessment. There are many problems appearing during the teaching and learning process such as accent influence, students' bad attitude, low motivation, insufficient allocated time, big class, and limited material as well as facility. To overcome those problems, the writer gives several solutions and suggestions to improve the quality of English pronunciation teaching and learning. To solve affecting accent problem, the writer makes activities that give more chances to the students to produce sounds actively. Dealing with the studentsā€™ bad attitude, the writer tries to change the studentsā€™ negative view toward target language community by explaining the good aspect of their culture. The writer also encourages the studentsā€™ motivation by introducing the significance of English, especially pronunciation. Because of insufficient allocated time, the writer makes activities that suit to the allocated time. Big class causes disorder atmosphere to appear. To handle this, the writer stops the class until the students settle down and also warns the students who behave harmfully. To overcome limited material and facility, the writer makes appropriate material and searches materials from many resources

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL AUDITORY INTELECTUALY REPETITION (AIR) DAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW)

    Get PDF
    Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasy experiment) yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Bittuang yang diajar menggunakan model pembelajaran Auditory Intelectually Repetition (AIR), mengetahui hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Bittuang yang diajar menggunakan model pembelajaran Think Talk Write (TTW), mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Auditory Intelectually Repetition (AIR) dan model pembelajaran Think Talk Write (TTW). Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VIIIa dan Kelas VIIIb SMP Negeri 5 Bittuang Tana Toraja. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan tes hasil belajar biologi siswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada model pembelajaran Auditory Intelectually Repetition (AIR) berada pada kategori sangat tinggi dengan nilai rata-rata yakni 76,40 sedangkan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) berada pada kategori sedang dengan nilai rata-rata yakni 64,79. Selain itu data hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara model Pembelajaran Auditory Intelectually Repitition (AIR) dengan kelompok model pembelajaran Think Talk Write (TTW) pada materi sistem gerak pada manusia di kelas VIII SMPN 5 Bittuang Tana Toraja tahun ajaran 2017/2018

    PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 1 GOWA

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media PowerPoint terhadap hasil belajar siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Gowa. Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Gowa. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X IPA1 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X IPA2 sebagai kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar biologi siswa. Data diperoleh melalui tes hasil belajar. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Hasil analisis deskriptif nilai hasil belajar pada kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan media PowerPoint memiliki nilai rata-rata 89,70 dan hasil belajar pada kelas kontrol yang diajar tanpa menggunakan media PowerPoint memiliki nilai rata-rata 82,03. Hasil pengujian hipotesis diperoleh Sig. (2-tailed) = 0,000< Ī± = 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Gowa yang diajar dengan menggunakan media PowerPoint dan yang diajar tanpa menggunakan media PowerPoin

    Comparative Study on Teacher Training Education Policy and Practices in Qurā€™anic Schools: Case of Semi-Urban Rural and Remote Rural Settings in Banjarnegara Regency

    Get PDF
    This paper aims at describing the recent status of teacher training education policy and practices in 12 purposely selected Qurā€™anic Schools in 4 villages, which belong to Banjarnegara Regency in Central Java Province in Indonesia. The data was obtained through a field survey by using questionnaire instrument and open-ended interview to 12 school principals and 20 teachers of the Qurā€™anic schools. Teachersā€™ status degree at semi-urban rural area is more educated while the teachers at remote rural area are graduates from Qurā€™anic school who have no teacherā€™s certificate. In both areas, teachers mainly develop their professional teaching skills by self-learning due to very few in-service teacher trainings. Unlike teachers at formal schools, who are often offered teaching training by educational bureau in regency or province level, teachers at Qurā€™anic schools almost never receive teaching training. This findings suggest the local government to conduct intensive teacher training program for Quranic schools teachers in order to achieve better Islamic educational services
    • ā€¦
    corecore