79 research outputs found

    PERANAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN DISCOVERY LEARNING DALAM KEMAMPUAN PENGAJUAN MASALAH, BERPIKIR KRITIS DAN RESILIENSI MATEMATIS MAHASISWA

    Get PDF
    Guru dituntut mempunyai kemampuan untuk mengajukan permasalahan matematis yang baik serta mempunyai kemampuan berpikir kritis matematis. Hal ini di dukung oleh kebijakan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tahun 2018 yang mengharuskan guru untuk berperan dalam pembuatan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) serta kurikulum 2013 yang menekankan pada Higher-Order Thinking Skills. Hal ini tentunya harus ditangani secara maksimal, salah satunya adalah melatih calon guru dalam mengajukan permasalahan, berpikir kritis, serta resiliensi matematis. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis capaian dan peningkatan kemampuan pengajuan masalah (KPM), berpikir kritis (KBK), dan resiliensi matematis mahasiswa dalam pembelajaran berbasis masalah dan Discovery Learning berdasarkan kemampuan awal matematika (KAM) dan keseluruhan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah quasi eksperimen dengan desain pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika S1 pada salah satu PTS di provinsi Jawa Tengah, dan sampel dalam penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika semester II tahun akademik 2016/2017. Beberapa hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1) Tidak terdapat perbedaan capaian KPM, KBK dan resiliensi matematis dilihat dari KAM maupun keseluruhan, kecuali pada KBK kategori KAM tinggi. 2) Tidak terdapat perbedaan peningakatan KPM dan resiliensi matematis dilihat dari KAM maupun keseluruhan. 3) Terdapat perbedaan peningkatan KBK pada kategori KAM tinggi, sedang dan Keseluruhan. 4) Terdapat interaksi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Discovery Learning dengan KAM terhadap peningkatan KBK matematis mahasiswa. ;---A teacher is demanded to master the ability to pose good mathematical problems and to master critical thinking math. This statement is supported by the policy of Education and Culture Ministry (Kemendikbud) issued on 2018 which obligated teachers to participate in constructing tasks to be included in standardized-national examination (USBN) and implement the curriculum 2013 which is emphasized on HOTS. This is supposed to be done maximally; and one of the ways is by training the prospective math teachers in posing mathematical problems, critical thinking, and mathematical resilience. This study aims to analyze achivement and improvement in posing mathematical problems, critical thinking, and mathematical resilience through problem-based learning and discovery learning based on students’s mathematical basic knowledge. This study employs quasi-experimental with pretest-posttest control group design. The population of this study is the second smester students of Mathematics department at one of the private universities in Central Java. The sample of this study is the second semester students of Mathematics department in the academic year 2016/2017. The results of the analysis in this study are: 1) there is no difference in the achievement and improvement of posing mathematical problems and mathematical resilience of the students who were taught using problem-based learning and those who were taught using discovery learning in three categories of students’ mathematical basic knowledge (high, medium, and low), (2) there is a difference in the achievement of critical thinking of the students who were taught using problem-based learning and discovery learning in high students’ mathematical basic knowledge, (3) there is no difference in the improvement of critical thinking of the students who were taught using problem-based learning and those who were taught using discovery learning in low category of students’mathematical basic knowledge, (4) there is interaction between approach and students’ mathematical basic knowledge in the improvement of the students’ ability to think critically

    Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model Berjangkar (Anchored Instruction) Materi Luas Kubus dan Balok Kelas VIII

    Full text link
    Pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru-guru SMP pada materi luas kubus dan balok belum memperoleh hasil belajar siswa yang maksimal, karena yang dipelajari adalah bangun ruang tiga dimensi tapi disajikan dalam gambar dua dimensi yang statis, sehingga hasil belajar siswa kurang. Peneliti mencoba untuk menerapkan Anchored Instruction (AI) dengan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan model AI materi luas kubus dan balok siswa kelas VIII yang valid, (2) apakah perangkat yang dikembangkan valid, (3) keefektifan pembelajaran matematika dengan AI. Pengembangan dilakukan menggunakan modifikasi model pengembangan perangkat pembelajaran dari Thiagarajan. Pada tahap pengembangan dilakukan validasi?é?á dan uji coba lapangan, validasi dimaksudkan untuk mendapatkan perangkat yang valid dan uji coba lapangan dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas perangkat. Rancangan uji coba menggunakan Quasi-Experimental dengan menggunakan kelas VIII-D sebagai kelas uji coba dan kelas VIII-A sebagai kelas kontrol. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1)hasil belajar siswa, diperoleh dengan tes; (2)aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari hasil observasi; (3)motivasi belajar siswa yang diperoleh dari angket. Penelitian ini mengahasilkan perangkat pembelajaran yang valid dan hasil belajar siswa yang efektif. Pada uji ketuntasan hasil belajar dengan uji one-Sample T test diperoleh mean 83 dan Sig.(2-tailed) 0.000 yang berarti tuntas untuk batas KKM nilai 65 dan uji proporsi diperoleh hasil Zhitung lebih dari Ztabel, hal ini berarti siswa yang tuntas belajar lebih dari 80% yakni 91,4%. Pada uji regresi linear ganda diperoleh Y = -4,470 + 1,070X1 + 0,608X2 dan uji signifikasinya diperoleh bahwa aktivitas dan motivasi belajar siswa berpengaruh positif terhadap hasil belajar dengan R Square 40,3%. Diperoleh juga bahwa rataan nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 83 dan kelas kontrol sebesar 64

    Pengaruh Pembelajaran Problem Based Learning Dan Discovery Learning Terhadap Mathematical Problem Posing Siswa Smk Kelas XI

    Get PDF
    Kemampuan mengajukan masalah matematis penting dilatihkan kepada siswa karena memerlukan tingkat berpikir yang lebih tinggi dibanding sekedar memecahkan masalah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh PBL dan discovery learning terhadap Mathematical Problem Posing. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment yang dilakukan di salah satu SMK Kota Jepara. Hasil penelitia ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif PBL dan Discovery terhadap Mathematical Problem Posing. Selain itu, Mathematical Problem Posing kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol dan apabila dilihat dari peningkatan menggunakan N-gain kelas Problem Based Learning lah yang mempunyai dilai N-gain paling tinggi jika dilihat secara keseluruhan

    Minimum Competency Assessment Design to Improve Mathematical Literacy in Junior High Schools

    Get PDF
    Mathematical literacy ability is important in the process of learning mathematics at schools. Efforts to improve mathematical literacy skills mostly involve providing materials and integrating learning with an ethnomathematical approach and higherorder thinking skills (HOTs) related to real life. The minimum competency assessment (AKM) is one of the ways to photograph students’ numeracy skills so that students can face and understand the flow of information. This study aims to design AKM tools for junior high school students in the city of Semarang, with a focus on mathematics. The study included the administrators of the association of mathematics teachers and all junior high school mathematics teachers in the city of Semarang. A large-scale focus-group discussion was created. The results show that the AKM design has a positive influence on teachers. Since teachers receive contextual information more quickly, the form of AKM questions becomes up to date. Students, on the other hand, are happy as the questions are presented in the form of stories. Thus, students’ mathematics learning ability increases, this is indicated by students being able to understand information from AKM questions. Keywords: mathematical literacy, minimum competency assessment, HOT

    Pembuatan Soal AKM Berstandar PISA MGMP Matematika SMP Kabupaten Kudus

    Get PDF
    The aims of this community service are to be able to improve the ability of the teachers in the Mathematics MGMP of the Kudus Regency Junior High School in making AKM with PISA standards. This is necessary because one of the indicators used as a reference in the Ministry of Education and Culture (Kemendikbud) in assessing student learning is the PISA. PISA as an international assessment method is an indicator to measure the competence of Indonesian students at the global level. This is a challenge for education in Indonesia. So, it is necessary to have a way to test or assess the quality of learning outcomes that are appropriate and can be seen from various aspects of the lesson. This assessment is called the Minimum Competency Assessment, which will focus on information text literacy, data literacy and numeracy literacy, and character education. The results obtained from this service are the improvement of the skills of the Mathematics MGMP teachers at the Kudus Regency Junior High School in making the PISA standar

    Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model Berjangkar (Anchored Instruction) Materi Luas Kubus dan Balok Kelas VIII

    Get PDF
    Pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru-guru SMP pada materi luas kubus dan balok belum memperoleh hasil belajar siswa yang maksimal, karena yang dipelajari adalah bangun ruang tiga dimensi tapi disajikan dalam gambar dua dimensi yang statis, sehingga hasil belajar siswa kurang. Peneliti mencoba untuk menerapkan Anchored Instruction (AI) dengan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan model AI materi luas kubus dan balok siswa kelas VIII yang valid, (2) apakah perangkat yang dikembangkan valid, (3) keefektifan pembelajaran matematika dengan AI. Pengembangan dilakukan menggunakan modifikasi model pengembangan perangkat pembelajaran dari Thiagarajan. Pada tahap pengembangan dilakukan validasi?é?á dan uji coba lapangan, validasi dimaksudkan untuk mendapatkan perangkat yang valid dan uji coba lapangan dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas perangkat. Rancangan uji coba menggunakan Quasi-Experimental dengan menggunakan kelas VIII-D sebagai kelas uji coba dan kelas VIII-A sebagai kelas kontrol. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1)hasil belajar siswa, diperoleh dengan tes; (2)aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari hasil observasi; (3)motivasi belajar siswa yang diperoleh dari angket. Penelitian ini mengahasilkan perangkat pembelajaran yang valid dan hasil belajar siswa yang efektif. Pada uji ketuntasan hasil belajar dengan uji one-Sample T test diperoleh mean 83 dan Sig.(2-tailed) 0.000 yang berarti tuntas untuk batas KKM nilai 65 dan uji proporsi diperoleh hasil Zhitung lebih dari Ztabel, hal ini berarti siswa yang tuntas belajar lebih dari 80% yakni 91,4%. Pada uji regresi linear ganda diperoleh Y = -4,470 + 1,070X1 + 0,608X2 dan uji signifikasinya diperoleh bahwa aktivitas dan motivasi belajar siswa berpengaruh positif terhadap hasil belajar dengan R Square 40,3%. Diperoleh juga bahwa rataan nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 83 dan kelas kontrol sebesar 64. Kata Kunci : Pengembangan, Anchored Instruction, Luas Kubus dan Balo

    Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model Berjangkar (Anchored Instruction) Materi Luas Kubus dan Balok Kelas VIII

    Get PDF
    Pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru-guru SMP pada materi luas kubus dan balok belum memperoleh hasil belajar siswa yang maksimal, karena yang dipelajari adalah bangun ruang tiga dimensi tapi disajikan dalam gambar dua dimensi yang statis, sehingga hasil belajar siswa kurang. Peneliti mencoba untuk menerapkan Anchored Instruction (AI) dengan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan model AI materi luas kubus dan balok siswa kelas VIII yang valid, (2) apakah perangkat yang dikembangkan valid, (3) keefektifan pembelajaran matematika dengan AI. Pengembangan dilakukan menggunakan modifikasi model pengembangan perangkat pembelajaran dari Thiagarajan. Pada tahap pengembangan dilakukan validasi?é?á dan uji coba lapangan, validasi dimaksudkan untuk mendapatkan perangkat yang valid dan uji coba lapangan dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas perangkat. Rancangan uji coba menggunakan Quasi-Experimental dengan menggunakan kelas VIII-D sebagai kelas uji coba dan kelas VIII-A sebagai kelas kontrol. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1)hasil belajar siswa, diperoleh dengan tes; (2)aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari hasil observasi; (3)motivasi belajar siswa yang diperoleh dari angket. Penelitian ini mengahasilkan perangkat pembelajaran yang valid dan hasil belajar siswa yang efektif. Pada uji ketuntasan hasil belajar dengan uji one-Sample T test diperoleh mean 83 dan Sig.(2-tailed) 0.000 yang berarti tuntas untuk batas KKM nilai 65 dan uji proporsi diperoleh hasil Zhitung lebih dari Ztabel, hal ini berarti siswa yang tuntas belajar lebih dari 80% yakni 91,4%. Pada uji regresi linear ganda diperoleh Y = -4,470 + 1,070X1 + 0,608X2 dan uji signifikasinya diperoleh bahwa aktivitas dan motivasi belajar siswa berpengaruh positif terhadap hasil belajar dengan R Square 40,3%. Diperoleh juga bahwa rataan nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 83 dan kelas kontrol sebesar 64. Kata Kunci : Pengembangan, Anchored Instruction, Luas Kubus dan Balo

    IMPLEMENTASI MODEL HIPOTETIK PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERINTEGRASI BIDANG PRODUKTIF SISWA SMK BIDANG KEAHLIAN BANGUNAN

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Dapat ditemukan cara mengimplementasikan MHPT untuk menumbuhkan kesiapan berwirausaha siswa SMK kompetensi keahlian teknik konstruksi batu dan beton, (2) Dapat diketahui tingkat validitas, keefektifan dan keterlaksanaan implementasi MHPT untuk menumbuhkan kesiapan berwirausaha siswa SMK kompetensi keahlian teknik konstruksi batu dan beton, (3) Dapat diketahui respon guru dan siswa terhadap implementasi MHPT untuk menumbuhkan kesiapan berwirausaha siswa SMK kompetensi keahlian teknik konstruksi batu dan beton. Inti penelitian termasuk penelitian dan pengembangan (Research & Development), berorientasi pada pengembangan produk. Pengembangan model mengikuti pola pengembangan model Instructional Development Instititute (IDI). Prosedurnya: (1) Pra-pengembangan model pembelajaran, (2) Pengembangan model pembelajaran. Uji coba model meliputi: (1) Uji coba model pembelajaran, (2) Subjek uji coba model pembelajaran. Data dalam penelitian ini terdiri atas data kualitatif dan data kuantitatif. Instrumen penelitian terdiri: (1) Lembar validasi, (2) Lembar observasi, (3) Lembar observasi aktivitas siswa, (4) Lembar observasi kemampuan guru menerapkan model, (5) Angket respons siswa dan guru terhadap penerapan model. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif-kualitatif dengan memberikan narasi yang logis sesuai dengan tujuan penelitian. Kesimpulan penelitian: (1) Implementasi MHPT dapat dilakukan dengan cara membuat suplemen pembelajaran berupa: (a) Buku panduan implementasi model, (b) RPP terintegrasi, (c) Modul pembelajaran dan, (d) Jobsheet pembelajaran, (2) Tingkat validitas (ketepatan) implementasi tepat atau sangat tepat untuk menumbuhkan kesiapan siswa dalam berwirausaha, (3) Tingkat keefektifan implementasi adalah baik atau sangat baik untuk menumbuhkan kesiapan siswa dalam berwirausaha, (4) Tingkat keterlaksanaan implementasi adalah dalam katagori baik dan sangat baik untuk menumbuhkan kesiapan siswa dalam berwirausaha, (5) Respon guru terhadap implementasi adalah dalam katagori baik dan sangat baik untuk menumbuhkan kesiapan siswa dalam berwirausaha, (6) Respon siswa terhadap implementasi adalah dalam katagori baik dan sangat baik rangka untuk menumbuhkan kesiapannya dalam berwirausaha

    PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE BERBASIS BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS MATEMATIK SISWA SMP

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh produk perangkat pembelajaran dengan strategi TTW berbasis Blended Learning pada materi bangun ruang sisi datar yang valid. Subjek uji coba perangkat pembelajaran adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014. Metode yang digunakan untuk menilai perangkat digunakan validasi dan uji coba. Sebagai instrumen pengumpulan data adalah: (1) lembar penilaian validator terhadap perangkat pembelajaran; (2) tahap uji coba menggunakan: (a) lembar aktivitas siswa; (b) lembar angket respon siswa; (c) Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa yang telah divalidasi dan direvisi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) analisis deskriptif hasil penilaian validator terhadap perangkat pembelajaran; (2) rata-rata hasil aktivitas siswa selama pembelajaran; (3) rata-rata respon siswa terhadap perangkat pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian yaitu pengembangan perangkat yang meliputi: Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Siswa (BS), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Instrumen Tes Hasil Belajar (THB) adalah valid dan dapat digunakan berdasarkan penilaian ahli dan teman sejawat. Implementasi perangkat yang valid dapat tercapai. Penerapan perangkat pembelajaran yang dihasilkan efektif, hal ini dapat dilihat dari: (1) hasil belajar siswa melebihi KKM; ketuntasan klasikal; rata-rata aktivitas siswa; respon siswa terhadap perangkat pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran positif. (2) kontribusi aktivitas berpengaruh terhadap hasil belajar (3) Rata-rata nilai hasil belajar lebih tinggi dari KKM. serta adanya peningkatan kemampuan menulis matematik sehingga hasil belajar juga meningkat Kata Kunci: Pengembangan Perangkat, Strategi TTW, Blended Learning, Menulis Matemati

    Profil Penalaran Adaptif Siswa SMP dalam Menyelesikan Masalah Open-Ended Ditinjau dari Jenis Kelamin

    Get PDF
    Penalaran merupakan salah satu    kemampuan  yang penting dalam matematika. Salah satu jenis penalaran yaitu penalaran adaptif. Penalaran adaptif adalah proses berpikir logis yang menghubungkan kosep dengan situasi yang tidak hanya menarik kesimpulan, tetapi juga diberi alasan-alasan yang menunjang suatu kebenaran dari pendapat yang diberikan. Kemampuan tersebut dapat diketahui dengan memberikan suatu masalah kepada siswa. Salah satu jenis masalahnya yaitu masalah open-ended. Pada dasarnya kemampuan penalaran matematika anak itu berbeda-beda dalam menyelesaikan masalah matematika. Salah satunya dilihat dari jenis kelaminnya. Dari hal tersebut, maka peneti tertarik mengetahui gambaran kemampuan penalaran adaptif dari siswa laki-laki dan siswa perempuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bringin yang terdiri dari 2 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Data diambil  menggunakan tes tertulis dan wawancara yang dibuat berdasarkan  5 indikator kemampuan penalaran adaptif yang dikemukakan oleh Widjayanti, yaitu menyusun dugaan, memberikan alasan terhadap kebenaran suatu pernyataan, menarik kesimpulan dari suatu pernyataan, memeriksa kesahihan suatu argumen, dan menemukan pola pada suatu gejala matematis. Gambaran kemampuan penalaran adaptif yang dimiliki siswa mengacu pada kelima indikator tersebut. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah siswa   laki-laki ada yang memenuhi semua indikator dan ada juga yang hanya memenuhi indikator menemjkan pola pada suatu gejala matematis  . Sedangkan siswa perempuan hanya memenuhi satu indikator penalaran adaptif, yaitu menemukan pola pada suatu gejala matematis. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran adptif siswa laki-laki lebihbaik dari siswa perempuan
    • …
    corecore