18 research outputs found

    Pemanfaatan Pekarangan Sempit Untuk Budidaya Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Kelurahan Pati Kidul

    Get PDF
    Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan di tengah kondisi pandemi covid-19, berpengaruh pada peningkatan penggunaan obat–obatan tradisional. Warga Pati Kidul termasuk dalam kawasan perkotaan yang memiliki pekarangan sempit, namun tetap dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman obat keluarga (TOGA). Tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat Kelurahan Pati Kidul tentang budidaya tanaman TOGA di pekarangan sempit dan khasiat tanaman TOGA bagi kesehatan, serta menguasai cara budidaya TOGA. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di Kelurahan Pati Kidul pada 6 dan 13 November 2021, yang dilakukan dalam beberapa tahapan: 1) Koordinasi dengan mitra; 2) Edukasi melalui penyuluhan; 3) Praktik menanam; 4) Pemberian bantuan bibit TOGA. Koordinasi dengan mitra dilakukan untuk membahas teknis kegiatan, sekaligus persiapan alat dan bahan. Materi yang disampaikan dalam penyuluhan berupa Jenis-jenis tanaman TOGA, cara memilih bibit TOGA yang baik dan budidaya TOGA dalam POT untuk pekarangan sempit. Kegiatan pelatihan selanjutnya adalah praktik menanam TOGA. Dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu persiapan media tanam, penanaman dan pemeliharaan. Hasil dari pengabdian ini menambah pengetahuan Ibu-ibu tentang pemanfaatan pekarangan sempit perkotaan untuk ditanami TOGA dan pelatihan budidaya TOGA ini difokuskan pada pemilihan bibit yang baik, penyiraman dan pemupukan yang tepat serta penempatan polibag yang sesuai dengan syarat tumbuh benih

    PENGARUH JENIS BAHAN CAMPURAN DAN DOSIS KOMPOS AMPAS TAHU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans)

    Get PDF
    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2021 di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan kangkung (Ipomoea reptans) terhadap berbagai dosis kompos ampas tahu dan bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan kompos ampas tahu. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi dosis yaitu 0 g/plot, 75 g/plot, 150 g/plot, 225 g/plot dan 300 g/plot. Faktor kedua adalah campuran bahan pembuatan kompos yaitu dedak (A) dan pupuk kandang (B). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot kering total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara takaran kompos dengan bahan campuran yang digunakan dalam pembuatan kompos ampas tahu terhadap semua parameter pengamatan. Tanaman kangkung dengan dosis kompos ampas tahu sebesar 300 g/plot dan bahan campuran dedak signifikan memiliki pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot kering yang paling tinggi. Kata kunci : ampas tahu, dedak, kompo

    Identifikasi Komposisi dan Dominansi Gulma pada Lahan Terbuka dan Ternaungi Di Lahan Pasir Pantai Samas, Kabupaten Bantul, Yogyakarta

    Get PDF
    Usaha budidaya pertanian di lahan pasir pantai merupakan upaya ekstensifikasi dalam meningkatkan produksi pertanian. Sama halnya dengan praktik budidaya tanaman di lahan optimum, kehadiran gulma di lahan pasir pantai juga dapat menurunkan produksi tanaman. Pengelolaan gulma di lahan pasir pantai didasarkan pada kondisi lahan. Kondisi lahan yang terbuka maupun ternaungi di lahan pasir pantai memiliki karakteristik yang berbeda. Dengan mengetahui komposisi gulma di lahan tersebut akan ditentukan pengendalian yang tepat. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan sampling menggunakan kerangka kawat berukuran 50 cm x 50 cm. Masing-masing lahan diambil 3 titik sampel. Pada setiap titik dilakukan pengambilan gulma. Data dianalisis dengan menghitung frekuensi nisbi, kerapatan nisbi, dominansi nisbi, summed domination ratio (SDR) dan koefisien komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gulma  jenis rumputan paling mendominasi pada lahan terbuka (Axonopus compressus. Digitaria ciliaris dan Echinochloa colonum. Sedangkan gulma di lahan ternaungi menunjukkan gulma jenis daun lebar yang mendominasi (Amaranthus palmeri, Commelina benghalensis, Gomphrena globasa, Hyptis suavadens, Tridax procumbens). Adapun nilai SDR paling tinggi baik pada lahan terbuka maupun ternaungi adalah gulma Axonopus compressus dengan nilai berturut-turut 57,51% dan 24,47% Nilai koefisien komunitas yang didapatkan dari lahan terbuka dan ternaungi adalah 59,69%. Nilai ini menunjukkan bahwa keragaman komunitas gulma di kedua lahan heterogen atau berbeda

    Effect of Salt Pretreatment on the Growth and Yield of Oryza sativa L. (cv. Dendang) under Saline Condition

    Get PDF
    Productivity of rice as staple food of Indonesia needs to be improved. One of the efforts is by utilizing saline area for agricultural land. Salinity can be a serious problem leading to a decrease in crop productivity. Plant adaptation under salinity is an alternative to lower the risk, which can be improved by seedling pretreatment. The experiment was conducted in Baros, Kretek, Bantul, Yogyakarta. The objective of this research was to determine the growth and yield response of rice cv. Dendang  to  the salt pretreatment at early stage. The experiment was arranged in completely randomized design. The treatments used were salt pretreatment and without salt pretreatment. The salt pretreatment increased K+ concentration, total dry matter, plant height and number of tillers. However, it decreased proline and Na+ concentration of leaf. There was no significant difference on the yield and yield component. Increasing EC values up to 8.35 dSm-¹ at generative phase reduced the rice ability to cope this level of salinity despite the application of salt pretreatment. The benefit of salt pretreatment was exhibited on rice grown under EC value 5 dSm-¹

    PENGARUH LAMA GENANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea)

    Get PDF
    Air merupakan komponen penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kondisi lingkungan tertentu dapat menyebabkan air sebagai faktor pembatas atau cekaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama cekaman genangan terhadap pertumbuhan kacang tanah Arachis hypogaea. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus pada Oktober-Desember 2022. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) satu faktor yang terdiri 3 aras perlakuan yaitu penyiraman setiap hari sampai kapasitas lapang (P1), Penggenangan selama 1 minggu setinggi 5 cm (P2) dan Penggenangan selama 2 minggu setinggi 5 cm (P3) dan diulang sebanyak lima kali. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji ANOVA dan apabila terdapat pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) dengan taraf kepercayaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penggenangan selama 2 minggu memiliki tinggi tanaman tertinggi dibandingkan perlakuan yang lain yaitu 45,7 cm pada umur 10 minggu setelah tanam (mst). Pada pengamatan panjang akar, perlakuan penggenangan selama 2 minggu memiliki panjang akar terendah yaitu 7,3 cm pada 10 mst namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan penggenangan selama 1 minggu

    Pemberdayaan Kelompok Tani Melalui Budidaya Tanaman Hortikultura Lahan Pasir Pantai di Desa Karanggondang Kabupaten Jepara

    Get PDF
    Desa Karanggondang Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara merupakan kawasan pesisir di pantai utara Jawa Tengah yang memiliki panjang garis pantai 4,8 km dengan luas daerah pantai mencapai 1.214 Ha. Lahan pasir pantai merupakan salah satu lahan marginal yang memiliki banyak faktor pembatas seperti kandungan bahan organik rendah, kesuburan tanah rendah, tinggi evaporasi, temperatur tinggi serta angin yang dapat membawa garam. Namun lahan pasir pantai memiliki potensi sebagai lahan pertanian karena arealnya yang luas dan datar, adapun faktor pembatas tersebut dapat diminimalkan melalui masukan teknologi dan modifikasi lingkungan. Petani di Desa Karanggondang enggan mengusahakan budidaya di lahan pasir pantai karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Dilatarbelakangi oleh rendahnya pengetahuan petani mengenai budidaya hortikultura di lahan pasir pantai dan potensi dari usaha tani di lahan pasir pantai itu sendiri maka keterampilan petani dapat ditingkatkan. Metode kegiatan meliputi koordinasi dengan mitra, forum group discussion, sosialisasi dan pendampingan. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini petani mendapatkan pengetahuan baru tentang cara bertanam bawang merah dan masukan teknologi yang dapat diterapkan pada lahan pasir pantai

    Tindakan Pengembalian Residu Panen Tebu untuk Meningkatkan Kualitas Tanah dan Produktivitas Tebu (Saccharum officinarum L.)

    Get PDF
    Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan stretegis di Indonesia. Penanaman tebu secara monokultur yang sering dilakukan selama bertahun-tahun di suatu wilayah yang sama di Indonesia menyebabkan penurunan kualitas fisik, kimia, maupun biologi tanah. Hal tersebut berdampak pada penurunan produktivitas tebu. Implementasi metode green cane harvesting-trash blanketing dapat membantu mempertahankan, bahkan meningkatkan kualitas tanah. Green cane-trash blanketing dilakukan dengan cara memanen tebu secara manual tanpa membakar residu (green cane harvesting), kemudian residu tersebut dicacah dan dikembalikan ke lahan tebu. Cacahan residu tebu akan terdekomposisi dan menjadi sumber bahan organik di lahan tersebut. Implementasi metode green cane-trash blanketing di perkebunan tebu juga memberikan berbagai manfaat lainnya, antara lain meningkatkan populasi makro- dan mikrofauna tanah, menurunkan tingkat pertumbuhan gulma, dan mengurangi evaporanspirasi tanah atau menjaga kadar air tanah. Beberapa studi juga melaporkan peningkatan hasil dan produktivitas tebu pada lahan yang menerapkan metode green cane-trash blanketing. Dalam prakteknya, green cane-trash blanketing dapat dilakukan secara manual atau mekanis, baik pada tanaman baru maupun keprasan. Prosesnya dimulai dari pemanenan tebu secara manual atau tanpa pembakaran, pencacahan serasah tebu, aplikasi di atas lahan, penambahan (bio)aktivator, dan inkorporasi serasah dengan tanah. Green cane-trash blanketing perlu diterapkan oleh petani tebu dan pabrik gula untuk meningkatkan kualitas tanah, yang pada akhirnya berimbas pada peningkatan hasil dan produktivitas tebu

    Peningkatan Pengetahuan Penggerak PKK Desa Ploso Kabupaten Kudus Melalui Sosialisasi Rintisan Program Kampung Iklim (ProKlim)

    Get PDF
    Desa Ploso Kecamatan Jati Kabupaten Kudus adalah kawasan sentra penghasil tahu yang memiliki permasalahan dalam hal penanganan limbah padat maupun cair. Potensi permasalahan yang ada di Desa tersebut mengarah kepada isu perubahan iklim. Terjadinya perubahan iklim secara global membutuhkan upaya adaptasi dan mitigasi yang melibatkan seluruh elemen pemangku kepentingan. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan pengendalian perubahan iklim dengan mendorong kerja sama berbagai pihak untuk memperkuat kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui pelaksanaan Program Kampung Iklim (ProKlim) yaitu kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim pada tingkat tapak dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat dan berbagai stakeholders. Kegiatan yang termasuk mitigasi antara lain pengelolaan sampah, limbah padat dan cair, serta meningkatkan dan/atau mempertahankan tutupan vegetasi. Desa Ploso, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus memiliki potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang dapat didorong menjadi desa ProKlim. Hal ini perlu didukung oleh kegiatan yang mendorong rintisan desa ProKlim yaitu kegiatan sosialisasi terkait dengan peningkatan pengetahuaan tim penggerak PKK di Desa Ploso. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk mendukung rintisan Desa Ploso menuju kampung iklim.Metode yang dilakukan pada pengabdian ini adalah berupa sosialisasi, pelatihan, praktik dan pendampingan

    Pengaruh Takaran SP36 Terhadap Pertumbuhan, Hasil dan Kadar Karotena Bunga Cosmos sulphureus Cav. dan Tagetes erecta L. di Dataran Rendah

    Get PDF
    Dewasa ini, penggunaan zat pewarna alami untuk makanan mulai banyak digunakan. Kenikir merupakan salah satu sumber zat pewarna alami warna kuning dari tanaman karena mengandung pigmen karotenoid. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh takaran SP36 terhadap pertumbuhan, hasil dan kadar karotena dua jenis kenikir di dataran rendah ini dilaksanakan pada bulan Maret – Juli 2014 di Kebun Pendidikan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (KP4), Universitas Gadjah Mada, Kalitirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Analisis kadar karotena dilakukan di Laboratorium Proses Separasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian menggunakan rancangan petak terbagi (split plot). Jenis kenikir sebagai petak utama yang digunakan adalah kenikir Lokal (V1) dan kenikir Marigold (V2). Perlakuan takaran SP36 sebagai anak petak yang terdiri dari 5 aras yaitu 0 kg/ha (P0), 75 kg/ha (P1), 150 kg/ha (P2), 225 kg/ha (P3) dan 300 kg/ha (P4) yang diulang sebanyak tiga kali. Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis varian dengan tingkat kepercayaan 95 %. Apabila perlakuan menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata dilanjutkan dengan uji jarak Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan tingkat kepercayaan yang sama.Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara kenikir Lokal dan takaran SP36 sebesar 150 kg/ha mampu menghasilkan pertumbuhan tanaman dan pembungaan yang terbaik yaitu berat total bunga, jumlah bunga dan periode berbunga.Interaksi antara kenikir Marigold dan takaran SP36 sebesar 150 kg/ha menghasilkan pembungaan terbaik pada waktu muncul bunga yang lebih cepat dan diameter bunga lebih besar. Kenikir Lokal menghasilkan kandungan karotena yang sama baiknya dengan kenikir Marigold.Kata Kunci :Kadar Karotena, Kenikir Lokal, Kenikir Marigold, SP36,Pembungaa

    Perbaikan Kawasan Bantaran Sungai Gelis di Desa Ploso Kecamatan Jati Kabupaten Kudus dengan Teknologi Vertikultur

    Get PDF
    Ploso Village, Jati Subdistrict is one of the villages around the Gelis watershed, which is quite dense and some of the residents have a business of making tofu and raising cattle and goats. So far, the people of Ploso Village are not familiar with verticulture technology by utilizing household waste and industrial waste. The purpose of community service activities is to introduce verticulture technology by utilizing inorganic and organic waste around the Gelis Riverbanks, Ploso Village, Jati District, Kudus Regency. Through community service activities, it is hoped that it can prevent and increase public awareness not to throw garbage along the Gelis River. The result of community service activities in Ploso Village is that the community understands and can practice verticulture technology by utilizing inorganic waste as a container for verticulture planting and organic waste for materials for making planting media
    corecore