Vegetalika
Not a member yet
427 research outputs found
Sort by
Respon Pertumbuhan dan Hasil Padi Gogo Terhadap Aplikasi Bacillus sp Rizosfer Tanaman Singkong
Produktivitas padi gogo tergolong rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas padi gogo yaitu melalui aplikasi PGPR. Bacillus sp dapat diisolasi dari rizosfer Singkong. Bacillus sp memiliki karakter dapat melarutkan fosfat, menangkap nitrogen, dan memproduksi IAA. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui pengaruh Bacillus sp rizosfer singkong terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di tanah ultisol, 2) Mengetahui Bacillus sp terbaik berdasarkan pertumbuhan dan hasil padi gogo, 3) Mengetahui interaksi antara varietas padi gogo dan Bacillus sp. Penelitian bertempat di Screen-House Desa Pasir Lor, Kecamatan Karanglewas, Banyumas dan Laboratorium Agroekologi Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2021 sampai dengan Januari 2022 Penelitian merupakan penelitian pot dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial. Faktor pertama adalah varietas padi gogo, yaitu Inpago Unsoed 1 (V1), Inpago Unsoed Parimas (V2), dan Inpago 8 (V3). Faktor kedua adalah aplikasi Bacillus sp, yaitu kontrol (B0), Bacillus albus TG4 (B1), B. cereus PA11 (B2), dan B. paramycoides SR2 (B3). Variabel pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan produktif, total panjang malai, bobot 100 biji, bobot gabah kering, volume akar, dan bobot kering akar. Hasil penelitian menunjukkan Bacillus sp berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di tanah ultisol pada variabel tinggi tanaman, jumlah daun, bobot 100 biji, bobot gabah kering per tanaman, volume akar, dan bobot kering akar. B. paramycoides SR2 merupakan Bacillus terbaik untuk pertumbuhan dan hasil padi gogo pada variabel tinggi tanaman, jumlah daun, bobot 100 biji, panjang malai, volume akar, dan bobot kering akar. Terdapat interaksi antara varietas padi gogo dan Bacillus sp terhadap tinggi tanaman. Bacillus sp asal rizosfer tanaman singkong dapat mendukung pertumbuhan dan hasil padi gogo yang ditanam di tanah ultisol
Tanggapan Terung (Solanum melongena L.) terhadap Pemberian Mikoriza dan Kompos Lumpur Pengolahan Limbah Susu
Salah satu langkah peningkatan hasil tanaman adalah pemberian pupuk hayati, contohnya Jamur Mikoriza Arbuskular (JMA) dan kompos lumpur pengolahan limbah susu. Mikoriza telah dikenal dapat meningkatkan hasil dan pertumbuhan berbagai tanaman, sedangkan literatur mengenai kompos lumpur pengolahan limbah susudi Indonesia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan terung (Solanum melongena L.) terhadap pemberian mikoriza dan kompos lumpur pengolahan limbah susu dan mengetahui pola hubungan antara dosis kompos lumpur pengolahan limbah susudengan hasil terung yang dikombinasikan dengan pemberian mikoriza. Penanaman terung dilakukan pada bulan November 2021 hingga Maret 2022 menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor, faktor pertama yaitu mikoriza (tanpa mikoriza dan dengan mikoriza) dan faktor kedua kompos lumpur pengolahan limbah susu (0 g/polibag, 25 g/polibag, 50 g/polibag, dan 75 g/polibag). Pemberian mikoriza dan kompos lumpur pengolahan limbah susu menyebabkan peningkatan pertumbuhan dan hasil terung (Solanum melongena L.) khususnya panjang akar dan umur berbunga. Pola hubungan yang terbentuk antara dosis kompos lumpur pengolahan limbah susu dengan hasil terung mengikuti persamaan garis kuadratik dan tidak tergantung faktor pemberian mikoriza. Dosis optimal kompos lumpur pengolahan limbah susu untuk bobot buah segar terbaik yaitu 75,5g/polibag
Optimasi Ekstraksi RNA dan Teknik Kloning: Studi Kasus Kloning Gen Heading Date 3a pada Kelapa Sawit
Pembungaan memegang peranan penting bagi tumbuhan karena memfasilitasi rekombinasi genetik, sehingga mendukung perkembangan keragaman genetik yang penting. Keluarga protein phosphatidylethanolamine binding proteins (PEBP) memainkan peran penting dalam mengatur waktu pembungaan dan dormansi benih di beragam spesies tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk merancang vektor biner dengan membangun pCAMBIA1300 yang menggabungkan rangkaian gen EgHd3a dari kelapa sawit. Proses konstruksi gen meliputi ekstraksi RNA, sintesis cDNA, amplifikasi gen EgHd3a, kloning gen menjadi vektor kloning, subkloning ke dalam vektor biner pCAMBIA1300, dan diakhiri dengan validasi gen melalui analisis sekuens. Pada ekstraksi RNA, metode PCL-Chisam telah terbukti efektif melalui ekstraksi berulang, meningkatkan kualitas dan kuantitas total RNA. Dalam proses kloaning, metode konvensional menghadapi tantangan dalam memilih lokasi pembelahan yang tepat. Untuk mengatasi kendala ini, penggunaan enzim dengan overhang yang kompatibel diusulkan sebagai solusi potensial. Secara khusus, penggantian BamHI dari BglII telah secara efektif mengatasi tantangan ini. Konfirmasi integrasi fragmen gen ke dalam plasmid pCAMBIA1300 dicapai melalui pengurutan. Meskipun perbedaan diidentifikasi dalam rangkaian EgHd3a-2, perubahan ini tidak berdampak pada asam amino yang dikodekan, sehingga menjaga integritas rangkaian protei
Analisis Kekerabatan Plasma Nutfah Tanaman Kantong Semar
Nepenthes dikenal dengan sebutan nama kantong semar yang merupakan satu flora unik dan menarik yang telah banyak dikembangkan sebagai tanaman hias. Jenis ini memiliki daya tarik bukan pada bunganya melainkan kantongnya yang beranekaragam baik bentuk maupun warnanya. Keragaman pada beberapa spesies dan hybrid kantong semar dapat diketahui berdasarkan karakterisasi molekuler. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menghitung nilai keragaman genetic serta menguji hubungan kekerabatan Nepenthes di Indonesia berdasarkan molekuler dengan primer RAPD. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 41 spesies dan hybrid kantong semar yang terdiri dari 3 individu yang diperoleh dari hasil eksplorasi di penangkaran kantong semar Yagiza Nursery, Insectivorous plants Nursery, Komunitas Nepenthes Tulungagung dan Venom Nursery. Analisis DNA secara molekuler dilakukan di laboratorium genetika dan pemuliaan tanaman, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebanyak 3 primer RAPD digunakan untuk melakukan pengamatan molekuler yaitu OPD 8, OPC 2 dan OPC15. Karakterisasi berdasarkan molekuler menunjukkan bahwa pita DNA hasil amplifikasi yang dihasilkan oleh setiap primer memiliki jumlah yang beragam. Pada 3 primer RAPD (OPD 8, OPC 2 dan OPC15) terdapat 85 lokus 1370 pita DNA dengan ukuran sebesar 150-1750 bp yang juga memiliki tingkat polimorfik 100%. Menunjukkan bahwa koefisien kemiripan genetic 41 genotipe nepenthes berdasarkan penanda molekuler RAPD berkisar antara 0,7- 1. Analisis berdasarkan molekuler RAPD merupakan sekuens spesifik yang terdapat dalam DNA tanaman yang relatif tidak dipengaruhi oleh lingkungan
Pengaruh Kombinasi Pupuk Organik Cair (POC) Ubur-Ubur dan Pupuk Urea terhadap Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)
Kebutuhan tanaman sayuran, khususnya sawi hijau yang semakin meningkat menjadi peluang bagi petani untuk membudidayakannya. Penelitian ini bertujuan mengkaji dan menentukan kombinasi konsentrasi POC ubur-ubur dan dosis Urea yang tepat untuk menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau yang optimal. Penelitian dilaksanakan di Dusun Kranggan, Kelurahan Kejayan, Kabupaten Pasuruan dengan ketinggian ± 100 mdpl pada bulan Juni-Agustus 2023. Tanah yang digunakan mengandung C-Organik 1,34%, N Total 0,104 %, P2O5 tersedia 15,51 ppm dan K 0,22 ppm. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 4 perlakuan dan enam ulangan. Perlakuan meliputi P0: Urea 200 kg ha-1; P1: POC ubur-ubur 10 ml l-1 + Urea 150 kg ha-1; P2: POC ubur-ubur 20 ml l-1 + Urea 100 kg ha-1; P3: POC ubur-ubur 30 ml l-1 + Urea 50 kg ha-1. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F), apabila terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi POC ubur-ubur dan Urea mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau, dalam hal ini penggunaan POC ubur-ubur 10 ml l-1 + Urea 150 kg ha-1 menghasilkan bobot segar sawi hijau tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya, yaitu sebesar 48,52 ton ha-1. Berdasarkan hal tersebut, sebagai upaya mengurangi penggunaan pupuk anorganik disarankan kepada petani agar memanfaatkan bahan-bahan organik, salah satunya ubur-ubur yang banyak terdapat di perairan laut, khususnya perairan laut daerah Grati Pasuruan untuk bahan baku pembuatan pupuk organik cair
Pengaruh IAA dan BAP pada Pertumbuhan Eskplan Pisang Cavendish (Musa acuminata L.) melalui Kultur In Vitro
Pisang Cavendish (Musa acuminata L.) memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan memiliki peluang pasar yang bagus sehingga produksinya perlu ditingkatkan. Kendala yang dapat ditemukan dalam budidaya pisang adalah ketersediaan bibit yang terbatas. Salah satu alternatif untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan perbanyakan kultur jaringan pada media yang telah dimodifikasi dengan IAA dan BAP pada konsentrasi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi IAA dan BAP terhadap pertumbuhan eksplan pisang pada perbanyakan secara kultur in vitro. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember, pada bulan Juli hingga November 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial. Faktor pertama adalah konsentrasi IAA yang terdiri atas 2 taraf, yaitu 4 dan 5 ppm yang diperoleh dengan melarutkan IAA sebanyak 4 dan 5 mg dalam aquadest hingga 1 l. Faktor kedua adalah konsentrasi BAP yang terdiri atas 2 taraf, yaitu 8 dan 10 ppm yang yang diperoleh dengan melarutkan BAP sebanyak 8 dan 10 mg dalam aquadest hingga 1 l. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penambahan IAA dan BAP pada media MS bermanfaat untuk meningkatkan tinggi dan jumlah tunas eksplan pisang cavendish. Penambahan 5 ppm IAA secara nyata meningkatkan tinggi tanaman pada 3 – 7 MST dan jumlah ekslan pada 7 – 12 MST dibandingkan penambahan 4 ppm IAA. Eksplan pisang cavendish yang diinokulasi pada media MS yang ditambahkan 5 ppm IAA + 8 ppm BAP menghasilkan tunas terbanyak pada 12 MST
Pengaruh Aplikasi Paclobutrazol dan Dosis Pupuk P Terhadap Pembentukan Bunga dan Buah serta Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)
Produktivitas mentimun di Indonesia masih rendah salah satunya disebabkan oleh dominasi bunga jantan dibandingkan bunga betina. Salah satu solusi alternatif yang dapat dilakukan adalah aplikasi ZPT Paclobutrazol dengan konsentrasi 0,375 ml.L-1 . Masalah lain yang terjadi pada budidaya mentimun adalah bunga mentimun mudah gugur, hanya sedikit yang mampu berkembang menjadi buah. Untuk itu perlu adanya perbaikan budidaya tanaman mentimun, salah satunya dengan pemupukan P yang berperan dalam pembentukan bunga dan buah pada tanaman. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2021 hingga Februari 2022 di Keboen Damai, Jl. Kaliurang km 8.5, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap dengan 2 faktor. Faktor pertama aplikasi paclobutrazol (dengan paclobutrazol 0.375 ml.L-1 dan tanpa aplikasi paclobutrazol) dan faktor kedua dosis pupuk SP-36 0 g.tnm-1 , 10 g.tnm-1 , dan 20 g.tnm-1 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk P yang diberikan belum mampu meningkatkan persentase bunga betina menjadi buah. Tidak terdapat interaksi antara perlakuan paclobutrazol dan aplikasi pupuk p yang berpengaruh terhadap variabel pembentukan bunga dan buah pada tanaman mentimun. Aplikasi paclobutrazol berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah bunga jantan, serta meningkatkan jumlah bunga betina, serta memberi pengaruh beda nyata terhadap persentase bunga betina menjadi buah, analisis pertumbuhan nisbah luas daun, dan laju asimilasi bersih tanaman mentimun
Peningkatan Keragaman Genetik Tanaman Monstera adansonii melalui Induksi Mutasi Kimia dengan Streptomycin
Monstera adansonii variegata merupakan salah satu jenis tanaman hias daun yang popular di masyarakat sejak pandemi Covid-19. Variegata adalah perbedaan warna dan corak daun dengan tanaman normal yang diperoleh dari mutasi. Mutasi pada M. adansonii dapat dilakukan dengan berbagai mutagen kimia salah satunya streptomycin. Penelitian ini bertujuan mengetahui konsentrasi dan lama perendaman streptomycin yang optimum untuk menghasilkan tanaman M. adansonii variegata. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan di Kebun Percobaan IPB Sukamantri menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi streptomycin sebesar 750 ppm dengan lama perendaman 48 jam menunjukkan hasil yang paling baik diantara kombinasi perlakuan lainnya dengan rata-rata persentase mutan putatif sebesar 73,33%. Hasil uji lanjut menggunakan kontras polynomial menunjukkan bahwa konsentrasi dan lama perendaman streptomycin paling optimum untuk menghasilkan M. adansonii variegata adalah konsentrasi 860 ppm dengan lama perendaman 81,64 jam. Perubahan warna dan pola daun pada mutan putatif ini akan meningkatkan nilai ekonomi. Sementara itu antibiotik streptomycin juga mampu menghambat pertumbuhan dan perkembangan M. adansonii seperti tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan luas daun
Tanggapan Tanaman Jagung Manis terhadap Aplikasi Tiga Jenis Pupuk
Jagung manis adalah salah satu tanaman hortikultura yang memiliki kandungan gizi yang banyak. Untuk mencapai pertumbuhan dan hasil yang baik tanaman jagung memerlukan unsur hara, karena tanah digunakan secara terus menerus sehingga menyebabkan unsur hara yang terkandung dalam tanah ikut terangkut pada saat panen dan ada pula yang terkikis oleh air hujan. Jadi penyediaan pupuk dan bahan organik adalah hal yang diperlukan untuk lahan pertanian. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola Faktorial 2x2x3 dengan tiga kali kali ulangan. Faktor pertama adalah komposisi Dosis pupuk organik (O), yaitu : o1 = 5 ton.ha-1 (1,25 kg.plot-1) dan o2 = 10 ton.ha-1 (2,25 kg.plot-1). Faktor yang kedua adalah konsentrasi pupuk hayati yang terdiri dari dua taraf h1 = tanpa pupuk hayati dan h2 = 20 ml.l-1. Faktor yang ketiga adalah dosis pupuk anorganik yang terdiri dari tiga taraf : a0 = 300 kg.ha-1 (4,8 g.tanaman-1), a1 = 225 kg.ha-1 (3,6 g.tanaman-1), a2 = 150 kg.ha-1 (2,4 g.tanaman-1). Hasil percobaan menunjukkan perlakuan pupuk organic 10 ton.ha-1, pupuk hayati 20 ml.l-1, dan pupuk anorganik 300 kg/ha dapat mengoptimalkan lahan bekas padi sehingga meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung manis