33 research outputs found

    EDUKASI KEBERLANJUTAN LINGKUNGAN MELALUI PROGRAM KOMUNITAS HIJAU UNTUK MENGINSPIRASI AKSI BERSAMA

    Get PDF
    Dampak lingkungan buruk bagi dunia adalah meningkatnya perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan krisis air global. Tujuan penulisan karya ini adalah untuk Mendampingi edukasi keberlanjutan lingkungan melalui program komunitas hijau untuk menginspirasi aksi bersama di desa Boyou. Metode penelitian dalam program "Pendampingan Edukasi Keberlanjutan Lingkungan melalui Program Komunitas Hijau untuk Menginspirasi Aksi Bersama desa Boyou" menggunakan pendekatan Asset Bassed Community Development (ABCD), yang mencakup analisis awal (Assessment) untuk memahami kondisi lingkungan dan komunitas, perencanaan (Planning) program pendampingan dengan merumuskan tujuan dan strategi, pelaksanaan (Implementation) program dengan melibatkan komunitas hijau dan warga desa, serta evaluasi (Evaluation) dampak program terhadap tingkat kesadaran lingkungan, partisipasi masyarakat, dan perkembangan lingkungan di Desa Boyou. Pendekatannya adalah berbasis partisipatif, di mana komunitas hijau, masyarakat lokal, pemerintah desa, pendidik, ahli lingkungan, LSM, tokoh masyarakat, media lokal, dan donatur/sponsor terlibat aktif dalam berbagai tahap program. Komunitas hijau menjadi agen perubahan utama yang menyebarkan edukasi lingkungan, sementara masyarakat lokal menjadi peserta aktif dalam kegiatan pendampingan. Hasil karya ini yaitu bahwa program ini berhasil menggabungkan berbagai aspek pelestarian lingkungan dan pemberdayaan sosial, mencapai perubahan positif dalam komunitas. Ini adalah contoh nyata bagaimana upaya bersama komunitas dapat menciptakan dampak positif pada lingkungan dan gaya hidup berkelanjutan

    Twin Calving and Its Connection to Other Economically Important Traits in Dairy Cattle

    Get PDF
    The occurrence of twin calving in Holstein Friesian cattle is 3–5%. Reproductive problems found before and after the time of calving lead to serious economic losses. The authors’ aim was to form a compilation of data regarding the cause and effects of twin calving on dairy cows by comparing the reproductive performance of cows before and after calving twins vs. single calves and also analyzing the milk production of dairy cows both before and after twin calving. Cows that would have twins became pregnant earlier, probably because of their better health and fertility, with shorter gestations and calving interval. However, after calving, cows that had twins showed poorer reproductive performance. The results show that twin-calving cows had better condition prior to calving, resulting in an earlier successful twin calving. However, the economic losses during parturition, metabolic disorders of the cow, and low vitality of the twin calves, coupled with the decreased fertility and elevated culling rate in cows after twinning, may discourage breeding twins in dairy cattle

    Upoređivanje dužine servis perioda i proizvodnje mleka u laktaciji između krava sa jednim teletom i krava sa blizancima

    Get PDF
    Introduction. Twin-calving occurs in 3 to 5 % of Holstein Friesian cattle, and it is mostly followed by reproductive and economic problems. This evaluation will compare the service period and the milk yield in cows with single and twin births at a Hungarian large-scale farm. Materials and Methods. The data were collected from 4223 cows between 2000 and 2010. In Cox's regression model (service period) and general linear model (milk production traits), the type of calving (single/twin), the construction code (referring to the Holstein Friesian blood proportion), the season and number of calvings were fixed effects, and furthermore, the year of calving was a covariate. Results and Conclusions. This analysis showed there was no significant difference in the length of service period between the two groups of cows. The total lactation milk yield produced a meaningful difference in performance: single-calving cows had greater milk yield (p=0.013), fat yield (p=0.030), and protein yield (p=0.028) than cows with twins. The milk yield was significantly greater in single than in twinning cows, even when single-calving cows had low milk production levels. This unexpected and contradictory result could be explained by the much longer period of open days in twinning cows, known from previous research Regarding milk yield, an involuntary decrease for cows after twin calving was confirmed.Uvod. Blizanački graviditet kod krava holštajnfrizijske rase se javlja u 3-5% slučajeva i uglavnom je praćen reproduktivnim poremećajima i ekonomskim gubicima. Ispitivanja u ovom radu se odnose na evaluaciju i upoređivanje servis perioda i prinosa mleka kod grupe krava sa jednim teletom i grupe krava sa blizancima, na komercijalnim farmama u Mađarskoj. Materijal i metode. Podaci su sakupljani u periodu od 2000 do 2010. godine od ukupno 4223 krava. U Coxovom regresionom modelu (za servis period) i generalnom linearnom modelu (osobine proizvodnje mleka) tip teljenja (jedno tele ili blizanci), kao i sezona i broj teljenja su bili fksni efekti, dok je godina teljenja bila kovarijat. Rezultati i zaključak. Analizom dužine servis perioda nije ustanovljena signifkantna razlika između ispitanih grupa krava. Količina ukupno proizvedenog mleka u laktaciji je pokazala značajne razlike između krava sa jednim teletom i dva teleta, u korist krava sa jednim teletom: prinos mleka (p=0.013), količina mlečne masti (p=0.030) i proteina (p=0.028). Neželjeni pad u prinosu mleka je zabeležen kod krava sa bližnjenjima. Mlečnost je bila značajno veća kod krava sa jednim teletom čak i u slučajevima kada su one imale relativno nisku mlečnost. Ovi oprečni rezultati bi se mogli objasniti činjenicom da su krave koje su se bliznile imale mnogo veći broj otvorenih dana, kao što je to opisano u brojnim predhodnim ispitivanjima

    Development of Salt Leached Silk Fibroin Scaffold using Direct Dissolution Techniques for Cartilage Tissue Engineering

    Get PDF
    Autologous transplantations, the gold standard, did not meet sufficient health tissue coverage area for cartilage damage treatments. The field of tissue engineering offers a promising alternative to fulfill this limitation by growing patient own cells on biomaterials through tissue culture, reconstructed into new cartilage tissue, and the implanted to the injury area. To support tissue regeneration, biocompatible, biodegradable, and high strength silk fibroin (SF) was proposed in this study as scaffold materials. In this research, direct dissolution in CaCl2/formic acid, a faster and simpler process than traditional dissolution techniques, combined with salt leaching technique. SF contents on the scaffold were varied from 2 w/v% to 12 w/v% and NaCl size as porogen was fixed in diameter of 250±58 µm. Evaluation of the SF scaffold’s morphology, hydrophilicity, biodegradability, and biocompatibility were conducted. The results showed porous silk fibroin scaffold had been successfully developed. The SF scaffolds have pore size 261-293 µm with highly interconnected pores. FTIR and XRD analysis of the scaffolds showed the characteristics of silk fibroin, which reveals the α-helix amorphous and β-sheet crystalline structure and comparable to the silk fibers. The scaffold showed good hydrophilicity and high water uptakes, which essential properties for cell survival. The scaffold degraded under Protease XIV, indicate biodegradable properties. Observation of cell attachment confirms the scaffold has good biocompatibility to adipose-derived stem cells and are suitable to be used in cartilage tissue engineering

    Pemodelan Vector Autoregressive (Var) untuk Data Jumlah Perceraian di Kota Pekanbaru

    Get PDF
    Perceraian merupakan terputusnya hubungan antara suami istri akibat dari kegagalan pasangan suami istri dalam menjalani peran masing-masing. Maraknya fenomena perceraian yang terjadi bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor ekonomi, tidak harmonis dan tidak bertanggung jawab. Model Vector Autoregressive (VAR) merupakan salah satu model yang digunakan untuk menentukan peramalan dengan beberapa variabel dan berguna untuk melihat keterkaitan hubungan antar variabel. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan peramalan jumlah perceraian di Kota Pekanbaru dengan menggunakan model Vector Autoregressive (VAR). Selain menentukan peramalan jumlah perceraian, dalam penelitian ini juga menentukan factor-faktor yang menyebabkan terjadinya perceraian. Sehingga model yang sesuai digunakan untuk peramalan yang menggunakan variable lebih dari satu yaitu model Vector Autoregressive (VAR). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series yaitu data jumlah perceraian, faktor ekonomi, tidak harmonis dan tidak bertanggung jawab di Kota Pekanbaru mulai Januari 2014 sampai Desember 2018. Hasil pembahasan yang diperoleh menunjukkan bahwa model VAR(2) adalah model yang sesuai untuk meramalkan jumlah perceraian di Kota Pekanbaru pada waktu yang akan datang. Berdasarkan hasil uji kausalitas Granger menunjukkan bahwa perceraian dipengaruhi oleh tidak harmonis, tidak harmonis dipengaruhi factor ekonomi, dan tidak harmonis dipengaruhi tidak bertanggung jawab. Sedangkan hasil peramalan jumlah perceraian di Kota Pekanbaru untuk Januari 2019 sampai Desember 2020 menunjukkan terjadinya peningkatan yang tidak berbeda jauh dari bulan sebelumnya, dengan nilai akurasi peramalannya menggunakan MAPE adalah 47,76 %. Katakunci: Perceraian, Peramalan, Vector Autoregressive (VAR)

    Pengembangan Kapasitas Gabungan Kelompoktani (Studi Pada Gapoktan Mekar Jaya Desa Bendo Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro)

    No full text
    Gapoktan merupakan sebuah lembaga yang diciptakan sebagai lembaga gerbang (gateway institution) yang menjadi penghubung petani satu desa dengan lembaga-lembaga lain di luarnya. Terbentuknya gapoktan tersebut tidak lain memiliki tujuan dan sasaran yaitu memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha mulai dari sektor hulu sampai hilir secara komersial dan berorientasi pada pasar. Pada tahap pengembangannya, diharapkan dengan adanya penggabungan kelompok petani dalam gapoktan akan menjadikan kelembagaan petani yang kuat dan mandiri serta berdaya saing. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan dan menganalisis mengenai pengembangan kapasitas gapoktan dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengembangan kapasitas gabungan kelompoktani. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dibatasi oleh dua fokus yaitu: (1) Pengembangan kapasitas gabungan kelompoktani MEKAR JAYA; (2) Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melaksanakan pengembangan kapasitas gabungan kelompoktani MEKAR JAYA. Analisis data yang digunakan adalah analisis data interaktif Miles and Huberman dengan tahapan –tahapan yaitu Kondensasi data, Penyajian data, serta menggambarkan dan memverifikasi Kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan kapasitas yang dilakukan gapoktan MEKAR JAYA yang dilihat dari aspek pengembangan sumberdaya manusia yang meliputi pelatihan atau pembinaan, sistem insentif, kondisi kerja, rekruitmen dan aspek penguatan organisasi yang meliputi pemanfaatan personil, kepemimpinan, budaya organisasi, komunikasi, struktur manajerial serta faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan pengembangan kapasitas masih ditemukan beberapa kendala dalam pelaksanaannya seperti kurangnya pembekalan materi terkait kemitraan oleh penyuluh, belum adanya kebijakan pemberian sistem insentif yang jelas, partisipasi anggota yang masih rendah, dan kemitraan yang belum berjalan optimal. Rekomendasi yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah penambahan dan perbaikan materi penyuluhan terkait kemitraan dengan pelaku usaha oleh penyuluh lapangan, perlu adanya tinjauan ulang terhadap kebijakan khususnya terkait sistem insentif bagi pengurus gapoktan, Perlunya proses sosialisasi yang intensif dan efektif tentang pentingnya partisipasi petani dalam meningkatkan kemampuan dan mengembangkan kapasitasnya, serta perlu adanya perhatian yang lebih dari pemerintah terkait kemitraan yang dilakukan gapoktan seperti membantu dan memfasilitasi kerjasama antara petani dengan pelaku usaha
    corecore