275 research outputs found

    Persfektif Islam Tentang Kedudukan dan Peranan Guru dalam Pendidikan

    Get PDF
    A teacher is someone who provides knowledge to their students and is responsible for educating, teaching, guiding, directing, assessing and evaluating their students so that it is useful in the future. Professional teachers are teachers who are able to apply multidimensional relationships. Such teachers are those who internally have four competencies, namely: pedagogical competence, professional competence, personality competence, and social competence. The Islamic perspective on the position and role of the teacher is to position the teacher or educator in a noble position. Educators are positioned as spiritual fathers (spiritual father) for their students. He provides spiritual food with knowledge and development of noble morals (akhlaqalkarimah) and straightens them out. To create educators who are professional as well as competent in Islamic education, it is based on the demands of the Prophet because he was the only most successful educator in a short span of time, so that it is hoped that he can get closer to the reality of the educator with the ideal (Prophet Saw). The following are the competencies of Islamic educators and education: Religious Personal Competencies, Religious Social Competencies and Religious Professional Competencies

    Implementasi Model Kepemimpinan Kontingensi dalam Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam

    Get PDF
    The implementation of the contingency leadership model in the development of Islamic education institutions is one of the platforms for the fulfillment of effective and efficient Islamic education with a variety of infrastructure, regulations, and a sense of responsibility. Contingency leadership is a leadership model explaining that a leader can be effective when the leader style and the leader situation are convenient. Contingency theory assumes that leadership is the process of exercising an influence related to the group task situation

    Kebijakan Pengembangan Pariwisata Berbasis Kemaritiman (Studi Pada Kabupaten Kepulauan Anambas)

    Get PDF
    Sebagai Negara, Indonesia terdiri atas daerah-daerah maritim yang salah satunya Kepulauan Anambas. Sebagai daerah maritim Anambas memiliki limpahan sumber daya alam pariwisata berbasis kemaritiman dengan di dukung letak strategis yang berada pada jalur pengembangan New Regional Cruise Corridors dari Singapura-Manila-Hongkong. Kondisi georgafis dengan dukungan letak yang strategis menempatkan peran pariwisata sebagai lokomotif pembangunan ekonomi daerah Kepulauan Anambas. Pariwisata sebagai industri multi sektoral melibatkan banyak unsur dan aspek di dalam pengembangannya, sehingga dengan demikian di dalam pengembangannya sangat dibutuhkan sebuah kebijakan sebab kebijakan merupakan dasar pijakan di dalam proses pengembangan pariwisata itu sendiri. Kebijakan pengembangan pariwisata berbasis kemaritiman di lihat dari proses implementasi kebijakan Rencana Strategis Pariwisata. Proses implementasi di ukur melalui variabel yang di kemukakan oleh Van Mater dan Van Horn. Variabel-variabel di dalam proses implementasi yang belum saling mendukung serta tidak jelasnya standar dan sasaran dari kebijakan itu sendiri mengakibatkan kurang tersedianya atau terciptanya prasarana kepariwisataan sehingga mengahambat tumbuh kembangnya industri kepariwisataan maritim di Kepulauan Anambas. Harapan kedepannya Pemerintah Kepulauan Anambas lebih sensitif dalam melihat peluang dari sumber daya alam laut sektor pariwisata yang lebih berpotensi di dalam pembangunan perekonomian dan pembangunan ekonomi masyarakat daerah. Berbagai hal tersebut akan terwujud melalui kebijakan-kebijakan yang lebih berfokuskepada penembangan pariwisata berbasis kemaritiman

    PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MELALUI TOTAL QUALITY SERVICE

    Get PDF
    One of the quality management concepts that can be applied in pesantren is total quality service (TQS). Total Quality Service is a modern management concept of study that focuses of five areas, 1) customer focus, 2) total involvement, 3) measurement, 4) systematic support, and 5) connous improvement. Pesantren education institute is said quality meaning refers on resulting product quality by pesantren, one that covers; a lot of it student that have achievement well at akademik area and also at non academic, mark sense good lead support among pesantren “its customer”, out put and out came pesantren corresponds to expectation, and is still a lot of again. Pesantren education quality in perspektif this, can also be seen of two things, which is points on education process and education result. Process quality education pointed out by components exhaustive involvement pesantren in education activity. Education result can be seen of insofar which pesantren grad have interest and personality corresponds to pesantren vision and mission

    Rancang Bangun Smarthome Menggunakan Chatbot Telegram Berbasis Arduino

    Get PDF
    Sistem ini dirancang menggunakan mikrokontroler arduinouno. Terdapat tigapoin penting yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu yang pertama mengendalikan lampu jarak jauh, yang kedua memantau kondisi sebuah ruangan menggunakan wemos d1 mini dan yang ketiga yaitu memantau kondisi buka tutuppintu. Untuk komunikasi antara mikrokontroler ke Android melalui aplikasi telegram

    KERENTANAN WILAYAH TERHADAP BENCANA BANJIR DI KECAMATAN LILIRILAU KABUPATEN SOPPENG

    Get PDF
    Kecamatan Lilirilau merupakan salah satu wilayah dilanda bencana banjir setiap tahunnya. Setiap tahun, kecamatan ini mengalami kerugian dan kehilangan baik secara fisik, sosial, maupun ekonomi. Kejadian banjir yang terparah terjadi pada tahun 2019, terdapat 4.980 unit rumah yang tenggelam dengan ketinggian air rata-rata mencapai 2 meter. Untuk mengatasi dan beradaptasi dengan banjir di masa depan, perlu mengetahui penyebab dan menilai tingkat kerentanan wilayah terhadap bencana banjir di Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng. Dalam penelitian ini akan dinilai kerentanan sosial yaitu kepadatan penduduk, penduduk usia rentan, dan penduduk wanita, kerentanan ekonomi yaitu penduduk miskin, pekerja sektor rentan (petani), kerentanan fisik yaitu kepadatan bangunan dan kerentanan Lingkungan yaitu intesitas curah hujan, ketinggian topografi, penggunaan lahan, dan jarak dari sungai. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan melakukan pengharkatan dan pembobotan pada masing-masing parameter fisiknya. Data yang digunakan yaitu data sekunder yang didapatkan dari instansi-instansi terkait. Selanjutnya dilakukan overlay berdasarkan masing-masing variabel kerentanan untuk menghasilkan peta kerentanan wilayah. Hasil penelitian menunjukkan kerentanan wilayah Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng termasuk kelas rendah dan sedang, atau tidak terlalu beresiko. Faktor yang mempengaruhi tingkat kerentanan yaitu kerentanan sosial dari segi ratio jenis kelamin perempuan, kerentanan ekonomi dari segi sektor pertanian, dan kerentanan lingkungan dari segi jarak terdekat dari sungai. Namun terdapat wilayah yang memiliki kerentanan tinggi yaitu wilayah yang dekat dari sungai dengan kondisi bangunan yang padat. Kata Kunci: Banjir, Kerentanan

    Strategi Layout Media Online Maccanews.com dalam Menaikkan Rating Pembaca

    Get PDF
    Hasil penelitian yang dilakukan di Media online maccanews.com mengenai strategi layout dalam menaikkan rating pembaca, penulis menyimpulkan bahwa strategi layout media online maccanews.com lebih menekankan pada tiga karakter proses layout yaitu news (berita), picture (gambar), dan colour (warna). Dimana dalam penyajian beritanya yang lebih fleksibel yang didukung dengan foto jurnalistik yang langsung menjelaskan isi sebuah berita agar pembaca lebih mudah mencerna dan cepat memahaminya dan didukung juga dengan desain grafik colour yang lebih akurat sehingga itu menjadi suatu kelebihan tersendiri. Yang menjadi kekurangan yang biasa muncul yaitu persoalan psikolgi pembaca yang berbeda-beda dan persolan waktu, terkadang reporter dilapangan lambat mengirim data apalagi yang terkhusus di daerah sebab penyusunan berita membutuhkan data akurat agar mempermudah menetukan desain grafis yang akan digunakan

    Praktik akad penggilingan padi di desa lampuyang kecamatan teluk sampit kabupaten kotawaringin timur

    Get PDF
    Rasulullah SAW melegetimasi semua bentuk perdagangan yang berdimensi keadilan dan persamaan bagi semua pihak dan melarang semua bentuk perdagangan yang tidak adil yang memicu pertengkaran dan keributan. Bekerja merupakan aktifitas ekonomi yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun yang dimaksud bekerja yaitu seseorang bisa mendapatkan penghasilan untuk kebutuhan hidup. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan Berdasarkan sistem jasa penggilingan padi didesa Lampuyang yang biasa terjadi dan tidak adanya kejelasan perjanjian atau akad mengenai kepemilikan dedak tersebut sehingga ini menjadi tidak jelas. Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana praktik akad dan transaksi penggilingan padi di desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, (2) Bagaimana praktik akad dan transaksi penggilingan padi di desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur berdasarkan persepektif ekonomi Islam Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menjadi subjek masing-masing dari pemilik penggilingan pemilik penggilingan padi, karyawan penggilingan padi, masyarakat yang tinggal di sekitar penggilingan, petani yang ada di desa Lampuyang Kecamataan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur. Teknik penggambilan sampel menggunakan purposif sampling, dengan jumlah subjek 5 orang. Tahapan dalam analisis data yaitu collection, reduction, dan conclusions. Praktik yang ada itu tidak sepenuhnya sesuai karena masih ada pihak yang dirugikan dengan kurang trasnparannya pemilik penggilingan kepada petani tentang sistem yang digunakan sehingga terjadi hal yang memberatkan sebelah pihak dan itu bertentangan dengan nilai ekonomi Islam. Berdasarkan perspektif ekonomi Islam peneliti berpendapat tentang masalah akad yang terjadi di desa Lampuyang itu sudah sesuai dengan rukun dan saratnya sebagaimana yang dilakukan masyarakat ketika mereka melakukan transaksi di penggilingan padi mereka membayar upah semana mestinya dan juga pemilik penggilingan melakukan kewajibannya untuk menggiling padi, dan setelah berakhinya transaksi yang dilakukan masyarakat mereka saling mengucakan kata “barelaan” dimana kata itu sudah dianggap sebagai kata yang mewakilkan kerelaan antara kedua belah pihak. ABSTRACT Rasulullah SAW eget instigated all forms of trade with a dimension of justice and equality for all parties and prohibited all forms of unfair trade that triggered quarrels and fights. Work is an economic activity carried out by humans to fulfill their needs. As for what is meant by working, that is someone can get income for the necessities of life. Based on the results of preliminary observations made based on the rice milling service system in the village of Lampyang which is common and there is no clarity of agreement or contract regarding the ownership of the bran so that this becomes unclear. The problems in this study are (1) How is the practice of the contract and the transaction of rice milling in the village of Lampuyang, Teluk Sampit Subdistrict, Kotawaringin Timur Regency, (2) What is the practice of contract and rice milling transactions in Lampuyang village, Teluk Sampit Subdistrict, Kotawaringin Timur District based on Islamic economic perspectives. The approach used in this study is qualitative research which is the subject of each of the mill owners of rice mill owners, rice milling employees, people living around the mill, farmers in the village of Lampuyang Kecamataan Teluk Sampit, Kotawaringin Timur Regency. The sampling technique uses purposive sampling, with a total of 5 subjects. Stages in data analysis are collection, reduction, and conclusions. The existing practice is not entirely appropriate because there are still parties who are disadvantaged by the lack of transparency of the mill owner to the farmer about the system being used so that there is an aggravating side and that is contrary to the economic value of Islam. Based on the Islamic economic perspective, researchers argue that the contract problem that occurred in the village The lamp is in harmony with the harmony as it is done by the community when they conduct transactions in the rice mill they pay wages while they should and also the mills do their duty to grind rice, and after the end the transactions carried out by the community gave each other the words "barelaan" where the word was considered a word that represented the willingness between the two parties

    Spiritualitas Kepemimpinan dalam Pengelolaan Pendidikan dan Pembelajaran

    Get PDF
    Spirituality in leadership is a leadership that leads the worldly dimension to the spiritual dimension. God is a true leader who inspires all deeds, influences and moves the conscience of His servants. Spirituality in leadership is leadership that forms values, attitude, behavior needed for intrinsic motivation to achieve a sense of spiritual survival. Spirituality-based leadership is not only about intelligence and skills in leadership, but also about the values of truth, honesty, integrity, creativity, wisdom, compassion. Spirituality in leadership is the way of a leader to pays attention to how other people can grow, develop and achieve the vision. There are three dimensions of spirituality in leadership they are first, the activities carried out by a manager (leader, head, chairman and others) with other people or groups. Second, the activities have purposes and third, management is carried out in the organization, so that so that becomes organization oriented. Therefore, the spirituality in leadership in the management of learning and education has significant impact on teachers, students, stakeholders, etc

    Kebijakan Pengembangan Pariwisata Berbasis Kemaritiman (Studi pada Kabupaten Kepulauan Anambas)

    Full text link
    Sebagai Negara, Indonesia terdiri atas daerah-daerah maritim yang salah satunya Kepulauan Anambas. Sebagai daerah maritim Anambas memiliki limpahan sumber daya alam pariwisata berbasis kemaritiman dengan di dukung letak strategis yang berada pada jalur pengembangan New Regional Cruise Corridors dari Singapura-Manila-Hongkong. Kondisi georgafis dengan dukungan letak yang strategis menempatkan peran pariwisata sebagai lokomotif pembangunan ekonomi daerah Kepulauan Anambas. Pariwisata sebagai industri multi sektoral melibatkan banyak unsur dan aspek di dalam pengembangannya, sehingga dengan demikian di dalam pengembangannya sangat dibutuhkan sebuah kebijakan sebab kebijakan merupakan dasar pijakan di dalam proses pengembangan pariwisata itu sendiri. Kebijakan pengembangan pariwisata berbasis kemaritiman di lihat dari proses implementasi kebijakan Rencana Strategis Pariwisata. Proses implementasi di ukur melalui variabel yang di kemukakan oleh Van Mater dan Van Horn. Variabel-variabel di dalam proses implementasi yang belum saling mendukung serta tidak jelasnya standar dan sasaran dari kebijakan itu sendiri mengakibatkan kurang tersedianya atau terciptanya prasarana kepariwisataan sehingga mengahambat tumbuh kembangnya industri kepariwisataan maritim di Kepulauan Anambas. Harapan kedepannya Pemerintah Kepulauan Anambas lebih sensitif dalam melihat peluang dari sumber daya alam laut sektor pariwisata yang lebih berpotensi di dalam pembangunan perekonomian dan pembangunan ekonomi masyarakat daerah. Berbagai hal tersebut akan terwujud melalui kebijakan-kebijakan yang lebih berfokuskepada penembangan pariwisata berbasis kemaritiman
    • …
    corecore