999 research outputs found

    Peran Pondok Pesantren 'Ibaadurrahman Danukusuman Surakarta Dalam Upaya Memberdayakan Masyarakat Melalui Pendidikan Islam Nonformal

    Get PDF
    Mulai menjauhnya masyarakat Islam dari Al Qur’an dan Sunnah merupakan hal yang sangat memprihatinkan. Akibatnya banyak di kalangan umat ini yang tidak paham terhadap ajaran agamanya sendiri. Oleh karena itu, masyarakat perlu diberdayakan agar mau dan mampu memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Salah satu caranya adalah dengan menyelenggarakan pendidikan Islam nonformal bagi masyarakat. Salah satu lembaga yang masih menunjukkan eksistensinya dalam membina masyarakat melalui pendidikan Islam nonformal adalah Pondok Pesantren ‘Ibaadurrahman, Danukusuman, Surakarta. Sesuai dengan beberapa realita di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana peranan Pondok Pesantren ‘Ibaadurrahman dalam memberdayakan masyarakat melalui pendidikan Islam nonformal? (2) Apa saja faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Pondok Pesantren ‘Ibaadurrahman? Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui peranan Pondok Pesantren 'Ibaadurrahman dalam memberdayakan masyarakat melalui pendidikan Islam nonformal’ dan (2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Pondok Pesantren ‘Ibaadurrahman. Adapun hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat yaitu, secara teoritis: menambah khazanah keilmuan, terutama mengenai optimalisasi peran Pesantren dalam pemberdayaan masyarakat dan dalam manajemen Pesantren sehingga mampu mengaktualisasikan dirinya di tengah pergaulan masyarakat modern, dan secara praktis : meningkatkan tambahan ilmu dan wawasan sebagai informasi yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya serta menjadi bahan dalam upaya peningkatan kualitas dan mutu Pembelajaran materi keislaman oleh lembaga pendidikan dan dakwah Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dan menggunakan jenis pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan datanya adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan metode analisisnya yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa program pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan Islam yang diupayakan oleh Pondok Pesantren Ibaadurrahman dikelompokkan ke dalam 4 bidang : Tahsin dan Tahfidz Qur’an, Majelis Taklim, TPA Ibaadurrahman dan maktabah Ibaadurrahman. Keseluruhan program tersebut berjalan dengan baik dan menunjukkan kemajuan yang bagus dalam pengembangan wawasan keislaman masyarakat.Agar kegiatan program pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan Islam oleh Pondok Pesantren Ibaadurrahman menjadi lebih baik hendaknya pihak pengelola mengembangkannya baik itu metode maupun sarana-prasarana

    Evaluation of Community Participation and Fire and Rescue Sub-dept. In Fire Prevention Tanjung Priuk District

    Get PDF
    This study aims to determine the level of community participation in fire prevention and management in Tanjung Priuk Subdistrict, the City of Administration against Fire Disasters in North Jakarta,  the theory used in this research is the opinion of M. Nuh Minister of Education in the era of President Bambang Yudhoyono in Climbing the Amstein ladder to organize an ideal participation. The research method used is a qualitative method to obtain key data from interviews with legitimate sources that are directly involved in fire prevention and management and are supported by data from field observations. The data is then analyzed by the triangulation process. To find out the level of community participation. The results showed that the level of participation in fire prevention in Tanjung Priuk District had a range of information, consultations and appointments. the training program, which is carried out as an annual program, is provided for the community to provide information one way. In the management process, the community is at the second level of the seventh stage because the community is already a partner in the fire department before the fire department arrives at the fire location, the community has tried to extinguish the fire independently. To increase community participation in fire prevention and management, the Fire Department of the North Jakarta City Administration Office must optimize human resources, as well as other fire management resources, to be able to act also to provide costs for Balakar (Voluntary Fire) every month

    ANALISIS DOSIS GAMMA RSG-GAS DENGAN TERAS SILISIDA KERAPATAN 4,8 gU/cm3 MENGGUNAKAN MCNP

    Get PDF
    Analisis Dosis Gamma RSG-GAS DENGAN Teras Silisida KERAPATAN 4,8 gU/cm3 MENGGUNAKAN MCNP. Rencana penggantian jenis elemen bakar RSG-GAS dari bahan bakar dengan kerapatan 2,96 gU/cm3 ke 4,8 gU/cm3 perlu disertai dengan analisis keselamatan radiasinya. Paket program MCNP-5 telah digunakan untuk perhitungan dosis gamma di RSG-GAS yang dimuati elemen bakar dengan kerapatan 4,8 gU/cm3. Sumber gamma dalam reaktor meliputi gamma tangkapan radiatif, gamma hasil pembelahan spontan dan gamma peluruhan dari hasil pembelahan dan hasil aktivasi. Paket program ORIGEN-2.1 digunakan untuk menghitung komposisi nuklida seiring dengan beroperasinya reaktor sehingga kuat sumber gamma tangkapan dan sumber gamma peluruhan dapat ditentukan, sedangkan kuat sumber gamma hasil pembelahan spontan ditentukan oleh daya reaktor dan pembangkitan gamma dalam proses pembelahan U-235,  dengan asumsi reaktor beroperasi pada daya 30 MWt. dalam waktu 46,6 hari. Dosis terhitung tertinggi  di balai eksperimen 4,07×10-3 μSv/jam masih jauh di bawah ambang dosis eksternal yang ditentukan untuk pekerja radiasi, yaitu 25 μSv/jam. Dosis tertinggi di balai operasi reaktor dalam keadaan operasi normal 19,98 μSv/jam. Walaupun masih belum melampaui, tetapi dosis terhitung ini mendekati nilai batas maksimum dosis untuk pekerja radiasi. Disimpulkan bahwa dengan menggunakan elemen bakar berkerapatan 4,8 gU/cm3 dosis radiasi masih dalam keadaan aman. Kata kunci: Sumber radiasi, ORIGEN-2.1, dosis radiasi, RSG-GAS, MCNP-

    Waste Treatment Business By Bumdesa Semambu Makmur As the Practice of Islamic Teachings About Cleanliness

    Get PDF
    This research was conducted in order to empirically prove the connection between the waste treatment business run by Bumdesa Semambu Makmur Semambu Island, Indralaya District, Ogan Ilir Regency and the implementation of Islamic Economics. This research uses a qualitative method with a descriptive analysis approach. by the Ministry of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia. The business fields that are run by Bumdesa Semambu Makmur are home industry, agriculture, serving, waste processing, rental, Village PAM, and Brokering. The main business being carried out is the processing of plastic waste which produces chopped plastic. The special benefit of the plastic waste business for the people involved in plastic waste collection activities is in the form of compensation in the form of money, for Bumdesa Semambu Makmur the benefit is the fulfillment of the raw material needs for chopped plastic which provides income for Bumdesa. The general benefit (ammah) to and from the village environment is the better level of cleanliness in residents' settlements from plastic waste, this is because residents are motivated to collect plastic waste in the hope of getting economic benefits. Keeping the environment clean is the implementation of Islamic teachings

    ANALISIS AKTIVITAS SUMBER RADIASI DAN INTENSITAS SINAR GAMMA DI TERAS REAKTOR PWR 1000 MWe

    Get PDF
    Salah satu PLTN kelas 1000 MWe adalah AP1000, reaktor dengan daya operasi penuh 3400 MWt. Sinar gamma dalam teras reaktor berasal dari tiga jenis sumber: 1) sinar gamma hasil reaksi penangkapan radiatif, 2) sinar gamma hasil reaksi pembelahan spontan dan 3) sinar gamma peluruhan radionuklida hasil pembelahan dan peluruhan radionuklida hasil aktivasi material dalam teras. Komposisi nuklida dalam teras merupakan parameter untuk menentukan laju reaksi penangkapan radiatif. Paket program ORIGEN-2 digunakan untuk menghitung aktivitas radionuklida dalam teras reaktor dan intensitas sinar gamma peluruhannya. Dengan asumsi reaktor dioperasikan pada daya penuh selama 540 hari tanpa gangguan, sebagian besar aktivitas radionuklida hasil pembelahan cenderung stabil, sedangkan aktivitas radionuklida hasil aktivasi material dan aktivitas aktinida cenderung meningkat seiring dengan waktu operasi. Aktivitas terbesar adalah aktivitas radionuklida hasil pembelahan yang totalnya mencapai 6,8×109 curie pada akhir operasi, diikuti aktivitas aktinida 1,06×109 curie, kemudian aktivitas radionuklida hasil aktivasi 5,98×106 curie. Energi sinar gamma terentang antara 0 - 11 MeV, dikelompokkan dalam 7 kelas energi. Sumber sinar gamma penangkapan radiatif memberikan kontribusi intensitas yang paling tinggi diikuti oleh intensitas sinar gamma hasil pembelahan spontan kemudian intensitas sinar gamma hasil peluruhan. Secara umum sinar gamma kelas energi rendah mempunyai intensitas yang lebih besar dibanding intensitas sinar gamma kelas energi tinggi.Kata kunci : PLTN AP1000, aktivitas radionuklida, curie, intensitas sinar gamma, foton One of the 1000 MWe class nuclear power plant is the AP1000, full operating power reactors by 3400 MWt. Gamma rays in the reactor core derived from three types of sources :1) gamma ray results of radiative capture reactions,2) gamma rays result of spontaneous fission reaction and 3) gamma ray decay of radionuclides and the decay of the fission radionuclides results from material activation in the core. Nuclides composition in the core is a parameter to determine the radiative capture reaction rate, calculated using the Origen-2 program package. The code was also used to calculate the activity of radionuclides in the reactor core and gamma ray intensity decay. with the assumption that the reactor operated at full power for 540 days without trouble, most of the activity of radionuclide fission results tend to be stable, whereas the activity of radionuclide activity and the activity of actinide material tends to increase with time of operation. The highest activity is the radionuclide activity of the fission product which totals 6.8×109 curies at the end of reactor operation, followed by the activity of actinide 1.06×109 curis, then the result of activation of radionuclide activity5.98×106 curis. Gamma ray energy ranges between 0-11 MeV, grouped in 7 classes of energy. Radiative capture gamma ray sources contributing the highest intensity followed by the intensity of gamma rays result of spontaneous fission, then the intensity of the decay gamma rays. In general, low-energy gamma rays classes have a greater intensity than the intensity of high energy gamma rays. Keywords : AP1000 nuclear power plant, activity of radionuclides, curie, intensity of gamma rays, photon

    ANALISIS AKTIVITAS SUMBER RADIASI DAN INTENSITAS SINAR GAMMA DI TERAS REAKTOR PWR 1000 MWe

    Get PDF
    Salah satu PLTN kelas 1000 MWe adalah AP1000, reaktor dengan daya operasi penuh 3400 MWt. Sinar gamma dalam teras reaktor berasal dari tiga jenis sumber: 1) sinar gamma hasil reaksi penangkapan radiatif, 2) sinar gamma hasil reaksi pembelahan spontan dan 3) sinar gamma peluruhan radionuklida hasil pembelahan dan peluruhan radionuklida hasil aktivasi material dalam teras. Komposisi nuklida dalam teras merupakan parameter untuk menentukan laju reaksi penangkapan radiatif. Paket program ORIGEN-2 digunakan untuk menghitung aktivitas radionuklida dalam teras reaktor dan intensitas sinar gamma peluruhannya. Dengan asumsi reaktor dioperasikan pada daya penuh selama 540 hari tanpa gangguan, sebagian besar aktivitas radionuklida hasil pembelahan cenderung stabil, sedangkan aktivitas radionuklida hasil aktivasi material dan aktivitas aktinida cenderung meningkat seiring dengan waktu operasi. Aktivitas terbesar adalah aktivitas radionuklida hasil pembelahan yang totalnya mencapai 6,8×109 curie pada akhir operasi, diikuti aktivitas aktinida 1,06×109 curie, kemudian aktivitas radionuklida hasil aktivasi 5,98×106 curie. Energi sinar gamma terentang antara 0 - 11 MeV, dikelompokkan dalam 7 kelas energi. Sumber sinar gamma penangkapan radiatif memberikan kontribusi intensitas yang paling tinggi diikuti oleh intensitas sinar gamma hasil pembelahan spontan kemudian intensitas sinar gamma hasil peluruhan. Secara umum sinar gamma kelas energi rendah mempunyai intensitas yang lebih besar dibanding intensitas sinar gamma kelas energi tinggi.Kata kunci : PLTN AP1000, aktivitas radionuklida, curie, intensitas sinar gamma, foton One of the 1000 MWe class nuclear power plant is the AP1000, full operating power reactors by 3400 MWt. Gamma rays in the reactor core derived from three types of sources :1) gamma ray results of radiative capture reactions,2) gamma rays result of spontaneous fission reaction and 3) gamma ray decay of radionuclides and the decay of the fission radionuclides results from material activation in the core. Nuclides composition in the core is a parameter to determine the radiative capture reaction rate, calculated using the Origen-2 program package. The code was also used to calculate the activity of radionuclides in the reactor core and gamma ray intensity decay. with the assumption that the reactor operated at full power for 540 days without trouble, most of the activity of radionuclide fission results tend to be stable, whereas the activity of radionuclide activity and the activity of actinide material tends to increase with time of operation. The highest activity is the radionuclide activity of the fission product which totals 6.8×109 curies at the end of reactor operation, followed by the activity of actinide 1.06×109 curis, then the result of activation of radionuclide activity5.98×106 curis. Gamma ray energy ranges between 0-11 MeV, grouped in 7 classes of energy. Radiative capture gamma ray sources contributing the highest intensity followed by the intensity of gamma rays result of spontaneous fission, then the intensity of the decay gamma rays. In general, low-energy gamma rays classes have a greater intensity than the intensity of high energy gamma rays. Keywords : AP1000 nuclear power plant, activity of radionuclides, curie, intensity of gamma rays, photon

    Analisis Dosis Gamma Rsg-gas Dengan Teras Silisida Kerapatan 4,8 Gu/cm3 Menggunakan Mcnp

    Full text link
    Analisis Dosis Gamma RSG-GAS DENGAN Teras Silisida KERAPATAN 4,8 gU/cm3 MENGGUNAKAN MCNP. Rencana penggantian jenis elemen bakar RSG-GAS dari bahan bakar dengan kerapatan 2,96 gU/cm3 ke 4,8 gU/cm3 perlu disertai dengan analisis keselamatan radiasinya. Paket program MCNP-5 telah digunakan untuk perhitungan dosis gamma di RSG-GAS yang dimuati elemen bakar dengan kerapatan 4,8 gU/cm3. Sumber gamma dalam reaktor meliputi gamma tangkapan radiatif, gamma hasil pembelahan spontan dan gamma peluruhan dari hasil pembelahan dan hasil aktivasi. Paket program ORIGEN-2.1 digunakan untuk menghitung komposisi nuklida seiring dengan beroperasinya reaktor sehingga kuat sumber gamma tangkapan dan sumber gamma peluruhan dapat ditentukan, sedangkan kuat sumber gamma hasil pembelahan spontan ditentukan oleh daya reaktor dan pembangkitan gamma dalam proses pembelahan U-235, dengan asumsi reaktor beroperasi pada daya 30 MWt. dalam waktu 46,6 hari. Dosis terhitung tertinggi di balai eksperimen 4,07×10-3 μSv/jam masih jauh di bawah ambang dosis eksternal yang ditentukan untuk pekerja radiasi, yaitu 25 μSv/jam. Dosis tertinggi di balai operasi reaktor dalam keadaan operasi normal 19,98 μSv/jam. Walaupun masih belum melampaui, tetapi dosis terhitung ini mendekati nilai batas maksimum dosis untuk pekerja radiasi. Disimpulkan bahwa dengan menggunakan elemen bakar berkerapatan 4,8 gU/cm3 dosis radiasi masih dalam keadaan aman

    Filosofi tradisi penjamasan pusaka Sunan Kalijaga dalam upacara Grebeg Besar di Demak

    Get PDF
    Grebeg Besar merupakan manifestasi sistem religi, sekaligus ciri khas masyarakat Demak. Grebeg Besar sebuah upacara tradisi hasil akulturasi budaya Jawa Islam dan budaya Arab. Pelaksanaan Grebeg Besar dilaksanakan pada bulan Dzul Hijjah atau Besar, karena memelihara kebudayaan leluhur dan mampu membangkitkan semangat, kebanggaan masyarakat sekitar. Grebeg Besar bertujuan untuk menghormati perjuangan para Wali dalam menyebarkan agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui bagaimana prosesi penjamasan pusaka dalam tradisi Grebeg Besar, dan apa makna prosesi penjamasan pusaka dalam tradisi Grebeg Besar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif (Library Research). Sumber data diperoleh dari sumber data primer berupa buku-buku yang membahas tentang Grebek Besar, adat-istiadat Masjid Agung Demak antara lain,Sejarah Berdirinya Masjid Agung Demak dan Grebeg Besar, Babad Demak dalam Tafsir Sosial Politik Keislaman dan kebangsaan. Dan sumber data sekunder yang berupa wawancara, karya ilmiah, ensiklopedi, artikel-artikel dan buku-buku yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, analisis logis historis dan analisis isi (content analysis). Hasil penelitian ini prosesi penjamasan pusaka dalam tradisi Grebeg Besar adalah dilaksanakan setelah shalat idul adha pada tanggal 10 Dzulhijjah. Tempat penyelenggaraan penjamasan di makam Sunan Kalijaga Kadilangu Demak. Pada malam tanggal 10 diadakan selamatan Dipendopo rumah sesepuh Kadilangu. Selamatan yang diadakan oleh sesepuh Kadilangu ini berlangsung dua kali. Pertama; selamatan yang diadakan sebelum upacara penjamasan dilaksanakan. Kedua; selamatan yang diadakan setelah upacara penjamasan. Mengenai makna prosesi penjamasan adalah suatu bentuk ucapan syukur kepada Sang Pencipta, bentuk penghargaan terhadap para pendahulu yang telah berjasa terhadap daerah Kabupaten Demak. Memohon berkah kepada Allah agar sesepuh dan seluruh masyarakat diberi kelancaran dan ketenteraman. Terjaganya dua kaidah dalam kehidupan masyarakat Jawa yaitu rukun, dan menghormati antar sesama masyarakat

    PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS PRODUKSI AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR KESEHATAN MENURUT PERMENKES NOMOR.492/MENKES/PER/IV/2010 (SUATU PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH BESAR)

    Get PDF
    ABSTRAKNADIA ARDANI PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS PRODUKSI AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR KESEHATAN MENURUT PERMENKES NOMOR.492/Menkes/PER/IV/2010 (Suatu Penelitian di Kabupaten Aceh Besar)Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Banda Aceh(vi.69), pp, bibl, app.(YUNITA, S.H., LL.M.)Pasal 3 Permenkes No.492/Menkes/PER/IV/2010 menjelaskan bahwa air yang memenuhi kualitas air minum yang aman bagi kesehatan secara garis besar dapat digolongkan dalam empat syarat yaitu syarat fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif. Tetapi dalam kenyataannya berdasarkan data dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) terdapat indikator bahwa ada pelaku usaha AMDK di Kabupaten Aceh Besar yang belum melakukan pengujian harian untuk pengujian Angka Lempeng Total (ALT) dan Bakteri Coliform pada AMDK yang diproduksinya.Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor yang menyebabkan pelaku usaha masih memproduksi AMDK yang tidak memenuhi standar kesehatan, perlindungan konsumen yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap pelaku usaha AMDK yang tidak memenuhi standar kesehatan dan upaya hukum yang dapat dilakukan oleh konsumen terhadap pelaku usaha yang memproduksi AMDK yang tidak memenuhi standar kesehatan menurut Permenkes No.492/Menkes/PER/IV/2010.Penelitian ini bersifat yuridis empiris. Data penelitian diperoleh melalui kepustakaan dan lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data sekunder dengan cara membaca peraturan perundang-undangan, karya ilmiah, pendapat para sarjana, buku-buku dan artikel. Penelitian lapangan dilakukan untuk mendapatkan data primer melalui wawancara responden dan informan.Berdasarkan hasil penelitian, adapun faktor yang menyebabkan pelaku usaha masih memproduksi AMDK yang tidak memenuhi standar kesehatan menurut Permenkes karena faktor ekonomi, pengetahuan dan kesadaran hukum. Bentuk perlindungan konsumen yang dilakukan oleh pemerintah adalah melakukan pengawasan langsung, pemeriksaan rutin pada setiap sarana AMDK, sosialisasi, pembinaan dan pencabutan izin usaha. Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan dan diluar pengadilan.Disarankan kepada pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan usaha harus memenuhi segala peraturan yang berlaku, Pemerintah harus terus meningkatkan perannya dalam pengawasan dan memberikan perlindungan kepada konsumen secara maksimal, masyarakat selaku konsumen apabila menemukan AMDK yang tidak layak konsumsi segera melaporkan kepada Pemerintah maupun Lembaga terkait
    • …
    corecore