29 research outputs found

    AKSI GAGAL BAYAR PADA PERUSAHAAN FINTECH

    Get PDF
    Hadirnya financial tehnologi (fintech) memudahkan masyarakat untuk mendapatkan dana pinjaman dalam waktu yang singkat dan proses sangat mudah, namun seiring berjalannya fintech banyak kasus gagal bayar. Penelitian ini bertujuan untuk membahas aksi gagal bayar pada perusahaan fintech. Metode penelitian ini adalah study kasus, dengan menggunakan teori Praktik social Anthony Giddens. Berdasarkan hasil analisis terbentuknya aksi gagal bayar berawal dari makna hutang atau pinjaman menjadi sesuatu yang tidak harus dikembalikan. Dan yang kedua ialah struktur dominasi autoratif merupakan penguasaan atau dominasi yang mengatur subjek agen. Dalam  grub ini mendukung para anggotanya utuk melakukan praktik gagal bayar, bentuk dukungan yang diberikan berupa tips-tips atau trik yang di share di grub. Motif gagal bayar karena unsur kesengajaan gagal bayar, menjadikan pinjaman online sebuah pekerjaan, menjadikan konsumtiv, dan gagal bayar merupakan hal biasa & wajar. Para anggota grup merasa aman pinjam di perusahaan fintech

    Strategi Pemberdayaan Komunitas Perempuan Miskin Berbasis Agribisnis

    Get PDF
    The feminization of poverty is one of the major issues in the implementation of development in the Provincial Government of East Java. The main problem is centered on the helplessness and vulnerability in groups of poor and very poor. Approach to empowering the female head of households to develop productive business by utilizing local potential is expected to be one of the alternative solutions to solve the problem of poverty. Various problems that arise later in the implementation to running empowerment of female households head is starting from limited access to working capital, low levels of formal education members, lack of knowledge (soft skills and hard skills), time constraints in dividing roles in the family and work, lack of trust for women doing self actualization, and low self reliance in the decision making process is a real obstacle faced in developing empowerment. The results of this study are as follows; the pattern of the active participation of poor women is needed to overcome the inhibiting factors and optimize a contributing factor in the empowerment process, the strategy of community empowerment of poor women by establishing the Agribusiness Microfinance Institutions (LKMA) and overall support of stakeholders for members of the group community empowerment consisting of poor female head of households. Feminisasi kemiskinan merupakan salah satu isu utama dalam pelaksanaan pembangunan di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Masalah utama difokuskan pada ketidakberdayaan dan kerentanan pada golongan penduduk miskin dan sangat miskin pada kelompok kepala rumah tangga perempuan. Pendekatan pemberdayaan kelompok kepala rumah tangga perempuan tersebut untuk mengembangkan usaha produktif dengan memanfaatkan potensi lokal diharapkan menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah kemiskinan. Berbagai permasalahan yang muncul kemudian pada pelaksanaan pemberdayaan kelompok kepala rumah tangga perempuan adalah dimulai dari keterbatasan akses terhadap modal kerja, rendahnya tingkat pendidikan formal anggota, keterbatasan pengetahuan (soft skill) dan keterampilan (hard skill), keterbatasan waktu dalam membagi peran dalam keluarga dan pekerjaan, kurangnya rasa percaya diri perempuan dalam beraktualisasi, dan rendahnya kemandirian dalam proses pengambilan keputusan merupakan hambatan yang nyata dihadapi dalam mengembangkan usaha pemberdayaan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa bentuk dan pola partisipasi aktif perempuan miskin sangat diperlukan untuk mengatasi faktor penghambat dan mengoptimalkan faktor pendukung dalam proses pemberdayaan, strategi pemberdayaan komunitas perempuan miskin dengan mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) dan dukungan menyeluruh pihak pemangku kepentingan (stakeholders) kepada anggota kelompok pemberdayaan yang terdiri dari kepala rumah tangga perempuan miskin

    Strategi Pemberdayaan Komunitas Perempuan Miskin Berbasis Agribisnis

    Get PDF
    The feminization of poverty is one of the major issues in the implementation of development in the Provincial Government of East Java. The main problem is centered on the helplessness and vulnerability in groups of poor and very poor. Approach to empowering the female head of households to develop productive business by utilizing local potential is expected to be one of the alternative solutions to solve the problem of poverty. Various problems that arise later in the implementation to running empowerment of female households head is starting from limited access to working capital, low levels of formal education members, lack of knowledge (soft skills and hard skills), time constraints in dividing roles in the family and work, lack of trust for women doing self actualization, and low self reliance in the decision making process is a real obstacle faced in developing empowerment. The results of this study are as follows; the pattern of the active participation of poor women is needed to overcome the inhibiting factors and optimize a contributing factor in the empowerment process, the strategy of community empowerment of poor women by establishing the Agribusiness Microfinance Institutions (LKMA) and overall support of stakeholders for members of the group community empowerment consisting of poor female head of households. Feminisasi kemiskinan merupakan salah satu isu utama dalam pelaksanaan pembangunan di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Masalah utama difokuskan pada ketidakberdayaan dan kerentanan pada golongan penduduk miskin dan sangat miskin pada kelompok kepala rumah tangga perempuan. Pendekatan pemberdayaan kelompok kepala rumah tangga perempuan tersebut untuk mengembangkan usaha produktif dengan memanfaatkan potensi lokal diharapkan menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah kemiskinan. Berbagai permasalahan yang muncul kemudian pada pelaksanaan pemberdayaan kelompok kepala rumah tangga perempuan adalah dimulai dari keterbatasan akses terhadap modal kerja, rendahnya tingkat pendidikan formal anggota, keterbatasan pengetahuan (soft skill) dan keterampilan (hard skill), keterbatasan waktu dalam membagi peran dalam keluarga dan pekerjaan, kurangnya rasa percaya diri perempuan dalam beraktualisasi, dan rendahnya kemandirian dalam proses pengambilan keputusan merupakan hambatan yang nyata dihadapi dalam mengembangkan usaha pemberdayaan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa bentuk dan pola partisipasi aktif perempuan miskin sangat diperlukan untuk mengatasi faktor penghambat dan mengoptimalkan faktor pendukung dalam proses pemberdayaan, strategi pemberdayaan komunitas perempuan miskin dengan mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) dan dukungan menyeluruh pihak pemangku kepentingan (stakeholders) kepada anggota kelompok pemberdayaan yang terdiri dari kepala rumah tangga perempuan miskin

    Pamali Culture Existence: Phenomenology Study in Bani Tribe, Tubuhu’e Village, North Central Timor Regency, Indonesia

    Get PDF
    This study examines Bani Tribe’s cultural values by reviewing the meaning of Bani Tribe’s Pamali culture which is related to prohibitions on certain kinds of food.  Pamali contains several values and norms, such as trust, compliance, politeness, and ethics. These represent moral education Pamali aimed for. Data type obtained was verbal and it exhibits three types of Pamali. First is Pamali for all communities of Tubuhu’e. Second is Pamali for all people in Bani Tribe. The third Pamali is special Pamali for Tribe Chief (Ana'tobe). Some of these Pamali include prohibition from consuming pigeon meat, duck meat, baby corn in a meal unless all these foods are already stored in a traditional warehouse for sacred rituals or other ceremonies. An in-depth interview has been conducted with respected informants, including persons with important status, such as community elders. Analysis result indicates that Pamali culture is believed by Bani Tribe t be a set of rule with a strong meaning. Hereby, it is then concluded that the meaning of Pamali is understandable from a social construction perspective. There is a fact that verbal tradition in Pamali culture has been constructed long ago by the ancestors, and thus, this culture should be their legacy. The ancestors have also ingrained moral education as a supreme virtue and, as a result, this impels Bani Tribe to maintain and conserve verbal tradition in Pamali culture to keep next generations following the path of their ancestors. Keywords: Suku Bani, The Constructions of Meaning, Oral tradition, Pamali cultur

    Fase Respon dan Strategi Petani Bunga Potong dalam menghadapi Pandemi Covid-19 di Gunungsari Batu, Jawa Timur

    Get PDF
    Pandemi covid-19, telah menyebabkan dampak negatif multidimensional di seluruh dunia.Salah satu unsur kehidupan yang paling rentan terkena dampak negatif tersebut adalah petani, termasuk di dalamnya petani bunga potong mawar di Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu Jawa Timur. Adanya pandemi covid-19, para petani tidak hanya berhadapan dengan persoalan dasar petani saja, tetapi juga berhadapan dengan persoalan anomali bencana non alam yang berkaitan dengan aspek-aspek non pertanian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis fase respon dan strategi bertahan hidup petani di era pandemi covid-19. Penelitian ini berdasarkan pada studi lapang dan wawancara mendalam dengan petani bunga mawar di Batu mulai tahun 2000-2001. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa respon petani mengikuti pola siklus dari fase psiko-kognitif, sosiologis, tindakan ekonomi, budaya teknologi pemasaran, dan teologis atau keyakinan atas ajaran agama. Sedangkan strategi bertahan hidup yang dipilih oleh petani meliputi pengenalan dan pendalaman ancaman pandemi, mengurangi jumlah tanaman dan konversi jenis tanaman, ekonomi subsistensi, digitalisasi pemasaran, serta doa, ikhtiar dan pasrah. Strategi bertahan hidup merupakan fungsi dari serangkaian respon yang dimiliki seseorang atas persoalan yang menimpanya. Strategi bertahan hidup petani tidak bersifat kolektif, melainkan bersifat personal atas dasar rasionalitas instrumental dan rasionalitas orientasi nilai

    Partisipasi Warga pada Penanganan Krisis Akibat Pandemi Covid-19 dalam Tangga Partisipasi Arnstein di Bogoarum, Magetan

    Get PDF
    Artikel ini bertujuan untuk memahami masalah kuasa (power) dalam implementasi program atau kegiatan yang menggunakan pendekatan atau strategi berbasis komunitas atau community development. Implementasi program pemberdayaan masyarakat menuntut adanya distribusi kekuasaan kepada komunitas melalui proses partisipasi untuk mewujudkan tujuan utama penerapan program yaitu komunitas yang berdaya (empowerment). Diperlukan derajat partisipasi yang tinggi agar distribusi kuasa tersebut bisa terwujud. Penelitian ini menunjukkan bagaimana derajat partisipasi tinggi bisa dicapai pada penerapan Program Kampung Tangguh untuk menangani pandemi covid-19 di Desa Bogoarum. Untuk mengkaji derajat partisipasi komunitas penelitian ini menggunakan teori tangga partisipasi dari Sherry Arnstein yang secara garis besar membagi derajat partisipasi komunitas dalam tiga tingkatan yaitu  kuasa komunitas, ‘ada’ partisipasi dan tidak ada partisipasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warga desa Bogoarum sudah mengadopsi prinsip utama dari community development yaitu human orientation, partisipasi dan empowerment pada program ppemberdayaan mereka sebelumnya yaitu jimpitan dan Bank Sampah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penerapan prinsip ini mendukung tercapainya derajat partisipasi yang tinggi pada penerapan Program Kampung Tangguh Semeru di Desa Bogoarum. Sebagai hasilnya, warga Desa Bogoarum berhasil mengendalikan penularan dan penanganan dampak negatif dari pandemic covid-1

    PERAN MODAL SOSIAL DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI PANTI ASUHAN (Studi Kasus di Panti Asuhan Nurul Haq Kelurahan Masigi Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong)

    Get PDF
    AbstrakPembangunan setiap wilayah khususnya pemekaran yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, tidak bisa dipandang sebelah sisi. Permasalahan utama adalah  tingginya kemiskinan yang mendesak ekonomi keluarga, sehingga berdampak pada perpecahan keluarga, perceraian, dan anak terlantar. Diperlukan suatu lembaga yang bisa membina anak-anak tersebut. Oleh karena itu peneliti ingin mencari peranan modal sosial di Panti Asuhan Nurul Haq, bagaimana peranan modal sosal dipertahankan dan mekanismenya. Metode penelitian menggunakan kualitatif dengan teknik analisis data dan menerapkan metode triangulasi dalam memperoleh keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan, norma, dan jaringan terbangun dari nilai persahabatan antara penggagas dan rekan kerjanya. Sehingga saling bertanggungjawab atas pembagian perannya di bidang peternakan, perkebunan, dakwah, wirausaha dan pertanian. Kondisi tersebut memperkuat hubungan internal kelompok (bonding), akhirnya mereka juga membangun kerjasama dengan beberapa donatur yayasan (bridging), dinas pemerintah (linking) dan terjalin hubungan timbal balik (resiprositas). Kemudian, setelah pergantian kepengurusan terjadi pelemahan kepercayaan (low trust) dan perkembangannya modal sosial dipelihara atas dasar jasa pendiri dan nilai kekerabatan.Kata kunci: modal sosial, social bonding, social bridging, social linking, dan panti asuhan nurul haq  AbstractDevelopment of every region, especially pemekaran made by the goverment of parigi moutong regency, can not be regarded as one side. The main  problem is the high poverty urging the family economy, thus impacting the family split, diforce and abandonment of childrent. It takes an institution that can foster the child. Therefore, the researcher wanted to find the role of social capital of nurul haq orphanage, how the role of social capital is maintained and its mechanism. The research method used qualitative with data analysis tehnique and applied triangulation method in obtaining data validity. The results showed the trust, norms, and networks awakened from the value of friendship between the initiator and his co workers. So mutually responsible for the division of roles in the field of livestock, plantation, indentures, enterpreneurship and agriculture. These conditions strengthen the internal relations of the group (bonding), eventually they also build cooperation with some donors of the fondation (bridging), goverment agencies (linking), and established reciprocal relationship (reciprocity). Then, after the change of management there is a weakening of trust (low trust) and the defelopment of social capital is maintained on the basis of the services of the founder and the value of kinship. Keyword: social capital, social bonding, social bridging, social linking, and panti asuhan   nurul haq

    Domination of Expert Agent in The Rural Development Programs

    Get PDF
    ABSTRACTThe study aims to examine the implementation of rural development programs. The study also shows an alternative model in how these programs could be conducted effectively. A case study approach were implemented to unveil the distribution of development programs organized by groups of farmers (Poktan) and the union of them (Gapoktan) in Sidoasri village, Sumbermanjing Wetan, Malang. The result of the study reveals that Gapoktan Committee as the expert agent dominated the mechanism and distribution of programs. In contrast, Gapoktan members only received passively the development programs and were not able to participate and initiate a change on these mechanism. In order to distribute the programs effectively, a participative model is highly required. There should be an ongoing assistance so the farmers could participate in decision making processes continualy, from identifying problems, finding the solution to the problems, and monitoring as well as evaluating these programs. This model would be effective to achieve empowerment objective of the rural development programsKeywords: Gapoktan, Participation, Rural Development Programs, farmers and PoktanABSTRAKPenelitian ini mengeksplorasi pengelolaan bantuan Kementrian Pertanian yang diberikan kepada petani. Kajian tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menggagas model pendampingan yang efektif dalam mengelola bantuan pertanian. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus diimplementasikan untuk menelaah pengelolaan bantuan pertanian yang diorganisir kelompok tani (Poktan) dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Desa Sidoasri Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan bantuan pertanian petani di Desa Sidoasri didominasi pengurus Gapoktan sebagai expert agent. Anggota Gapoktan hanya berperan sebagai pihak penerima bantuan saja dan tidak memiliki kemampuan atau kesempatan untuk menciptakan inisiatif untuk melakukan perubahan terhadap kebijakan pengelolaan bantuan yang diterapkan para pengurus. Kondisi ini menjadikan pengelolaan bantuan terpusat dan tidak tepat sasaran. Agar bantuan pertanian ini berjalan lebih efektif, maka model pengelolaan bantuan yang bersifat partisipatif menjadi penting dilakukan. Partisipasi anggota Gapoktan dalam model tersebut perlu ditopang pendampingan yang berkelanjutan supaya keterlibatan petani bersifat holistik dan konsisten. Pendampingan berkelanjutan diproyeksi mendorong anggota Gapoktan terlibat sejak tahap mengidentifikasi masalah, memunculkan alternatif pemecahan masalah, memutuskan solusi untuk mengatasi problematika hingga mengevaluasi solusi yang diimplementasikan. Pendampingan dengan model ini berpotensi meningkatkan partisipasi petani dalam penentuan kebijakan pengelolaan bantuan pertanian. Partisipasi inilah yang ditawarkan sebagai jalan keluar bagi perbaikan pengelolaan bantuan pertanian.Kata kunci: Gapoktan, partisipasi, pendampingan berkelanjutan, petani, dan Pokta

    Empowering Women Ex-Migrant Workers and Domestic Violence Victims through Komunitas Perempuan Singkong Jaya

    Get PDF
    This article seeks to understand the empowerment of women ex-migrant workers who have faced various problems before, during and after going back to the homeland as ex-migrant workers. These problems include unemployment, family’s affairs, exploitation, discrimination and domestic violence. Komunitas Perempuan Singkong Jaya has been established to carry out empowerment programs to overcome these problems. The purpose of this study is to identify the needs as well as the problems that hinder the implementation of the programs and seeks to find the solutions. This study employs descriptive qualitative approach to examine the implementation of the development programs which have been conducted by Komunitas Perempuan Singkong Jaya located in Desa Sukowilangun, Kec. Kalipare, Kab. Malang. Based on the findings, there are several problems in the implementation of development programs, including the lack of capital and facilities, packaging and marketing, as well as product license problems. Addressing these problems, some intervention programs have been conducted, including training and funding which have generated intended outputs. However, this study also found that the change in lifestyle of these women ex-migrant workers has resulted in their being reluctant to be involved in the development programs

    The Interpretation of the Omed-Omedan Tradition by the Community in Banjar Kaja, Traditional Village of Sesetan, Denpasar, Bali

    Get PDF
    This research aims to describe the interpretation of the cultural tradition of omed-omedan by the community in Banjar Kaja. In order to understand the meaning of the tradition of omed-omedan, the symbolic interactionism theory approach was used. This research used qualitative research with the phenomenology approach. The data collecting technique used was through observation, interview, and documentation. The data analysis technique used was a modification of phenomenology analysis technique from Kaam. The tradition of omed-omedan or med-medan derived from the word omed which means to pull, so omed-omedan means pulling each other. There are always pros and cons of a tradition in a community. There is an image or impression that seems to accuse the omed-omedan tradition as a chance to kissing in public. Actually, the technique of omed-omedan is where the man embraces the woman, and their cheeks are touching to each other which give the impression as if they are kissing. The interpretation by informants related to the tradition of omed-omedan is the meaning of solidarity as a social creature, human cannot live without others and should help each other, the meaning of religion is as an expression of gratitude for the life given by the creator, the meaning of harmony or hospitality is to maintain balance and the integrity of the Banjar Kaja community. Keywords: interpretation, omed-omedan tradition, communit
    corecore