9 research outputs found

    Integrasi Branding Dalam Interior Warunk Upnormal

    Get PDF
    The rapid growth of culinary tourism in Bandung has resulted in intense competition for cafe owners to survive in this industry. Especially with the emergence of conceptual cafes, business people need to overcome this situation by doing cafe interior branding. One of them is Warunk Upnormal. The concept of this cafe was originally adopted from a traditional Indonesian coffee shop (warkop). The aim of this research is to find out whether the application of interior branding at Warunk Upnormal is in accordance with Kim Kuhteubl's theory; which consists of clear vision aspects; unique story aspect; energi aspect. This research is a qualitative research using descriptive analytical method to see the integration between interior design and branding at Warung Upnormal. Methods of data collection include interviews, observation, photo documentation, and literature studies about cafĂ© interior branding. Research finds that Warunk Upnormal has used Kuhteubl's interior branding theory. This can be seen from the sinage elements, spatial organization, furniture layout, type of music (clear vision); logo elements and interior concepts (unique story); elements of color, material, lighting, ventilation (energi). The implementation of these three aspects gives an interesting impression to visitors.   Keywords: Interior, Interior Branding, Cafe Interior, Warunk UpnormalPesatnya pertumbuhan wisata kuliner di Bandung mengakibatkan persaingan yang ketat bagi pemilik kafe untuk bertahan di industri ini. Apalagi dengan munculnya kafe-kafe konseptual, Para pebisnis perlu mengatasi situasi ini dengan melakukan branding interior kafe. Salah satunya adalah Warunk Upnormal. Konsep kafe ini awalnya diadopsi dari kedai kopi tradisional Indonesia (warkop). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penerapan interior branding pada Warunk Upnormal apakah sudah sesuai dengan teori Kim Kuhteubl; yang terdiri dari aspek clear vision; aspek unique story; aspek energy. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis untuk melihat keterpaduan antara desain interior dan branding di Warunk Upnormal. Metode pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dokumentasi foto, dan studi literatur tentang interior branding cafĂ©. Penelitian menemukan bahwa Warunk Upnormal telah menggunakan teori branding interior Kuhteubl. Hal ini dilihat dari elemen signage, organisasi ruang, layout furniture, jenis musik (clear vision); elemen logo dan konsep interior (unique story); elemen warna, material, pencahayaan, penghawaan (energi). Dari implementasi tiga aspek tersebut memberi kesan yang menarik untuk pengunjung.   Kata kunci: Interior, Interior Branding, Interior Kafe, Warunk Upnorma

    Pengaruh Arsitektur Cina Pada Bentuk Pintu dan Jendela Bangunan Candra Naya

    Get PDF
    Bangunan di Indonesia mempunyai banyak penerapan dari akulturasi Budaya Cina, karena sejakribuan tahun yang lalu Budaya Cina sudahada di Indonesia, khususnya pada bangunan banyakpenerapan dari Arsitektur Cina yang muncul dengan corak yang khas dengan mengadopsi gayaarsitektur timur di Asia. Struktur Arsitektur Cina menggunakan kayu karena lebih tahan terhadapgempa. Selain itu orang tionghoa menganggap hal tersebut sebagai etika terhadap lingkungan alamdengan mengutamakan hierarki dalam kekuasaan menghormati alam dan memperhatikan keserasiandengan alam. Salah satu bangunan yang menggunakan penerapan Arsitektur Cina adalah CandraNaya yang terletak di Jakarta Barat. Candra Naya memiliki keunikan tersendiri yaitu pada dimensibangunannya yang cukup besar. Elemen yang menonjol pada bangunan tersebut adalah pintu danjendela, karena terdapat ornamen yang diaplikasikannya. Ornamen yangdiaplikasikan tidak hanyasekedar untuk mempresentasikan khas Arsitektur Cina namun juga terdapat harapan-harapan sepertitulisan pada pintu utama Candra Naya yang kurang lebih bertuliskan semoga penggunanya memilikirezeki yang luas. Selain ornamen, dimensi bangunan yang besar dengan desain jendela dan pintuyang beragam, berguna untuk mendapatkan sirkulasi udara yang baik. Penelitian ini menggunakanmetode kualitatif yaitu mengumpulkan data-data melalui studi literatur, observasi mulai dari sejarahhingga detail ukuran setiap elemen, wawancara langsung dengan pengurus Candra Naya sebagaibukti yang esensial, dokumentasi, dan mengembangkan teori-teori dengan cara berpikir penelitiananalisis induktif. Hasil penelitian berupa penjelasan dengan mengeksplorasi dan interpretasi data-data yang didapatkan, sehingga data-data tersebut bisa dijadikan literatur dan memperkenalkan sertamelestarikan bangunan cagar budaya Indonesia salah satunya di Jakarta Barat

    ANALISIS POLA PENATAAN RUANG PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK AMANAH BANDUNG BERDASARKAN AKTIVITAS DAN PERILAKU PENGHUNI

    Get PDF
    Pola penataan ruang pada suatu bangunan dapat mempengaruhi perkembangan psikologis penghuni. Salah satunya ruangan pada Panti Asuhan Anak dimana terdapat anak – anak dengan usia dan karakter berbeda. Segala aspek yang berada di panti asuhan ini harus mampu mendukung terciptanya pengasuhan yang baik salah satunya melalui penataan ruang sehingga anak akan merasa nyaman dan anak bisa berkembang sesuai dengan perkembangan usia anak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penataan ruang yang baik sesuai perkembangan usia anak asuh sehingga bisa mendukung perkembangan anak. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kualitatif dengan studi kasus yang dilakukan pada Panti Sosial Asuhan Anak Amanah melalui studi literatur dan observasi. Hasil dari analisa studi kasus ini berdasarkan studi literatur akan menghasilkan sebuah kriteria pola penataan ruang yang sesuai dengan karakteristik anak asuh yang berada di panti asuhan ini. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam pola penataan ruang pada Panti Sosial Asuhan Anak Amanah ini harus memperhatikan karakter anak asuh dari segi fisik  dan psikologis

    Studi Komparasi Elemen Interior Pada Kamar Tamu Resort Di Kawasan Banten

    Get PDF
    Resort adalah tempat singgah sementara dengan beragam kebutuhan seperti olahraga, pertemuan, kesehatan, agama, dan bisnis. Resort biasanya berlokasi di daerah alam seperti pantai atau pegunungan, untuk memberikan fasilitas bagi wisatawan agar dapat bersantai dan berlibur. Namun, nuansa interior khas nusantara semakin langka karena dampak modernisasi. Beberapa arsitek dan desainer interior kini mencoba menghadirkan kembali unsur- unsur kebudayaan nusantara dalam desain bangunan.Penelitian ini membandingkan elemen interior pada kamar tamu di 3 resort di Banten untuk mengkaji penerapan suasana modern tradisional. Hasilnya diharapkan memberikan manfaat bagi institusi pendidikan sebagai referensi dalam perancangan sejenis. Metode penelitian kualitatif deskriptif digunakan dengan memilih 3 studi kasus resort di Banten, yakni Kalicaa Villa, Coconut Island, dan Novus Jiva. Data sekunder diperoleh dari literatur, jurnal, dan analisis hasil penelitian. Hasil komparasi menunjukkan Kalicaa Villa memiliki gaya modern minimalis dengan sentuhan alami dan tradisional pada elemen dekoratif. Coconut Island menampilkan gaya tradisional dengan penggunaan material kayu gelap dan ukiran yang memberikan kesan klasik. Sedangkan Novus Jiva menampilkan gaya modern minimalis tanpa ornamen. ketiga resort di Banten menampilkan gaya interior yang berbeda. Kalicaa Villa menggabungkan modern minimalis dan alami dengan sentuhan tradisional. Coconut Island menampilkan gaya tradisional dengan ornamen kayu yang klasik. Sementara itu, Novus Jiva menampilkan gaya modern minimalis tanpa ornamen

    Studi Komparasi Desain Meubel Ruang Tunggu Terhadap Kenyamanan Pengunjung Bioskop XXI Bandung Indah Plaza Dengan CGV Bandung Electronik Center

    Get PDF
    Industri hiburan pada era modern merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam menyeimbangkan hidup. Terutama untuk masyarakat urban dengan tingkat perekonomian menengah keatas yang pola hidupnya sangat sibuk. Industri hiburan adalah salah satu fasilitas yang banyak dipergunakan untuk melepaskan kepenatan. Salah satu industri hiburan yang sering dikunjungi masyarakat urban bioskop. Bioskop  merupakan pertunjukkan yang diperlihatkan dengan gambar (film) yang disorot sehingga dapat bergerak. Bioskop juga dapat diartikan sebagai tempat untuk menonton pertunjukkan film dengan menggunakan layar lebar, dimana gambar dari film diproyeksikan ke layar dengan menggunakan proyektor. (Badan Pusat Statistik, 2016). Bioskop banyak sekali jenisnya akan tetapi bioskop di Kota Bandung ada dua jenis yaitu XXI dan CGV. Bioskop XXI dan CGV ini mempunyai karakter yang berbeda baik dari segi interior, fasilitas pengunjung maupun jenis filmnya. Dalam penelitian ini akan membahas masalah interior, terutama desain meubel dari kedua jenis bioskop tersebut. Hal ini sangat menarik untuk dijadikan studi komparasi mengingat desain meubel di ruang tunggu merupakan fasilitas yang sangat penting karena berpengaruh terhadap kenyamanan pengunjung. Metodologi penelitian yang akan dipakai adalah deskriptif kualitatif. Studi komparasi ini akan mengambil desain meubel ruang tunggu, menganalisa dari perbedaannya dan menyimpulkan hasil akhir yang berkaitan dengan penggayaan desain serta pengaruhnya terhadap  kenyamanan pengunjung bioskop

    E-kiosk dan Pelatihan Konten Digital Instagram untuk Peningkatan Layanan Kesehatan Klinik

    Get PDF
    Abstract The public health index is part of the Regional Government's plan, also the Sustainable Development Goal number 3. To assist public health improvement, a community service was carried out with partner Citra Sehat Clinic, Sadang Serang, Bandung City. The activity was carried out through preparation, implementation, and evaluation. The preparation stage was conducted through surveys, observations, literature collection, and interviews. The implementation phase consisted of installing furniture and tools, workshops on the use of tools and queuing systems, and optimizing the use of social media. The evaluation stage was in the form of questionnaire feedback to partners. All stages were carried out collaboratively involving interior design, visual communication design, and information technology (IT). The results of the service are in the form of an e-kiosk, examples of social media content, and training. Efforts to improve public health in the digital era must use technology for data storage and public health media literacy. Design and IT collaboration can provide comprehensive solutions to problems in society. The provision of design and IT-based facilities needs to be accompanied by training on their use to be sustainable. Keywords: design, information technology, clinic, public health   Abstrak Indeks kesehatan masyarakat merupakan bagian dari RKP Pemerintah Daerah, juga tujuan Sustainable Development Goals nomor 3. Dalam rangka membantu upaya peningkatan kesehatan masyarakat, dilakukan pengabdian masyarakat dengan mitra Klinik Citra Sehat Sadang Serang, Kota Bandung. Pengabdian masyarakat dilakukan melalui tahapan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap persiapan berupa survey, observasi, pengumpulan literatur, dan wawancara. Tahap pelaksanaan terdiri dari kegiatan pemasangan mebel dan alat, workshop penggunaan alat dan sistem antrian, serta optimasi penggunaan media sosial. Tahap evaluasi berupa kuisioner feedback kepada mitra. Seluruh tahapan dilakukan secara kolaboratif melibatkan ilmu desain interior, desain komunikasi visual, dan teknologi informasi (IT). Hasil pengabdian berupa e-kiosk, contoh konten media sosial, dan pelatihan. Upaya peningkatan kesehatan masyarakat di era digital perlu memanfaatkan teknologi untuk penyimpanan data dan media literasi kesehatan masyarakat. Kerjasama desain dan IT mampu memberikan solusi komprehensif pada permasalahan di masyarakat. Pemberian fasilitas berbasis desain dan IT perlu disertai dengan pelatihan penggunaannya agar dapat berkelanjutan.   Kata kunci: desain, teknologi informasi, klinik, kesehatan masyaraka

    Ragam Hias Gaya Tionghoa sebagai Indentitas Bangunan Candra Naya

    Get PDF
    ​​ Chinese cultural acculturation happens in several cities in Indonesia through archipelago trade flow. Chinese culture spread into several aspects, starting from language, arts, foods, fashion, religion, and also architecture. House and pagoda were a building that mostly applied Chinese Architecture that have a lot of ornament decorations with their special color in it. Geometry, animal pattern, flower pattern, nature pattern,and legend are the most used ornament decorations it also has a certain meaning, it depends on Chinese belief. One of the remaining buildings that applied Chinese Architecture in Jakarta was Candra Naya. Candra Naya was a house on Chinese Major that has had restoration anis d now used as a cultural heritage building. The site of Candra Naya is less known by the local people, so the existing wealth of the building was known internally only. This research was conducted to find out the ornament decorations influence and acculturation of Chicultureturas identity on Candra Naya.  This research method uses visual analysis with a  qualitative approach. By collecting data from literatures, observation , and interview with Candra Naya’s caretaker. Results of the research show that ornaments decoration of Chinese architecture influence the Candra Naya building as its identity and can be a new source the for the reservation of cultural heritage in Indonesia. Keywords: Acculturation, Chandra Naya Building, Chinese, Color,  Decorations  Akulturasi budaya Cina terjadi pada beberapa kota di Indonesia melalui arus perdangangan Nusantara. Budaya Cina tersebar dalam berbagai aspek, mulai dari bahasa, kesenian, makanan, pakaian, agama, hingga arsitektur. Arsitektur Cina umumnya diterapkan pada bangunan  rumah tinggal dan klenteng (tempat ibadah) dengan ornamen hias dan warna khas yang beragam pada setiap elemen bangunannya. Bentuk ragam hias yang digunakan seperti bentuk geometris, motif hewan, motif tanaman, motif fenomena alam, dan motif legenda dengan filosofi dan makna tertentu menurut kepercayaan masyarakat Cina. Candra Naya merupakan salah satu bangunan dengan Arsitektur Cina yang tersisa di Jakarta. Candra Naya merupakan rumah tinggal dari mayor Tionghoa yang kemudian mengalami pemugaran dan beralih fungsi menjadi bangunan Cagar Budaya. Keberadaan dan sejarah Candra Naya kurang diketahui oleh masyarakat umum, sehingga kekayaan yang ada di bangunan tersebut masih bersifat internal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ragam hias gaya Tionghoa dan pengaruh akulturasi budaya Cina sebagai identitas bangunan Candra Naya. Penelitian dilakukan menggunakan metode penelitian analisis visual dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui studi literatur, survey lapangan, dan wawancara dengan pengurus bangunan Candra Naya. Hasil penelitian menunjukan mengenai adanya pengaruh ragam hias gaya Tionghoa pada Candra Naya dan dijadikan tambahan literatur dalam upaya pelestarian cagar budaya di Indonesia.   Kata Kunci:  Akulturasi, , Bangunan Candra Naya, Ragam Hias,  Tionghoa, Warna &nbsp

    Peningkatan Pemahaman Masyarakat Terhadap Nilai Cagar Budaya Berbasis Wisata Tematik Google Maps di Purwakarta

    No full text
    Pada era Hindia Belanda, Kabupaten Purwakarta adalah ibukota Karesidenan Karawang, sehingga di Kabupaten Purwakarta terdapat kawasan pusat kota dengan alun-alun dan kelengkapan infrastruktur lainnya. Kelebihan ini belum disadari sebagai potensi oleh pemerintah daerah maupun masyarakat. Padahal, pemahaman terhadap potensi cagar budaya akan mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) daerah. Dari permasalahan tersebut, kegiatan pengabdian masyarakat ini menawarkan dua solusi yaitu, memberikan ilmu dan metode untuk peningkatan pemahaman masyarakat terhadap potensi cagar budaya daerah dan pengembangan peta wisata tematik berbasis Google Maps. Di dalamnya terdapat kegiatan terkait inventarisasi dan dokumentasi bangunan cagar budaya, termasuk pengetahuan teknologi untuk membangun media literasi cagar budaya. Metode yang digunakan melalui survey lapangan dan wawancara, penyusunan proposal, dan pencarian alternative solusi. Pada pelaksanaan kegiatan, metode yang digunakan adalah transfer pengetahuan melalui kegiatan workshop Adapun luaran kegiatan berupa infografis, peta tematik cagar budaya, dan website. Serta transfer pengetahuan dan metode kepada staf DISPORAPARBUD, dan masyarakat pecinta warisan budaya di bawah binaan DISPORAPARBUD Kabupaten
    corecore