401 research outputs found

    The Water, Soap, Sanitation, and Handwashing Facilities are Associated with COVID-19 Transmission in 44 Countries

    Get PDF
    Coronavirus 2019 (COVID-19) is currently a global pandemic. Public awareness about washing hands is important in preventing the spread of COVID-19. The purpose of this study was to determine the relationship between increased water sources, basic water services, improved sanitation facilities, basic hand washing facilities, soap and water availability with COVID-19 transmission in 44 countries. Using Demographic and Health Survey Data in 44 countries including data on populations living in households using improved water sources, basic water services, improved sanitation facilities, hand washing practices, basic hand washing facilities with soap and water availability, ownership of electricity, television, cellphones , and households consisting of only those aged> 65 years. Data is downloaded in the form of Excel. The COVID-19 case was reported by the Johns Hopkins University Center for Science and Systems Engineering (CSSE) on April 28, 2020 in 44 countries. DHS program data from 44 countries that are relevant to the CSSE Johns Hopkins University data are carried out linear regression tests and alternatives (spearman test) using SPSS 22. Relationships between variables by looking at the correlation coefficient and p value for each variable. The results of the study are presented in tabular form. Results: Increased water sources, basic water services, improved sanitation facilities, basic hand washing facilities, soap and water available in relation to COVID-19 transmission, with each correlation coefficient of 0.421, 0.506, 0.374, 0.243 and 0.399

    UROE PEUKAN DALAM TRADISI MASYARAKAT BIREUEN

    Get PDF
    ABSTRAK Uroe Peukan (pasar) dalam pandangan sebagian orang adalah hanyasebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat, tempat para penjual dan pembeliberkumpul. Sebenarnya, pasar adalah salah satu bentuk budaya masyarakat. Jika ingin melihat kebudayaan suatu daerah maka pasar adalah salah satu tempat yangdapat memberikan gambaran awal tentang budaya masyarakatnya. Barang-barangyang dijual, masyarakat yang datang berbelanja, dan cara mereka bertransaksiadalah salah satu wujud budaya. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui danmenganalisis tradisi uroe peukan di Bireuen dan untuk memperoleh deskripsisecara kualitatif tentang pengaruh uroe peukan terhadap budaya transaksi.Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yang merupakanpenelitian yang bertujuan memberikan gambaran secara jelas dan sistematisterkait dengan objek yang diteliti dengan memberikan informasi dan data yangvalid dengan data dan fenomena yang ada di lapangan. Teknik pengumpulan datayang digunakan adalah dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.Sementara untuk data sekunder dalam bentuk buku, jurnal, dan dokumen. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa kegiatan jual beli di hari pekan masih tetapberlangsung sampai sekarang. Selain itu di hari pekan bisa memperlancarekonomi khususnya menengah ke bawah khususnya dalam bidang dagang.Adapun tujuan diadakan hari pekan tidak semata-mata untuk mencari keuntungan(ekonomi) saja dalam berdagang. Bahwa perlunya suatu fungsi dalam menjagatradisi yang berguna dalam pelestarian dan pelaksanaan peran masyarakat, agarmampu tertata dan adaptasi. Perbedaan cara transaksi di hari biasa dengan haripekan diakibatkan karena untuk menjaga nilai-nilai budaya dan tradisi yang telahada sebelumnya. Salah satu wujud budaya dalam masyarakat adalah cara merekamelakukan transaksi. Kata kunci: Tradisi, Masyarakat, dan Pasa

    AN ANALYSIS OF CODE MIXING IN CONVERSATION OF THE STUDENTS AT STATE JUNIOR HIGH SCHOOL (SMPN) 3 XIII KOTO KAMPAR

    Get PDF
    Some of the students of State Junior High School 3 XIII Koto Kampar still lack of English vocabulary in speaking. The writer is interested to carry out the research dealing with this problem with formulation of the students’ code mixing. The subject of this research is the students of State Junior high School 3 XIII Koto Kampar in academic year 2008-2009 while the object is Typical Code Mixing. There are six classes and the total number of the students is 180. Therefore, the researcher takes 30% of the students as the sample. To collect the data, the researcher uses record and questionnaire. Record is the primary instrument in collecting the data dealing with an analysis of Code Mixing in Conversation of the students at State Junior High School 3 XIII Koto Kampar, and the Questionnaire is used to find out the code mixing items do appear in conversation of the students and types of code mixing are dominant used by the students. In addition, after the data collected, the data are processed and analyzed by using formula as follows: x100% fN P = To find out the percentage level of the students use code mixing, the researcher uses the measurement, as follows: 76% - 100% is high 56% - 75% is enough 0% - 55% is low Based on the findings of this research, that the most inserted words are noun 164 words ( 52,9%) and adjective and exclamation are the least (12,8%). It shows that noun is the most inserted words than others and the analysis that show F = 492 + 570 + 1218 + 85 = 2365 N = 1026 x 4 = 4104 100% 4104 2365 P = X P = 57, 62 % (Middle) It concludes that the students use code mixing is located on the category 56%-75% categorized into “enough”

    ENVIRONMENTAL HEALTH POST FLASH FLOODS DISASTER (A STUDY CASE IN SOUTH-DOLO SUBDISTRICT, REGENCY OF SIGI)

    Get PDF
    Flash floods hitted 5 villages in South Dolo Sub-district, Sigi regency, Central Sulawesi on April 24th, 2019. The flash floods disaster left environmental health problems for the refugees. This study was intended to obtain an overview of environmental health problems of post flash floods disaster and local potency which benefit to solve those problems. It was a descriptive qualitative research with case study method in Balongga Village, South Dolo Sub-district starting on April 30 to May 22, 2019. The location and the respondents involved in this study were determined purposively. Data collection was done by in depth interview with 7 family heads of refugees, focus group discussion with local community leaders, village secretary, social service office of Sigi regency, Youth of Disaster Preparedness and Public Health Office of Sigi regency. This study findings reveal that environmental health problems which emerged post flash floods disaster was the limitation of clean water, calcareous of drinking water source, the amount of littering waste especially noodles plastic packages, plastics cups and bottles of drinking water, a number of flies around the tents and the mosquitos bites were also felt by the refugees. Local potencies that might be applied to resolve those environmental health problems were the use of mountain water resource, water purification, recycling of plastics waste, constructing of natural aktractan and flies trap, making natural repellents as well such as Evodia sauveolens, Ocimum basilicum forma citratum, Cymbopogan citratus, Cosmos caudatus K, and Syzigium Aromaticum. Keywords: flash floods, environmental health

    REDESAIN GEDUNG SERBA GUNA UNIVERSITAS DIPONEGORO

    Get PDF
    Semarang adalah Ibukota provinsi Jawa Tengah, kota yang sangat padat dan maju dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, merupakan daerah sentra bisnis dengan aktivitas yang sangat beragam dan banyak. Semarang sendiri adalah merupakan bagian dari provinsi Jawa Tengah dengan penduduk yang cukup padat dan lokasi yang strategis. Dengan tingginya aktivitas ekonomi di kota Semarang tentunya membutuhkan suatu wadah atau tempat yang dapat menampung berbagai kegiatan yang ada. Kegiatan seperti pameran produk, launching produk, seminar, pertemuan bisnis maupun non bisnis tentunya membutuhkan tempat. Dari situlah muncul ide untuk membuat gedung serbaguna yang bertujuan untuk memfasilitasi aktivitas tersebut. Untuk membuat gedung serbaguna tentunya harus memilih lokasi yang strategis tentunya agar mudah diakses. Di wilayah Semarang khususnya di Kecamatan Tembalang, terdapat sebuah Universitas yang terkenal yang berlokasi di daerah strategis. Di universitas tersebut terdapat lahan yang sudah ada gedung serba guna yang dapat dimanfaatkan. Universitas tersebut adalah Universitas Diponegoro Semarang. Undip adalah universitas favorit, terletak di lokasi yang sangat strategis, yaitu di area pusat kegiatan di Semarang bagian Atas. Tepatnya di jalan Prof. H Soedharto SH Semarang. Daerah di sekitar universitas adalah daerah yang ramai dan berkembang, termasuk lingkungan padat penduduk yang nyaman serta lokasi yang strategis sebagai lahan bisnis dengan perkembangan ekonomi yang sangat baik. Universitas ini tentunya juga memiliki sangat banyak mahasiswa, dengan banyaknya mahasiswa yang dimiliki tentunya universitas tersebut membutuhkan tempat untuk memfasilitasi kegiatan yang ada di area kampus, salah satu fasilitas yang dibutuhkan adalah tempat untuk berkumpul. Dari dasar itulah penulis berpikir bahwa ini adalah sebuah ide yang tepat jika di universitas tersebut akan dibangun gedung serbaguna. Selain gedung serbaguna universitas bermanfaat untuk kegiatan kampus seperti berkumpul, pertemuan dengan orang tua, olahraga, event, atau lain-lain. Gedung ini juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan bisnis yang ditujukan untuk masyarakat umum di sekitar wilayah Semarang dan sekitarnya. Kegiatan seperti seminar, promosi launching produk, pertemuan bisnins, pameran bisa diadakan di gedung serbaguna ini. Perencanaan Redesain Gedung serbaguna di Universitas Diponegoro Semarang ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar Semarang, dan tentunya bagi universitas itu sendiri. Di samping itu bisa meningkatkan citra universitas dan daerah Tembalang Semarang

    PUJHAN NILAI FILOSOFIS PENDIDIKAN OLEH DOSEN MKDU SEBAGAI TENAGA EDUKATIF DI PERGURUAN TINGGI : Suatu Studi Terhadap Dosen MKDU IKIP Bandung

    Get PDF
    Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahunan dan teknologi dalam arus globalisasi dewasa ini, persoalan pendidikan senantiasa mencuat ke permukaan, yang ditandai dengan munculnyanya kritikan dari berbagai pihak. Dalam bentuk apapun kritikan itu pada umumnya dialamatkan pada guru sebagai pendidik di sekolah, tak terkecuali terhadap dosen di perguruan tinggi. Kritikan yang muncul berkisar pada "kualitas lulusan" yang dihasilkan oleh suatu lembaga pendidikan, yang dianggap masih jauh dari harapan masyarakat pada umumnya, terutama mengenai pembinaan sikap dan kepribadian peserta didik, yang mengharuskan dosen memiliki landasan berfikir berupa nilai filosofis pendidikan sebagai landasan dan pedoman pendidikan yang dilakukannya. Adapun yang menjadi permasalahan adalah nilai filosofis pendidikan apakah yang dianut dosen MKDU yang dijadikan sebagai landasan dan pedoman dalam kegiatan pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional? Bertolak dari permasalah di atas, studi ini bertujuan menyingkap nilai filosofis pendidikan yang dianut dosen yang dijadikan landasan dan pedoman dalam bertindak edukatif tentang : tujuan pendidikan, peserta didik (mahasiswa), pendidik (dosen), bahan perkuliahan, metode pendidikan, penilaian pendidikan. Adapun yang dijadikan subyek penelitian ini adalah dosen MKDU yang mengasuh mata kuliah: Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewiraan, IBD, ISD, dan IAD. Untuk mengumpulkan data penelitian ini cara yang utama digunakan adalah wawancara, karena yang ingin disingkap adalah apa yang terkandung dalam alam pikiran responden, di samping itu dilakukan observasi tentang kegiatan perkuliahan untuk melengkapi data wawancara tersebut. Cara pengolahan dan analisis data mengikuti prosudur penelitian kualitatif. Dari hasil singkapan nilai-nilai filosofis pendidikan yang dianut dosen MKDU melalui penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Untuk menentukan dan mengartikan tujuan pendidikan, dosen MKDU tampak lebih mengutamakan landasan berpikirnya pada taqwa dipandang sebagai inti yang paling pokok dalam tujuan pendidikan yang sekaligus dijadikan pula sebagai landasan dan pedoman bertindak dalam seluruh kegiatan pendidikan yangdilakukannya. Dalam hal ini pengaruh again a (Islam) tampak sangat dominan dalam diri dosen. Apabila ditinjau dari sudut pandangan tentang hakekat kemakhlukan (manusia), maka ungkapan di atas tampaknya lebih dominan diwarnai oleh nilai filsafat yang humanistik, karena manusia dipandang sebagai totalitas aspek kepribadian, yang tidak mementingkan satu aspek saja dari kepribadianmanusia, akan tetapi semuanya dipandang penting untuk di kembangkan dengan tujuan agar terbinanya manusia yang memiliki kepribadian yang utuh. 2. Untuk merumuskan dan mengartikan sifat-hakekat manusia (mahasiswa), pandangan dosen MKDU tampak lebih dominan diwarnai oleh nilai filsafat yang humanistik,karena meman dang manusia (mahasiswa) sebagai makhluk yang terdiri dari totalitas aspek kepribadian, yang tidak mengutamakan satu aspek saja, akan tetapi seluruh aspek kepribadian manusia dipandang perlu untuk dikembangkan secara utuh. Selanjutnya pandangan dosen MKDU tampak diwarnai pula oleh nilai filsafat yang eksistensialis, karena lebih menekankan pada kebebasan individu untuk memilih dan bertanggungjawab atas pilihannya itu. 3. Untuk merumuskan dan mengartikan sifat-hakekat pendidik, pandangan dosen MKDU tampak lebih dominan diwarnai oleh nilai filsafat yang hunanistik, karena dosen memandang bahwa dengan menghargai harkat dan martabat kemanusiaan peserta didik dan dengan menumbuhkan sikap saling percaya, maka semua potensi yang dimiliki peserta didik akan dapat berkembang seoptimal mungkin. Kemudian pandangan dosen MKDU diwarnai pula oleh nilai filsafat yang idealistik, karena memandang pendidik lebih mengetahui dari pada peserta didik, dan karena ini pula pendidik dijadikan teladan bagi peserta didik. 4. Untuk menentukan dan mengartikan bahan perkuliahan, terrungkap bahwa pandangan dosen MKDU diwarnai oleh nilai filsafat yang humanistik, karena secara keseluruhan bahan perkuliahan yang disajikan mengacu pada pembinaan seluruh aspek kepribadian manusia, yang disajikan secara terintegrasi. Selanjutnya pandangan dosen MKDU diwarnai pula nilai filsafat yang pragmatik, karena bahan perkuliahan yang disajikan diangkat dari pengalaman nyata yang aktual dan sesuai dengan perkembangan zaman. 5. Untuk menentukan dan mengartikan hakekat hubungan pen didik dan peserta didik (cara atau metode pendidikan), tampak lebih diwarnai oleh nilai filsafat yang humanistik, karena pendidik lebih menghargai nilai kemanusiaan, yaitu dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan berbagai aktivitas dan kreativitas. Selanjutnya diwarnai pula oleh nilai filsafat yang pragmatik, karena xiii kepada peserta didik dihadapkan berbagai problema aktual yang menantang yang diangkat dari perkembangan masyarakat. 6. Untuk menentukan dan mengartikan tentang penilaian pen didikan, tampak lebih dominan diwarnai oleh nilai filsafat yang humanistik. Namun dalam mata kuliah tertentu (Pen didikan Agama dan Pendidikan Pancasila), di samping penilai an aspek kognitif juga penilaian aspek afektif. Ungkapan ini diwarnai pula oleh nilai filsafat yang idealistik, karena di samping penilaian pada aspek kognitif (intelektual) juga pada aspek afektif (moral)

    Tarekat Qadiriyah: Pelopor Aliran-aliran Tarekat di Dunia Islam

    Get PDF
    This writing comprehensively reviews the Qadiriyya Sufi order, which holds significant influence. The article not only explores the biography of its founder, Sheikh 'Abd al-Qādir Jīlānī, but also delves into the teachings and practices of the Qadiriyya order. Furthermore, the article discusses the impact and the process of the spread of the Qadiriyya order in Indonesia

    Determinants of entrepreneurial intention among business students in Indonesia

    Get PDF
    In the world of entrepreneurship, the fundamental aspect that needs to be embedded in every business starter or business graduate is an entrepreneurial intention. Entrepreneurial intention is very much required in Indonesia, given the number of entrepreneurs today is less than 2% compared to other neighboring countries, like Singapore, Malaysia, Thailand and even Vietnam. Moreover, there are only 17% of university graduates in Indonesia who are interested in entrepreneurship. This is due to the fact that the entrepreneurial career is not considered as an important career in Indonesia. Despite several entrepreneurial programs initiated to nurture a business mentality and awareness for the business students, it does not make a significant change in their entrepreneurial behavior. Many of them do not have enough courage to deal with entrepreneurship. It is because the entrepreneurial orientation of the business students is very weak, and there is a lack of self-efficacy to perform the business tasks. In addition, there is seldom any support from their parents and peer groups to make them motivated enough to initiate a business. The entrepreneurship programs like internship program and business incubation program in higher education institutions have failed to enhance the entrepreneurial spirit among business students. These entrepreneurship programs have not been implemented as it should be and desperately need more improvement. Hence, the main purpose of this study is to investigate the determinants of entrepreneurial intention among students in the economics and business faculty in Indonesia’s higher education institutions by determining the direct factors affecting entrepreneurial intention. By employing convenience sampling, a total of 381 questionnaires were successfully distributed to the business students and could be used for this study. The usable questionnaires were examined by employing structural equation modeling (SEM). This study found that five predictors are significant factors with respect to entrepreneurial intention: entrepreneurial orientation, social support, entrepreneurial self-efficacy, entrepreneurial internship program and business incubation program. To sum up, these factors of entrepreneurial intention are found to be essential elements for students to successfully start a business and contribute to increasing the number of young entrepreneurs in Indonesi
    corecore