108 research outputs found
PENGARUH KOMPETENSI GURU, MEDIA PEMBELAJARAN, DAN DUNIA USAHA DUNIA INDUSTRI TERHADAP MUTU LULUSAN DI SMK 2 WONOSOBO
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kompetensi guru, media pembelajaran, dan dunia usaha dunia industri terhadap mutu lulusan di SMK 2 Wonosobo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan responden adalah seluruh populasi yang ada yaitu sebesar 125 siswa diluar populasi yang diambil sebagai try out.
Ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi guru (X1) terhadap mutu lulusan (Y) pada taraf signifikan (Ī±) = 5%, dengan nilai probabilitas sebesar 0,011 0,05. Ada pengaruh signifikan antara dunia usaha dunia industri (X3) terhadap mutu lulusan (Y) pada taraf signifikan (Ī±) = 1%, dengan nilai probabilitas 0,000 < 0,01. Ada pengaruh signifikan antara kompetensi guru (X1), media pembelajaran (X2), dan dunia usaha dunia industri (X3) secara bersana-sama terhadap mutu lulusan (Y) dengan diperoleh nilai Fhitung = 24,196 dan nilai probabilitas sebesar 0,000.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan nilai R2 adalah 0,375 berarti variabel yang dipilih pada variabel independen (kompetensi guru, media pembelajaran, dan dunia usaha dunia industri) dapat menerangkan variasi variabel dependen (mutu lulusan) dengan kontribusi 37,5%, sedangkan sisanya 62,5% diterangkan oleh variabel lain.
Kata kunci: Kompetensi Guru, Media Pembelajaran, dan Dunia Usaha Dunia Industri, Mutu Lulusan
Sintesis dan Karakterisasi Nano ZnO Menggunakan Bioreduktor Ekstrak Daun Kopasanda (Chromolaena Odorata L.)
Nanopartikel seng merupakan material yang banyak digunakan dalam industri farmasi dan kosmetik, sebagai tabir surya, pemutih kulit, dan antiaging. Tujuan dari penelitian adalah untuk mensintesis nanopartikel seng menggunakan ekstrak etanol daun kopasanda sebagai stabilizer dengan metode reduksi kimia dan menentukan pengaruh kadar ekstrak etanol daun kopasanda terhadap kestabilan seng nanopartikel. Pada penelitian ini, bahan baku yang digunakan adalah daun kopasanda kemudian diproses dengan beberapa tahap yaitu sortasi basah, penucian,perajangan, pengeringan dan sortasi kering kemudian dimaserasi hingga didapatkan ekstrak kental . Rendamen ekstrak etanol daun kopasanda yang didapatkan adalah 23,79%. Ekstrak etanol daun kopasanda digunakan sebagai reduktor untuk mensintesis nanopartikel seng terhadap ZnO dalam larutan Zn(NO3)2.4H2O. Dari hasil pengukuran berdasarkan spektrofotometri UV-Vis diperoleh panjang gelombang maksimum 354,70 nm dan absorbansi sebesar 1,062 . Berdasarkan pengukuran dengan Particle Size Analyzer (PSA) nanoptartikel seng yang telah disintesis memiliki ukuran rata-rata partikel dalam sampel yaitu 213,6 nm.
 
Sintesis dan Karakterisasi Nanopartikel Zn Menggunakan Kitosan Sebagai Reduktor
Zn nanoparticles is a material that is widely used in the pharmaceutical and cosmetic industry, as a sunscreen, skin whitening, and anti-aging. The aim of the research was to synthesize Zn nanoparticles using chitosan as a stabilizer by chemical reduction method and determine the effect of chitosan amount on the stability of Zn nanoparticles. This research, the raw material used is shrimp shell powder and then processed in several stages, eliminating proteins, demineralization, and deacetylation. Chitosan obtained is 22,8 % of shrimp shell powder, with a degree of deacetylation is 85 %. Chitosan was used to synthesize Zn nanoparticles as a reducing agent of Zn ions in the ZnO solution and was expected to be a stabilizer. The measurement using Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) shows that the concentrate of Zn in solution synthesis result of 13,88 mg/l, based on the UV-Vis spectrophotometry obtained maximum wavelength of 355,71 nm and absorbance of 0,062, the shapes of the nanoparticles obtained tend to aggregate. Based on measurements by Particle Size Analyzer (PSA) which has been synthesized Zn nanoparticles have the average size of the particles in the sample is 213,41 nm. 
Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Biologi Berbasis Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif
Preliminary research at Islamic Middle School 1, Ternate City, North Maluku, revealed that no biology learning tools based on the PBL learning model had ever been developed and implemented. In addition, cognitive learning outcomes for environmental pollution material are still relatively low. The aims of the research are to find out (1) the validity of the PBL model-based learning device; (2) the effectiveness of learning tools based on the PBL model. This type of research is research and development. A limited trial was conducted on Class VII-1 biology students at the Islamic Middle School 1 Ternate City, North Maluku, totaling 28 students. The results of the study show that (1) the learning tools developed have fulfilled the validity aspect; (2) learning tools developed are effective in completing students' cognitive learning outcomes.Ā Studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Islam 1 Kota Ternate, Maluku Utara diperoleh informasi bahwa selama ini belum pernah dikembangkan dan diterapkan perangkat pembelajaran IPA biologi yang didasari oleh model pembelajaran PBL. Selain itu, hasil belajar kognitif untuk materi pencemaran lingkungan masih tergolong rendah. Tujuan penelitian antara lain untuk mengetahui (1) validitas perangkat pembelajaran berbasis modelĀ PBL; (2) efektifitas perangkat pembelajaran berbasis modelĀ PBL.Ā Jenis penelitian adalahĀ research and development. Uji coba terbatas dilakukan pada siswa Biologi Kelas VII-1 di SMP Islam 1 Kota Ternate, Maluku Utara berjumlah 28 orang siswa. Hasil penelitian menunjukkan (1) perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah memenuhi aspek kevalidan; (2) perangkat pembelajaran yang dikembangkan efektif terhadap ketuntasan hasil belajar kognitif siswa.Ā Kata kunci:Ā perangkat pembelajaran, model PBL, IPA biolog
DETERMINASI DAN ANALISIS FINGER PRINT DAUN MIANA (Coleus scutellarioides Linn.) SEBAGAI BAHAN BAKU OBAT TRADISIONAL DENGAN METODE SPEKTROSKOPI FT-IR DAN KEMOMETRIK
Daun Miana (Coleus scutellarioides Linn.) merupakan bahan baku obat di Indonesia yang dapat digunakan sebagai obat tradisional di Indonesia. Komponen kima yang terkandung dalam daun Miana merupakan komponen yang kompleks dapat ditentukan dengan menggunakan metode Spektroskopi. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan determinasi dan analisis fingerprint terhadap sampel daun miana (Coleus scutellarioides Linn.) sehingga diperoleh pengelompokkan daun miana berdasarkan tempat tumbuh.Ā Sampel yang digunakan berjumlah 8 sampel yang berasal dari daerah Gowa, Sudiang, Bantaeng, Maros, Rembon, Sillanan, Mengkendek dan Seriti. Analisis dilakukan dengan menggunakan SpektrometerĀ Ā Fourier Transform-Infra Red Spectroscopy (FT-IR). Hasil penelitian dengan analisis FT-IR daun miana (Coleus scutellarioides Linn.) yang tumbuh ditempat berbeda secara geografis, diperoleh hasil spektrum yang relatif sama dari 8 jenis sampel dan pengukuran spektroskopi inframerah yang dikombinasikan dengan kemometrik, kelompok 1 (Gowa, Sudiang, Maros, Mengkendek, Bantaeng),Ā kelompok 2 (Rembon dan Sillanan), dan kelompok 3 (Seriti)
Analysis of Botanical Composition and Potential of Kelakai Leaves (Stenochlaena palustris) of Peat Swamp Plants in Central Kalimantan as Medicinal Plants
Central Kalimantan has a typical peatland habitat which is dominated by Kelakai (Stenochlaena palustris). Various kinds of plants from the Kelakai genus are, for example, the Stenochlaena genus, but the benefits are less known, namely Kelakai. Kelakai is a plant that has clearly visible main characteristics such as stems, roots and leaves. The purpose of this study was to analyze the botanical composition and potency of Kelakai growing on peatlands of Central Kalimantan as a medicinal plant. This research method was an exploratory method supported by laboratory experiments which aimed to determine its potential as a medicinal plant and wound epithelialization under controlled conditions. The data on the botanical composition of Kelakai were analyzed using descriptive analysis, where the sample was obtained by purposive random sampling, while the potency data was analyzed using the Oneway Anova test and then Duncan's 1% test was performed. The wound is on the abdomen 2 cm long. The treatment given was applying Kelakai extract gel with different concentrations on a regular basis every day for 3 days. The results showed that Kelakai on peat swamp land in Central Kalimantan was the most dominant, so it can be concluded that its botanical composition can be a source of forage. The nutritional content of the Kalakai swamp green is quite high, so the Kelakai leaf extract gel has proven potential and can be recommended as an effective wound healing drug at a concentration level of 35%, with the optimal concentration in wound healing at a concentration level of 40%
PENDAMPINGAN PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH PADA JURNAL NASIONAL BAGI GURU IPA/BIOLOGI SE-KOTA TIDORE KEPULAUAN, MALUKU UTARA
Pengembangkan kompetensi profesional guru merupakan salahsatu kompetensi yang terus ditingkatkan pada abad 21 ini. Beberapa persyaratan wajib dipenuhi oleh guru agar jenjang karir mereka dapat meningkat pada kepangkatan tertentu, salahsatunya publikasi artikel ilmiah. Fakta yang diperoleh di lapangan bahwa guru-guru IPA/Biologi di Tidore Kepulauan sekitar 85% mengalami kesulitan dalam publikasi artikel ilmiah. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pendampingan dan pengalaman langsung publikasi artikel ilmiah pada Jurnal Nasional. Peserta dalam kegiatan adalah guru-guru IPA/Biologi Se-Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara berjumlah 30 orang. Kegiatan dilaksanakan di Kantor Kementerian Agama Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara pada tanggal 1-2 Desember 2022. Respon guru terhadap kegiatan ini sangat positif, hal ini ditunjukkan dengan antusiasme guru dalam mengikuti langkah-langkah penyesuaian template Jurnal AL-Nafis, cara registrasi akun dan proses submit jurnal.Ā Pendampingan publikasi artikel ilmiah pada Jurnal Nasional dapat memberikan pengalaman bagi guru-guru IPA/biologi di Maluku Utara untuk dapat praktek langsung langkah-langkah membuat akun dan proses submit pada Jurnal Al-Nafis serta pencaharian jurnal lainnya yang relevan
Profil Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Matematika Kontekstual Ditinjau dari Tingkat Kecerdasan Emosi
Abstrak Pemecahan masalah merupakan hal yang penting untuk dikuasai siswa dalam pembelajaran matematika. Dalam memecahkan masalah perlu diberikan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari (masalah kontekstual). Salah satu faktor yang memengaruhi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah adalah kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi meliputi kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan. Setiap siswa memiliki kecerdasan emosi yang berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan profil siswa SMP dengan tingkat kecerdasan emosi tinggi, sedang, dan rendah dalam memecahkan masalah matematika kontekstual. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan di Kelas VII-E SMP Negeri 1 Rengel, Tuban Tahun Ajaran 2018/2019. Subjek penelitian terdiri atas satu siswa dengan kecerdasan emosi tinggi, satu siswa dengan kecerdasan emosi sedang, dan satu siswa dengan kecerdasan emosi rendah. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket, tes, dan wawancara. Angket digunakan untuk memeroleh data tentang kecerdasan emosi yang dimiliki siswa. Kemudian tes dan wawancara digunakan untuk memeroleh data tentang profil siswa dalam memecahkan masalah matematika kontekstual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan kecerdasan emosi tinggi dapat memahami masalah walaupun dalam mengungkapkan informasi yang diketahui kurang lengkap. Saat melaksanakan rencana penyelesaian masalah terdapat kesalahan penulisan walaupun tidak memengaruhi hasil akhir. Selain itu, siswa dengan kecerdasan emosi tinggi juga kurang sistematis dan beberapa keterangan kurang lengkap. Kemudian saat memeriksa kembali, siswa dengan kecerdasan emosi tinggi mengakui bahwa telah melakukan kesalahan. Siswa dengan kecerdasan emosi sedang, saat melaksanakan rencana penyelesaian masalah terdapat langkah yang kurang sistematis dan beberapa keterangan kurang lengkap. Saat memeriksa kembali, siswa dengan kecerdasan emosi sedang melakukan dengan baik bahkan dia mengatakan bahwa kemungkinan ada cara lain yang lebih cepat dari cara yang telah digunakan walaupun belum dapat menyebutkan caranya. Siswa dengan kecerdasan emosi rendah, saat melaksanakan rencana penyelesaian masalah ada beberapa keterangan kurang lengkap. Kemudian saat memeriksa kembali, siswa dengan kecerdasan emosi rendah tampak ragu dengan penyelesaiannya. Kata kunci: pemecahan masalah, masalah kontekstual, kecerdasan emosi Abstract Problem solving is an important thing for students to master in mathematics learning. In solve problems need to be given problems related to daily life (contextual problems). One of the factors that influence studentsā abilities to solve problems is emotional intelligence. Emotional intelligence includes the ability to recognize emotions themselves, manage emotions, motivate yourself, recognize the emotions of others, and foster relationships. Each student has different emotional intelligence. The purpose of this research is to describe the profile of junior high school students with high, medium, and low level emotional intelligence in solve contextual mathematical problems. This research is a qualitative research that implemented in Class VII-E of SMP Negeri 1 Rengel, Tuban in the 2018/2019 Academic Year. The research subjects consisted of one student with high emotional intelligence, one student with medium emotional intelligence, and one student with low emotional intelligence. The data was collected using questionnaire, test, and interview. Questionnaire are used to obtain data about emotional intelligence that possessed by students. Then, the test and interview are used to obtain data on profile of student in solve contextual mathematical problems. The results of the study show that student with high emotional intelligence can understand the problem although in disclosing information that is known to be incomplete. When implementing the plan to resolve the problem there is a writing error even though it does not affect the final result. In addition, student with high emotional intelligence are also less systematic and some information is incomplete. Then, when checking again student with high emotional intelligence admit that they have made a mistake. Student with medium emotional intelligence, when implementing the plan to resolve the problem there are less systematic steps and some information is incomplete. When checking again, student with medium emotional intelligence are doing well even she said that there might be other ways that are faster than the method that have been used although they cannot to mention the method. Student with low emotional intelligence, when implementing the plan to resolve the problem there are some information is incomplete. Then, when checking again student with low emotional intelligence seemed doubtful about the solution. Keywords: problem solving, contextual problems, emotional intelligenc
Conceptual knowledge and argumentation skills of biology students in animal physiology courses
Argumentation facilitates studentsā cognitive activities as they construct scientific knowledge. Studies related to the relationship between conceptual knowledge and argumentation skills in biology learning, especially in animal physiology courses, are still rarely carried out. The primary aim of this study was to determine the correlation between studentsā mastery of biology concepts and argumentation skills. A correlational research design was employed. The research sample consisted of 106 fourth semester Biology Education students. The studentsā mastery of biology concepts and argumentation skills were evaluated using valid and reliable instruments. Conceptual knowledge measured in this study refers to studentsā ability to explain their responses to essay tests on cognitive concepts. Besides, this study also assessed studentsā ability to participate in scientific debates and compose written arguments based on the Toulmin's Argumentation Pattern (TAP) framework. This study indicates an association between studentsā grasp of biology concepts and their argumentation skills in the ADI class. The regression equation derived from the data analysis is y = 0.608x + 39.05 with a reliability value of 0.179. Meanwhile, there is no strong correlation between conceptual knowledge and argumentation skills in RQA, ADI-Integrated RQA, or traditional classes. This can be influenced by a variety of factors, including studentsā inability to adapt and adjust rapidly to the steps introduced into the learning models. Improving argumentation quality can be accomplished through the use of active and innovative learning models or strategies
- ā¦