17 research outputs found

    RESPON MASYARAKAT DI KAWASAN PERMUKIMAN PADAT MENURUT TINGKAT KERAWANAN BANJIR DI KECAMATAN WENANG KOTA MANADO

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tingkat kerawanan banjir serta ingin mengetahui strategy coping yang dilakukan masyarakat yang berada di kawasan permukiman padat menurut tingkat kerawanan banjir di Kecamatan Wenang. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif menggunakan metode overlay dan scoring antara parameter-parameter yang ada, di mana setiap parameter dilakukan proses scoring dengan pemberian bobot serta nilai yang sesuai dengan pengklasifikasinya masing-masing, yang nantinya akan dilakukan overlay menggunakan software ArcGIS. Penggunaan software ini memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat menjelaskan dan mempresentasikan objek di wilayah rawan banjir dalam bentuk digital. Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa tingkat kerawanan banjir yang paling tinggi berada di Kelurahan Komo Luar, dibandingkan Kelurahan Istiqlal. Dengan masing-masing presentase responden di Kelurahan Komo Luar melakukan penanggulangan aktif pada waktu setelah terjadinya bencana sebesar 69% dan 54% responden melakukan penanggulangan defensif pada waktu sebelum terjadiya bencana. Kemudian, responden di Kelurahan Istiqlal yang melakukan penanggulangan aktif pada waktu setelah terjadinya bencana sebesar 75%, 59% responden melakukan penanggulangan defensif pada waktu sebelum terjadinya bencana serta beberapa responden melakukan penghindaran pada waktu setelah terjadinya bencana dengan presentase 8%.Kata Kunci: Bencana Banjir, Tingkat Kearawanan, Strategy Copin

    Perancangan Controllable Pitch Propeller Pada Kapal Offshore Patroli Vessel 80 (OPV80)

    Get PDF
    Perkembangan teknologi maritim di Indonesia mulai menemui titik kemajuan, tak terkecuali untuk bidang trans-portasi laut yaitu perkapalan. Oleh sebab itu, saat ini banyak kajian-kajian yang dilakukan di dunia perkapalan. Pengem-bangan yang dikaji, dilakukan pada banyak bidang di kapal. Antara lain adalah pada teknologi penggerak, sistem-sistem, dan maneuvering kapal. Pada tugas akhir kali ini akan dibuat suatu kajian mengenai perancangan propulsor non konvensional jenis controllable pitch propeller (CPP) untuk diterapkan pada kapal di Indonesia. Perancangan dilakukan dengan fokus utama yaitu pada design dari screw blade propeller untuk diterapkan pada CPP. Selama ini CPP yang digunakan di Indonesia adalah impor. Sehingga timbul inisiatif untuk mengembangkan produk CPP dalam negeri. Tipe Baling-Baling yang akan digunakan pada CPP adalah Wageningen B-Screw Series. Pada perencanaan, didapat range pitch CPP pada nilai P/D 0,5 sampai P/D 0,872 dimana P/D 0,872 adalah yang paling optimum dengan matching point paling bagus. Pada P/D 0,872, kapal bisa berjalan pada kecepatan maksi-mumnya dengan BHPscr mesin. Kemudian akan didapat diagram karakteristik dari CPP dengan Baling-Baling yang dipilih. Dari perencanaan flens CPP blade, didapat flens dengan modulus 3692640 mm3 dan kemudian dibuat design blade CPP tersebut

    Patterns of fish community structure in protected and non-protected marine areas of mainland Tanzania

    Get PDF
    Information on the benefits of Marine Protected Areas (MPAs) for the condition of fish stocks is not well documented in Tanzania. Fish landing sites located in Tanga and Mtwara regions were surveyed to assess patterns of fish community structure; particularly fish abundance, species diversity, growth patterns, and maturity stages, based on catches landed at sites with different protection status. Fish abundance in the catch from protected areas was significantly lower than in non-protected areas (p=0.002). Species diversity was relatively higher in catches from non-protected (H=2.742) compared to protected areas (H=2.232). A high percentage of species (63.24 %) exhibiting negative allometric growth was observed in catches from non-protected areas. Further, a large number of mature fish was observed in catches from protected areas compared to non-protected areas (p<0.01). These indices are useful indicators of the performance of MPAs. The observed negative allometric growth and reduced number of mature fishes in the non-protected areas suggest that extractive pressure and disturbances from fishing gears have negative impacts on the fish stock. Continued high extraction may induce a decline in general fish size due to the constant selection for large-trait fish specimens, potentially causing evolutionally change in morphological traits. In contrast, the lower abundance and species diversity from the protected areas reflected low catch effort as a result of regulated fishing pressure in MPAs, rather than indicating the actual diversity in the fish stocks in these protected waters. Based on these findings it is recommended that more regulatory strategies are implemented in non-protected waters to allow more time for fish to attain appropriate harvest sizes and to ensure the effective protection of marine resources

    Global extent and drivers of mammal population declines in protected areas under illegal hunting pressure

    Get PDF
    Illegal hunting is a persistent problem in many protected areas, but an overview of the extent of this problem and its impact on wildlife is lacking. We reviewed 40 years (1980–2020) of global research to examine the spatial distribution of research and socio-ecological factors influencing population decline within protected areas under illegal hunting pressure. From 81 papers reporting 988 species/site combinations, 294 mammal species were reported to have been illegally hunted from 155 protected areas across 48 countries. Research in illegal hunting has increased substantially during the review period and showed biases towards strictly protected areas and the African continent. Population declines were most frequent in countries with a low human development index, particularly in strict protected areas and for species with a body mass over 100 kg. Our results provide evidence that illegal hunting is most likely to cause declines of large-bodied species in protected areas of resource-poor countries regardless of protected area conservation status. Given the growing pressures of illegal hunting, increased investments in people’s development and additional conservation efforts such as improving anti-poaching strategies and conservation resources in terms of improving funding and personnel directed at this problem are a growing priority

    Karakterisasi Mekanik Komposit Matriks Polipropilena High Impact dengan Serat Alam Acak dengan Metode Hand Lay Up untuk Komponen Automotive

    Full text link
    Serat alam yang berfungsi sebagai penguat memiliki sifat yang lebih ringan, mudah dibentuk, tahan korosi, harga murah dan memiliki kekuatan yang sama dengan material logam. Serat bahan alami yang memiliki kekuatan tarik, tekan dan impak yang baik diantaranya serat rami dan daun nanas. Untuk matriks Polipropilena high impact (PPHI) yang banyak digunakan dalam industri otomotif.. Pada penelitian ini dipelajari pengaruh fraksi volume serat alami terhadap sifat mekanik komposit PPHI berpenguat serat alami. Komposit PPHI dibuat dengan menggunakan metode Hand Lay Up pada temperatur 2500C dengan fraksi volume serat alami sebesar 10%, dimana serat dibuat digunting halus hingga memiliki ukuran mesh 120/170, 170/200 dan dibawah 200 mesh, Kekuatan tarik komposit diukur dengan mengacu pada standar ASTM 3039, kekuatan tekan diukur mengacu pada ASTM D 695. Harga Impak dari komposit diukur dengan mengacu pada ASTM D 6110-04. Pada penelitian ini dapat disimpulkan, fraksi volume 10 % serat alami yang baik ketika dicampur dengan matriks polipropilena high impact adalah serat nanas dengan meshing 170/200 dapat meningkatkan kekuatan tarik PPHI sebesar 40 % dan meningkatkan harga impak PPHI sebesar 50,8 % jika dilihat penelitan sebelumnya yakni menggunakan serat rami dibawah mesh 1200 dengan matriks PPHI. Kata Kunci: Rami, Daun Nanas, Polipropilena High Impact, Hand Lay Up
    corecore