SPASIAL
Not a member yet
445 research outputs found
Sort by
PENYEDIAAN HUNIAN DI KOTA MANADO
Kota Manado merupakan ibu kota dari Provinsi Sulawesi Utara, sehingga kota ini merupakan salah satu kota tujuan masyarakat untuk bermigrasi sehingga Kota Manado mengalami peningkatan jumlah penduduk yang cukup pesat. Dampak dari peningkatan pertumbuhan tersebut, maka kebutuhan akan rumah pun turut meningkat seiring berjalannya waktu. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu dilakukannya penanganan akan kebutuhan rumah dengan melihat bagaimana permintaan rumah dari segi kemauan dan kemampuan membayar dari masyarakat kemudian mencari lokasi yang sekiranya dapat dibangunkan rumah untuk mayarakat yang belum memiliki rumah. Terdapat tiga tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis berapa jumlah kebutuhan rumah untuk 20 tahun mendatang, menganalisis bagaimana permintaan rumah di Kota Manado, dan yang terakhir bagaimana keersediaan lahan tersedia untuk memenuhi kebutuhan rumah sampai 20 tahun yang mendatang. Metode analisis yang digunakan adalah teknik analisa data kuantitatif yaitu untuk menghitung kebutuhan rumah dimasa mendatang dan permintaan rumah menggunakan metode Willingness To Pay (WTP) dan Ability To Pay (ATP). Sedangakan untuk melihat ketersediaan lahan menggunakan analisis spasial yaitu Satuan Kemampuan Lahan (SKL). Hasil dari penelitian ini diantaranya adalah: (1) kebutuhan akan rumah mengalami peningkatan dengan rata – rata indeks pertumbuhan 0,1 %; (2) Kemauan dan kemampuan membayar masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah masih dibawah harga dasar yang ada di pasaran; (3) Masih terdapat empat kecamatan yang dapat dibangun rumah tapak dan untuk tujuah kecamatan lainnya sudah tidak dapat dibangun rumah tapak sehingga disarankan untuk membangun secara vertikal.
Kata Kunci: Kebutuhan Rumah, Permintaan Rumah, Tapak - Vertika
MITIGASI BENCANA BANJIR PADA PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR
Bencana banjir merupakan salah satu bencana alam hidrometeorologi dimana sering terjadi akibat perubahan cuaca atau iklim. Kabupaten Bolaang Mongondow Timur diketahui berada pada topografi -32 sampai 1790 mdpl, akibat topografi yang curam langsung berhadapan dengan pegunungan yang terjal membuat daerah ini sangat berisiko akan terjadinya banjir. Dalam mengurangi risiko bencana banjir dapat dilakukan dengan kegiatan mitigasi baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana. Untuk melihat risiko bencana banjir dapat menggunakan metode analisa kuantitatif dan metode analisa spasial untuk mendapatkan nilai indeks risiko bencana banjir. Berdasarkan hasil analisa, terdapat 19 Desa pada tingkat risiko banjir tinggi dan 28 Desa berada pada tingkat risiko rendah. Setelah mendapatkan tingkat risiko maka konsep mitigasi yang akan direkomendasikan fokus pada perumahan dan kawasan permukiman dimana kelas rendah fokus kegiatan struktur/fisik, sedang fokus kegiatan kombinasi dan tinggi fokus kegiatan non struktur/non fisik.
Kata kunci : Mitigasi, Bencana Banjir, Perumahan dan Kawasan Permukima
PERUBAHAN SPASIAL, SOSIAL DAN EKONOMI PADA KAWASAN PERMUKIMAN DI SEKITAR BENDUNGAN KUWIL-KAWANGKOAN
Perubahan penggunaan lahan yang terjadi disekitar bendungan Kuwil-Kawangkoan ini memicu adanya indikasi perubahan luas lahan bahkan berpengaruh pada kondisi ekonomi dan sosial masyarakat baik dari segi pekerjaan, tingkat pendapatan dan keseharian masyarakat dalam menjalani aktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan, kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, selama 10 tahun dan untuk menganalisis hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat terhadap perubahan spasial di sekitar bendungan Kuwil-Kawangkoan. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis overlay, analisis deskriptif dan analisis data statistik. Berdasarkan hasil identifikasi, perubahan selama 10 tahun terkahir didominasi oleh segmen 1 (Kawangkoan) seluas 1,38 Ha. Sementara itu, perubahan pada kondisi sosial dan ekonomi berdampak pada mata pencaharian masyarakat disertai dengan tingkat pendapatannya. Hal ini ditandai dengan kondisi ekonomi mengalami perubahan ke arah negatif yang dipicu oleh kesejateraan masyarakat yang diperoleh dari hasil ganti rugi tidak digunakan untuk mengolah lahan yang dimiliki. Oleh karena itu, hal ini harus menjadi perhatian pemerintah karena peningkatan pembangunan, kestabilan ekonomi dan sosial harus tercapai guna kesejahteraan masyarakat.
Kata Kunci: Bendungan Kuwil Kawangkoan, Perubahan Penggunaan Lahan, Sosial-Ekonomi.
 
ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERMINTAAN RUMAH DI KOTA BITUNG
Keperluan manusia yang paling fundamental adalah memiliki tempat tinggal, seperti yang diatur dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat keluarga, dan mencerminkan martabat penghuninya, serta merupakan aset atau investasi bagi pemiliknya. Kota Bitung sering mengalami masalah klasik terkait perumahan dan permukiman, terutama karena urbanisasi yang terus meningkat, menyebabkan penyebaran permukiman kumuh di perkotaan. Penurunan rasio rumah layak huni di Kota Bitung disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang cepat, yang berdampak pada meningkatnya permintaan akan rumah tinggal. Faktor-faktor yang terkait dalam kebutuhan serta permintaan rumah adalah lahan efektif atau potensial dalam memenuhi jumlah rumah yang dibutuhkan. Dari permasalahan yang di angkat ini bertujuan untuk menghitung jumlah kebutuhan rumah di Kota Bitung, memahami permintaan rumah dari masyarakat setempat, dan menentukan lahan yang potensial untuk pengembangan perumahan dan permukiman. Metode analisis spasial digunakan untuk mengidentifikasi lahan yang cocok untuk pengembangan perumahan dan permukiman, sementara analisis backlog proyeksi Kepala Keluarga (KK) digunakan untuk memperkirakan kebutuhan rumah dalam 20 tahun ke depan. Selain itu, analisis preferensi Willingness to Pay (WTP) dan Ability to Pay (ATP) digunakan untuk menentukan seberapa besar kemauan dan kemampuan masyarakat dalam membeli rumah.
Kata Kunci : Kebutuhan Rumah, Permintaan Rumah, Kemampuan Lahan
 
ANALISIS PENGEMBANGAN DAN FEASIBILITY KAWASAN WISATA MANADO TOURISM DEVELOPMENT CORPORATION DI PESISIR PANTAI KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA
Berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 2009, pariwisata mencakup berbagai kegiatan wisata yang didukung oleh fasilitas dan layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah. Sektor pariwisata dianggap sebagai bagian pembangunan yang terus berkembang dan didorong oleh pemerintah. dari kekayaan dan keindahan alam serta keragaman hayati yang memiliki nilai konservasi sangat tinggi, serta kondisi ekonomi, sosial dan budaya yang khas, unik dan menarik, Manado Tourism Development sendiri berada di Kawasan Pesisir Pantai Kecamatan Tombariri yang didalamnya memiliki objek wisata Manado Beach Hotel (MBH), Tasik Ria Resort, Lotus Resort, Mokupa Resort, Pantai MBH, dan Pantai Tasik Ria Peran strategis dalam mendukung program pengembangan pariwisata yang tengah digalakkan oleh pemerintah Indonesia sangatlah signifikan. Namun, perlu dicatat bahwa kawasan pesisir pantai ini memiliki keistimewaan tersendiri akan tetapi untuk MBH resort sendiri merupakan objek wisata yang terbengkalai,oleh karena itu dalam pembangunan serta pengembangan pariwisata, perlu dilihat lagi agar bisa mengevaluasi dan mengetahui faktor faktor yang menghambat Kawasan pesisir pantai, dan terbengkalainya objek wisata MBH, pesisir pantai sendiri merupakan suatu kawasan pariwisata yang dikembangkan dengan harapan memenuhi kebutuhan pariwisata di kabupaten minahasa, dengan menggunakan teknik analisa data SWOT, Feasibility Study dan analisis Spasial
Kata Kunci : MBH, SWOT, Feasibility Stud
ANALISIS PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG KAWASAN AGROPOLITAN DI LANGOWAN
Langowan termasuk dalam Pengembangan kawasan agropolitan Pakakaan (Kec. Tompaso, Kawangkoan, Kakas dan Langowan). Ketersediaan infrastruktur dalam hal ini infrastruktur pendukung pertanian yang optimal maka dapat memicu perkembagan Kawasan Agropolitan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kondisi eksisting infrastruktur pendukung kawasan agropolitan di langowan, menganalisis usulan pengembangan infrastruktur pendukung kawasan agropolitan di langowan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan metode evaluasi dengan metode analisis actual versus planned performance comparisons untuk merumuskan usulan pengembangan. Hasil penelitian infrastruktur pendukung dalam penyediaannya berdasarkan evaluasi dengan standar ialah jalan usaha tani belum memenuhi standar,jalan penghubung antar desa telah memenuhi standar, gudang penyimpanan belum memenuhi standar, bak penampungan air belum memenuhi standar, kios pupuk belum memenuhi standar, penggilingan padi belum memenuhi standar, dan Balai Penyuluhan Pertanian telah memenuhi standar. Terdapat 7 usulan pengembangan Infrastruktur pendukung.
Kata Kunci : Agropolitan,Infrastruktur,Evaluasi,Pengembanga
ANALISIS KEKRITISAN DAERAH RESAPAN AIR DI KOTA MANADO
Kota Manado ialah ibukota Provinsi Sulawesi Utara mempunyai laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibatnya mengakibatkan meningkatnya kebutuhan masyarakat dan memicu perubahan penggunaan lahan dari yang belum terbangun menjadi terbangun. Hal ini mengakibatkan penurunan kualitas dan daya dukung lahan yg berdampak pada daerah resapan air menjadi tidak optimal. Lokasi pada analisis kekritisan daerah resapan air terletak di 10 Kecamatan bagian daratan Kota Manado. Tujuan penelitian ini merupakan untuk mengetahui kondisi eksisting penggunaan lahan di daerah resapan air Kota Manado, dan tingkat kekritisan wilayah resapan air pada Kota Manado. Analisis ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan spasial. Analisis spasial menggunakan metode skoring serta tumpangsusun (overlay) pada software sistem informasi geografis. Penelitian ini menghasilkan jenis penggunaan lahan eksisting pada wilayah resapan air berdasarkan RTRW serta non terbangun dan tingkat kekritisan resapan air dari RTRW yaitu bisa direkomendasikan buat dilepaskan statusnya sebagai daerah resapan air atau dapat direhabilitasi membentuk tiga kelas resapan yang sudah mengalami kekritisan sedangkan tingkat kekritisan resapan air dari lahan non terbangun yaitu bisa direkomendasikan untuk menggantikan kelas resapan yg telah kritis yang telah terdapat di RTRW menghasilkan dua kelas resapan yang masih optimal.
Kata Kunci: Penggunaan Lahan; Kekritisan Resapan Air; Kota Manad
ANALISIS PENGARUH BENCANA ABRASI TERHADAP AREA PESISIR PANTAI IYOK KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR
Abrasi adalah suatu proses pengikisan atau penyusutan daratan (garis pantai) akibat aktivitas arus, gelombang dan pasang surut, pantai Iyok sudah mulai terjadi abrasi, terjadinya abrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang membuat permukiman di wilayah pesisir mulai terganggu dan masyarakatpun ada dalam keadaan terancam salah satunya dengan adanya penggalian pasir secara illegal yang terus terjadi sampai sekarang sehingga sampai sekarang masih ada ancaman terjadinya abrasi di pantai Iyok dari kasus ini perlu dilihat apa saja yang menjadi pengaruh dari bencana abrasi ini, apabila tidak ada upaya konkrit maka kerugian yang ditimbulkan dari bencana abrasi ini akan semakin meningkat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi kondisi terjadinya abrasi pantai Iyok di Kecamatan Nuangan Bolaang Mongondow Timur dan untuk menganalisis pengaruh bencana abrasi terhadap area pesisir pantai Iyok Kecamatan Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif dengan analisis spasial menggunakan metode time series. Hasil dari penelitian ini menunjukan pengaruh yang cukup besar akibat bencana abrasi yang dipengaruhi oleh penggalian illegal masyarakat yang terus terjadi, kondisi iklim tetapi juga kurangnya hutan mangrove di daerah tersebut yang berpengaruh terhadap garis pantai, permukiman, kondisi jalan dan pekerjaan masyarakat
Kata Kunci: Pengaruh Abrasi, Abrasi Pantai, Garis Pantai
 
KAJIAN KAWASAN BERPOTENSI BANJIR DAN MITIGASI BENCANA BANJIR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) SANGKUB DI KECAMATAN SANGKUB KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA
Banjir merupakan masalah yang sering kali terjadi saat ini di kecamatan sangkub, hal itu dikarenakan intensitas hujan yang tinggi ditambah terdapat Daerah Aliran Sungai (DAS) yang melewati wilayah kecamatan sangkub membuat banjir menjadi salah satu bencana yang menimbulkan banyak kerugian bagi masyarakat dan pemerintah. Sehingga Penelitian ini dilakukan untuk melihat Kajian Potensi Daerah Banjir dan Mitigasi Bencana Banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sangkub, Kecamatan Sangkub, Kabupaten Bolang Mongondo Utara. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif analitik atau penelitian terapan termasuk studi investigatif, yaitu studi yang bertujuan untuk mengetahui probabilitas banjir yang saat ini terjadi di Kecamatan Sangkub Kabupaten Bolang Mongondo Utara serta identifikasi bahaya banjir yang ada Upaya Kemudahan. Pada subbagian sangkub, penggunaan penelitian kualitatif adalah proses penelitian nonmatematis dimana data dihasilkan dari hasil survei berupa observasi lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya banjir di wilayah tersebut yang tinggi terdapat di desa mokusato, sang tombolang dan desa pangkusa. Dengan Mitigasi yang ada di kecamatan sangkub berfokus pada mitigasi structural, dimana dalam penanganan banjir yang ada, pemerintah telah berusaha mengurangi potensi banjir dengan adanya bendungan yang memiliki peran besar dalam mengurangi potensi banjir dan juga beberapa titik evakuasi bencana. Selain itu mitigasi structural lain yaitu berupa pembuatan tanggul dan penanaman tanaman tahunan dekat dengan DAS sangkub.
Kata Kunci: Banjir, Daerah Aliran Sungai, Kerawanan, Kecamatan Sangku
ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN FUNGSI LAHAN TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT PEDESAAN DI KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT, KABUPATEN MINAHASA
Pertambahan jumlah penduduk yang diikuti dengan upaya manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mengakibatkan kurangnya daya dukung suatu wilayah. Situasi ini diperparah dengan didukungnya penggunaan lahan yang berlebih. Dikarenakan sumber daya lahan menjadi semakin penting seiring dengan peningkatan populasi dan aktivitas ekonomi yang pesat memberikan tekanan pada kebutuhan lahan untuk berbagai penggunaan, seperti perluasan lahan pertanian, perkebunan, hutan produktif, perumahan, pertambangan, serta pengembangan lahan komersial dan infrastruktur (jalan, sistem irigasi, dan fasilitas umum lainnya). Perubahan penggunaan lahan di sebagian besar wilayah, khususnya dari hutan menjadi lahan pertanian dan dari lahan pertanian menjadi pemukiman, telah menurunkan kualitas lingkungan dan menjadikan lahan penting bagi kehidupan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak perubahan penggunaan lahan terhadap kondisi perekonomian masyarakat dan menetapkan faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Kawangkoan Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis overlay GIS dan metode deskriptif kualitatif untuk menganalisis dampak perubahan penggunaan lahan terhadap keadaan perekonomian masyarakat pedesaan di Kecamatan Kawangkoan Barat. Di Kecamatan Kawangkoan Barat, antara tahun 2009 hingga 2019, terjadi pergeseran penggunaan lahan dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan lahan kering, beralihnya jenis pekerjaan dari petani menjadi tukang kayu dan meningkatkan tingkat pendapatan dari 500 dari 1 juta menjadi 2 hingga 3 juta. Semakin besar perubahan penggunaan lahan, semakin tinggi pula tingkat pendapatannya.
KataKunci: Penggunaan Lahan, Pertanian, Ekonomi