440 research outputs found

    ANALISIS PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG KAWASAN AGROPOLITAN DI LANGOWAN

    Get PDF
    Langowan  termasuk dalam Pengembangan kawasan agropolitan Pakakaan  (Kec. Tompaso, Kawangkoan, Kakas dan Langowan). Ketersediaan infrastruktur dalam hal ini infrastruktur pendukung pertanian yang optimal maka dapat memicu perkembagan Kawasan Agropolitan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kondisi eksisting infrastruktur pendukung kawasan agropolitan di langowan, menganalisis usulan pengembangan infrastruktur pendukung kawasan agropolitan di langowan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan metode evaluasi dengan metode analisis actual versus planned performance comparisons untuk merumuskan usulan pengembangan. Hasil penelitian infrastruktur pendukung dalam penyediaannya berdasarkan evaluasi dengan standar ialah jalan usaha tani belum memenuhi standar,jalan penghubung antar desa telah memenuhi standar, gudang penyimpanan belum memenuhi standar, bak penampungan air belum memenuhi standar, kios pupuk belum memenuhi standar, penggilingan padi belum memenuhi standar, dan Balai Penyuluhan Pertanian telah memenuhi standar. Terdapat 7 usulan pengembangan Infrastruktur pendukung. Kata Kunci : Agropolitan,Infrastruktur,Evaluasi,Pengembanga

    ANALISIS KEKRITISAN DAERAH RESAPAN AIR DI KOTA MANADO

    Get PDF
    Kota Manado ialah ibukota Provinsi Sulawesi Utara mempunyai laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibatnya mengakibatkan meningkatnya kebutuhan masyarakat dan memicu perubahan penggunaan lahan dari yang belum terbangun menjadi terbangun. Hal ini mengakibatkan penurunan kualitas dan daya dukung lahan yg berdampak pada daerah resapan air menjadi tidak optimal. Lokasi pada analisis kekritisan daerah resapan air terletak di 10 Kecamatan bagian daratan Kota Manado. Tujuan penelitian ini merupakan untuk mengetahui kondisi eksisting penggunaan lahan di daerah resapan air Kota Manado, dan tingkat kekritisan wilayah resapan air pada Kota Manado. Analisis ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan spasial. Analisis spasial menggunakan metode skoring serta tumpangsusun (overlay) pada software sistem informasi geografis. Penelitian ini menghasilkan jenis penggunaan lahan eksisting pada wilayah resapan air berdasarkan RTRW serta non terbangun dan tingkat kekritisan resapan air dari RTRW yaitu bisa direkomendasikan buat dilepaskan statusnya sebagai daerah resapan air atau dapat direhabilitasi membentuk tiga kelas resapan yang sudah mengalami kekritisan sedangkan tingkat kekritisan resapan air dari lahan non terbangun yaitu bisa direkomendasikan untuk menggantikan kelas resapan yg telah kritis yang telah terdapat di RTRW menghasilkan dua kelas resapan yang masih optimal. Kata Kunci: Penggunaan Lahan; Kekritisan Resapan Air; Kota Manad

    ANALISIS PENGARUH BENCANA ABRASI TERHADAP AREA PESISIR PANTAI IYOK KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

    Get PDF
    Abrasi adalah suatu proses pengikisan atau penyusutan daratan (garis pantai) akibat aktivitas arus, gelombang dan pasang surut, pantai Iyok sudah mulai terjadi abrasi, terjadinya abrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang membuat permukiman di wilayah pesisir mulai terganggu dan masyarakatpun ada dalam keadaan terancam salah satunya dengan adanya penggalian pasir secara illegal yang terus terjadi sampai sekarang sehingga sampai sekarang masih ada ancaman terjadinya abrasi di pantai Iyok dari kasus ini perlu dilihat apa saja yang menjadi pengaruh dari bencana abrasi ini, apabila tidak ada upaya konkrit maka kerugian yang ditimbulkan dari bencana abrasi ini akan semakin meningkat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi kondisi terjadinya abrasi pantai Iyok di Kecamatan Nuangan Bolaang Mongondow Timur dan untuk menganalisis pengaruh bencana abrasi terhadap area pesisir pantai Iyok Kecamatan Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif dengan analisis spasial menggunakan metode time series. Hasil dari penelitian ini menunjukan pengaruh yang cukup besar akibat bencana abrasi yang dipengaruhi oleh penggalian illegal masyarakat yang terus terjadi, kondisi iklim tetapi juga kurangnya hutan mangrove di daerah tersebut yang berpengaruh terhadap garis pantai, permukiman, kondisi jalan dan pekerjaan masyarakat Kata Kunci: Pengaruh Abrasi, Abrasi Pantai, Garis Pantai &nbsp

    KAJIAN KAWASAN BERPOTENSI BANJIR DAN MITIGASI BENCANA BANJIR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) SANGKUB DI KECAMATAN SANGKUB KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

    Get PDF
    Banjir merupakan masalah yang sering kali terjadi saat ini di kecamatan sangkub, hal itu dikarenakan intensitas hujan yang tinggi ditambah terdapat Daerah Aliran Sungai (DAS) yang melewati wilayah kecamatan sangkub membuat banjir menjadi salah satu bencana yang menimbulkan banyak kerugian bagi masyarakat dan pemerintah. Sehingga Penelitian ini dilakukan untuk melihat Kajian Potensi Daerah Banjir dan Mitigasi Bencana Banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sangkub, Kecamatan Sangkub, Kabupaten Bolang Mongondo Utara. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif analitik atau penelitian terapan termasuk studi investigatif, yaitu studi yang bertujuan untuk mengetahui probabilitas banjir yang saat ini terjadi di Kecamatan Sangkub Kabupaten Bolang Mongondo Utara serta identifikasi bahaya banjir yang ada Upaya Kemudahan. Pada subbagian sangkub, penggunaan penelitian kualitatif adalah proses penelitian nonmatematis dimana data dihasilkan dari hasil survei berupa observasi lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya banjir di wilayah tersebut yang tinggi terdapat di desa mokusato, sang tombolang dan desa pangkusa. Dengan Mitigasi yang ada di kecamatan sangkub berfokus pada mitigasi structural, dimana dalam penanganan banjir yang ada, pemerintah telah berusaha mengurangi potensi banjir dengan adanya bendungan yang memiliki peran besar dalam mengurangi potensi banjir dan juga beberapa titik evakuasi bencana. Selain itu mitigasi structural lain yaitu berupa pembuatan tanggul dan penanaman tanaman tahunan dekat dengan DAS sangkub. Kata Kunci: Banjir, Daerah Aliran Sungai, Kerawanan, Kecamatan Sangku

    PROSPEK TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH REGIONAL MAMITARANG

    Get PDF
    Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara merencanakan pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Regional Mamitarang dengan sistem lahan urug yang berlokasi di Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara. Berdasarkan fenomena yang ada, masyarakat yang bermukim di sekitar TPA Mamitarang menolak pembangunan TPA tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ukuran dari masyarakat tentang kemampuan dan kemauan mereka dalam tingkat kepuasan maksimum agar dilibatkan dalam suatu perencanaan untuk dapat menentukan rencana yang diinginkan berdasarkan kemauan dan kemampuannya dalam kepuasan maksimum. Tahap analisa dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif preferensi dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan masyarakat  yang tinggal bersinggungan dengan TPA Mamitarang  tidak memiliki kemauan untuk mendukung TPA Mamitarang sebagai Tempat Pemrosesan Akhir sampah dengan presentase indikator jenis produk/jasa layanan (23%), kualitas dan kuantitas (22%), utilitas pengguna (22%) dan perilaku pengguna (22%) sehingga perlu memprioritaskan indikator dengan presentase paling tinggi karena memungkinkan atau lebih berpeluang untuk menjadi positif yang dalam hal ini terkait pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap TPA Sampah Regional Mamitarang dengan dengan kajian rekomendasi yaitu program sosialiasi, kemudian dapat menunjang indikator dengan presentase di bawahnya karena saling terkait. Selain itu analisa kemampuan masyarakat menunjukan hasil bahwa masyarakat cenderung tidak mampu sehingga  Pemerintah perlu memfasilitasi dan mendorong masyarakat dalam pengelolaan sampah yang dihasilkan agar dapat bernilai ekonomis. Alternatif lain adalah dengan tidak memaksakan masyarakat yang tinggal bersinggungan dengan TPA atau pembebasan iuran retribusi sampah sebagai kompensasi. Kata Kunci : Prospek; TPA Regional, Sampah, Prasarana

    ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN FUNGSI LAHAN TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT PEDESAAN DI KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT, KABUPATEN MINAHASA

    Get PDF
    Pertambahan jumlah penduduk yang diikuti dengan upaya manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mengakibatkan kurangnya daya dukung suatu wilayah. Situasi ini diperparah dengan didukungnya penggunaan lahan yang berlebih. Dikarenakan sumber daya lahan menjadi semakin penting seiring dengan peningkatan populasi dan aktivitas ekonomi yang pesat memberikan tekanan pada kebutuhan lahan untuk berbagai penggunaan, seperti perluasan lahan pertanian, perkebunan, hutan produktif, perumahan, pertambangan, serta pengembangan lahan komersial dan infrastruktur (jalan, sistem irigasi, dan fasilitas umum lainnya). Perubahan penggunaan lahan di sebagian besar wilayah, khususnya dari hutan menjadi lahan pertanian dan dari lahan pertanian menjadi pemukiman, telah menurunkan kualitas lingkungan dan menjadikan lahan penting bagi kehidupan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak perubahan penggunaan lahan terhadap kondisi perekonomian masyarakat dan menetapkan faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Kawangkoan Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis overlay GIS dan metode deskriptif kualitatif untuk menganalisis dampak perubahan penggunaan lahan terhadap keadaan perekonomian masyarakat pedesaan di Kecamatan Kawangkoan Barat. Di Kecamatan Kawangkoan Barat, antara tahun 2009 hingga 2019, terjadi pergeseran penggunaan lahan dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan lahan kering, beralihnya jenis pekerjaan dari petani menjadi tukang kayu dan meningkatkan tingkat pendapatan dari 500 dari 1 juta menjadi 2 hingga 3 juta. Semakin besar perubahan penggunaan lahan, semakin tinggi pula tingkat pendapatannya. KataKunci: Penggunaan Lahan, Pertanian, Ekonomi &nbsp

    IDENTIFIKASI REGIONAL HERITAGE SEBAGAI POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SEJARAH DI KECAMATAN AIRMADIDI KABUPATEN MINAHASA UTARA

    Get PDF
    Kabupaten Minahasa Utara memilik potensi alam yang luas serta kekayan sejarah dan budaya daerah yang menjadi daya tarik tersendiri sehingga kabupaten Minahasa Utara menjadi salah satu daerah tujuan wisata Indonesia di provinsi Sulawesi Utara. Menurut RTRW Kabupaten Minahasa Utara, kawasan wisata budaya berada di kecamatan Airmadidi yang memiliki berbagai peninggalan budaya yang seharusnya dilinduni dan dikembangkan untuk menjadi tujuan wisata berbasis budaya dan sejarah. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi peninggalan budaya di kecamatan Airmadidi, dan menganalisis karakteristik peninggalan sejarah di kecamatan Airmadidi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Berdasarkan hasil analisis, di kecamatan Airmadidi terdapat 19 objek peninggalan sejarah. Menurut UU No. 10 Tahun 2011 tentang Cagar Budaya, 10 dari 19 objek peninggalan sejarah yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya, sedangkan 9 lainnya belum ditetapkan sebagai cagar budaya. Beberapa objek peninggalan sejarah yang ada di kawasan budaya di kecamatan Airmadidi dalam kondisi kurang baik dan tidak terpelihara, padahal memiliki karakteristik yang unik dan nilai historial yang tinggi, sehingga sangat layak untuk dikembangkan sebagai potensi Kawasan Wisata Sejarah. Kata Kunci: Kawasan Wisata, Sejarah dan Budaya, Kabupaten Minahasa Utar

    EVALUASI PEMANFAATAN LAHAN SEMPADAN SUNGAI SA’DAN

    Get PDF
    Abstrak Pemanfaatan lahan yaitu rangkaian kegiatan manusia di darat, seperti pemukiman, perdagangan, pertanian, dll. Setiap daerah berpotensi memanfaatkan sebidang tanah sebagai sumber kehidupan manusia. Perkembangan kota merupakan proses urbanisasi berkelanjutan yang akan membawa beban spasial pada kehidupan kota, yaitu memenuhi kebutuhan permukiman, perumahan atau perdagangan dan jasa. Bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan permintaan akan perumahan kurang proporsional dengan luas lahan yang tersedia. peningkatan jumlah pendudukpun semakin meningkat dan kebutuhan lahanpun meningkat serta lahan yang dapat diakses semakin mengecil , sehingga tidak mampu menjawab isu-isu penduduk yang sedang berkembang seperti ketersediaan lahan yang terbatas pada suatu 2 kota. Selain itu, sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Toraja Utara Tahun 2012- 2032 ditetapkan sebagai peruntukan kawasan lindung. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengidentifikasi pemanfaatan lahan sempadan sungai sa’dan di Kecamatan Tallunglipu,Rantepao dan Kesu’ Kabupaten Toraja Utara dan Untuk menganalisis kesesuaian lahan di sempadan sungai sa’dan di Kecamatan Tallunglipu,Kecamatan Rantepao dan Kecamatan Kesu’, Kabupaten Toraja Utara. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian adalah observasi, Telaah pustaka, dan studi dokumentasi. Untuk Teknik  analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis spasial (deskriptif kuantitatif dan overlay). Berdasarkan analisa data dan pembahasan yang dibahas bahwa pemanfaatan lahan sempadan sungai Sa’dan pada Kecamatan Tallunglipu yaitu RTH,rumah tinggal,perdagangan jasa,sarana peribadatan,sarana kesehatan dan pendidikan,kebun campuran dan persawahan,pada Kecamatan Rantepao terdapat RTH,rumah tunggal,perdagangan jasa,perkantoran,sarana pendidikan dan sarana peribadatan,kebun campuran dan persawahan,pada Kecamatan Kesu terdapat RTH,rumah tinggal,industri,perdagangan jasa,sarana kesehatan,dan peribadatan.Hasil analisis kesesuain lahan pada Kecamatan Tallunglipu pemanfaatan lahan tidak sesuai seluas 7,83Ha dan sesuai seluas 4,84Ha,Kecamatan Rantepao pemanfaatan lahan tidak sesuai seluas7,26Ha dan sesuai seluas 21,79Ha,Kecamatan Kesu pemanfaatan lahan tidak sesuai seluas 2,54Ha dan sesuai seluas 1,92Ha. Kata Kunci: Evaluasi, Pemanfaatan Lahan, Sempadan Sunga

    PENENTUAN CENTRAL PLACE KAWASAN AGROPOLITAN KLABAT

    Get PDF
    Kabupaten Minahasa Utara sebagai salah satu wilayah yang memiliki potensi pertanian yang besar ditandai dengan kontribusinya pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Minahasa Utara dan Provinsi Sulawesi Utara. Potensi pertanian ini didukung dengan penetapan suatu Kawasan Agropolitan yaitu Kawasan Agropolitan Klabat yang ditetapkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Utara nomor 01 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 – 2033 yang meliputi 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Kalawat, Kecamatan Dimembe, Kecamatan Kauditan, Kecamatan Talawaan dan Kecamatan Likupang Selatan. Penetapan Kawasan Agropolitan perlu ditindaklanjuti dengan menentukan central place yang berfungsi sebagai tempat perdagangan dan jasa bagi hasil olahan komoditas unggulan yang ada. Penelitian ini menentukan central place pada desa pusat pertumbuhan yang ada pada kecamatan pusat pertumbuhan menggunakan metode analisis aksesbilitas, indeks sentralitas dan skoring berdasarkan standar Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D). Analisis aksesbilitas dan indeks sentralitas dilakukan untuk menentukan kecamatan pusat pertumbuhan dengan melakukan perangkingan kecamatan ditinjau dari jarak tempuh, kualitas transportasi dan ketersediaan fasilitas agropolitan, selanjutnya desa pada kecamatan pusat pertumbuhan dilakukan skoring ditinjau dari potensi unggulan, sarana prasarana, kepadatan penduduk, kelembagaan masyarakat dan aksesbilitas untuk menentukan desa sentral yang menjadi central place. Kata Kunci: Kawasan Agropolitan Klabat;Central Place;Kabupaten Minahasa Utara

    EVALUASI KELAYAKAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

    Get PDF
    Munculnya permasalahan lingkungan yang menggangu aktivitas makhluk hidup di sebabkan  kurangnya ketersediaan lahan dan kondisi lingkungan yang menyimpang tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia tentang pemilihan lokasi TPA. Sejak di mekarkan sebagai kabupaten baru TPA Pinolantungan adalah satu-satunya TPA yang berada di Kabupaten Bolaang Mongonodow Selatan sejak tahun 2013 dengan total luas sebesar 3,5 Ha. Awal mulanya masyarakat hanya membuang sampah di lokasi eksisting TPA saat ini dan berlanjut di tetapkan oleh pemerintah sebagai lokasi TPA. Keberadaan TPA yang tidak memperhatikan dampak lingkungan sekitar dan ketersedian lahan tampung sampah yang terbatas membuat masyarakat merasa di rugikan terhadap dampak yang di timbulkan. Evaluasi terhadap keberadaan lokasi TPA Pinolantungan di nilai sangat di perlukan saat ini sebagai pertimbangan tentang hal-hal yang perlu diperbaiki sesuai dengan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Tujuan penelitian yaitu menganalis kelayakan TPA dari segi kapasitas lahan pakai TPA dan mengevaluasi kelayakan lokasi TPA secara spasial berdasarkan SK SNI 03-3241-1994. Hasil penelitian di ketahui kapastitas lahan TPA dapat menampung jumlah timbulan sampah selama 3 tahun terhitung dari tahun 2022-2025 dengan total proyeksi timbulan sampah perhari sebesar 65.226 m3/hari. Untuk jangka waktu 10 tahun terhitung sampai tahun 2032 membutuhkan lahan sebesar 8,7 Ha. Kelayakan TPA berdasarkan hasil skoring memiliki nilai 251 dan termasuk kategori kelas interval II yang berarti lokasi TPA Pinolantung tidak layak untuk di jadikan TPA. Kata Kunci: SIG, Evaluasi TPA, Kapasitas Lahan &nbsp

    433

    full texts

    440

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    SPASIAL
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇