2,158 research outputs found

    GRADUATES’ PERCEPTION ON THE GRADUATE COMPETENCES OF THE DIPLOMA III VOCATIONAL EDUCATION OF POLYTECHNIC

    Get PDF
    The public polytechnic in Indonesia has been established since more than 30 years ago. The establishment of polytechnic education system (PES) in Indonesia was preceded by the needs of skilled technicians who are capable to support the development of industries. These technicians are those who are able to work closely with engineers and are able to translate the concepts into practicable tasks. Assessing the effectivity of the learning management in relation to the learning outcomes achievement, graduate competence profile, and quality of learning is a mandatory to improve the quality and relevance of the PES and to enhance the graduate competitiveness. Globalisation is causing changes in society as a whole and also in higher education, which is having to adapt to market liberation and to the development of a knowledge and innovation based society. The international mobility of students and teachers is in the forefront, challenging international comparability of the graduate competences of the higher education. Learning outcomes is statements of what a learner knows, understands and is able to do on completion of a learning process. There are several ways for drawing up and categorising learning outcomes in education. Under the umbrella organisation Joint Quality Initiative (JQI, 2004) higher education experts developed a series of descriptors, known as the Dublin descriptors. As a response to the ratification of the International Convention on the Recognition of Studies, Diplomas and Degrees in Higher Education in Asia and Pasific, the Government of Indonesia has developed a national qualifications framework, known as “Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia” (Indonesian Qualification Framework). The Indonesian Qualification Framework (IQF) consist of nine levels of qualifications. The level 9 of IQF is considered as the highest level of qualification, and the level 1 is the lowest level. In accordance to the Indonesian Qualification Framework, learning outcomes of the Diploma III graduates is considered to be achieved at the qualification level 5, or equivalent to the “short cycles” qualification of the Dublin descriptors. Research conducted in Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) on the graduates’ percetion of th graduate competence found that learning outcomes of the Diploma III graduates is equivalent to the 82.1 % of the short cycles qualification of the Dublin Descriptors. Based on the findings, learning outcomes of the Diploma III graduates of the vocational eduaction conducted in the Polytechnic almost reached the learning outcomes to be achieved as stated in the Indonesian Qualification Framework. Keywords: Graduate Competences, Dublin Descriptors, POLBA

    Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Dengan Pemurnian Gas Menggunakan Filter Tipe Ganda

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan desain dan konstruksi alat produksi gas metana dari sampah organik sekam padi dengan cara dibakar, mengetahui pengaruh pemurnian gas metana dengan menggunakan filter tipe ganda, terhadap temperatur pembakaran, waktu nyala efektif dan jumlah kalor melalui metode pendidihan air. Pada penelitian ini menggunakan filter tipe ganda dengan variasi satu filter, dua filter dan tiga filter. Mengambil data setiap 5 kg sekam padi meliputi volume air yang dapat didihkan, lama waktu nyala efektif, temperatur pembakaran serta perubahan temperatur 1 liter air setiap dua menit. Hasil penelitian menunjukan variasi satu filter didapatkan temperatur pembakaran tertinggi sebesar 617 0C, waktu nyala efektif selama 48 menit dan jumlah kalor pendidihan air 611,7 kJ. Variasi dua filter didapatkan temperatur pembakaran tertinggi sebesar 558 0C , waktu nyala efektif selama 62 menit dan jumlah kalor pendidihan air 917,6 kJ. Variasi tiga filter didapatkan temperatur pembakaran tertinggi sebesar 531 0C, waktu nyala efektif selama 70 menit dan jumlah kalor pendidihan air 917,6 kJ

    Revitalisasi Pabrik Gula Colomadu Sebagai Kawasan Agrowisata Di Kecamatan Colomadu

    Get PDF
    Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, sektor pariwisata adalah salah satu sektor yang begitu penting, oleh karena itu perlu adanya media untuk mempromosikan kepada dunia internasional bahwa di Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah. Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu daerah dari tiga puluh lima kabupaten dan kota di propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Karanganyar merupakan daerah penghasil produk-produk unggulan di beberapa sektor, seperti pertanian, perkebunan, perikanan, industri besar, dan industri pariwisata. Kabupaten Karanganyar berpotensi sebagai tempat tujuan wisata atau daerah tujuan wisata, hal ini terbukti banyak sekali memiliki asset – asset wisata beragam dan beraneka ragam budaya yang tidak kalah menarik dengan wilayah – wilayah lain yang berada di propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Karanganyar terdiri dari 17 Kecamatan yang meliputi 177 desa/kelurahan ( 15 kelurahan dan 162 desa). Salah satu dari kecamatan itu adalah Kecamatan Colomadu. Di Kecamatan Colomadu terdapat sebuah Pabrik Gula yaitu Pabrik Gula Colomadu, dengan luas lahan 22 Ha, bangunan ini didirikan pada tanggal 8 desember 1861. Pabrik gula ini ditutup atau ditidurkan pada awal abad ke-21, tepatnya pada tanggal 1 Mei 1998, atas kebijakan pemerintah di sebabkan karena mengalami kerugian. Sedangkan Pabrik Gula Colomadu sendiri memiliki potensi yang bagus. Terdapat permasalahan yaitu; Bagaimana mewujudkan suatu kawasan agar dapat di manfaatkan sebagai kawasan Agrowisata berbasis edukasi tanpa menghilangkan karakteristik bangunan pabrik Gula Colomadu, sehingga memberikan nuansa bangunan yang selaras dengan lingkungan disekitar kawasan pabrik gula Colomadu. Agar bangunan dapat dimanfaatkan kembali yaitu dengan cara merevitalisasi bangunan pabrik Gula Colomadu menjadi Kawasan Agrowisata yang berbasis edukasi, agar dapat mewadai kegiatan yang terkait dengan Pabrik Gula Colomadu. Perancangan dilakukan dengan pengamatan data dan juga mempertimbangkan potensi – potensi yang dapat mendukung penulisan proposal. Hasil dari analisis dapat dibuat dalam bentuk kerangka yang berupa deskriptif. Hasil akhir berupa konsep hasil penelitian yang dipadukan dengan referensi yang ada sebagai dasar perencanaan dan perancangan. Desain yang dihasilkan adalah sebuah Kawasan Agrowisata berbasis edukasi yang bisa mewadai kegiatan yang terkait dengan Pabrik Gula Colomadu

    Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 Dan 2017

    Get PDF
    This research was conducted in Gatak Sub-District Sukoharjo District. This study entitled “Analysis of Land Use Change in Gatak Sub-District Sukoharjo Regency Year 2013 and 2017”. This research has objectives: to know the spread of land use change and to analyze factors influencing land use change in Gatak Sub-District Sukoharjo District. The research method used in this study is to use secondary data and map analysis using comparative method, the data used is land use in 2013 and land use in 2017 and using statistical data needed in the analysis of land use change Gatak Sub-District for map analysis using the overlay comparative method of land use data of 2013 and 2017 generated in 3 classes is highest, medium and low. The result of this study shows that land use change from 2013 to 2017 is dominated by changes in the use of plantation/plantation land to the use of settlement land with an area of 1285500 m2 change of the most dominant land use change in Trangsan Village, Mayang, Sraten, Luwang, Geneng and Blimbing. Changes in the use of wetland into the use of settlement land with an area of change of 1025200 m2 the most dominant land use change in Mayang and Trangsan Village. Then the dominant factors affecting land use change are the increase of population in research area increasing the need of settlement, so that influence to land use change and socioeconomic factor. Keywords : Change, Land Us

    Pemisah Lemak Susu Sapi Menggunakan Metode Sentrifugasi

    Full text link
    Susu sapi low fat sangat baik untuk tubuh, dengan kandungan vitamin, protein dan mineral yang dibutuhkan tubuh, sudah sepantasnya menjadi salah satu sumber pangan yang bergizi tinggi. Dengan menggunakan metode sentrifugasi, lemak dari susu sapi murni dapat dipisahkan dan menjadi susu yang lebih sehat yaitu susu sapi low fat. Alat ini menggunakan ATMEGA 8535 sebagai pengolah data, catu daya 12 V 12,5 A dan 5 V, sensor level air sebagai masukkan ATMEGA 8535, relay sebagai penghubung antara ATMEGA 8535, motor dan selenoid valve. Motor yang digunakan adalah motor DC 12 V dengan kecepatan 2700 rpm, kapasitas alat yaitu 1,5 liter.Dari pengujian, telah didapat hasil sebagai berikut, Waktu pendiaman 0 menit menghasilkan kadar lemak 10,07%, pendiaman 2 menit berkadar lemak 9,79%, pendiaman 4 menit berkadar lemak 8,35%, pendiaman 6 menit berkadar 7,33%, pendiaman, 8 menit berkadar lemak 6,79%, pendiaman 10 menit berkadar lemak 6,26%. Dengan hasil pengujian tersebut, maka akan digunakan susu low fat dengan kadar lemak paling kecil yaitu waktu pendiaman 10 menit dengan kadar lemak 6,26%.Kata kunci- Susu sapi low fat, lemak, sentrifugasi, pendiaman

    PERANAN BRAND IMAGE DALAM UPAYA MENINGKATKAN JUMLAH SISWA KURSUS DI SHANKARA BUNDA MUSIC PRODUCTION Jl. RANCAGOONG INDAH NO.01 TURANGGA BANDUNG. Reza Permadi 1 1. 60400 58

    Get PDF
    Peranan Brand Image Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Siswa Kursus Di Shankara Bunda Music Production Jl.Rancagoong Indah No.01 Turangga Bandung adalah judul yang dipilih, peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap Shankara Bunda Music Production sehubungan dengan pembentukan brand image pada kegiatan promosi di Shankara Bunda. Karena p ada era sekarang ini dimana persaingan antar perusahaan yang begitu kompetitif, semua perusahaan memiliki brand image masing - masing dalam menarik perhatia n dan minat konsumen . Penelitian ini menggunakan metode desktiptif dengan pendekatan kuantitatif. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Dari data yang dihasilkan kemudian dilakukan analisis data berupa pembahasan. Pada hasi l observasi dan wawancara di Shankara Bunda, faktor - faktor yng diperkirakan akan mampu merangsang dan memotivasi calon siswa untuk mendaftarkan diri ke Shankara Bunda adalah melalui popularitas sekolah, kualitas alumni, biaya pendidikan, materi belajar yan g ditawarkan dan tenaga pengajar. Hal - hal tersebut dapat disampaikan kepada publik untuk kepentingan pemasaran Shankara Bunda terutama yang berhubungan dengan pembentukan citra/kesan positif atau brand image. Adapun kesimpulannya adalah dalam Brand Image Shankara Bunda, konsumen banyak terpengaruh oleh banyak hal seperti dari sarana yang mampu mengakomodir kegiatan belajar, tokoh - tokoh yang berpengaruh ( influencer ), materi belajar yang sesuai harapan dan aplikatif, serta suasana belajar yang menyenangka

    Kajianproduksi Nanopartikel dari Arang Bambu dengan Penumbuk Bola Baja Ukuran 1/8 Inchi

    Get PDF
    Nano particles are particles that are between 1 - 100 nanometers in size. Inside particle nano technology is defined as a small object that behaves as a unity of its nature and its transfortation. The purpose of nanoparticle research is to know the effect of the mechanical collision cycle on bamboo charcoal particle size and the compositions contained therein and to know the visualization or morphology of the bamboo wulung carbon surface. The production of nano particles of bamboo charcoal 2 million cycles using a variation of engine speed of 800 rpm produces an average bamboo charcoal production of 602.1 nanometers. As for the variation of engine speed of 900 Rpm, the average production of bamboo charcoal is 583.1 nanometers, Then for the variation of engine speed of 1000 Rpm to produce the average production of bamboo charcoal of 1,323 nanometers, And for the variation of engine speed of 1100 Rpm to produce the average production of bamboo charcoal of 542 nanometers. While the results of SEM testing known that nano particles partly already shaped nano and some are still in the form of lumps and the most dominant composition is Carbon (C)

    Prarancangan Pabrik N-Methylaniline Kapasitas 35.000 Ton/Tahun

    Get PDF
    N-methylaniline factory with raw materials chlorobenzene and methylamine which has a capacity of 35,000 tons / year is planned to operate for 330 days / year. The process of making n-methylaniline carried out in a stirred tank flow reactor equipped with a heating coil. In the reactor the reaction at liquid-liquid phase, irreversible, endothermic with isothermal conditions at a temperature of 215oC and at a pressure of 68 atm. This plant is classified at high risk because of the operating conditions at a pressure of 68 atm Methylamine raw material requirements of 1103.404 kg/hr and chlorobenzene amounted to 3989.912 kg/hour. Supporting materials NaOH 50% at 1406.811 kg/h and needs a catalyst 1547.59 kg/hour. Products such as n-methylaniline amounted to 4419.192 kg/hour. Support utilities includes supplying process water extracted from the river of 9730.9745 kg/hour and the supply of saturated steam at 3655.2724 kg/hour obtained from the boiler with diesel fuel amounted to 965.8 liters/hour, demand for electricity is obtained from the PLN and generator set of 8,000 kW as fuel reserves 796.39 kg/hour. The factory was established industrial region, Gresik, East Java, with a land area of 30,000 m2 and total number of employees 160 people. Factory n-methylaniline established require a fixed capital of Rp.767.364.832.305 and working capital of Rp 186 139 805 917. From the economic analysis of this plant demonstrates a pretax profit Rp.346.347.211.207 / year after tax 30% profit reached Rp 242 443 047 845 / year. Percent Return On Investment (ROI) before tax after tax 45.13% and 31.59%. Pay Out Time (POT) before tax for the year of 1.81 and 2.4 years after tax. Break Even Time (BEP) amounted to 44.59%, and Shut Down Point (SDP) amounted to 26.26%. Discounted Cash Flow (DCF) accounted for 38.7%. From the data above feasibility analysis concluded that the plant is profitable and feasible to set

    Prarancangan Pabrik Formaldehida Dengan Proses Katalis Perak Kapasitas 20.000 Ton/Tahun

    Get PDF
    Formaldehida merupakan senyawa gugus aldehida yang paling sederhana dan memiliki nilai sangat strategis. Dalam dunia industri banyak sektor industri yang menggunakan formaldehida sebagai bahan pendukung untuk pembuatan produk lain. Bahan baku untuk pembuatan formaldehida banyak di produksi di Indonesia, salah satunya yaitu PT Kaltim Methanol Indonesia (KMI) dengan kapasitas produksi 660.000 ton/tahun. Dalam industri kimia formaldehida dimanfaatkan secara langsung sebagai bahan pengawet, desinfektan, atau digunakan sebagai bahan intermediet pada pembuatan urea formaldehida, melamin formaldehida dan phenol formaldehida. Dengan adanya alasan diatas, maka peluang untuk pendirian pabrik formaldehida sangat besar. Untuk itu direncanakan pendirian pabrik formaldehida dengan proses katalis perak yang berkapasitas 20.000 ton / tahun di kawasan industri Bontang, Kalimantan Timur pada tahun 2015. Proses pembuatan formaldehida dengan proses katalis perak dibagi mejadi tiga tahap, yaitu persiapan bahan baku, pembentukan produk, dan pemurnian produk. Tahap pertama, 1.183,1721 kg/jam metanol diuapkan terlebih dahulu menggunakan vapourizer (Vp-01) sebelum dicampur dengan 9.940,4827 Kg/jam udara. Setelah metanol menjadi fase gas, bersamaan dengan udara dimasukan kedalam reaktor fixed bed multitube yang mana sebelumnya dinaiikan terlebih dahulu pada suhu 600C tekanan 1,2 atm. Didalam reactor terjadi reaksi yang bersifat eksotermis, irreversible, non isotermal, dan non adiabatis dengan media pendingin moltensalt. Setelah proses pembentukan reaksi produk terjadi, produk dikeluarkan dari reaktor (R-01) pada suhu 616.3897C. Tahap terakhir yaitu tahap pemurnian produk. Sebelum pemurnian produk dengan absorber (Ab-01), produk keluaran reaktor terlebih dahulu diturunkan suhunya menjadi 350C agar sesuai dengan suhu operasi di absorber. Didalam absorber produk keluaran reaktor dimurnikan dengan 1.134,0354 kg/jam air. Sebanyak 2.525,2525 kg/jam hasil bawah absorber merupakan produk formaldehida yang diinginkan, dan 9.732,4377 kg/jam hasil atas absorber gas CH3OH, H2O, O2, N2, H2 dan CH2O. Pabrik formaldehida ini direncanakan beroperasi 330 hari/tahun dengan jumlah karyawan sebanyak 135 orang dengan modal tetap Rp.129.369.308.314,95 dan modal kerja Rp. 10.594.996.139,01. Analisis ekonomi terhadap pabrik ini menunjukkan keuntungan sebelum pajak Rp.53.973.081.854,19 pertahun dan keuntungan setelah pajak Rp.37.781.157.297,94 pertahun. Percent Return On Invesment (ROI) sebelum pajak 41,7200% dan setelah pajak 29,2040%. Pay Out time (POT) sebelum pajak 1,9330 tahun dan setelah pajak 2,5510 tahun. Break Event Point (BEP) sebesar 42,18% dan Shut Down Point (SDP) sebesar 26,22%. Discounted cash Flow (DCF) terhitung sebesar 47,11%. Berdasarkan pertimbangan bahwa ROI, POT, BEP, dan DCF untuk pabrik beresiko rendah perhitungan memenuhi standar, maka pabrik ini layak didirikan
    • 

    corecore