14 research outputs found

    PELATIHAN PEMBUATAN TEPUNG BERAS DI DESA PARATE KECAMATAN SAMAPUIN KABUPATEN SUMBAWA

    Get PDF
    AbstrakBeras  juga merupakan hasil olahan dari tanaman padi yang diperoleh dengan cara digiling. Beras menjadi salah satu bahan pangan pokok yang banyak dikonsumsi di Asia khususnya di negara Indonesia, dan beras dapat diolah menjadi tepung beras. Tepung beras merupakan salah satu alternatif bahan dasar dari tepung komposit dan terdiri atas karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Tepung beras adalah produk setengah jadi untuk bahan baku industri lebih lanjut Pembuatan tepung beras dengan di Desa Parate Kecamatan Samapuin bertujuan untuk melatih masyarakat dalam pembuatan tepung yang memiliki mutu dan memperpanjang umur simpannya. Pemberian pengetahuan dilakukan secara sosialisasi, diskusi dan praktek. Hasil pengabdian masyarakat di desa Parate kecamatan Samapuen menunjukkan bahwa  masyarakat dapat memahami cara pengolahan beras menjadi tepung beras dengan penambahan fermipan agar dapat menghasilakn tepung beras dengan kualitas dan mutu yang baik serta memiliki masa simpan yang lama ±6 bulan dengan sistem pengeringan menggunakan oven dan pengemasan yang baik dan memenuhi mutu standar nasional Indonesia (SNI) 3549-2009 adalah putih khas tepung.

    SOSIALISASI SISTEM PENANGAN PASCAPANEN BAWANG MERAH DI KABUPATEN SUMBAWA

    Get PDF
    Bawang merah adalah komoditas penting bagi kebutuhan aneka masakan khas Indonesia dan kegunaan lainnya yang luas pemanfaatannya. Kebutuhan yang terus menerus ini perlu diimbangi dengan persediaan stok bahan yang dapat memenuhi target kebutuhan dalam negeri. Kerusakan pada proses penyimpanan akan menyebabkan menurunya kualitas umbi bawang merah di samping susut bobot yang tinggi. Oleh karena itu, perlu cara penanganan pascapanen yang baik. Pelatihan bimbingan penanganan bawang merah di masyarakat Sumbawa bertujuan untuk melatih masyarakat dalam penanganan pasca panen bawang merah yang memiliki mutu baik dan memperpanjang umur simpannya. Pemberian pengetahuan dilakukan secara sosialisasi, diskusi dan praktek. Hasil pengabdian masyarakat di masyarakat Sumbawa menunjukkan bahwa  masyarakat dapat memahami cara penanganan pasca panen bawang merah agar dapat menghasilkan bawang merah dengan kualitas dan mutu yang baik serta memiliki masa simpan yang lama ±1 tahun dengan sistem pengeringan menggunakan ruang terkontrol yang baik dan memenuhi mutu standar nasional Indonesia (SNI) 201

    BIMBINGAN TEKNOLOGI, PELATIHAN PEMBUATAN MINUMAN SERBUK JAHE DI KECAMATAN BRANG ENE KABUPATEN SUMBAWA BARAT

    Get PDF
    Jahe merupakan salah satu hasil pertanian berupa umbi-ubian yang cukup baik digunakan dalam pembuatan minuman serbuk. Pemanfaatan rimpang jahe di Sumbawa belum secara optimal. Selama ini jahe hanya dijadikan bumbu masakan secara langsung, padahal jahe sangat cocok dijadikan sebagai olahan seperti minuman fungsional. Tujuan pengabdian masyarakat ini dilakukan adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang potensi pengolahan rimpang jahe sebagai sumber pangan dalam pembuatan serbuk minuman instan dengan mutu yang baik. Pemberian pengetahuan dilakukan secara sosialisasi, diskusi dan praktek. Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan bahwa  masyarakat dapat memahami pentingnya pemanfaatan rimpang jahe sebagai serbuk minuman fungsional dengan mutu yang baik. Pengolahan rimpang jahe menjadi serbuk instan dapat memperpanjang umur simpan bahan baku dan memiliki banyak manfaat dalam bidang kesehata

    Implementasi Kebijakan Pengelolaan Kawasan HCV dan HCS Pada Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Selatan

    Get PDF
    Provinsi Sumatera Selatan memiliki tutupan lahan yang tidak kurang dari 45% di antaranya merupakan hutan kawasan konservasi (taman nasional, suaka margasatwa dan hutan lindung). Kawasan konservasi ini memiliki High Conservation Value (HCV) dan High Carbon Stock (HCS). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan kebijakan yang dibuat dalam hal pengelolaan Kawasan High Conservation Value (HCV) dan High Carbon Stock (HCS) untuk mengetahui kesenjangan antara kebijakan yang dibuat dengan implementasi di lapangan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitaif, pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan objek penelitian enam perusahaan swasta di bidang perkebunan kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya dua dari enam perusahaan dalam penelitian ini yang memiliki area HCV dan tiga dari enam perusahaan yang memiliki kawasan HCS di area perkebunan kelapa sawitnya. Skor rata-rata pelaksanaan kebijakan pengelolaan HCVdan HCS yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit di provinsi Sumatera selatan memiliki skor sebesar 100%, artinya perusahaan telah menerapkan kebijakan dan telah memenuhi indikator pengelolaan kawasan HCV dan HCS dengan baik

    Karakteristik pengeringan pisang kepok berdasarkan ketebalan irisan dan proses bolak balik pada pembuatan pisang sale

    Get PDF
    One of processed bananas that has a long shelf life is banana fritter. Banana fritter is made by slicing bananas in various thicknesses and then drying them. Drying intends to reduce or eliminate the water content in bananas. This study aims to determine the drying characteristics of kepok bananas based on the thickness of the slices and the back and forth process in making banana fritter. The design used in this study was a completely randomized design (CRD) with two types of thickness, namely 1 cm (K1) and 1.5 cm (K2) cm and there were once (B1) and twice (B2) alternating process treatments respectively in a day. Research data were analyzed using SPSS. The results showed that the degree of thickness (K) significantly affected the mass change of bananas during drying (P value = 0.0001), and the alternating process of bananas (B) did not affect the mass change of bananas during drying (P value = 0.532), while the combination between treatment B and K did not have a significant effect (P value = 0.385). From the results of this study it can be concluded that the thickness of the dried kepok banana slices greatly affects the characteristics of the resulting banana fritter. The drying rate and MR value are directly proportional to the amount of moisture in the banana during drying which is shown at a thickness level of 1.5 cm, so it is advisable to carry out further research mechanically with a thickness level of 1.5 cm kepok banana slices.lah satu olahan pisang yang memiliki masa simpan yang lama yaitu pisang sale. Pisang sale dibuat dengan cara buah pisang diiris dengan bebagai ketebalan kemudian dikeringkan. Pengeringan bermaksud untuk mengurangi atau menghilangkan kandungan air pada pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pengeringan pisang kepok berdasarkan ketebalan irisan dan proses bolak balik pada pembuatan pisang sale. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua jenis ketebalan yaitu 1 cm (K1) dan 1.5 cm (K2) cm dan masing-masing ada perlakuan proses bolak balik sekali (B1) dan dua kali (B2) dalam sehari. Data hasil penelitian dianalisis mnggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketebalan (K) mempengaruhi perubahan massa pisang selama pengeringan secara signifikan (P value= 0.0001), dan proses bolak balik pisang (B) tidak mempengaruhi perubahan massa pisang selama pengeringan (P value= 0.532), Sedangkan kombinasi antara perlakuan B dan K tidak memberikan pengaruh secara siginifkan (P value=0.385). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat ketebalan irisan pisang kepok yang dikeringkan sangat mempengaruhi karakteristik pisang sale yang dihasilkan. Laju pengeringan dan nilai MR berbanding lurus dengan banyaknya uap air pada pisang selama pengeringan yang ditunjukkan pada tingkat ketebalan 1.5 cm, sehingga disarankan untuk melakukan penelitian selanjutnya secara mekanis dengan tingkat ketebalan irisan pisang kepok 1.5 cm

    Efektivitas Kombucha Teh, Kombucha Salak Suwaru Dan Metformin Sebagai Agen Terapi Diabetes Melitus Pada Tikus Wistar Dengan Induksi Streptozotocin

    Get PDF
    Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kelainan metabolik ditandai dengan hiperglikemia dan intoleransi glukosa karena kelenjar pankreas tidak dapat memproduksi insulin secara maksimal. DM dicirikan dengan hiperglikemia akibat kegagalan sel beta pankreas mensekresikan insulin baik secara mutlak (DM Tipe 1) maupun relatif (DM Tipe 2). Hiperglikemia terjadi dengan menurunnya penyerapan glukosa oleh sel-sel disertai dengan meningkatnya pengeluaran glukosa oleh hati. Penyakit DM apa bila tidak ditangani dengan baik maka akan berujung pada semakin parahnya komplikasi dan beresiko menyebabkan kematian. Salah satu agen terapi DM adalah kombucha. Kombucha merupakan minuman tradisioanal yang diolah secara fermentasi menggunakan asosiasi simbiotik dari bakteri dan ragi. Kombucha memiliki beberapa efek kesehatan antara lain sebagai antioksidan, antibakteri, memperbaiki mikroflora usus, dapat meningkatkan ketahanan tubuh dan menurunkan tekanan darah. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui efektivitas konbucha teh, kombucha salak suwaru dan obat menformin sebagai agen terapi DM pada tikus wistar jantan yang diinduksi STZ. Penelitian ini dilakukan dengan 2 tahap yakni tahap 1: analisis karakteristik kombucha teh dan kombucha salak suwaru yang meliputi pengukuran pH, total asam, totap padatan terlarut, total fenol, total tannin, dan aktivitas antioksidan serta senyawa bioaktif. Tahap 2: pengujian efektivitas kombucha teh, kombucha salak suwaru dan metformin sebagai agen terapi diabetes miletus secara in-vivo. Penelitian menggunakan rancangan percobaan True Experimental Design : Post Test with Control Group Design menggunakan 25 ekor tikus putih (Rattus norvergicus) jantan galur wistar selama 28 hari. Dalam penelitian ini menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok negatif (P0), kelompok positif (P1), kelompok diabetes + kombucha teh (P2), kelompok diabetes + kombucha salak sewaru (P3), dan kelompok diabetes + obat metformin (P4). Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan apabila menunjukkan perbedaan maka diuji lanjut dengan menggunakan uji BNT dengan selang kepercayaan α=5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombucha salak suwaru memilki karakteristik yang lebih tinggi daripada kombucha teh hitam. Pemberian kombucha teh hitam, kombucha salak suwaru dan obat metformin memiliki efektivitas sebagai agen terapi dalam menurunkan kadar glukosa darah puasa secara berturut-turut yaitu 67,49%, 75,66%, dan 75,07%, mampu meningkatkan kadar superoksida dismutase dan penurunan kadar malanoldehid serta dapat memperbaiki profil lifid (high density lipoprotein, low density lipoprotein, total kolesterol, trigliselida) pada tikus wistar jantan diabetes melitus yang diinduksi STZ. Sedangkan hasil pengamatan pada hispatologi, untuk perlakuan dengan pemberian kombucha teh, kombucha salak suwaru dan pemberian metformin menunjukkan adanya perubahan yang lebih baik pada pulau langerhans dibandingkan kelompok diabetes dengan jumlah sel beta pankreas secara berturut-turut yaitu 59,6; 72,2; dan 77,3. Maka dari itu didapatkan kesimpulan bahwa pemberian kombucha teh hitam, kombucha salak suwaru dan metformin memilki kelebihan aktivitas yang berbeda-beda sebagai agen terapi diabetes melitus pada tikus wistar dengan induksi streptozotoc

    Application of red dragon fruit peel extract powder (hylocereus polyrhizus) as a natural dye in shrimp paste in sumbawa regency

    No full text
    Terasi udang di Kabupaten Sumbawa memiliki warna cokelat gelap yang kurang menarik. Oleh karena itu, perlu dilakukan inovasi pada pewarnaan terasi udang dengan pengaplikasian pewarna alami serbuk ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) untuk meningkatkan kualitas warna terasi udang di Kabupaten Sumbawa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengaplikasian serbuk ekstrak kulit buah naga merah (0%, 20%; 40%; 60%) terhadap warna terasi udang di Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor dan terdapat 4 perlakuan konsentrasi serbuk ekstrak kulit buah naga merah (0%, 20%, 40%, dan 60%). Data hasil penelitian dianalisis menggunakan software SPSS versi 27. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi serbuk ekstrak kulit buah naga merah meningkatkan nilai°Hue namun menurunkan intensitas warna terasi udang. Pada uji organoleptik pengaplikasian serbuk ekstrak ekstrak kulit buah naga merah berpengaruh nyata terhadap warna, aroma dan tekstur. Pada uji tingkat keasaman (pH) pengaplikasian serbuk ekstrak kulit buah naga merah berpengaruh nyata terhadap tingkat keasaman (pH) terasi udang. Hasil uji warna secara fisik diperoleh perlakuan terbaik yaitu perlakuan serbuk ekstrak kulit buah naga merah pada konsentrasi 40% dengan nilai °Hue 247,26. Hasil terbaik yang didapatkan pada penelitian ini dari uji organoleptik yaitu dengan pengaplikasian serbuk ekstrak kulit buah naga merah pada konsentrasi 60% yang menghasilkan terasi udang yang berwarna cokelat kemerahan, tekstur yang kompak, beraroma terasi udang yang tidak menyengat, dan tingkat keasaman (pH) 7,08.Shrimp paste in Sumbawa Regency has a less appealing dark brown color. Therefore, there is a need for innovation in coloring shrimp paste by applying natural colorant powder from red dragon fruit peel extract (Hylocereus polyrhizus) to enhance the color quality of shrimp paste in Sumbawa Regency. The purpose of this study was to determine the effect of the application of red dragon fruit peel extract powder (0%, 20%; 40%; 60%) on the color of shrimp paste in Sumbawa Regency. This study employs a Completely Randomized Design (CRD) with one factor, consisting of four concentrations of red dragon fruit peel extract powder (0%, 20%, 40%, and 60%). The research data were analyzed using SPSS version 27 software. The results indicate that an increase in the concentration of red dragon fruit peel extract powder enhances the °Hue value but reduces the color intensity of shrimp paste. In the organoleptik test, the application of red dragon fruit peel extract powder significantly affects the color, aroma, andaaAABA2texture. In the pH test, the application of red dragon fruit peel extract powder significantly influences the acidity level (pH) ofshrimp paste. The results of the physical color test obtained the best treatment, namely the treatment of red dragon fruit peel extract powder at a concentration of 40% with a °Hue value of 247.26. The best result obtained in this study from the organoleptic test is the application of red dragon fruit peel extract powder at a concentration of 60% which produces shrimp paste that is reddish brown in color, compact in texture, has a shrimp paste aroma that is not pungent, and an acidity level (pH) of 7.08

    PELATIHAN PEMBUATAN TEPUNG BIJI SORGUM PUTIH DENGAN PENAMBAHAN KONSENTRASI RAGI DI DESA BOAK KELURAHAN UNTER IWES KABUPATEN SUMBAWA

    No full text
    Sorghum is one of the cereal commodities that is quite well used in the manufacture of flour. In Indonesia, the utilization of sorghum seeds is still not maximally used. At this time, sorghum seeds are used as animal feed and boiled directly for consumption. The aim of manufacture of white sorghum seed flour with the addition of yeast in Boak  Village, Unter Iwes was to extend shelf life and facilitate its use. The provision of knowledge is done by providing socialization, discussion and practice. The results show that the community understood sorghum seeds as flour in the manufacture of food and processed with a good quality. Processing sorghum seeds with the addition of yeast is a way to extend the shelf life of sorghum and make it easier to  be processed into various food products

    Ulasan Ilmiah : Antosianin dan Manfaatnya untuk Kesehatan

    Get PDF
    Antosianin merupakan senyawa turunan polifenol yang keberadaannya sangat melimpah di alam dengan keanekaragaman dalam berbagai jenis tumbuhan. Antosianin merupakan kelompok pigmen larut air pada tanaman yang paling banyak ditemukan disamping klorofil. Senyawa ini adalah komponen alami yang terakumulasi pada vakuola dan  bertanggungjawab untuk warna merah, biru dan ungu pada buah, sayur, bunga dan tumbuhan lainnya. Antosianin disusun dari sebuah aglikon (antosianidin) yang teresterifikasi dengan satu atau lebih gugus gula (glikon). Terdapat sekitar 700 jenis antosianin yang telah diekstrak dari tanaman. Perbedaan utama dari berbagai jenis antosianin adala pada jumlah gugus hidroksil dan gugus gula yang terikat pada struktur molekul ataupun posisi dari ikatannya. Antosianin memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh diantaranya adalah sebagai antioksidan, pencegah penyakit kardiovaskular, meningkatkan daya penglihatan, anti diabetes, anti inflamasi dan anti kanker. Dalam proses pengolahannya, untuk mempertahankan kestabilan dan kandungan antosianin perlu memperhatikan beberapa karakteristiknya yakni antosianin rentan terhadap suhu tinggi, cahaya, lebih stabil pada pH rendah dan dapat dipertahankan kestabilannya dengan cara ko-pigmentasi
    corecore