47 research outputs found

    PENGEMBANGAN KEADABAN KEWARGANEGARAAN MELALUI FESTIVAL KRAKATAU

    Get PDF
    Partisipasi masyarakat di dalam kehidupan sehari-hari sangat dibutuhkan untuk membentuk kohesi sosial yang kuat antar warga. Mengikutsertakan individu dan masyarakat di dalam sebuah kegiatan kebudayaan dapat membentuk sikap dan keadaban kewarganegaraan yang kuat. Keterlibatan volunteer berpartisipasi di dalam Festival Krakatau ke-27 di Provinsi Lampung, Indonesia menunjukkan bahwa adanya kepedulian, keikhlasan, dan kerja sama yang dibangun di dalam masyarakat. Rumusan masalah penelitian mencakup: 1) Keterlibatan individu dan masyarakat di dalam penyelenggaraan Festival Krakatau; 2) Keterlibatan warga negara muda (volunteer) di dalam Festival Krakatau untuk pengembangan keadaban kewarganegaraan; 3) Festival Krakatau berkontribusi menjadi media dalam pengembangan keadaban kewarganegaraan. Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi dan menemukan bentuk keterlibatan warga negara di dalam kegiatan kemasyarakatan yang diikuti oleh warga negara muda dan dampak positif atas partisipasi yang dilakukan. Penelitian kualitatif dengan pendekatan ethnografi dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi dari responden yang terlibat langsung di dalam festival. Triangulasi dilakukan untuk mengolah data berdasarkan data hasil observasi, wawancara, dan teori. Hasil penelitian menemukan bahwa 1) festival mengaktifkan kerja sosial atau voluntary activities yang melibatkan orang-orang muda berpotensi dari berbagai latar belakang; 2) Festival Krakatau memunculkan digital volunteerism dengan melibatkan volunteer yang tidak hanya bekerja di lokasi kegiatan selama event berlangsung, tetapi juga bekerja secara daring untuk menjangkau ketersediaan informasi bagi digital citizen; 3) volunteer berdasarkan tingkat partisipasi dibagi menjadi: volunteer inspiratif; volunteer inisiatif; volunteer aktif; volunteer pasif; volunteer integratif.Partisipasi masyarakat di dalam kehidupan sehari-hari sangat dibutuhkan untuk membentuk kohesi sosial yang kuat antar warga. Mengikutsertakan individu dan masyarakat di dalam sebuah kegiatan kebudayaan dapat membentuk sikap dan keadaban kewarganegaraan yang kuat. Keterlibatan volunteer berpartisipasi di dalam Festival Krakatau ke-27 di Provinsi Lampung, Indonesia menunjukkan bahwa adanya kepedulian, keikhlasan, dan kerja sama yang dibangun di dalam masyarakat. Rumusan masalah penelitian mencakup: 1) Keterlibatan individu dan masyarakat di dalam penyelenggaraan Festival Krakatau; 2) Keterlibatan warga negara muda (volunteer) di dalam Festival Krakatau untuk pengembangan keadaban kewarganegaraan; 3) Festival Krakatau berkontribusi menjadi media dalam pengembangan keadaban kewarganegaraan. Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi dan menemukan bentuk keterlibatan warga negara di dalam kegiatan kemasyarakatan yang diikuti oleh warga negara muda dan dampak positif atas partisipasi yang dilakukan. Penelitian kualitatif dengan pendekatan ethnografi dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi dari responden yang terlibat langsung di dalam festival. Triangulasi dilakukan untuk mengolah data berdasarkan data hasil observasi, wawancara, dan teori. Hasil penelitian menemukan bahwa 1) festival mengaktifkan kerja sosial atau voluntary activities yang melibatkan orang-orang muda berpotensi dari berbagai latar belakang; 2) Festival Krakatau memunculkan digital volunteerism dengan melibatkan volunteer yang tidak hanya bekerja di lokasi kegiatan selama event berlangsung, tetapi juga bekerja secara daring untuk menjangkau ketersediaan informasi bagi digital citizen; 3) volunteer berdasarkan tingkat partisipasi dibagi menjadi: volunteer inspiratif; volunteer inisiatif; volunteer aktif; volunteer pasif; volunteer integratif.; Community participation in daily life is required to form strong social cohesion among citizens. Individuals and communities in a cultural activity can shape the attitude and civilization of strong citizenship. Volunteer involvement participated in the 27th Krakatau Festival in Lampung Province, Indonesia shows that there is concern, sincerity, and cooperation built in the community. The formulation of research problems includes: 1) Individual and community involvement in the Krakatau Festival; 2) Involvement of young citizens (volunteers) at the Krakatau Festival for the development of the civilization of citizenship; 3) The Krakatau Festival contributes to being a media in developing civilization of citizenship. The study aims to explore and discover the forms of citizen involvement in community activities that are followed by young citizens and the positive impact on participation undertaken. Qualitative research with an ethnographic approach was carried out to obtain data and information from respondents who were directly involved in the festival. Triangulation is done to process data based on data from observations, interviews, and theories. The results of the study found that 1) the festival activates social work or voluntary activities involving potential young people from various backgrounds; 2) The Krakatau Festival raises digital volunteerism by involving volunteers who not only work at the location of the activity during the event, but also work online to reach the availability of information for digital citizens; 3) volunteers based on participation level are divided into: inspirational volunteers; volunteer initiative; active volunteers; passive volunteer; integrative volunteer

    PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGOPTIMALISASIKAN PEMAHAMAN PERBEDAAN BUDAYA WARGA MASYARAKAT INDONESIA DALAM KAJIAN MANIFESTASI PLURALISME DI ERA GLOBALISASI

    Get PDF
    Pluralism in Indonesia is a wealth of experience to the citizens to be able to coexist in harmony. The main value of mutual respect and love between people is an important concern in Indonesia in the future to build a more cultured. Discourse of "global village" is a part of life's internalization structure that should be able to be adapted as a process of modern life in the era of globalization. Values ​​corresponding to the ideal conception of Indonesian culture can be developed that do not fade due process undertaken transnational citizens in generating diversity. Education, understanding, pluralistic, and democratic become an absolute key to contribute in teaching the people to live in harmony in unity and unity

    IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

    Get PDF
    Pendidikan sebagai upaya menyiapkan generasi penerus bangsa di masa yang akan datang, mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Pendidikan karakter merupakan aspek penting dalam mengembangkan ranah afektif, khususnya bagi generasi penerus bangsa. Muatan dalam, pendidikan karakter beraneka ragam berdasarkan materi dan standar isi kurikulum. Pendidikan karakter dapat diperkuat melalui proses pembelajaran, yang dalam hal ini melalui blended learning pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Kemandirian dan kedisiplinan mahasiswa di dalam blended learning berhubungan erat bagaimana mahasiswa membiasakan diri untuk terlibat aktif dan menjadi bagian dari penguatan karakter. Intensitas mahasiswa di dalam mengikuti aktivitas blended learning turut dipengaruhi oleh faktor kejujuran, tanggung jawab, kepedulian, dan komunikasi yang saling menghormati satu sama lain di dalam proses tatap muka secara daring

    Implementasi Blended Learning terhadap Penguatan Karakter Integritas Peserta Didik Kelas Tinggi pada Jenjang Sekolah Dasar

    Get PDF
    Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi blended learning terhadap penguatan karakter integitas. Artikel ini menggunakan pendekatan conceptualanalysis yang diuraikan secara kualitatif dengan peserta didik kelas tinggi pada jenjang sekolah dasar sebagai subjek penelitian. Berdasarkan hasil artikel diketahui bahwa penerapan blended learningdalam proses pembelajaran dapat menumbuhkan serta menguatkan karakter integrasi peserta didik dalam dirinya karena blended learning merupakan pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai student center dengan menumbuhkan sikap kemandirian, kecakapan, ketangguhan, ketepatan, kejujuran serta tanggung jawab peserta didik, yang mana sikap tersebut merupakan perwujudan dari nilai-nilai karakter integritas.Kata Kunci: Blended Learning, Pembelajaran, Pendidikan Karakter, Integritas

    Efektifitas pembelajaran PPKn dengan menggunaan LMS Google Classroom di masa pandemi Covid-19 terhadap hasil belajar Siswa

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan penggunaan LMS Google Classroom dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban pada mata pelajaran PPKn di MAN1 Lampung Barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan teknik survey. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket secara online diberikan kepada siswa kelas XII sebanyak 90 orang pada mata pelajaran PPKn semester ganjil 2020. Analisis data dari hasil angket menggunakan rata-rata skor skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan LMS google classroom mampu meningkatkan hasil belajar dengan efektif. Hasil uji t pre test dan post test menunjukkan perbedaan t tabel dengan t hitung sangat signifika

    PENGARUH KEGIATAN FORUM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FKIP UNILA (FORDIKA) TERHADAP PENGEMBANGAN CIVIC SKILL MAHASISWA

    Get PDF
    Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan melihat bagaimana pengaruh Kegiatan Forum Pendidikan Kewarganegaraan FKIP Unila (Fordika) terhadap pengembangan Civic Skill Mahasiswa PPKn FKIP Unila. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian yakni Mahasiswa Program Studi PPKn FKIP Universitas Lampung angkatan 2018-2020. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 67  responden dengan menggunakan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan teknik angket dan wawancara. Teknik analisis data pada penelitian ini yakni menggunakan uji regresi sederhana dengan bantuan SPSS versi 20.  Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara pengaruh Kegiatan Forum Pendidikan Kewarganegaraan FKIP Unila (Fordika) terhadap Pengembangan Civic Skill Mahasiswa PPKn FKIP Unila sebesar 50,2 % dengan indikator variabel independen (X) yaitu : Mengembangkan Soft Skill, Menumbuhkan sikap Profesional, dan mengembangkan Social skill. Kemudian dalam indikator variabel dependen (Y) yaitu : Keterampilan Intelektual (Intellectual Skill) dari Keterampilan Partisipasi (Participatory Skill). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kegiatan Fordika FKIP Unila berpengaruh positif sebesar 50,2 % terhadap Pengembangan Civic Skill Mahasiswa PPKn FKIP Unila. AbstractThe purpose of this research is to find out and see how the influence the activities of the Fordika FKIP Unila on the Civic Skill development of PPKn FKIP Unila students. The research method used in this study is a descriptive method with a quantitative approach. The research subject is the Student of the PPKn FKIP University of Lampung University Class of 2018-2020. The sample in this study amounted to 67 respondents using random sampling technique. Data collection techniques in the study used questionnaires and interviews. The data analysis technique in this study was using a simple regression test with the help of SPSS version 20. The results showed that there was an influence between the influence of the Fordika FKIP Unila (Fordika) on Civic Skill Development of PPKn FKIP Unila Students by 50.2% with independent variable indicators (X) namely: Developing Soft Skills, Growing Professional Attitudes, and Developing Social Skills. Then the dependent variable indicator (Y) is: Intellectual Skills from Participatory Skills. Thus, it can be concluded that the activities of Fordika FKIP Unila have a positive effect of 50.2% on the Civic Skill Development of FKIP Unila PPKn Students

    Pengelolaan kelas Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam meningkatkan disiplin belajar

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan menjelaskan bagaimana peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai pengelola kelas dalam meningkatkan disiplin belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.  Subjek dalam penelitian ini adalah guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) serta siswa dari kelas VIII. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis dilakukan dengan tiga alur tahap kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini dalam meningkatkan disiplin belajar siswa, guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai pengelola kelas melakukan upaya dengan mengatur kelas agar tertib, menerapkan peraturan tata tertib untuk disiplin dalam belajar dan memberikan sanksi kepada siswa yang tidak disiplin dalam belajar. Rekomendasi penelitian ini, bagi kepala sekolah sebagai pemimpin dan pembuat kebijakan diharapkan dapat meningkatkan profesionalitas kerja guru sehingga guru dapat melakukan perannya dengan baik ketika mengajar serta memperketat dan meningkatkan siswa dalam mematuhi peraturan mengenai kedisiplinan di sekolah. Bagi guru, diharapkan untuk selalu memperhatikan perilaku disiplin siswa terutama saat kegiatan belajar di dalam kelas. Bagi siswa, diharapkan untuk lebih meningkatkan perilaku disiplin dalam mematuhi peraturan yang ada di sekolah atau di dalam kelas saat belajar. Bagi peneliti selanjutnya, semoga penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan dan referensi serta dapat dikembangkan sebagai bahan penelitian selanjutnya

    MODEL DAN STRATEGI PENANAMAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI DI SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    Perkembangan zaman yang semakin modern, membawa pengaruh positif sekaligus negatif terhadap generasi muda Indonesia. Hal yang menjadi pusat perhatian saat ini, tentu mengarah kepada dampak negatif perkembangan zaman. Dampak yang dapat dilihat secara nyata di lapangan, seperti pergaulan bebas remaja, narkoba, dan tawuran antar pesertta didik. Sehingga, untuk meminimalisir dampak yang lebih besar lagi, upaya yang paling tepat terletak pada pendidikan. Dunia pendidikan, menjadi salah satu pondasi yang kuat untuk memfilter hal-hal yang diluar dari norma kehidupan yang ada di masyarakat Indonesia. Karena dengan pendidikan, peserta didik diajarkan mengenai nilai-nilai yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan di kehidupan. Artikel ini bertujuan untuk mengukuhkan bagaimana model dan strategi penanaman nilai-nilai anti dapat dilaksanakan di sekolah dasar. Metode yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Hasil dari artikel ini membahas mengenai pengertian korupsi, ciri-ciri korupsi, jenis-jenis korupsi, motif korupsi, pendidikan anti korupsi di tingkat sekolah, model penanaman nilai-nilai anti korupsi disekolah, dan strategi atau metode penanaman nilai-nilai anti korupsi di sekolah. Sementara, rekomendasi artikel ini dapat menyasar kepada pendidik dan peserta didik itu sendiri, pendidik sebagai fasilitator dan motivator sedangkan peserta didik sebagai penerima fasilitas dan motivasi

    Tabot Culture: Local Wisdom of the Bengkulu Community and Effort to Preserve it

    Get PDF
    This study aims to analyze and describe the values of local wisdom in the Tabot culture in the community, as well as efforts to preserve the values contained in the Tabot culture. This study uses a qualitative approach. Data collection techniques using interviews, observation, and documentation. The data analysis technique uses an interactive pattern of Miles and Huberman data. The results of this study indicate that the form of local wisdom of the Tabot culture consists of local wisdom in the form of musical instruments used in the Tabot ceremony, traditional clothing, and the local language used as well as food and drinks. While local wisdom is intangible in the form of values contained in the Tabot ceremony, including the prayer of salvation which contains the meaning to always remember Allah SWT, asking for the safety of the hereafter, and safety during the implementation of the Tabot ritual. Efforts to preserve Tabot culture are influenced by several inhibiting berdoas, including the lack of support from the local government, negative perceptions of non-Tabot communities towards Tabot culture, conflicts among Tabot family members, and the values contained in each Tabot ritual are less socialized. As for the supporting berdoas in general, there is sosial support from several parties, namely support from the descendants of the Tabot family, support from the community, and support from art studios in Bengkulu
    corecore