8 research outputs found

    Upaya Lembaga Pemasyarakatan dalam Menghadapi Over Kapasitas

    Get PDF
    Lembaga pemasyarakatan merupakan salah satu bagian dari tatanan peradilan pidana yang berfungsi sebagai tempat penyelenggara hukuman sekaligus sebagai tempat pembinaan bagi narapidana. Pemberian pembinaan tersebut tidak hanya untuk memyadarkan diri seorang narapidana atas kesalahan yang telah dilakukan tetapi juga dapat dikatakan sebagai pemberian pendidikan bagi narapidana yang berada di dalam lembaga permasyarakatan.Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah yuridis normatif penelitian dengan melakukan penelitian kepustakaan dan empiris penelitian yuridis dengan melakukan penelitian lapangan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Cikarang. Over kapasitas terjadi karena laju pertumbuhan penghuni lapas tidak sebanding dengan sarana hunian lapas. Prosentase input narapidana baru dengan out put narapidana sangat tidak seimbang, dengan perbandingan input narapidana baru jauh melebihi out put narapidana yang selesai menjalani masa pidana penjaranya dan keluar dari lapas. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah over kapasitas pada lembaga permasyarakatan adalah dengan melakukan pendekatan secara restorative justice Penegakan hukum melalui pendekatan restorative justice dalam praktik telah berjalan, tidak hanya terkait perkara pidana anak tetapi sudah termasuk perkara pidana konvensional. Hal ini menunjukkan banyaknya variasi yang dibangun berdasarkan kebutuhan dan interpretasi para pembuat kebijakan tentang restorative julstice. &nbsp

    TEKTONSKA GEOMORFOLOGIJA PODRUČJA KARANGSAMBUNG, SREDIŠNJA JAVA, INDONEZIJA

    Get PDF
    Karangsambung, located in Central Java, Indonesia has complex geological conditions of the tectonic evolution of Java Island due to the subduction process of the India-Australia plate with the Eurasian plate in the Cretaceous-Paleocene. The tectonic movements in the subduction zone have resulted in diverse geological structures and rock types and impact the morphological shape of the study area. The level of tectonic activity in the study area can be determined using a tectonic geomorphological approach. A digital elevation model and geographic information systems are used for geomorphic data processing. Geological data observations were also carried out in the form of river terraces. Seven geomorphic index parameters have been calculated to determine the youngest tectonic activity through the relative tectonic activity index (IAT) of the study area: the ratio of the valley floor width to the valley height, the drainage basin asymmetry, the river gradient-length index, the basin shape index, mountain front sinuosity, drainage density, and the hypsometric integral/hypsometric curve. The IAT score is divided into four classes which are class 1 (0%) very highly, class 2 (13%) highly, class 3 (56%) moderately, and class 4 (31%) low. The IAT shows that the research area is categorized as an active tectonic area so that the morphology formed is more influenced by tectonic activity than erosion. Geological data analysis on uplifted and deformed river terrace outcrops shows that the study area is affected by neotectonic activity.Područje Karangsambung na središnjoj Javi, u Indoneziji, ima složenu geološku građu kao posljedicu tektonske evolucije otoka Jave, prouzročenu subdukcijom indijsko-australske ploče ispod euroazijske tijekom krede i paleocena. Rezultat su različite geološke strukture i vrste stijena te njihov utjecaj na morfologiju terena. Iznos tektonske aktivnosti bilo je moguće odrediti tektonsko-geomorfološkim pristupom. Za geomorfičku obradbu podataka iskorišteni su digitalni model površine i geografski informacijski sustav. Uz to, geološki podatci također su uporabljeni za oblikovanje riječnih terasa. Izdvojeno je sedam geomorfičkih indeksa, kojima je izračunana najmlađa tektonska aktivnost. Za to je iskorišten indeks relativne tektonske aktivnosti područja. On se sastoji od omjera širine dna i visina doline, asimetrije drenažnoga bazena, indeksa gradijenta dužine rijeke, indeksa oblika bazena, sinusoidnosti čela planine, gustoće drenaže i hipsometrijskoga integrala, tj. krivulje. Indeks tektonske aktivnosti podijeljen je u četiri klase: klasu 1 (0%) koja označava vrlo jaku aktivnost, klasu 2 (13%) jaku, klasu 3 (56%) umjerenu i klasu 4 (31%) nisku aktivnost. Indeks je pokazao kako je istraživano područje moguće kategorizirati kao tektonski aktivno, gdje je oblikovana morfologija posljedica uglavnom tektonike, a ne erozije. Analiza geoloških podataka na izdignutim i deformiranim izdancima riječnih terasa pokazala je utjecaj neotektonike

    Identifikasi Pencemaran Airtanah Bebas Menggunakan Geolistrik di Lokasi Sekitar Industri Penyamakan Kulit

    Get PDF
    Identifikasi pencemaran airtanah pada limbah cair penyamakan kulit dapat dilakukan dengan metode geolistrik karena limbah cair industri penyamakan kulit mengandung unsur logam berat krom yang berpengaruh terhadap nilai Daya Hantar Listrik (DHL) dan nilai tahanan jenis airtanah. Penelitian ini dilakukan di sebagian Desa Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah 1) memetakan pencemaran airtanah oleh limbah cair industri penyamakan kulit berdasarkan persebaran nilai DHL dan 2) mengidentifikasi pencemaran airtanah oleh limbah cair di sekitar kawasan industri penyamakan kulit berdasarkan nilai tahanan jenis. Metode penelitian ini menggunakan pengukuran tinggi muka airtanah dan DHL sebanyak 36 titik sumur, pendugaan geolistrik metode Electrical Resistivity Tomography (ERT) sebanyak 3 lintasan dengan kedalaman sebesar 11,8 m-15,9m serta uji kandungan krom pada air limbah cair dan airtanah sebanyak 10 sampel air. Uji kandungan krom pada air limbah cair dan airtanah digunakan sebagai validasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi pencemaran airtanah bebas di sekitar kawasan industri penyamakan kulit dan disekitar saluran drainase yang tidak kedap air. Hal ini dikarenakan nilai DHL airtanah sebesar >900 µmhos/cm, nilai tahanan jenis airtanah  0,05mg/L. Pencemaran airtana di titik geolistrik 1 (G1) teridentifikasi pada kedalaman 5 meter dengan nilai tahanan jenis antara 3,30-9,16 Ωmeter. Hal ini dikonfirmasi dengan nilai DHL pada sumur terdekat G1 memiliki nilai DHL sebesar 1613 µmhos/cm. Pada titik geolistrik 2 (G2), pencemaran airtanah teridentifikasi pada kedalaman 7 meter dengan nilai tahanan jenis 3,05-7,81 Ωmeter. Nilai DHL sumur terdekat dengan titik G2 adalah sebesar 1516 µmhos/cm. Selanjutnya di titik geolistrik 3 (G3), pencemaran airtanah teridentifikasi pada kedalaman 3,73 meter dengan nilai tahanan jenis 1,33-8,61 Ωmeter dengan nilai DHL sumur terdekat 1144 µmhos/cm. Identification of groundwater contamination in leather tanning liquid waste can be carried out by using the geoelectric method because the tannery industrial liquid waste contains heavy metal elements chromium which affect the value of electrical conductivity (DHL) and the value of groundwater resistivity. This research was conducted in a part of Sitimulyo Village, Piyungan, Bantul. Therefore, the objectives of this study are 1) to map the groundwater pollution by the tannery industrial liquid waste based on the distribution of the value of DHL and 2) to identify groundwater contamination by liquid waste around the tannery industrial area based on the resistivity value. This research method uses groundwater level measurements and DHL as many as 36 well points, geoelectric estimation of the Electrical Resistivity Tomography (ERT) method for 3 passes with a depth of 11.8 m-15.9m and a test of the chromium content in liquid wastewater and groundwater as much as 10 water sample. The chromium content test in wastewater and groundwater was used as data validation. The results showed that there has been contamination of unconfined groundwater around the tannery industrial area and around non-waterproof drainage channels. This is because the groundwater DHL value is> 500 µmhos / cm, the groundwater resistivity value is 0.05mg / L. Water pollution at geoelectric point 1 (G1) was identified at a depth of 5 meters with a resistivity value between 3.30-9.16 Ωmeter. This is confirmed by the DHL value of the nearest well G1 which has a DHL value of 1613 µmhos / cm. At geoelectric point 2 (G2), groundwater contamination is identified at a depth of 7 meters with a resistivity value of 3.05-7.81 Ωmeter. The DHL value of the well closest to point G2 is 1516 µmhos / cm. Furthermore, at geoelectric point 3 (G3), groundwater contamination was identified at a depth of 3.73 meters with a resistivity value of 1.33-8.61 Ωmeter with the nearest well's DHL value of 1144 µmhos / cm. 

    THE GREAT SUMATRAN FAULT DEPRESSION AT WEST LAMPUNG DISTRICT, SUMATRA, INDONESIA AS GEOMORPHOSITE FOR GEOHAZARD TOURISM

    Get PDF
    Two approaches can be taken to understand geotourism, namely the geological approach and the geographical approach. This approach will lead to the creation of new geotourism products, initiatives, and experiences, one of which is geohazard tourism involving faults and earthquakes. To identify geomorphosites, the researchers examined rocks, outcrops, and geomorphology. Then various thematic maps are created using mapping software and other drawing applications to simplify textual material and aid synthesis. A synthesis of all that is then carried out to reconstruct the geological and geomorphological history of the study area. Furthermore, the West Lampung geomorphosite candidate was compared to the worldwide fault and earthquake geomorphosite theme. The Great Sumatran Fault depression landscape can be found in Balak Pekon, Batubrak Regency, and Pekon Padang Dalom, Balik Bukit District, West Lampung Regency. This depression is caused by both endogenous and exogenous factors. The endogenous activity takes the form of sediment from volcanism and fault movement, whereas exogenous activity takes the form of river water erosion. The valley's sediments are ignimbrite tuffs/sandy tuffs that form a cliff morphology with a height of + 75 meters and a trend of Southeast-Northwest. In the case of geotourism, initiatives have grown over time around two complementary approaches (geological and geographic) and the result is a geomorphosite in the geohazard area. One of the areas is the Sumatran Great Fault depression geomorphosite, this area was formed due to the movement of the Sumatran fault which caused the 1908, 1933, and 1994 earthquakes. Situations like these can be used as opportunities to enhance learning about the relationships between people, land use, natural processes, and large-scale events by providing real-life examples, this can be packaged into the form of geohazard tourism

    Peranan UAV dalam Perencanaan Bangunan pada Kawasan Ancaman Longsor Tinggi di Kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong Bagian Utara

    Get PDF
    Kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong, Jawa Tengah merupakan Kawasan dengan fungsi edukasi, konservasi, wisata serta pemberdayaan masyarakat menuju pembangunan berkelanjutan. Dalam pemerataan pembangunan terutama sektor-sektor penting sangat diperlukan. Ancaman longsor pada bagian utara Kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong, terutama Kecamatan Sadang memiliki kriteria ancaman tinggi hingga sedang, dan hanya sedikit yang memiliki kriteria rendah. Hal ini menjadi masalah dalam pembangunan apabila tidak dilakukan pemetaan secara detail. Teknologi akuisisi data menggunakan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) dapat digunakan untuk melakukan pemetaan secara cepat dan detail dengan biaya lebih terjangkau. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kelayakan lokasi yang dimiliki pemerintah daerah terkait sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan bangunan strategis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan analisis spasial dan pengukuran lapangan. Pemotretan udara dilakukan dengan resolusi spasial antara 2-3cm cm dengan ketinggian jelajah UAV antara 100 – 120 m di atas permukaan tanah. Berdasarkan hasil pemotretan udara didapat data model spasial dan bangunan fisik berupa kantor masih dapat direncanakan pada lokasi lain. Kata Kunci: UAV, longsor, spasial, model, Geopark Karangsambung-Karangbolong

    Konservasi Kawasan Geosite Berbasis Ketahanan Lingkungan dan Kelembagaan

    Get PDF
    Keanekaragaman warisan geologi, hayati, dan keragaman budaya Kabupaten Kebumen menjadi dasar penetapan wilayah ini menjadi salah satu geopark nasional. Delineasi Kawasan Geopark Nasional Karangsambung Karangbolong meliputi Kawasan Karangsambung, Kawasan Sempor, dan Kawasan Karst Gombong Selatan. Penelitian ini menggunakan metode observasi ketahanan lingkungan dan kelembagaan secara deskriptif kualitatif di sekitar kawasan geosite. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan geosite yang berada bersebelahan dengan DAS Luk Ulo menunjukkan kerentanan lingkungan yang signifikan. Aktivitas penambangan berdampak sistemik terhadap konservasi geosite dan kerusakan ekosistem, terutama kelestarian sumberdaya air. Pembatasan aktivitas eksploitasi penambangan di sekitar kawasan geosite membutuhkan peran aktif kelembagaan, khususnya Pokdarwis. Kelembagaan yang kondusif perlu melakukan pengembangan geopark berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip-prinsip konservasi, edukasi, dan pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat secara berkelanjutan yang bersinergi dengan pihak-pihak terkait Penguatan konsep pengembangan kawasan geopark terhadap Pokdarwis dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip konservasi lingkungan dan edukasi perlindungan warisan geologi (geoheritage) menjadi mutlak diperlukan. Kata Kunci : geopark, geosite, lingkungan, konservasi, kelembagaan

    USULAN PERENCANAAN PRODUKSI (AGREGATDISAGREGAT ) UNTUK MENGANTISIPASI FLUKTUASI PERMINTAAN DAN MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI (Studi kasus. PT. Cerah Garmindo Mandiri Perkasa Tekstil Semarang)

    Get PDF
    ABSTRAKSI Salah satu fungsi yang penting dalam mendukung usaha untuk mencapai tujuan perusahaan adalah perencanaan dan pengendalian produksi. Apabila tujuan dan rencana telah dapat dicapai maka perusahaan mencapai kondisi ideal dalam bentuk minimisasi biaya produksi,harga jual yang rendah dan bersaing. PT. Cerah Garmindo Mandiri Perkasa merupakan perusahaan manufaktur yang ingin meningkatkan daya saing dan memperluas pangsa pasar dengan melakukan produksi dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan permintaan konsumen tetapi permintaan konsumen yang berfluktuatif menyebabkan timbulnya banyaknya stock bahan jadi yang tidak terjual ,maka dari itu diperlukan adanya perencanaan produksi yang tepat untuk mengantisipasi permasalahan. Metode agregat-disagregat salah satu metode perencanaan produksi yang dapat menyusun suatu Jadwal Induk Produksi (JIP) agar dapat memenuhi kebutuhan permintaan pada waktu yang tepat dengan menggunakan sumber-sumber atau alternatif produksi yang tersedia dengan biaya paling minimum untuk keseluruhan jenis produk. Hasil dari penggunaan metode agregat-disagregat ini diharapkan perusahaan mampu mengantisipasi adanya fluktuasi permintaan dengan menghasilkan suatu prediksi tentang ramalan permintaan untuk periode mendatang yang baik dan mampu dipenuhi oleh kapasitas produksi yang dimiliki perusahaa

    USULAN PERENCANAAN PRODUKSI (AGREGAT-DISAGREGAT ) UNTUK MENGANTISIPASI FLUKTUASI PERMINTAAN DAN MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI (Studi kasus. PT. Cerah Garmindo Mandiri Perkasa Tekstil Semarang)

    Get PDF
    Salah satu fungsi yang penting dalam mendukung usaha untuk mencapai tujuan perusahaan adalah perencanaan dan pengendalian produksi. Apabila tujuan dan rencana telah dapat dicapai maka perusahaan mencapai kondisi ideal dalam bentuk minimisasi biaya produksi,harga jual yang rendah dan bersaing. PT. Cerah Garmindo Mandiri Perkasa merupakan perusahaan manufaktur yang ingin meningkatkan daya saing dan memperluas pangsa pasar dengan melakukan produksi dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan permintaan konsumen tetapi permintaan konsumen yang berfluktuatif menyebabkan timbulnya banyaknya stock bahan jadi yang tidak terjual ,maka dari itu diperlukan adanya perencanaan produksi yang tepat untuk mengantisipasi permasalahan. Metode agregat-disagregat salah satu metode perencanaan produksi yang dapat menyusun suatu Jadwal Induk Produksi (JIP) agar dapat memenuhi kebutuhan permintaan pada waktu yang tepat dengan menggunakan sumber-sumber atau alternatif produksi yang tersedia dengan biaya paling minimum untuk keseluruhan jenis produk. Hasil dari penggunaan metode agregat-disagregat ini diharapkan perusahaan mampu mengantisipasi adanya fluktuasi permintaan dengan menghasilkan suatu prediksi tentang ramalan permintaan untuk periode mendatang yang baik dan mampu dipenuhi oleh kapasitas produksi yang dimiliki perusahaa
    corecore