11,723 research outputs found
Quality Evaluation of Bioplastic from Glutinous Rice Starch Reinforced with Bamboo Leaf Powder
Plastics are widely used in various aspects of life due to their variety of superior properties. However, they contribute a negative impact on the environment, which leads to the search for an alternative solution such as the production of bioplastics as biodegradable plastics. Therefore, this study aims to evaluate the psycho-mechanic quality of bioplastic from glutinous rice starch reinforced with bamboo leaf powder. The bioplastic synthesis process was carried out using 0, 1, 3, 5, and 7% (w/w) variations of bamboo leaf powder on glutinous rice starch, respectively. The results showed that the best bioplastic composition was the addition of 3% (w/w) bamboo leaf powder to glutinous rice starch. This indicated that the addition of bamboo leaf powder in bioplastics can enhance the thickness, hardness, and tensile strength significantly. Meanwhile, the value of density, water vapor transmission rate, and elongation showed a slight increase, and the bioplastic also degraded more than 70% for 7 days
Perubahan Agama Budha Jawi Wisnu ke Agama Hindu di Mojokerto 1952-1967
Awalnya, masyarakat di Mojokerto memiliki agama Budha Jawi Wisnu.Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan masuk dan berkembangnya Agama Buddha Jawi Wisnu di Kabupaten Mojokerto, mendeskripsikan alasan Buddha Jawi Wisnu dibubarkan oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto, serta mendeskripsikan respon penganut Buddha Jawi Wisnu terhadap pembubaran Buddha Jawi Wisnu di Kabupaten Mojokerto terhadap para pengikut.Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Agama Buddha Jawi Wisnu masuk di Kabupaten Mojokerto pada tahun 1952. Agama Buddha Jawi Wisnu di Kabupaten Mojokerto mulai dikenalkan oleh orang bernama Suyadi yang memiliki keinginan untuk mencari agama yang asli dan ingin mengetahui agama bangsa Indonesia terutama di Pulau Jawa.Terkait demikian, Suyadi adalah pelopor Buddha Jawi Wisnu di Kabupaten Mojokerto; 2) Buddha Jawi Wisnu dibubarkan oleh pemerintah Kabupaten Mojokerto karena dianggap sesat.Hal ini dikarenakan terdapat aturan atau ketentuan bahwa resi harus menikah dengan yang memiliki keturunan resi.Hal ini dilakukan secara berkali-kali sehingga resi terkadang memiliki istri lebih dari satu.Setelah mengetahui tentang hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Mojokerto memberikan peringatan terkait dengan pembubaran Buddha Jawi Wisnu. Selain itu, alasan dibubarkannya Buddha Jawi Wisnu oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto karena diduga memiliki keterkaitan dengan orang-orang komunis dan dianggap melanggar aturan atau norma yang ada; serta 3) Respon penganut Buddha Jawi Wisnu pada pembubaran Buddha Jawi Wisnu di Kabupaten Mojokerto adalah awalnya kecewa karena tidak ada kejelasan mengenai alasan Buddha Jawi Wisnu dibubarkan. Para pengikut menganggap bahwa selama ini, Buddha Jawi Wisnu tidak pernah melakukan pemberontakan dan kesalahan-kesalahan.Kata Kunci: Agama, Budha Jawi Wisnu, Respon
ETLINGERA COMOSA, A NEW SPECIES (ZINGIBERACEAE: ALPINIOIDEAE) FROM CENTRAL SULAWESI
ARDIYANI, M., ARDI, W. H., HUTABARAT, P. W. K. & POULSEN, A. D. 2021. Etlingera comosa, a new species (Zingiberaceae: Alpinioidea) from Central Sulawesi. Reinwardtia 20(2): 63β68. β Etlingera comosa Ardiyani & Ardi, a new and unusual species from Tentena, Central Sulawesi exhibiting terrestrial as well as epiphytic habit is described here. It is compared to the morphologically closest Etlingera sublimata A.D.Poulsen, but differs in having tufted sheath, bilobed and asymmetric ligule, loose peduncular bracts, densely pubescent fertile bracts and longer filament. Colour plates, notes on its conservation status and DNA barcode data for the new species are also provided
A NEW SPECIES OF BEGONIA (BEGONIACEAE) FROM MANUSELA NATIONAL PARK, SERAM
ARDHAKA, I. M., ARDI, W. H., UNDAHARTA, N. K. E. & TIRTA, I. G. 2016. A new species Begonia from Manusela National Park, Seram. Reinwardtia 15(1): 61 β 64. β A new species of Begonia, B. manuselaensis Ardhaka & Ardi, is described from Seram, Maluku province, Indonesia. The species is endemic to Seram and belongs to Begonia section Petermannia
Penerapan Model Pembelajaran Kooperative Tipe Team Quiz dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa
The objective of this research is to improve the activeness in Personnel Administration subject matter of the students in Grade XI-4 of Office Administration Program of State Vocational High School 1 of Karanganyar through the use of the Cooperative Learning of the team quiz type.This research used the classroom action research with two cycles. Each cycleconsisted of four phases, namely: planning, implementation, observation, and reflection. The subjects of research were the students in Grade XI-4 of Office Administration Program of State Vocational High School 1 of Karanganyar. The data sources of research were a teacher, students, and documents. The data were collected through in-depth interview, observation, documentation, and test. They were validated by using the data triangulation and the method triangulation. The data were analyzed by using the descriptive comparative technique of analysis. The procedures of research include planning, implementation, observation, and reflection.The result of research shows that the application of the cooperative learning model of the team quiz type can improve the students' activeness in Personnel Administration subject matter. Their activeness improves up to 44.22%. Prior to the treatment, their activeness is 31.89%. Following the treatment, it becomes 53.83% in Cycle I and 31.89% in Cycle II respectively.Thus, a conclusion is drawn that the application of the cooperative learning model of the team quiz type improves the student's learning activeness of the students in Grade XI-4 of Office Administration Program of State Vocational High School 1 of Karanganyar
Kajian Perkembangan Karakteristik Akivitas Perdagangan di Koridor Kauman Kota Semarang
Kampung Kauman sebagai salah satu kampung kota yang memiliki sejarah di kota Semarang telah mengalami perkembangan yang pesat, hal ini dapat dilihat dari adanya jumlah bangunan fisik yang menyebabkan adanya suatu pola ruang dan aktivitas yang ditimbulkan, seperti pada kawasan Kampung Kauman yang sebagian besar tumbuh dalam suatu kawasan ditengah kota yang menimbulkan berbagai aktivitas didalamnya. Aktivitas yang timbul pun sangat beragam, salah satunya adalah aktivitas perdagangan. Layaknya di kampung Pecinan, di Kampung Kauman terdapat pula beberapa jenis aktivitas perdagangan yang sudah ada sejak lama, keadaan ini diperjelas dengan adanya jenis aktivitas perdagangan yang merupakan kegiatan USAha keluarga yang sudah menjadi turun temurun sejak lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali, mengumpulkan serta mengidentifikasi permasalahan yang ada serta merumuskan permasalahan tersebut untuk memperoleh solusi yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Ruang Pedestrian pada Lahan Privat Kawasan Kampung Kauman. Hasil analisis yang telah dilakukan terhadap 3 variabel yang meliputi variabel perkembangan kampung Kauman sebagai embrio kota Semarang, variabel karakteristik kawasan secara fisik, menggunakan beberapa analisis dalam teori perancangan kota, dan variabel non fisik yang meliputi karakteristik aktivitas masyarakat koridor Kauman secara khusus dan kawasan kampung Kauman secara umum dan kampung Kauman sebagai kampung Islam di kota Semarang. Dalam proses analsis yang dilakukan penulis menemukan beberapa karakteristik seperti perkembangan kampung Kauman merupakan embrio dan cikal bakal kota Semarang dan perkembangan aktivitas perdagangannya masih turun temurun dari keluarga. Karakteristik fisik dan non fisik kawasan ditentukan dengan adanya Masjid Agung Kauman sebagai poros maupun pusat dari keteraturan bangunan dan aktivitas masyarakat Kauman. Karakteristik lain dari kampung Kauman adalah sebagai kampung santri atau kampung Islam dengan budaya perkembangan dan penyebaran agama Islam yang masih begitu kental didalamnya serta didukung oleh beberapa karakteristik fisik dan non fisik yang berhubungan erat dengan agama Islam yang ada di kampung Kauman kota Semarang
Jumlah Transisi Pada Ciri Transisi Dalam Pengenalan Pola Tulisan Tangan Aksara Jawa Nglegeno Dengan Multiclass Support Vector Machines
Feature extraction is one of the most improtant step on characters recognition system. Transition features is one from many features used on characters recognition system. This paper report a research on handwritten basic Jawanesse characters recognition system to found the proper numbers of transitions used on transition features. To recognize the characters,the Multiclass Support Vector Machines were used. The Directed Acyclic Graph (DAG) SVM were used for multiclass classification strategy and to map each input vector to a higher dimention space, the Gaussian Radial Basis Function (RBF) kernel with parameter 1were used. It can be shown, for basicJawanesse characters recognition system, the optimal numbers of transitions used for transition features is 4 (a half of maximum numbers of transition on all patterns)
Faktor-faktor Pembentuk Loyalitas Merek Pada Pengguna Ponsel Smartfren
: Factors Affecting Brand Loyalty among Smartfren Customers. The purpose of this study was to analyze the effect of the dimensions of customer value and brand identification on brand loyalty and customer satisfaction as a mediating variable. A purposive sampling technique was adopted to collect 175 Smartfren customers. The results showed that: (1) the functional value has positive effect on customer satisfaction, (2) the emotional value has no effect on customer satisfaction, (3) social values has no effect on customer satisfaction, (4) brand identification has positive impact on customer satisfaction, (5) functional value has no effect on brand loyalty, (6) the emotional value has no effect on brand loyalty, (7) social value has positive effect on brand loyalty, (8) brand identification has no effect on brand loyalty, (9) customer satisfaction has positive effect on loyalty brand, (10) the functional value, emotional value, social value and brand identification simultaneous have no effect on brand loyalty with customer satisfaction as a mediating variable
PENGARUH WING PITCH RATIO DAN WING WIDTH RATIO TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS DAN FAKTOR GESEKAN PADA PENUKAR KALOR PIPA KONSENTRIK DENGAN DOUBLE SIDED DELTA WING TAPE INSERT SUSUNAN BACKWARD WING
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh wing pitch ratio (P/W) dan wing
width ratio (w/W) terhadap karakteristik perpindahan panas dan faktor gesekan pada
penukar kalor pipa konsentrik dengan double sided delta wing tape insert susunan
backward wing (T-W with B-Wing). Pada penelitian ini, P/W divariasi sebesar 1,18; 1,42;
dan 1,65, sedangkan w/W divariasi sebesar 0,31; 0,47; dan 0,63. Double sided delta wing
tape insert adalah modifikasi dari longitudinal tape insert (L-T) dengan penambahan delta
wings di kedua sisi tape secara selang-seling sebagai vortex generators untuk
meningkatkan koefisien perpindahan panas konveksi. Sebagai perbandingan, pada
penelitian ini juga diuji penukar kalor tanpa sisipan (plain tube) dan dengan penambahan
sisipan L-T. Fluida kerja di pipa dalam adalah air panas dan di annulus adalah air dingin,
dengan arah aliran berlawanan arah.Pengujian dilakukan pada bilangan Reynolds (Re)
5300-14.500. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunakan sisipan T-W with B-
Wing, meningkatkan bilangan Nusselt (Nu), faktor gesekan (f) dan unjuk kerja termal ()
dibandingkan dengan penggunaan L-T. Karakteristik perpindahan panas, faktor gesekan
dan unjuk kerja termal penukar kalor dengan penggunaan sisipan T-W with B-Wing
meningkat dengan penurunan nilai P/W dan kenaikan nilai w/W. Penukar kalor dengan
penambahan sisipan T-W with B-Wing dengan nilai P/W = 1,18 dan nilai w/W = 0,63
menghasilkan bilangan Nusselt, penurunan tekanan, faktor gesekan, effektivenes dan unjuk
kerja termal tertinggi. Bilangan Nusselt rata-rata pipa dalam (Nu
i
) dengan penambahan L-
T dan T-W with B-Wing dengan P/W = 1,18; 1,42; dan 1,65 berturut-turut meningkat
dalam kisaran 12% - 21%; 132% - 149%; 105% - 135%; dan 84% - 104% dibandingkan
dengan plain tube. Bilangan Nusselt rata-rata pipa dalam (Nu
i
) dengan penambahan L-T
dan T-W with B-Wing dengan w/W = 0,31; 0,47; dan 0,63 berturut-turut meningkat dalam
kisaran 12% - 21%; 73% - 96%; 106% - 140%; dan 132% - 149% dibandingkan dengan
plain tube. Faktor gesekan rata-rata pipa dalam dengan penambahan sisipan L-T dan T-W
with B-Wing dengan P/W = 1,18; 1,42; dan 1,65 berturut-turut meningkat 2,39; 9,58; 7,18;
dan 5,59 kali lebih besar dibandingkan faktor gesekan plain tube. Faktor gesekan rata-rata
di pipa dalam dengan penambahan sisipan L-T dan T-W with B-Wing dengan w/W = 0,31;
0,47; dan 0,63 berturut-turut meningkat 2,39; 6,83; 8,34; dan 9,58 kali lebih besar
dibandingkan faktor gesekan plain tube. Unjuk kerja termal penukar kalor dengan
penambahan sisipan LT dan T-W with B-Wing dengan P/W = 1,18; 1,42; dan 1,65
berturut-turut dalam kisaran 0.66-0.86, 0.88-1.11, 0.85-0.95, dan 0.80-0.88. Unjuk kerja
termal penukar kalor dengan penambahan sisipan T-W with B-Wing dengan w/W = 0,31;
0,47; dan 0,63 berturut-turut dalam kisaran 0.75-0.90, 0.82-0.97, dan 0.88-1.11
Kata kunci : backward wing, bilangan Nusselt, delta wing, wing pitch ratio, wing width
rati
- β¦